Anda di halaman 1dari 35

Prepared by:

Muhammad Adib LAH


Badiuzzaman Abd. Kadir
 Radang sebagian/seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachius, antrum mastoid,
dan sel-sel mastoid.
 Terbagi atas otitis media supuratif dan
non-supuratif, (akut dan kronis).
 Pada anak-anak sering kali disertai
dengan infeksi pada saluran pernapasan
atas.
 Telinga bagian luar
• Aurikula (daun telinga)
 Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke
dalam telinga.
• Meatus akustikus eksterna (liang telinga)
 Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani
(terdiri tulang rawan & keras, saluran ini mengandung
rambut, kelenjar sebasea & kelenjar keringat, khususnya
menghasilkan sekret-sekret berbentuk serum).
• Membran timpani.
 Selaput gendang telinga batas antara telinga luar & telinga
tengah.
 Telinga bagian tengah
• Kavum timpani
 Rongga didalam tulang temporalis terdapat 3 buah
tulang pendengaran (maleus, inkus dan stapes).
• Antrum timpani
 Rongga tidak teratur terletak di bawah samping dari
kavum timpani.
• Tuba auditiva eustaki
 Saluran tulang rawan yang berjalan miring ke bawah
agak kedepan.
 Telinga bagian dalam
• Labirin osseus
 Serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan
(perilimfe).
 Vestibulum.
 Koklea
 Kanalis semi sirkuler.
• Labirintus membranosus
 Utrikulus.
 Sakulus.
 Duktus semi sirkularis.
 Kumanpenyebab utama: bakteri
piogenik
• Streptokokkus hemolitikus, Stafilokokus aureus,
Penumokokkus.
 Haemolitikus influenza, Escherichia colli,
Streptokokus anhemolitikus, Proteus
vulgaris dan Pseudomonas aurugenosa.
 Anak2: ISPA meningkatkan resiko OMA
 Bayi: tuba eustachia pendek dan lebar,
letak agak horizontal

 Penyebab utama OM: sumbatan pada


tuba eustachia → mukosa silia terganggu
→ pertahanan tubuh daripada invasi
kuman ↓

 Cairan yang masuk ke rongga telinga


Tekanan tinggi-
Infeksi saluran napas
perforasi

Invasi bakteri pada


tuba eustachia Nyeri timbul

Gangguan
Pembengkakan, - pendengaran- 24/40
tersumbat dB

Terbentuk nanah dan


Sel-sel darah putih lendir2 di belakang
gendang telinga
 Stadium oklusi
 Stadium hiperemis
 Stadium supurasi
 Stadium perforasi
 Stadium resolusi
1. Stadium oklusi
 Tanda adanya oklusi tuba Eustachius:
• Gambaran retraksi membrane timpani
• Kadang-kadang membrane timpani tampak
normal/berwarna keruh pucat.
• Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat
dideteksi.
• Sulit dibedakan dengan otitis media serosa
yang disebabkan oleh virus dan alergi.
2. Stadium Hiperemis (pre-supurasi)
 Pembuluh darah yang melebar di
membrane timpani atau
 Seluruh membrane timpani tampak
hiperemis serta edem.
 Sekret bersifat eksudat yang serosa -
sukar terlihat.
3. Stadium supurasi
 Bulging:
• Edema hebat pada mukosa telinga tengah
• hancurnya sel epitel superficial
• Terbentuk eksudat yang purulen di kavum timpani
 KU pasien – tampak sakit, nadi dan suhu
meningkat, serta rasa nyeri di telinga
bertambah hebat.
 Tekanan di kavum timpani masih tinggi -
terjadi iskemia,
• akibat tekanan-tekanan pada kapiler-kapiler
• tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis
mukosa dan submukosa.
• Nekrosis: terlihat sebagai daerah yang lebih lembek
dan berwarna kekuningan - ruptur
 Tanpamiringotomi: ruptur, keluar nanah
 Dengan miringotomi: luka insisi menutup
kembali
4. Stadium perforasi
 Sebab:
• terlambatnya pemberian antibiotika
• virulensi kuman yang tinggi,
 Rupture membrane timpani dan nanah
keluar mengalir dari telinga tengah ke
liang telinga luar.
 Anak yang tadinya gelisah sekarang
menjadi tenang, suhu badan turun dan
anak dapat tertidur nyenyak.
5. Stadium resolusi
 Bila MT tetap utuh - maka perlahan-lahan
akan normal kembali.
 Bila MT perforasi - maka sekret akan
berkurang dan akhirnya kering.
 Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi
kuman rendah - resolusi dapat terjadi tanpa
pengobatan.
 OMA →OMSK bila perforasi menetap
dengan secret yang keluar terus-menerus
atau hilang timbul.
 OMA dapat menimbulkan gejala sisa
(sequele) berupa otitis media serosa bila
secret menetap di kavum timpani tanpa
terjadinya perforasi.
 Panduan 2004 dari American Academy of
Pediatrics dan American Academy of
Family Physicians:
• Menspesifikasikan 3 kriteria yang harus ada
pada OMA:
 riwayat tanda-tanda gejala onset yang akut dan
simptom-simptom
 adanya efusi telinga tengah
 tanda-tanda dan simptom-simptom radang telinga
tengah.
 Keluhan utama pada anak:
• rasa nyeri di dalam telinga
• suhu tubuh tinggi
• riwayat batuk pilek sebelumnya.
 Keluhan tambahan:
• Gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit waktu tidur,
diare, kejang-kejang, dan kadang-kadang anak
memegang telinga yang sakit.
 Bulging (tonjolan/mengembungnya)
membrana timpani.
 Terhad atau terbatas atau tidak adanya
gerakan membrana timpani.
 Adanya bayangan cairan di belakang
membrana timpani
 Ottorheae (cairan yang keluar dari
telinga)
 Eritema atau kemerahan yang jelas pada
membrana timpani atau
 Otalgia (nyeri telinga) yang jelas yang
menyebabkan gangguan aktivitas normal
atau aktivitas tidur.
Stadium oklusi
 Untuk membuka kembali tuba eustachius

Anak <12 thn


 Obat tetes hidung HCl efedrin 0,5%
dalam larutan fisiologik

Anak yang berumur >12 thn atau dewasa


 HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik

 antibiotik
Stadium presupurasi
 Antibiotik
• penisilin atau eritromisin
• Resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan
asam klavunalat atau sefalosporin
• Terapi awal diberikan penisilin IM
• Minimal selama 7 hari
• Anak, ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin
4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40
mg/kgBB/hari.
 Obat tetes hidung
 Analgesik
Stadium supurasi
 Antibiotik
 Miringotomi bila membran timpani
masih utuh
 Analgesik
Stadium perforasi
 Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5
hari
 Antibiotik yang adekuat sampai 3
minggu
Stadium resolusi
 Membran timpani normal kembali
 Sekret tidak ada
 Perforasi membran timpani menutup
 Tidak terjadi resolusi: sekret mengalir
karena berlanjutnya edema mukosa
telinga tengah, Antibiotika dilanjutkan
sampai 3 minggu.
 Tindakan insisi pada pars tensa
membrana timpani, agar terjadi drenase
sekret dari telinga tengah ke liang
telinga luar.

 Syarat :
• dilakukan secara a-vue (dilihat langsung)
• anak harus tenang dan dapat dikuasai,
(sehingga membran timpani dapat dilihat
dengan baik)
• Lokasi miringotomi ialah posterior-inferior.
 Untuk tindakan ini haruslah memakai
lampu lampu kepala yang mempunyai
sinar cukup terang, memakai corong
telinga yang sesuai dengan besar liang
telinga, dan pisau khusus (miringotom)
yang digunakan berukuran kecil dan
steril.
 Perdarahan akibat trauma pada liang
telinga luar
 Dislokasi tulang pendengaran
 Trauma pada fenestra rotundum
 Trauma pada N. Fasialis
 Trauma pada bulbus jugulare (bila ada
anomali letak)
Miringotomi dengan narkosis umum dan
memakai mikroskop
 Memakai mikroskop
 Aman
 Dapat juga mengisap sekret dari telinga
tengah sebanyak-banyaknya
 Biaya lebih mahal.
 Abses subperiosteal
 Meningitis
 Abses otak
 Kehilangan pendengaran permanen
 Pertahanan
pertama ini ialah mukosa
kavum timpani
• melokalisasi infeksi

 Barrier
kedua yaitu dinding tulang
kavum timpani dan sel mastoid
• struktur lunak di sekitarnya akan terkena

 Dinding pertahanan ketiga yaitu jaringan


granulatif akan terbentuk
 Modifikasigaya hidup
 Edukasi dan penyuluhan pendidikan
kepada para penjaga dan ibu bapa
 Pencegahan ISPA (infeksi saluran
pernafasan atas) pada bayi dan anak-anak.
 Pemberian ASI minimal selama 6 bulan.
 Penghindaran pemberian susu di botol saat
anak berbaring.
 Penghindaran pajanan terhadap asap rokok.
 Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai