Anda di halaman 1dari 24

Respiratory Distress Syndrome pada Bayi Lahir Prematur

Mohd Aizat bin Zulkifli


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
Alamat Koresponden: Universitas Kristen Krida Wacana,Jl Arjuna No. 6, Jakarta Barat 11510
Alamat Email: mohd.2013fk524@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Terdapat macam-macam faktor yang menyebabkan bayi lahir prematur. Kelahiran bayi
premature yaitu bawah dari 37 minggu mempunyai mempunyai risiko untuk menghadapi
komplikasi. Antara kompliksai yang bisa terjadi adalah respiratory distress syndrome (RDS).
Tujuan tinjauan pustaka ini adalah untuk memberikan informasi tentang kelahiran premature dan
respiratory distress syndrome. Peninjauan sistematis literatur telah dilakukan dengan
menggunakan kata-kata berikut: respiratory distress syndrome, premature, berat badan lahir
rendah (BBLR). Hasil penelitian menunjukkan bahawa bayi lahir prematur mempunyai risiko
yang tinggi untuk mengalami RDS.
Kata kunci: respiratory distress syndrome, premature, berat badan lahir rendah (BBLR).
Abstract
There are several factors that causes premature birth. Premature baby which is less than 37
weeks gestation have higher risk of postpartum complications. One the complication is
respirator distress syndrome (RDS). The purpose of this literature review is to provide
information about premature labor and respiratory distress syndrome. A systematic review of the
literature performed by using the following words: RDS, premature labor, low birth weight. The
results showed that premature baby have high risk of having RDS.
Key word: respiratory distress syndrome, premature labor, low birth weight.

Pendahuluan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram. Bayi lahir rendah mungkin prematur (kurang bulan), mungkin juga
cukup bulan. Pada tahun 1961, WHO mengganti istilah bayi prematur dengan Bayi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 g
pada waktu lahir adalah bayi premature.1
Bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor yang
mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi
berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
RDS (Respiratory Distress Syndrome) atau disebut juga Hyaline membrane disease
merupakan hasil dari ketidak-maturan dari paru-paru dimana terjadi gangguan pertukaran gas.
Berdasarkan perkiraan 30 % dari kematian neonatus diakibatkan oleh RDS atau komplikasi yang
dihasilkannya.2-4
Anamnesis
Anamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien yang sangat
penting. Anamnesis atau medical history adalah informasi yang dikumpulkan oleh seorang
dokter dengan cara melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan spesifik
langsung kepada pasiennya (auto-anamnesis) atau secara tidak langsung daripada orang yang
terdekat dengan pasien (allo-anamnesis/hetero-anamnesis).5
Yang paling umumditanyakan pada anamnesis adalah butiran peribadi pasien. Ini
termasuklah nama lengkap pasien, nama suami jika ada, umur, alamat, pekerjaan dan tempat
tinggal. Mengetahui butiran peribadi pasien membolehkan dokter sedikit sebanyak mendapat
gambaran gaya hidup dan rutin pasien sehari-hari. Setelah itu dilanjutkan dengan pertanyaan
keluhan utama pasien datang ke dokter. Ditanyakan secara teliti berkenaan keluhan utama pasien.
pertanyaan dilanjutkan ke riwayat penyakit sekarang atau RPS.
Seterusnya dalam menangani kasus-kasus obstetrik, sangat penting bagi seorang dokter
untuk tahu riwayat menstruasi pasien. antara perkara yang harus ditanyakan adalah kapan hari

pertama haid terakhir pasien, usia menarche, apakah siklus bulanannya teratur atau tidak,
siklusnya berapa hari dan setiap menstruasi, berapa lama.
Selain itu, riwayat kehamilan turut harus ditanyakan kepada pasien walaupun pasien
mengaku dirinya belom menikah. Jika ternyata pasien pernah hamil sebelum ini, ditanyakan
apakah ada komplikasi pada kehamilan terdahulu? Apakah pernah keguguran dan soalan yang
berkait dengannya. Seterusnya ditanyakan juga riwayat persalinan jika ada. Berapa kali
melahirkan, riwayat persalinan terdahulu dan cara persalinan, normal atau section caesarea.
Kemudian, anamnesis dilanjutkan dengan riwayat penyakit dahulu (RPD). Penting
ditnayakan riwayat penyakit seperti diabetes mellitus (DM), hipertensi sakit jantung dan lainlain. Riwayat penyakit keluarga pasien juga ditanyakan. Dokter harus menyanyakan riwayat
penyakit genetic yang ada dalam keluarga pasien. Ini dapat menberi gambaran tentang
komplikasi OB/GYN yang sering terkait dengan penyakit-penyakit tersebut.
Dari scenario diketahui bahawa pasien hamil anak pertama menderita plasenta previa
totalis dan telah dilakukan persalinan secara SC pada minggu ke 33 kehamilan. bayi lahir dengan
berat 1200g dan ketuban jernih. Waktu lahir meringis dengan ekstrimitas sedikit flexi dan tampak
biru. Denyut jantung 130 kali permenit dengan nafas ireguker. Bayi menangis kuat dan aktif
setelah distimulasi tetapi setelah 1 jam lahir, bayi menagis lemah dengan badan tampak kebiruan,
mendengkur dengan sedikit retraksi dada sehingga bayinya harus dirawat.
Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan seterusnya dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik
biasanya dimulai dengan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) pasien. Pemeriksaan TTV ini
termasuklah pemeriksaan tekanan darah, frekwensi nadi, frekwensi napas dan suhu tubuh.
Kesadaran pasein dan keadaan umum pasien harusnya sudah dinilai sewaktu pasien masuk ke
kamar pemeriksaan lagi. Selanjutnya, pemeriksaan fisik dilanjutkan dengan inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi. Dicari sebarang kelainan yang terlihat dan teraba pada tubuh pasien.
Dalam menangani kasus kelahiran, antra tindakan terawal yang harus diambil setelah
bayi lahir adalah melakukan penilaian APGAR score. Apgar score merupakan suatu penilaian
terhadap bayi pada saatu menit pertama untuk mengetahui keadaan bayi. Yang dinilai ialah
warna kulit (appearance), frekuensi jantung (pulse), reaksi rangsangan (grimace), tonus otot
(activity), pernafasan (respiratory).

APGAR score4,6,7
Apgar score merupakan suatu penilaian terhadap bayi pada saatu menit pertama untuk
mengetahui keadaan bayi. Yang dinilai ialah warna kulit (appearance), frekuensi jantung (pulse),
reaksi rangsangan (grimace), tonus otot (activity), pernafasan (respiratory).
Tabel 3. Penilaian APGAR Score pada Bayi Baru Lahir.
Tanda Vital
Denyut Jantung
Pernapasan
Tonus Otot

0
Tidak terdengar
Hilang
Lemah/

tidak

1
< 100/menit
Lambat/
teratur/ lemah
ada Lengan dan

gerakan
Respon Refleks

Warna Kulit

Tidak

2
>100/menit
tidak Normal/

bayi

menangis
kaki Bergerak aktif dan

dalam posisi fleksi spontan


ada

dengan sedikit gerak


respon Wajah meringis saat Meringis,

batuk,

terhadap stimulasi

distimulasi

Biru seluruh tubuh

saat stimulasi
Badan merah muda, Seluruhnya
merah
ekstermitas biru

menangis atau bersin

muda

Setiap penilaian diberi angka 0,1,2. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui apakah
bayi tersebut bayi normal (virgorus baby = nilai apgar 7-10), asfiksi sedang ringan (nilai apgar 46) atau bayi menderita asfiksi berat (nilai apgar 0-3). Jumlah skor rendah pada tes menit pertama
dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut
tetapi belum tentu mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika
terdapat peningkatan skor pada tes menit kelima . Tujuan apgar adalah untuk menentukan dengan
cepat apakah bayi baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera.

Tabel 4. Klasifikasi Klinik Nilai APGAR Score.


No.
1

Klasifikasi
Asfiksia Berat

Nilai APGAR
Nilai apgar = 0-3
Memerlukan resusitasi segera secara aktif dan

pemberian oksigen. Jika terjadi asidosis maka


diberikan Natrium Bikarbonat 7,5 % dengan
dosis 2,4 ml/kgBB dan cairan glukosa 40 % 12

Asfiksia Ringan-Sedang

2 ml/kgBB diberikan via vena umbilikus.


Nilai apgar = 4-6
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen

3
4

Bayi normal atau sedikit asfiksia


Bayi normal

sampai bayi bernafas normal kembali.


Nilai apgar = 7-9
Apgar score = 10

Bayi tersebut lahir pada 33 minggu kehamilan. Ini termasuk dalam kelahiran premature.
Kehamilan normal bervariasi antara 37 minggu ke 40 minggu dan kelahiran lambat apabila
sudah melewati 41 minggu kehamilan.
Apabila bayi lahir premature, dokter harus meninai kematangan bayi yang baru lahir
dengan menilai kriteris-kriteria tertentu seperti penilaina neuromuscular dan penilaian fisik.
Dalam melakukan penilaian ini, dokter sering menggunakan ballard score.
Maturity Index (Ballard Score)
Ballard score merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini penggunaan
kriteria neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan beristirahat, sehingga
lebih dapat diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan. Penilaian menurut Ballard
adalah dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik.
Kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian pula kriteria pemeriksaan
maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik
digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.
Maturitas Fisik
Tabel 5. Skor Ballard kematangan fisik.

Keterangan :
Kulit
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan
dengan hilangnya bertahap lapisan pelindung, yang kaseosa vernix. Oleh karena itu, mengental,
mengering dan menjadi kusut dan / atau kulit, dan mungkin mengembangkan ruam sebagai
pematangan janin berlangsung. Fenomena ini dapat terjadi di berbagai langkah pada janin
individu tergantung di bagian atas kondisi ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum
pengembangan epidermis dengan perusahaan stratum korneum, kulit transparan dan mematuhi
agak ke jari pemeriksa. Kemudian menghaluskan, mengental dan menghasilkan pelumas, dengan
vernix, yang menghilang menjelang akhir kehamilan.
Pada jangka panjang dan pasca-panjang, janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam
cairan ketuban. Hal ini dapat menambahkan efek untuk mempercepat proses pengeringan,
menyebabkan mengelupas, retak, dehidrasi, dan menanamkan sebuah perkamen, kemudian kasar,
penampilan untuk kulit. Untuk tujuan penilaian, alun-alun yang menggambarkan kulit bayi yang
paling dekat harus dipilih.

Lanugo
Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Dalam ketidakdewasaan ekstrim, kulit
tidak memiliki apapun lanugo. Hal ini mulai muncul di sekitar minggu 24 sampai 25 dan
biasanya berlimpah, terutama di bahu dan punggung atas, pada minggu 28 kehamilan. Penipisan
terjadi pertama di atas punggung bawah, mengenakan pergi sebagai kurva tubuh janin maju ke
posisinya matang, tertekuk. Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar dari daerah
lumbo-sakral. Pada sebagian besar janin kembali tanpa lanugo, yaitu, bagian belakang adalah
sebagian besar botak. Variabilitas dalam jumlah dan lokasi lanugo pada usia kehamilan tertentu
mungkin disebabkan sebagian ciri-ciri keluarga atau nasional dan untuk pengaruh hormonal,
metabolisme, dan gizi tertentu. Sebagai contoh, bayi dari ibu diabetes khas memiliki lanugo
berlimpah di pinnae mereka dan punggung atas sampai mendekati atau melampaui penuh
panjang kehamilan. Untuk tujuan penilaian, pemeriksa memilih alun-alun yang paling dekat
menggambarkan jumlah relatif lanugo pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi.
Garis Telapak Kaki
Bagian ini berhubungan dengan kaki besar lipatan di telapak kaki. Penampilan pertama
dari lipatan muncul di telapak anterior di bola kaki. ini mungkin berhubungan dengan fleksi kaki
di rahim, tetapi dikontribusikan oleh dehidrasi kulit. Bayi non-kulit putih asal telah dilaporkan
memiliki lipatan kaki sedikit pada saat lahir. Tidak ada penjelasan yang dikenal untuk ini. Di sisi
lain, percepatan dilaporkan jatuh tempo neuromuskuler pada bayi hitam biasanya
mengkompensasi ini, mengakibatkan pembatalan efek lipatan kaki tertunda. Oleh karena itu,
biasanya tidak ada over-atau di bawah-perkiraan usia kehamilan karena ras ketika total skor
dilakukan. Bayi sangat prematur dan sangat tidak dewasa tidak memiliki lipatan kaki terdeteksi.
Untuk lebih membantu menentukan usia kehamilan ini bayi, mengukur panjang kaki atau tumitjari jarak sangat membantu. Hal ini dilakukan dengan menempatkan kaki bayi pada pita
pengukur metrik dan mencatat jarak dari belakang tumit ke ujung jari kaki yang besar. Untuk
tumit-jari jarak kurang dari 40 mm, mencetak dua dikurangi (-2) diberikan; bagi mereka antara
40 dan 50 mm, skor minus satu (-1).
Payudara
Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang untuk tumbuh dengan
estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada status gizi janin. pemeriksa catatan ukuran
areola dan kehadiran atau tidak adanya stippling (diciptakan oleh papila berkembang dari

Montgomery). Pemeriksa kemudian palpates jaringan payudara di bawah kulit dengan


memegangnya dengan ibu jari dan telunjuk, memperkirakan diameter dalam milimeter, dan
memilih alun-alun yang sesuai pada lembar skor. Di bawah-dan over-gizi janin dapat
mempengaruhi variasi ukuran payudara pada usia kehamilan tertentu. Efek estrogen ibu dapat
menghasilkan ginekomastia neonatus pada kedua hari keempat kehidupan ekstrauterin.
Mata atau Telinga
Pinna dari telinga janin perubahan itu konfigurasi dan peningkatan konten tulang rawan
sebagai kemajuan pematangan. Penilaian meliputi palpasi untuk ketebalan tulang rawan,
kemudian melipat pinna maju ke arah wajah dan melepaskannya. Pemeriksa mencatat kecepatan
yang pinna dilipat terkunci kembali menjauh dari wajah ketika dirilis, kemudian memilih alunalun yang paling dekat menggambarkan tingkat perkembangan cartilagenous. Pada bayi yang
sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika dirilis. Pada bayi tersebut, pemeriksa
mencatat keadaan pembangunan kelopak mata sebagai indikator tambahan pematangan janin.
Pemeriksa tempat ibu jari dan telunjuk pada kelopak atas dan bawah, dengan lembut
memindahkan mereka terpisah untuk memisahkan mereka. Bayi yang sangat belum dewasa akan
memiliki kelopak mata menyatu erat, yaitu, pemeriksa tidak akan dapat memisahkan fisura
palpebra baik dengan traksi lembut. Bayi sedikit lebih dewasa akan memiliki satu atau kedua
kelopak mata menyatu tetapi satu atau keduanya akan sebagian dipisahkan oleh traksi cahaya
ujung jari pemeriksa. temuan ini akan memungkinkan pemeriksa untuk memilih pada lembar
skor dua dikurangi (-2) untuk sedikit menyatu, atau minus satu (-1) untuk longgar atau kelopak
mata sebagian menyatu. Pemeriksa tidak perlu heran menemukan variasi yang luas dalam status
kelopak mata fusi pada bayi individu pada usia kehamilan tertentu, karena nilai kelopak mata unfusi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terkait dengan stres intrauterin dan humoral
tertentu.

Genitalia Pria
Testis janin mulai turun mereka dari rongga peritoneum ke dalam kantong skrotum pada
sekitar minggu 30 kehamilan. Testis kiri kanan mendahului dan biasanya memasuki skrotum
pada minggu ke-32. Kedua testis biasanya teraba di atas untuk menurunkan kanal inguinalis pada
akhir minggu ke-33 untuk ke-34 kehamilan. Bersamaan, kulit skrotum mengental dan

mengembangkan rugae lebih dalam dan lebih banyak. Testis ditemukan di dalam zona rugated
dianggap turun. Dalam prematuritas ekstrim skrotum ini datar, halus dan muncul dibedakan
seksual. Pada jangka panjang untuk pasca-panjang, skrotum dapat menjadi terjumbai dan benarbenar dapat menyentuh kasur ketika bayi terletak terlentang. Catatan: Dalam kriptorkismus
benar, skrotum pada sisi yang terkena tampak tidak berpenghuni, hipoplasia dan dengan rugae
terbelakang dibandingkan dengan sisi yang normal, atau, untuk kehamilan tertentu, ketika
bilateral. Dalam kasus seperti itu, sisi normal harus mencetak gol, atau jika bilateral, skor yang
serupa dengan yang diperoleh untuk kriteria kematangan lain harus diberikan.
Genitalia Wanita
Untuk memeriksa bayi perempuan, pinggul harus hanya sebagian diculik, yaitu, sekitar
45 dari horizontal dengan bayi berbaring telentang. Penculikan berlebihan dapat menyebabkan
klitoris dan labia minora untuk tampil lebih menonjol, sedangkan adduksi dapat menyebabkan
labia majora untuk menutupi atas mereka. Dalam prematuritas ekstrim, labia dan klitoris yang
datar sangat menonjol dan mungkin menyerupai lingga laki-laki. Sebagai pematangan
berlangsung, klitoris menjadi kurang menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol.
Menjelang panjang, baik klitoris dan labia minora surut dan akhirnya diselimuti oleh labia
majora memperbesar. Labia mayora mengandung lemak dan ukuran mereka dipengaruhi oleh
nutrisi intrauterin. Lebih-gizi dapat menyebabkan labia majora besar di awal kehamilan,
sedangkan di bawah-gizi, seperti pada retardasi pertumbuhan intrauterin atau pasca-jatuh tempo,
dapat mengakibatkan labia majora kecil dengan klitoris relatif menonjol dan labia minora larut
kehamilan. Temuan ini harus dilaporkan seperti yang diamati, karena skor yang lebih rendah
pada item ini dalam kronis stres atau pertumbuhan janin terhambat dapat diimbangi dengan skor
lebih tinggi pada neuro-otot item tertentu.

Maturitas Neuromuskuler
Tabel 6. Skor Ballard - kematangan neuromuskular.

Keterangan :
Postur
Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan ketahanan
untuk meregangkan kelompok otot individu. Sebagai pematangan berlangsung, janin meningkat
secara bertahap mengasumsikan nada fleksor pasif yang berlangsung dalam arah sentripetal,
dengan ekstremitas bawah sedikit di depan ekstremitas atas. Bayi prematur terutama pameran
dilawan nada ekstensor pasif, sedangkan istilah bayi mendekati menunjukkan nada fleksor
semakin kurang menentang pasif. Untuk mendapatkan item postur, bayi ditempatkan terlentang
(jika ditemukan rawan) dan pemeriksa menunggu sampai bayi mengendap dalam posisi santai
atau disukai. Jika bayi ditemukan telentang manipulasi, lembut (fleksi jika diperpanjang,
memperpanjang jika tertekuk) dari ekstremitas akan memungkinkan bayi untuk mencari posisi
dasar kenyamanan. Fleksi pinggul tanpa hasil penculikan di posisi katak-kaki seperti yang
digambarkan dalam postur persegi # 3. Fleksi hip diiringi penculikan digambarkan oleh sudut
lancip di pinggul di alun-alun postur # 4. Sosok yang paling dekat menggambarkan postur
disukai bayi dipilih.
Jendela pergelangan tangan

Pergelangan fleksibilitas dan / atau resistensi terhadap ekstensor peregangan bertanggung


jawab

untuk

sudut

yang

dihasilkan

dari

fleksi

pada

pergelangan

tangan.

Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan berlaku tekanan lembut pada dorsum tangan, dekat jarijari. Dari pra-sangat panjang untuk pasca-panjang, sudut yang dihasilkan antara telapak tangan
dan lengan bawah bayi diperkirakan; > 90, 60, 45, 30, dan 0. Alun-alun yang tepat pada
lembar skor dipilih.
Gerakan lengan membalik
Manuver ini berfokus pada nada fleksor pasif otot bisep dengan mengukur sudut mundur
berikut perpanjangan sangat singkat dari ekstremitas atas. Dengan bayi berbaring telentang,
pemeriksa tempat satu tangan di bawah siku bayi untuk dukungan. Mengambil tangan bayi,
pemeriksa sebentar set siku dalam fleksi, maka sesaat meluas lengan sebelum melepaskan
tangan. Sudut mundur yang lengan mata air kembali ke fleksi dicatat, dan alun-alun yang sesuai
dipilih pada lembar skor. Bayi yang sangat prematur tidak akan menunjukkan apapun mundur
lengan. # 4 persegi dipilih hanya jika ada kontak antara kepalan bayi dan wajah. Ini terlihat
dalam jangka panjang dan bayi pasca. Perawatan harus diambil untuk tidak memegang lengan
dalam posisi diperpanjang untuk jangka waktu lama, karena hal ini menyebabkan kelelahan
fleksor dan menghasilkan skor yang palsu rendah karena untuk mundur fleksor miskin.
Sudut popliteal
Manuver ini menilai pematangan nada fleksor pasif sendi lutut dengan pengujian untuk
ketahanan terhadap perpanjangan ekstremitas bawah. Dengan berbaring telentang bayi, dan
dengan popok kembali bergerak, paha ditempatkan lembut pada perut bayi dengan lutut tertekuk
penuh. Setelah bayi telah rileks dalam posisi ini, pemeriksa lembut menggenggam kaki di sisi
dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan lainnya. Perawatan diambil tidak
untuk mengerahkan tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu fungsi
mereka. Kaki diperpanjang sampai resistensi pasti untuk ekstensi dihargai. Pada beberapa bayi,
kontraksi hamstring dapat digambarkan selama manuver ini. Pada titik ini terbentuk pada sudut
lutut oleh atas dan kaki bagian bawah diukur.
Catatan: a) Hal ini penting bahwa pemeriksa menunggu sampai bayi berhenti menendang
aktif sebelum memperpanjang kaki. b) Posisi terang akan mengganggu kehamilan sungsang
dengan ini manuver untuk 24 sampai 48 jam pertama usia karena kelelahan berkepanjangan

fleksor intrauterin. Tes harus diulang setelah pemulihan telah terjadi; bergantian, skor yang sama
dengan yang diperoleh untuk item lain dalam ujian dapat diberikan.
Scarf Sign (Tanda selendang)
Manuver ini tes nada pasif fleksor tentang korset bahu. Dengan bayi terlentang berbaring,
pemeriksa menyesuaikan kepala bayi untuk garis tengah dan mendukung tangan bayi di dada
bagian atas dengan satu tangan. ibu jari tangan lain pemeriksa ditempatkan pada siku bayi.
Pemeriksa dorongan siku di dada, penebangan untuk fleksi pasif atau resistensi terhadap
perpanjangan otot fleksor bahu korset posterior. Titik pada dada yang siku bergerak dengan
mudah sebelum resistensi yang signifikan dicatat. Tengara mencatat dalam rangka meningkatkan
kematangan adalah: jilbab penuh di tingkat leher (-1); aksila kontralateral baris (0); baris puting
kontralateral (1); proses xyphoid (2); baris puting ipsilateral (3), dan aksila ipsilateral baris (4).
Tumit ke Telinga
Manuver ini mengukur nada fleksor pasif tentang korset panggul dengan tes fleksi pasif
atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior. Bayi ditempatkan terlentang
dan tertekuk ekstremitas bawah dibawa untuk beristirahat di kasur bersama bagasi bayi.
Pemeriksa mendukung paha bayi lateral samping tubuh dengan satu telapak tangan. Sisi
lain digunakan untuk menangkap kaki bayi di sisi dan tarik ke arah telinga ipsilateral.
Para menebang pemeriksa untuk ketahanan terhadap perpanjangan fleksor panggul korset
posterior dan catatan lokasi dari tumit mana resistensi yang signifikan adalah dihargai. Tengara
mencatat dalam rangka meningkatkan kematangan termasuk resistensi terasa ketika tumit pada
atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu tingkat (1); baris puting (2); daerah pusar (3), dan
femoralis lipatan (4).
Hasil Pemeriksaan
Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan,
kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.

Usia Kehamilan dengan Kurva Lubchenco1,3


Kurva Lubchenco sampai saat sekarang ini masih digunakan oleh setiap praktisi dalam
merawat bayi baru lahir. Kurva Lubchenco adalah kurva pertumbuhan yang disajikan dalam

bentuk tabel. Definisi tentang bayi premature adalah setiap bayi baru lahir dengan berat lahir <
2500 g. Definisi ini direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics dan World Health
Assembly. Dokter ahli pediatrics dihadapkan pada masalah hubungan antara usia kehamilan dan
pertumbuhan janin. Dengan Kurva Lubchenco diharapkan dapat menunjukkan hubungan
pertumbuhan janin dan usia kehamilan. Dari kurva Lubchenco dimungkinkan definisi yang lebih
tepat lahir prematur dan adopsi luas dari istilah kecil untuk usia kehamilan, besar untuk usia
kehamilan, kelambatan pertumbuhan intrauterin dan janin dysmaturity. Hal ini juga membentuk
dasar untuk memeriksa bayi dengan berat badan lahir lebih besar dari nilai persentil lebih 90%
atau berat badan lahir kurang dari persentil 10%, sehingga dapat diprediksi masalah medis yang
mungkin terjadi.
Berdasarkan kurva tersebut, maka berat badan menurut usia kehamilan dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah persentil ke-10.
b. Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara persentil ke-10
dan ke-90.
c. Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas persentil ke-90
pada kurva pertumbuhan jenin.

Gambar 1. Kurva Lubchenco.1


Selain itu, antara pemeriksaan rutin ynag dilakukan pada bayi baru lahir adalah
pemerikassan refleks. Pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kondisi persarafan pasien.
Pemeriksaan Refleks

Tabel 2. Pemeriksaan Refleks pada Bayi Baru Lahir.


Pemeriksaan
Refleks
Berkedip

Cara Pengukuran

Kondisi Patologis

Sorotkan cahaya ke Dijumpai pada tahun Jika tidak di jumpai


mata bayi.

Tanda babinski

Kondisi Normal

Gores

pertama

menunjukkan

kebutaan.
kaki Jari kaki mengembang Bila pengembangan

telapak

sepanjang tepi luar, di dan


ulai dari tumit

ibu

jari

kaki jari kaki dorsofleksi

dorsofleksi, di jumpai setelah umur 2 tahun


sampai umur 2 tahun.

Moros

adanya

tanda

lesi

ekstrapiramidal.
Ubah posisi dengan Lengan Ekstensi, jari- Refleks
yang
tiba-tiba atau pukul jari
meja/tempat tidur.

mengembang menetap

lebih

kepala terlempar ke bulan


belakang,
lengan

adanya

tungkai kerusakan

sedikit

otak,

ekstensi, respon tidak simetris


kembali

ke adanya hemiparesis,

tengah dengan tangan fraktur

klavikula,

menggenggam tulang atau cidera fleksus


belakang

dan brachialis. Tidak ada

ekstermitas

bawah respons ekstermitas

ekstens. Lebih kuat bawah

adanya

selama

pinggul

menghilang
jari

bulan dislokasi

pada atau cidera medulla

umur 3-4 bulan.


spinalis.
di Jari-jari
bayi Fleksi yang

Mengenggam

Letakkan

(palmar graps)

telapak tangan bayi melengkung di sekitar simetris

tidak

dari sisi ulnar, jika jari yang di letakkan menunjukkan adanya


refleks

lemah

atau di telapak tangan bayi paralysis,

refleks

tidak ada berikan bayi dari sisi ulnar, refleks menggenggam yang
botol atau dot, karena ini menghilang dari menetap
mengjisap

akan umur 3-4 bulan.

menunjukkan

Rooting

mengeluarkan refleks.
gangguan serebral
Gores sudut mulut Bayi memutar kea rah Tidak adanya reflek
bayi

garis

tengah pipi yang di gores, menunjukkan adanya

bibir.

refleks ini menghilang gangguan neurology


pada umur 3-4 bulan. berat
Tetapi bias menetap
sampai umur 12 bulan
khususnya

Kaget (startle)

tidur.
tangan Bayi

Bertepuk
dengan keras.

selama

mengekstensi Tidak adanya refleks

dan memfleksi lengan menunjkkan adanya


dalam

berespon gangguan

terhadap suara yang pendengaran


keras

tangan

tetap

rapat, refleks ini akan


menghilang
Menghisap

Berikan

bayi

setelah

umur 4 bulan.
botol Bayi
menghisap Reflek yang lemah

dan dot.

dengan

kuat

berespons

dalam atau

tidak

ada

terhadap menunjukkan

stimulasi, reflek ini kelambatan


menetap selama masa perkembangan
bayi

dan

mungkin keadaan

neurologi

terjadi selama tidur yang abnormal


tanpa stimulasi

Kriteria fisik dan neurologis neonatus normal adalah:


1. Cukup bulan : 37-42 minggu
2. Berat lahir : 2500-4000g (Sesuai Masa Kehamilan)
3. Panjang badan : 44-53 cm
4. Lingkar kepala : 31-36 cm
5. Skor APGAR: 7-10 cm

atau

6. Tanpa kelainan bawaan/kelainan kongenital


7. Terdapat refleks-refleks fisiologis
NKB ialah neonatus dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu.
KMK ialah neonatus yang berat lahirnya tidak sesuai dengan usia gestasi.
BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya pada saat kelahiran kurang dari 1.500 gram
tanpa mengkaitkan dengan umur gestasi.10
Klasifikasi :
1. Berdasarkan Berat Badan :
-

Low Birth Weight (LBW) dimana berat badannya 1500 - <2500g

Very Low Birth Weight (VLBW) dimana berat badan bayi baru lahir 1000g- <1500g

Extremely Low Birth Weight (ELBW) dimana berat badan bayi baru lahir <1000g

2. Berdasarkan umur kehamilan :


-

Bayi prematur murni


Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat
badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk
masa kehamilan (NKB-SMK)

Dismaturitas Kecil dibanding masa kehamilan (KMK)


Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Terbagi atas :

Bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu

Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42
minggu.

Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih.

Working Diagnosis
Berdasarkan komplikasi yang timbul setelah kelahiran dimana bayi tersebut menanis lemah,
tampak kebiruan dengan bunyi mendengkur positif disertai pemeriksaan-pemeriksaan tertentu,

diambil diagnosa pasien yaitu NKB-KMK, BBLR dengan Respiratory distress syndrome
(RDS).
Differential Diagnosis
1. Transient Takipneu in Newborn (TTN)
Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) ialah gangguan pernapasan pada bayi
baru lahir yang berlangsung singkat yang biasanya berlangung short-lived (< 24 jam) dan
bersifat self-limited serta terjadi sesaat setelah ataupun beberapa jam setelah kelahiran,
baik pada bayi yang prematur maupun pada bayi yang matur (lahir aterm).10
TTN pada bayi baru lahir secara umumnya sering terjadi pada bayi yang lahir secara SC,
lahir dengan ibu dengan diabetes atau asma, dan bayi yang kecil untuk usia kehamilan
(small for gestational age).
2. Asfiksia Neonatorum
Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) menurut IDAI (Ikatatan Dokter Anak Indonesia)
adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir.10
Menurut AAP asfiksia adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh kurangnya O2
pada udararespirasi, yang ditandai dengan:
1. Asidosis (pH <7,0) pada darah arteri umbilikalis
2. Nilai APGAR setelah menit ke-5 tetep 0-3
3. Manifestasi neurologis (kejang, hipotoni, koma atau hipoksik iskemia
ensefalopati)
4. Gangguan multiorgan sistem.
Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis.
Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia merupakan faktor terpenting yang
dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir (BBL) terhadap kehidupan uterin.
Respiratory Distress Syndrome6-8

Neonatus Respiratory Distress Syndrome merupakan penyakit yang menyerang bayi


baru lahir dikarenakan paru bayi yang belum berkembang sempurna.Penyakit initerutama
disebabkan oleh kurangnya zat pelindung yang disebut surfaktan, yang membantu paru-paru
mengembang dengan udara dan menjaga kantung udara dari runtuh. Zat inibiasanya
munculdiparu-parusepenuhnya. RDS Neonatal juga dapat merupakan hasil darimasalah
genetikdengan perkembanganparu-paru. Semakin dinibayi lahir, kurang mengembangkan paruparu dan semakin tinggi kemungkinan RDS neonatal. Sebagian besar kasus terliha tpada bayi
yang lahir sebelum 28 minggu. Hal ini sangatjarang terjadi pada bayi yang lahirpenuh panjang
(pada 40 minggu).
Etiologi
RDS terjadi pada bayi prematur atau kurang bulan, karena kurangnya produksi surfaktan.
Produksi surfaktan ini dimulai sejak kehamilan minggu ke-22, makin muda usia kehamilan,
makin besar pula kemungkinan terjadi RDS. Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan
pada RDS yaitu prematur, asfiksia perinatal, maternal diabetes, seksio sesaria.. Surfaktan
biasanya didapatkan pada paru yang matur. Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli
tetap berkembang dan berisi udara, sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum
berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan mengalami sesak nafas.
Gejala tersebut biasanya muncul segera setelah bayi lahir dan akan bertambah berat.
RDS merupakan penyebab utama kematian bayi prematur. Sindrom ini dapat terjadi
karena ada kelainan di dalam atau diluar paru, sehingga tindakan disesuaikan dengan penyebab
sindrom

ini.

Kelainan

dalam

paru

yang

menunjukan

sindrom

ini

adalah

pneumothoraks/pneumomediastinum, penyakit membran hialin (PMH),

Patofisiologi
RDS secara umumnya terjadi karena pembentukan substansi surtaktan paru yang tidak
sempurna dalam paru. Surfaktan ialah zat yang memegang peranan dalam pengembangan paru
dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein, karbohidrat dan lemak. Senyawa utama
zat tersebut ialah lesitin. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai

maksimum pada minggu ke 35. Peranan surfaktan ialah untuk merendahkan tegangan permukaan
alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu untuk menahan sisa udara fungsionil pada
akhir ekspirasi. Defisiensi substansi surfaktan yang ditemukan pada penyakit membran hialin
menyebabkan kemanapun paru untuk mempertahankan stabilitasnya terganggu. Alveolus akan
kembali kolaps setiap akhir ekspirasi, sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan
negatif intratoraks yanglebih besar yang disertai usaha inspirasi yang lebih kuat. Kolaps paru ini
akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2 dan asidosis.
Hipoksia akan menimbulkan oksigenasi jaringan menurun, sehingga akan terjadi
metabolisme anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang
menyebabkan terjadinya asidosis metabolic pada bayi. Selain itu, hipoksia juga menyebabkan
kerusakan endotel kapiler dan apitel duktus dan alveolaris yang akan menyebabkan terjadinya
transudasi ke dalam alveoli dan terbentuknya fibrin dan selanjutnya fibrin bersama-sama dengan
jaringan epitel yang nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin. Asidosis
dan atelektasis juga menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan ke jantung. Demikian
pula aliran darah paru akan menurun dan hal ini akan mengakibatkan berkurangnya
pembentukan subtansi surfaktan.
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur disebabkan oleh
alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang, pengembangan kurang sempurna kerana
dinding thorax masih lemah, produksi surfaktan kurang sempurna. Kekurangan surfaktan
mengakibatkan kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku. Hal tersebut
menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru (compliance)
menurun 25% dari normal, pernafasan menjadi berat, shunting intrapulmonal meningkat dan
terjadi hipoksemia berat, hipoventilasi yang menyebabkan asidosis respiratorik. Telah diketahui
bahawa surfaktan mengandung 90% fosfolipid dan 10% protein , lipoprotein ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap mengembang. Secara
makroskopik, paru-paru nampak tidak berisi udara dan berwarna kemerahan seperti hati. Oleh
sebab itu paru-paru memerlukan tekanan pembukaan yang tinggi untuk mengembang. Secara
histologi, adanya atelektasis yang luas dari rongga udara bahagian distal menyebabkan edema
interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga menyebabkan desquamasi dari epithel sel
alveoli type II. Dilatasi duktus alveoli, tetapi alveoli menjadi tertarik karena adanya defisiensi
surfaktan ini. Dengan adanya atelektasis yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma dan

keracunan oksigen, menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan pernafasan
bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari darah. Membran
hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah jam setelah lahir. Epithelium mulai
membaik dan surfaktan mulai dibentuk pada 36- 72 jam setelah lahir.
Secara singkat patofisiologinya dapat digambarkan sbb : Atelektasis hipoksemia
asidosis transudasi penurunan aliran darah paru hambatan pembentukan zat surfaktan
atelekstasis. Hal ini berlangsung terus sampai terjadi penyembuhan atau kematian.

Gambar 2. Patofisiologi RDS7

Gejala klinis2,7
Takipnea (nafas >60 /min), sianosis, expiratory grunting, pergerakan udara yang buruk
pada auskultasi, retraksi pernafasan.

Tanda dan gejala dari bayi prematur adalah:


1. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45cm, lingkar kepala
kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30cm
2. Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
3. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
4. Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus
5. Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
6. Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
7. Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
8. Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apneu
9. Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama padadahi dan pelipis dahi
dan lengan
10. Lemak subkutan kurang
11. Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutupoleh labia mayora
12. Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
Epidemiologi
Prevalensi bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara
berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR
didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada
bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan
mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka
panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi
antara satu daerah dengan daerah lain.
Dari jumlah kelahiran tersebut, kira-kira 1% hingga 2% bayi baru lahir terjadi respiratory
distress syndrome. Sehingga 25 tahun terdahulu, 50% bayi dengan kasus RDS meninggal.
Karena kemajuan teknologi dalam 3 dekade terakhir ini, statistic mortalitas neonatus akibat RDS
menurun.

Penatalaksanaan
Resusitasi

Bayi yang lahir prematur, bayi dari ibu yang menghidapi DM, atau bayi yang mempunyai
risiko tinggi RDS harus diresusitasi segera saat lahir. Ini harus mencakup perluasan paru-paru
dengan tekanan positif jika upaya pernapasan spontan tidak sepenuhnya memperluas paru-paru,
dan dibantu ventilasi atau continuous positive airway pressure (CPAP) dengan campuran oksigen
dan udara untuk menjaga PO2 arteri antara 50 hingga 70 mm Hg. Mengobati atau mencegah
atelektasis adalah kunci dalam pengobatan RDS. Ventilasi bantuan (assisted ventilation) atau
CPAP harus dilanjutkan sampai bayi dapat mengekalkan PO2 dalam rentang normal saat
bernapas secara spontan.
General support
a. Memberikan lingkungan yang optimal.Suhu tubuh bayi harus selalu diusahakan agar tetap
dalam batas normal (36,5o-37oC) dengan cara meletakkan bayi dalam incubator. Kelembapan
ruangan juga harus adekuat.
b. Pemberian oksigen (mertahankan PO2 serta asam baas dalam batas normal)
Konsentrasi oksigen dan ventilator ditentukan oleh status pasien. Hal ini dipantau
dengangas darah arteri. Tekanan ekspirasi-ahir positif (PEEP) atau tekanan udara positif kontinu
(CPAP) adalah bagian penting dari pengobatan RDS .
Pemberian surfaktan
Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien RDS adalah pemberian surfaktan eksogen
(surfaktan dari luar) yang berasal dari hewan dan surfaktan sintetik bebas protein, dimana
surfaktan natural secara klinik lebih efektif. Adanya perkembangan di bidang genetik
dan biokimia, maka dikembangkan secara aktif surfaktan sintetik.
Surfaktan paru merupakan pilihan terapi pada neonatus dengan RDS sejak awal tahun
1990 dan merupakan campuran antara fosfolipid, lipid netral, dan protein yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan pada air-tissue interface. Semua surfaktan derifat binatang
mengalami berbagai proses untuk mengeluarkan SP-A dan SP-D, menurunkan SP-B dan SP-C,
dan merubah fosfolipid sehingga berbeda dengan surfaktan binatang. Semua golongan surfaktan
secara in vitro menurunkan tekanan permukaan, terutama terdapat pada surfaktan kombinasi
protein, dapat menurunkan pemakaian kebutuhan oksigen dan ventilator dengan cepat.
Prognosis

Dengan pengobatan dan monitoring yang teliti, 80% hingga 90% bayi dengan RDS
sembuh dan paru-paru bayi tersebut menjadi normal dalam waktu 1 bulan.3
Pencegahan
Karena RDS sering terjadi pada bayi premature yang lahir dengan berat badan rendah,
pencegahan kasus RDS adalah dengan mencegah bayi lahir dengan berat badan rendah dengan,
antaratnya adalah dengan memelihara gizi ibu sepanjang kehamilan dan melakukan pemeriksaan
dan konsultasi kehamilan dengan lebih kerap kepada dokter.
Kesimpulan
Respiratory distress syndrome adalah komplikasi yang sering terjadi pada bayi yang lahir
premature dengan berat badan rendah di mana paru-paru gagal mengembang dengan sempurna
akibat dari defisiensi surfaktan sehingga menyebabkan bayi menjadi hipoksia. Dengan kemajuan
teknologi kedokteran, kasus RDS sudah bisa ditangani dengan adequate. Kelahiran bayi
premature harus diobservasi perkembangannya karena terdapat banyak komplikasi yang bisa
terjadi.

Daftar Pustaka
1. Aslim S, Perdana E, Samiadji R, et al. Sistem reproduksi. Jakarta: UKRIDA; 2016.
2. Sondheimer JM. Current essentials pediatrics. New York: McGrawHill; 2008.
3. Rudolph CD, Rudolph AM, Lister G, First LR, Gerhson AA. Rudolphs pediatrics.
22nded. New York: McGrawHill; 2011.
4. Zorc, Joseph J. Schwartzs clinical handbook of pediatrics. 4 thed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2009.

5. Gleadle J. At a glance: Anamnesis dan pemeriksaan. Jakarta: Erlangga Medical Series;


2005.
6. Wahab AS, ed. Ilmu kesehatan anak nelson. Vol 1. Edisi 15. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2000.p.532-43.
7. Manuaba IB, Manuaba IA, Manuaba IF. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC;2007.p.422-5.
8. Toy EC, Yetman RJ, Girardet RG, Hormann MD, Lahoti SL, et all. Case files pediatrics.
3rded. New York: McGrawHill; 2009.

Anda mungkin juga menyukai