Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN KASUS

Pembimbing:
dr. Hj. Rini Sulviani, Sp.A, M.Kes

Disusun oleh:
Bayu Setyo Nugroho
(2013730130)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN NIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RSUD SYAMSUDIN, SH SUKABUMI
IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. S.R
 Tanggal lahir : 28 Desember 2012
 Usia : 5 Tahun 3 Bulan
 Agama : Islam
 Alamat : Kp Lengkong Rt01/05
 Tanggal masuk RS : 12 April 2018
 Tanggal pemeriksaan : 13 April 2018
 Dirawat di bangsal : PICU
 Nomor rekam medis : R00103023
IDENTITAS ORANGTUA PASIEN
Ayah
 Nama : Tn. U
 Umur : 31 tahun
 Pendidikan : SMK
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : Kp Lengkong Rt 001/005
 Suku : Sunda
 Agama : Islam
 Penghasilan : ± Rp 3.000.000,- per bulan
IDENTITAS ORANGTUA PASIEN
Ibu
 Nama : Ny. A
 Umur : 28 tahun
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Alamat : Kp Lengkong Rt 001/005
 Suku : Sunda
 Agama : Islam
ANAMNESIS

13 april 2018
Keluhan
PICU Alloanamnesis Keluhan tambahan:
kepada Ibu utama
RSUD Batuk Berdahak
Syamsudin SH pasien Sesak Napas
Demam
Sukabumi.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke RSUD Syamsudin dengan keluhan
sesak sejak ± 1 hari SMRS. Sesak dirasakan pasien
semakin lama semakin memberat. sesak tidak
membaik dengan perubahan posisi, sesak terutama
timbul pada malam dan pagi hari, sehingga
mengganggu aktivitas dan tidur, keluhan sesak nafas
tiba tiba dimalam hari sampai terbangun, sesak pada
saat aktivitas, nyeri dada saat menarik nafas disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan sesak di sertai demam naik turun dan batuk
berdahak sejak ±1 minggu SMRS. Demam dirasakan
pasien siang dan malam hari. Batuk dirasakan pasien
berdahak dengan dahak berwarna bening kental.
Batuk dirasakan pasien semakin lama semakin
memberat dan keluhan batuk membuat pasien
merasakan sesak semakin memberat.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien menyangkal adanya berat badan menurun.
Dikeluarga pasien tidak ada yang pernah menjalani
pengobatan penyakit paru dan di lingkungan sekitar
rumah pasien menyangkal tinggal dekat dengan tetangga
yang pernah menderita penyakit paru. Pasien
menyangkal adanya pembengkaan pada daerah sekitar
panggul, lutut dan dibagian pergelangan maupun jari jari
tangan. Pasien menyangkal adanya batuk disertai darah.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ini bukan sesak yang pertama karena sebelum ini
beberapa kali mengalami sesak napas dengan keluhan
yang hampir sama dan biasanya sering timbul bila
pasien terpapar udara dingin atau aktivitas fisik yang
berat. Sesak yang dirasakan pasien biasanya timbul 1
bulan 1 kali dan belum pernah sesak yang dirasakan
seberat ini sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Riwayat berpergian keluar kota disangkal, adanya
bercak merah diwajah disangkal, kebiruan dimulut
dan ujung jari disangkal, bengkak di kaki tangan
dan kelopak mata disangkal, mual muntah tidak
ada, dan riwayat nyeri pinggang, gangguan
penglihatan, pusing dan rambut rontok tidak ada.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien merupakan rujukan dari RS. Bhakti Medicare.
Sejak di UGD RS Bhakti Medicare sesak napas yang
dirasakan makin berat. Batuk dirasakan semakin
menjadi-jadi. Pasien dibawa ke IGD RSUD Syamsudin
SH dan diberi terapi dengan nebulisasi ventolin 1 amp
+ Pulmicort 0,5 mg + NaCl, O2 8 lpm, IVFD Ka En 3B
1.100cc/24 jam, Cefotaxime 750 mg, Dexamethashone
1 mg. namun keluhan sesak tidak berkurang sehingga
pasien dirawat inap di PICU
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Pasien setiap bulan biasanya mengalami sesak 1
kali. Pasien memiliki riwayat alergi udara dingin.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


 Terdapat anggota keluarga dengan riwayat asma
yaitu buyut dari pihak ayah pasien.
RIWAYAT KEHAMILAN
 Ibu 1x melakukan pemeriksaan ANC 1x ke bidan.
Selama hamil ibu tidak ada masalah, demam
tidak ada, hipertensi tidak ada, diabetes tidak
ada, mengkonsumsi obat-obatan atau jamu tidak
ada, mengkonsumsi alkohol tidak pernah.
RIWAYAT KELAHIRAN
Tempat persalinan : Rumah
Penololong persalinan : Dukun Beranak
Cara persalinan : Spontan per vaginam
Hambatan persalinan : disangkal
Masa gestasi : 9 bulan
RIWAYAT KELAHIRAN
Keadaan bayi
Berat badan lahir : Tidak di ukur, menurut
keterangan ibu anaknya
tampak besar
Panjang badan lahir : Tidak di ukur
APGAR : tidak diketahui, langsung
menangis dan gerakan aktif
Kelainan bawaan : disangkal
Kuning, sianosis, kejang : disangkal
IMUNISASI

 Kesimpulan :Status Imunisasi dasar lengkap untuk


usianya menurut IDAI
RIWAYAT MAKANAN DAN MINUMAN

 0-6 bulan : Asi Ekslusif diberikan setiap 3 jam sekali


 6-12 bulan : Asi + Bubur susu + bubur sari buah +
biskuit.
 Pagi hari diberikan asi selama kurang lebih 15-30
menit + bubur Susu kurang lebih 3-5 sendok makan
 Siang hari bubur sari buah + biskuit
 Sore hari bubur susu + biskuit
 Malam hari diberikan asi
RIWAYAT MAKANAN DAN MINUMAN

 12-24 bulan : Asi + 3 kali makan keluarga + 2 kali


makan selingan.
 2 tahun – 6 tahun : 3 kali makan besar menu keluarga
(nasi 7-8 sendok makan) + 1 potong ayam + sayur + 1
gelas susu) + 2 kali makan selingan
RIWAYAT PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN

 Tinggal di rumah permanen, lingkungan perumahan


tidak padat
 Ventilasi dan pencahayaan cukup dengan pintu dan
cendela yang rutin dibuka
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum
Tampak sakit berat
 Kesadaran:
Composmentis
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital Status gizi
 Nadi : 158 kali /  BB/U = BB Kurang
menit, Reguler, equal, isi 13,5/18 = 75%
cukup  TB/U = TB Normal
 Respirasi : 56 kali /
111/110 = 101%
menit, reguler
 BB/TB = Gizi Kurang
 Suhu : 38,30C 13,5/18 = 75 %
 Status gizi kurang menurut
Antropometri CDC (KEP II)
 BB : 13,5 kg
 TB : 111 cm
STATUS GENERALISATA
Kepala
Bentuk : Normochepali
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
Hidung : nafas cuping hidung (+/+)
Mulut : mukosa basah, tidak pucat, tonsil T1-T1
hiperemis (+), faring hiperemis (+)
STATUS GENERALISATA
Leher
KGB : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Retraksi Suprasternal (+)

Thorax
 Bentuk dinding dada: normal
Paru:
Inspeksi : gerakan dinding dada simetris, retraksi
intercosta (+)
Palpasi : vokal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : sonor di semua lapangan paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, Ronchi basah halus
(+/+),wheezing (+/+), bunyi jantung I & II
normal, murmur (-)
Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, murmur -,
gallop -
Abdomen
Inspeksi : datar, scar (-), retraksi epigastrik (+)
Palpasi : supel, tidak ada nyeri tekan, hepar dan
lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal

Ekstremitas
Akral hangat, capillary refill time ≤ 2 detik, tidak
nampak edema pada ekstremitas
RESUME
An.S.R perempuan usia 5 tahun 3 bulan datang ke RSUD
Syamsudin dengan keluhan sesak sejak ± 1 hari SMRS.
Sesak semakin lama semakin memberat, tidak membaik
dengan perubahan posisi. sesak yang dirasakan bukan
sesak yang pertama karena sebelum ini beberapa kali
mengalami sesak napas biasanya timbul 1 bulan sekali
dengan keluhan yang hampir sama dan sering timbul bila
pasien terpapar udara dingin atau aktivitas fisik yang berat.
RESUME
Sesak terutama timbul pada malam dan pagi hari.
Demam dan batuk berdahak dirasakan sejak ±1
minggu SMRS. Demam naik turun meningkat sore dan
malam hari. Batuk dirasakan pasien berdahak dengan
dahak berwarna bening kental. Pasien memiliki
riwayat alergi udara dingin. Terdapat anggota keluarga
dengan riwayat asma yaitu buyut dari pihak ayah
pasien.
RESUME
Riwayat Imunisasi
 Status Imunisasi dasar lengkap untuk usianya
menurut IDAI
Interpretasi status gizi :
 Status gizi kurang menurut CDC (KEP II)
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : tampak sakit berat
 Kesadaran : composmentis
RESUME

 Pernapasan cuping hidung (+), pada pemeriksaan


thoraks inspeksi terlihat retraksi intercosta (+),
suara nafas vesikuler dengan ekspirasi memanjang,
wheezing (+/+), Ronchi basah halus(+/+), bunyi
jantung I & II normal, murmur (-). Dari labotorium
didapatkan leukositosis.
ASSESSMENT
An.S.R perempuan usia 5 tahun 3 bulan
Diagnosis :
 Bronkopneumonia e.c bakterial
 KEP II
Diagnosis Banding:
 Asma Bronkial episodik jarang eksaserbasi berat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Rontgen toraks proyeksi posterior-anterior (PA)
Pemeriksaan Fungsi Paru
 Pengukuran forced expiratory volume in one second
(FEV1) dan peak respiratory flowrate (PEFR)
Pemeriksaan status alergi
 Skin prick test
 Tes provokasi
 Skin test
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN 12 April

Hemoglobin (g/dL) 11-14,5 13,2

Hematokrit (%) 33-45 39

Leukosit (/uL) 4.000-10.000 36.000

Eritrosit (jt/uL) 3.8-5.2 5,4

Indeks Eritrosit

MCV 69-93 73
MCH 24-30 25
MCHC 32-36 34

Trombosit (/uL) 150.000-450.000 350.000

GDS (mg/dL) 60-100 102


PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Tampak gambaran trakea berada di tengah , COR : bentuk dan ukuran normal, pinggang
jantung normal, apeks tertanam pada diafragma, sinus dan diafragma baik, tulang-tulang
tervisualisasi intake, tidak tampak kardiomegai ditandai CTR <5% terdapat bercak infiltrate.
Kesan : Bronkopneumonia
TATALAKSANA
Tatalaksana Umum:
 Rawat Inap
 IVFD Dex 5% drip Aminophilline 7 mg/ Jam
 Oksigen 4 liter/menit

Tatalaksana Khusu:
 Injeksi Meropenem 700 mg/ 8 Jam
 Injeksi Amikasin
 Injeksi Paracetamol 140 mg/ 6 Jam
 Injeksi Dexametasone 3 mg/ 6 Jam
 Injeksi Ranitidin 14 mg/ 12 Jam
 Inejksi Aminophyllin 67,5 mg/ 30 Menit
 Nebulizer combiven 1 ampul + Pulmicort ½ ampul/ 6 Jam
 P/O: - Salbutamol ½ cth/ 8 Jam
 Ambroxol 5ml/ 8 Jam
Prognosis
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
FOLLOW UP
TGL Subjective Objective Assessment Planning
13/4/ sesak nafas (+) N= 123x/menit Bronkopneumonia • O2 5 liter/menit
2018 Sianosis (-) R= 64x/menit + Sepsis • IVFD Aminophilline 1
PCH (+) T= 36,5oC cc  18 tts/menit
Nafas Spontan (+) SpO2=93-94% • Nebulizer tiap 4 jam
Retraksi Intercosta (+) (Combiven 1 amp +
Wheezing (+/+) Pulmicort ½ amp)
Rhonki (+/+) • Dexametason 4 x 3mg
batuk berdahak (+) I.V
demam (+) • Salbutamol Syr 3 x ½
mual muntah 3x malam cth P.O
• Ambroxol 3 x 1 cth P.O
• PCT 4 x 140 mg I.V
• Meropenem 3 x 700
mg I.V
• Ranitidine 2 x 14 mg
I.V
FOLLOW UP
TGL Subjective Objective Assessment Planning
14/4/ sesak nafas (+) N= 119x/menit Bronkopneumonia • O2 5 liter/menit
2018 Sianosis (-) R= 44x/menit + Sepsis • IVFD Aminophilline 1
Nafas Spontan (+) T= 36,7oC cc  18 tts/menit
Retraksi Intercosta (+) SpO2=92-96% • Nebulizer tiap 4 jam
PCH (+) (Combiven 1 amp +
Wheezing (+/+) Pulmicort ½ amp)
Rhonki (+/+) • Dexametason 4 x 3mg
batuk berdahak (+) I.V
demam (+) • Salbutamol Syr 3 x ½
mual muntah (-) cth P.O
• Ambroxol 3 x 1 cth P.O
• PCT 4 x 140 mg I.V
• Meropenem 3 x 700
mg I.V
• Ranitidine 2 x 14 mg
I.V
FOLLOW UP

TGL Subjective Objective Assessment Planning


15/4/ sesak nafas (+) N= 119x/menit Bronkopneumo • O2 2 liter/menit
2018 minimal R= 44x/menit nia + Sepsis • IVFD Aminophilline 1 cc 
Sianosis (-) T= 36,7oC 18 tts/menit
Nafas Spontan (+) SpO2=92-96% • Nebulizer tiap 4 jam
Irama Nafas Reguler (Combiven 1 amp + Pulmicort
Wheezing (+/+) ½ amp)
Rhonki (+/+) • Dexametason 4 x 3mg I.V
batuk berdahak (+) • Salbutamol Syr 3 x ½ cth P.O
demam (+) • Ambroxol 3 x 1 cth P.O
mual muntah (-) • PCT 4 x 140 mg I.V
Nafsu makan (+) • Meropenem 3 x 700 mg I.V
• Ranitidine 2 x 14 mg I.V
FOLLOW UP

TGL Subjective Objective Assessment Planning


16/4/ sesak nafas (+) N= 119x/menit Bronkopneumo • Pindah Ke ruangan Tanjung
2018 minimal R= 44x/menit nia + Sepsis • O2 2 liter/menit
Sianosis (-) T= 36,7oC • IVFD Aminophilline 1 cc 
Nafas Spontan (+) SpO2=92-96% 18 tts/menit
Irama Nafas Reguler • Nebulizer tiap 4 jam
Wheezing (+/+) (Combiven 1 amp + Pulmicort
Rhonki (+/+) ½ amp)
batuk berdahak (+) • Dexametason 4 x 3mg I.V
demam (+) • Salbutamol Syr 3 x ½ cth P.O
mual muntah (-) • Ambroxol 3 x 1 cth P.O
Nafsu makan (+) • PCT 4 x 140 mg I.V
• Meropenem 3 x 700 mg I.V
• Ranitidine 2 x 14 mg I.V
• Ceftriaxone 1 x 750 I.V
FOLLOW UP

TGL Subjective Objective Assessment Planning


17/4/ sesak nafas (+) minimal N= Bronkopneumonia O2 5 liter/menit
2018 Sianosis (-) 100x/menit + Sepsis IVFD Aminophilline 1 cc 
Nafas Spontan (+) R= 40x/menit 18 tts/menit
Retraksi Intercosta (-) T= 36,5oC Nebulizer tiap 4 jam
PCH (-) SpO2=92- (Combiven 1 amp + Pulmicort
Wheezing (+/+) 96% ½ amp)
Rhonki (+/+) Dexametason 4 x 3mg I.V
batuk berdahak (+) Salbutamol Syr 3 x ½ cth P.O
demam (+) Ambroxol 3 x 1 cth P.O
mual muntah 3x malam PCT 4 x 140 mg I.V
Meropenem 3 x 700 mg I.V
Ranitidine 2 x 14 mg I.V
FOLLOW UP

TGL Subjective Objective Assessment Planning


18/4/2 sesak nafas (-) N= 110x/m Bronkopneumonia • Pasien boleh pulang
018 Sianosis (-) R= 43x/m + Sepsis • Terapi peroral:
Nafas Spontan (+) T= 36,6oC • Cefixime 2 x 1 cth
Retraksi Intercosta (-) SpO2=92-96%
Wheezing (-/-)
Rhonki (-/-)
batuk berdahak (-)
demam (-)
mual muntah (-)
Objek:
N= 110x/menit
R= 43x/menit
T= 36,6oC
SpO2=92-96%
ANALISA KASUS
Kasus Teori
Pendekatan Anamnesis Anamnesis
Diagnosis • Sesak napas sejak 1 hari sebelum • Demam tinggi,
Pasien anak masuk rumah sakit (SMRS) • batuk,
perempuan usia 5 • Sesak napas timbul bila pasien • gelisah,
terpapar udara dingin dan • rewel, dan
tahun dengan
aktivitas fisik yang berat. • sesak napas

diagnosis • Sesak terutama timbul pada • nyeri kepala,
Bronkopneumonia malam dan pagi hari • nyeri abdomen
• Batuk berdahak dengan warna • muntah
bening kental.
• Pasien setiap bulan biasanya
mengalami sesak 1 kali namun
belum pernah seperti ini
sebelumnya.
• Pasien memiliki riwayat alergi
udara dingin.
• Terdapat anggota keluarga dengan
riwayat asma yaitu buyut dari
pihak ayah pasien.
Kasus Teori

Pendekatan Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik


Diagnosis • Gelisah (+) • Sianosis
Pasien anak • Nafas cuping hidung (+) • vokal fremitus menurun,
perempuan usia 5 • Retraksi sela iga (+) • Retraksi sela iga
• Ekspirasi memanjang (+) • Nafas cuping hidung
tahun dengan
• Wheezing (+/+) • terdengar pernapasan
diagnosis • Ronchi basah halus (+/+) menurun.
Bronkopneumonia • Fine crackles (ronkhi basah
halus) yang khas pada anak
besar, bisa juga ditemukan
pada bayi.
• Gejala lain pada anak besar
adalah dull (redup)
• suara nafas menurun,
• Iritasi pleura akan
mengakibatkan nyeri dada, bila
berat dada menurun waktu
inspirasi,
• anak berbaring kearah yang
sakit dengan kaki fleksi.
• Rasa nyeri dapat menjalar ke
leher, bahu dan perut.
Kasus Teori

Pendekatan Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang


Diagnosis • Radiologis
Pasien anak Radiologis gambaran berupa corakan
perempuan usia 5 Tampak gambaran bronkovaskular bertambah,
trakea berada di tengah , peribronchial cuffing, dan
tahun dengan
COR : bentuk dan ukuran overaeration; bila berat terjadi patchy
diagnosis normal, pinggang consolidation karena atelectasis.
Bronkopneumonia jantung normal, apeks Gambaran difus bilateral, corakan
tertanam pada peribronkial bertambah, dan infiltrat
diafragma, sinus dan halus sampai ke perifer.
diafragma baik, tulang- • Laboratorium
tulang tervisualisasi Jumlah leukosit >15.000/μL dengan
intake, tidak tampak dominasi neutrofil sering didapatkan
kardiomegai ditandai pada pneumonia bakteri.
CTR <5% terdapat • Pulse Oxymetri
bercak infiltrate. Pengukuran saturasi O2 merupakan
pemeriksaan noninvasif yang dapat
Laboratorium memperkirakan oksigenasi arteri.
• Leukosit 36.600 /μL • Pemeriksaan Mikrobiologis
• Eritrosit 5,4 juta/μL Hasil (+) hanya didapatkan pada 10–
• GDS 102 mg/dl 30% kasus
Kasus Teori

Pendekatan Terapi Terapi


Diagnosis Tatalaksana Umum: Perawatan umum di
Pasien anak • Rawat Inap rumah sakit
perempuan usia 5 • IVFD Dex 5% drip • Terapi Oksigen
Aminophilline 7 mg/ Jam • Analgetik antipiretik
tahun dengan
• Oksigen 4 liter/menit • Terapi cairan
diagnosis Tatalaksana Khusu: • Pemberian antibiotik
Bronkopneumonia • Injeksi Meropenem 700 mg/ 8 • Bronkodilator
Jam Pencegahan
• Injeksi Amikasin • menghindari kontak dengan
• Injeksi Paracetamol 140 mg/ 6 penderita atau mengobati
Jam secara dini penyakit-
• Injeksi Dexametasone 3 mg/ 6 penyakit yang dapat
Jam menyebabkan terjadinya
• Injeksi Ranitidin 14 mg/ 12 Jam bronkopneumonia.
• Inejksi Aminophyllin 67,5 mg/ • meningkatkan daya tahan
30 Menit tubuh kaita terhadap
• Nebulizer combiven 1 ampul + berbagai penyakit saluran
Pulmicort ½ ampul/ 6 Jam napas
• P/O: - Salbutamol ½ cth/ 8 Jam • Melakukan vaksinasi
• Ambroxol 5ml/ 8 Jam
KAJIAN PUSTAKA
DEFINISI
 Bronkopneumonia merupakan satu bentuk
pneumonia, yaitu pneumonia lobularis
 Bronkopneumonia  peradangan akut dari
parenkim paru pada bagian distal bronkiolus
terminalis dan meliputi bronkiolus respiratorius,
duktus alveolaris, sakus alveolaris dan alveoli
EPIDEMIOLOGI
 Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah
kesehatan utama pada anak di negara berkembang.
 Hampir seperlima kematian anak di seluruh dunia, lebih kurang 2
juta anak balita, meninggal setiap tahun akibat pneumonia,
sebagian besar terjadi di afrika dan asia tenggara
 Survei kesehatan nasional tahun 2001,
 27% kematian bayi
 22,8 % kematian balita di indonesia disebabkan oleh penyakit sistem
respiratorius, terutama pneumonia
 Insidensi pneumonia pada anak < 5 tahun di negara maju adalah 2-4
kasus/100 anak/tahun, sedangkan dinegara berkembang 10-20
kasus/100 anak/tahun
ETIOLOGI
 Pada neonatus dan bayi kecil: Streptococcus group B
dan bakteri Gram negatif seperti E. Colli,
Pseudomonas atau Klebsiella.
 Pada bayi yang lebih besar dan anak balita:
Streptococcus pneumonia, Haemophillus influenzae
tipe B dan Staphylococcus aureus.
 Pada anak yang lebih bedar dan remaja:
selain bakteri tersebut, sering juga Mycoplasma
pneumoniae.
PATOGENESIS
Stadium I (4 – 12 jam pertama)  kongesti
• Stadium kongesti  respon peradangan awal 
pelepasan mediator-mediator inflamasi & komplemen
 peningkatan permeabilitas kapiler paru 
perpindahan eksudat  interstisium  edema
Stadium II (48 jam berikutnya)  hepatisasi merah
• Stadium hepatisasi merah  alveolus terisi sel darah
merah, eksudat, fibrin, leukosit  lobus padat  paru
merah
PATOGENESIS
Stadium III (3 – 8 hari)  hepatisasi kelabu
• Stadium hepatisasi kelabu  sel darah putih
mengkolonisasi paru  fagositosis sisa2 sel & eritrosit
diresorbsi  lobus berisi fibrin & leukosit  paru
kelabu
Stadium IV (7 – 11 hari)  resolusi
• Stadium resolusi  sisa2 fibrin & eksudat lisis 
diabsorbsi makrofag paru kembali ke semula
GAMBARAN KLINIS
 Biasanya didahului oleh peradangan saluran nafas
bagian atas seperti batuk, pilek selama beberapa hari
disertai kenaikan suhu tubuh yang tiba-tiba.

 Umumnya gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan


dangkal disertai pernafasan cuping hidung.
GAMBARAN KLINIS
 Peningkatan nafas diikuti dengan retraksi dari
intercostal, subkostal, dan suprasternal, dan
penggunaan otot pernafasan aksesorius.

 Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan.

 Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki


basah nyaring halus atau sedang.
PEMERIKSAAN FISIK
 Inspeksi : Pada setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal,
suprasternal, dan pernapasan cuping hidung.

 Palpasi : ditemukan vokal fremitus yang simetris. Konsolidasi yang kecil


pada paru yang terkena tidak menghilangkan getaran fremitus selama jalan
napas masih terbuka, namun bila terjadi perluasan infeksi paru (kolaps
paru/atelektasis) maka transmisi energi vibrasi akan berkurang.

 Perkusi : tidak terdapat kelainan

 Auskultasi : ditemukan crackles sedang nyaring. Crackles dihasilkan oleh


gelembung-gelembung udara yang melalui sekret jalan napas/jalan napas
kecil yang tiba-tiba terbuka.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah perifer lengkap
 Pneumonia virus: leukosit dapat normal atau meningkat
(biasanya tidak lebih dari 20.000/mm3) dengan
predominan limfosit.
 Pneumonia bakterial, terjadi peningkatan leukosit antara
15.000 – 40.000/mm3.
Radiologis
Pada foto rontgen dada terlihat infiltrat alveolar yang
dapat ditemukan di seluruh lapangan paru.
DIAGNOSIS
Berdasarkan kriteria WHO (2009)
1. Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan sesak napas dan napas cepat
2. Pneumonia
– Bila tidak ada sesak napas
– Ada napas cepat dengan laju napas:
• Anak umur < 2 bulan : > 60 x/mnt
• Anak umur 2-11 bulan : > 50 x/mnt
• Anak umur 1-5 tahun : > 40 x/mnt
• Anak umur > 5 tahun : > 30 x/mnt
DIAGNOSIS
3. Pneumonia berat
 Bila ada sesak napas (pernapasan cuping hidung dan atau
retraksi)
 Dalam keadaan sangat berat dapat dijumpai :
 Tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan
semuanya
 Kejang, letargis atau tidak sadar
 Sianosis
 Distress pernapasan berat
TATALAKSANA BRONKOPNEUMONIA
Sebagian besar anak tidak perlu rawat inap
Indikasi rawat tergantung berat-ringan penyakit :
 Toksis
 Distres pernapasan
 Tidak mau makan/minum
 Ada penyakit dasar lain
 Komplikasi
 Neonatus & bayi kecil dgn susp. pneumonia
TATALAKSANA BRONKOPNEUMONIA
Dasar tatalaksana :
 Pengobatan kausal dan suportif
 Penanggulangan penyakit penyerta
 Pemantauan & mengatasi komplikasi

Terapi antibiotik harus segera diberikan pada anak


dengan pneumonia yg diduga disebabkan oleh bakteri
TATALAKSANA RAWAT JALAN
 Ringan : 1st line Antibiotik - Oral
 Amoksisilin 25 mg/kgBB
 Kotrimoksazol 4 mg/kgBB TMP – 20 mg/kgBB sulfametoksazol

 Makrolid : terapi alternatif beta-laktam untuk


pengobatan inisial pneumonia, dengan
mempertimbangkan aktivitas ganda terhadap
S.pneumoniae dan bakteri atipik
TATALAKSANA RAWAT INAP
 1st line Ab : beta-laktam atau kloramfenikol
 2nd line Ab : gentamisin, amikasin, sefalosporin
 Terapi Ab diteruskan 7-10 hari pd pneumonia tanpa
komplikasi
 Kombinasi beta-laktam, ampisilin/amoksisilin +
kloramfenikol : pneumonia berat 2-24 bulan
 Penisillin G 25.000 U/kgBB tiap 4 jam
 Kloramfenikol 15 mg/kgBB tiap 6 jam
 Seftriakson 50 mg/kgBB tiap 12 jam
TATALAKSANA RAWAT INAP
 Pada neonatus & bayi kecil : terapi awal Antibiotik IV
sesegera mungkin  sering terjadi sepsis dan
meningitis  rekomendasi Antibiotik spektrum luas:
kombinasi beta-laktam / klavulanat dengan
aminoglikosid / sefalosporin generasi ketiga

 Bila keadaan sudah stabil  Antibiotik Oral 10 hari


TATALAKSANA RAWAT INAP
 Pada balita & anak lebih besar :
 Ab beta-laktam dengan/tanpa klavulanat
 Ab beta-laktam/klavulanat + makrolid baru (IV) /
sefalosporin generasi ketiga  kasus lebih berat

 Keadaan stabil  Antibiotik Oral dan rawat jalan


PENCEGAHAN
 Vaksinasi :
 Influenza setiap tahun
 PVC bulan ke 2, 4, 6, 15-18  booster 5 tahun
KOMPLIKASI
 Empiema torasis ( tersering pd pneu.bakteri )
 Miokarditis ( tersering pd usia 2-24 bulan )
 Perikarditis purulenta
 Pneumotoraks
 Meningitis purulenta
PROGNOSIS
 Prognosis tgt usia pasien, daya tahan pasien,
pengobatan adekuat, dan kemungkinan komplikasi
yang terjadi
 Usia <2 bulan lebih sering terjadi komplikasi bahkan
sampai kematian
 Daya tahan : terkait vaksinasi
 Pengobatan adekuat : prognosis lebih baik
 Miokarditis : fatal
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai