Anda di halaman 1dari 15

KERAJAAN ALLAH

Elvina, Heman, Ido, Jenny, Pheobe, Puguh


BAB 1 - PENDAHULUAN
 Pemahaman mengenai Kerajaan Allah
penting untuk kita ketahui sebab kata
Kerajaan Allah ini selalu ada dalam
pengajaran-pengajaran Yesus
 Tanpa memahami dengan benar maka
sulit untuk hidup sesuai dengan apa yang
diinginkan Allah bagi kita umatNya, serta
dapat kehilangan manfaat yang penuh
dari kerajaan Allah ini.
BAB 2 – ISI
A. Etimologi
 Dari arti kata "kingdom" : "tingkatan, kualitas
keadaan atau atribut raja; kekuasaan raja; dominion;
monarki; martabat raja."
 Dari bahasa Ibrani : malkuth
 Dari bahasa Yunani : basileia
 Basilea diterjemahkan sebagai kerajaan, lebih sering
diartikan pemerintahan seorang raja daripada wilayah
kekuasaannya.
 Ide Alkitabiah tentang Kerajaan Allah berakar
dalamPerjanjian Lama dan didasarkan pada keyakinan
bahwa ada satu Allah yang hidup dan kekal yang telah
menyatakan diriNya kepada manusia dan
yangmempunyairencana bagi umat manusia dan Ia
sudah memilih untuk melaksanakan rencana itu
melalui orang-orang
B. MENURUT PARA AHLI TEOLOG
 Gordon Fee :Suatu peristiwa masa depan
sekaligus suatu realitas masa kini.

 George Eldon Ladd : Pemerintahan tertinggi


Allah, namun pemerintahan Allah terwujud dalam
tahap yang berbeda-beda sepanjang sejarah
penebusan. Oleh karena itu, manusia dapat
masuk ke dalam wilayah pemerintahan Allah
dalam beberapa tahap perwujudannya dan
mengalami berkat-berkat pemerintahan-Nya itu
dalam kadar yang berbeda-beda. Kerajaan Allah
adalah zaman yang akan datang, yang lazim
disebut Sorga. Waktu itu kita akan mengalami
berkat-berkat pemerintahan-Nya dalam
kepenuhan yang sempurna.
 Albert Schweitzer :Kerajaan Allah sama sekali
bukanlah suatu kenyataan rohani atau kenyataan
yang ada sekarang; Kerajaan Allah seluruhnya
merupakan kenyataan masa mendatang dan
bersifat adikodrati.

 Donald Guthrie : Kerajaan Allah menunjuk


kepada adanya hubungan antara masa sekarang
dan masa yang akan datang. Perwujutan ini
akan lengkap hanya dalam kerajaan yang akan
datang, tetapi sudah diwakili pada masa sekarang
di dalam jemaat.
C. MENURUT INJIL SINOPTIK
 Matius, Markus & Lukas sama-sama mencatat
gagasan tentang Kerajaan Allah. Terdapat
begitu banyak ayat dalam kitab-kitab ini
tentang gagasan Kerajaan Allah. Di antara
banyaknya ayat-ayat tersebut, dapat
ditemukan persamaan dan perbedaan
gagasan mereka tentang Kerajaan Allah
melalui ayat-ayatparalel.

Contoh :
Di dalam Matius 4:12-17; Markus 1:14-15;
Lukas 4:14-15, memiliki kesamaan dalam hal
bagaimana Yesus mulai mengajarkan
Kerajaan Allah lewat pemberitaan-Nya
BAB 3 – ISI KERAJAAN ALLAH
A. PENGUASA KERAJAAN ALLAH
 Kerajaan Allah adalah kerajaan rohani. dengan
Allah tritunggal sebagai Raja di atas segala Raja
 Jikalau kata kerajaan itu berarti Kerajaan Allah
maka artinya selalu adalah pemerintahan Allah,
kekuasaan Allah, kedaulatan Allah dan bukan
wilayah berlakunya pemerintahan itu. Mazmur
103:19 “Tuhan sudah menegakkan tahtaNya
disurga dan kerajaanNya berkuasa atas segala
sesuatu”.
 Jadi penguasa Kerajaan Allah adalah Allah dalam
ketritungalanya yang tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya
B. UMAT KERAJAAN ALLAH

 Umat Kerajaan Allah adalah setiap orang yang


percaya
 Ada nilai-nilai etis yang mengatur cara hidup warga
kerajaan tersebut.
 Tekanan terhadap aspek moral-etis ini, dibicarakan
dalam Injil Sinoptik melalui pengajaran Yesus dalam
khotbah di bukit (Matius 5; Lukas 6).
 Yesus berseru“Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga
sudah dekat.” Arti dasar kata “bertobat” adalah
berbalik, mengubah jalan hidup, bertindak mengikuti
keputusan Kerajaan Allah.
 Prinsip tersebut dijelaskan dalam Matius 5, di mana
ungkapan bahagia tersebut diberikan kepada mereka
yang termasuk dalam warga Kerajaan Allah.
 Kotbah di bukit harus dipahami sebagai nilai-nilai
moral-etis Kerajaan Allah yang perlu dihidupi
olehsetiap mereka yang telah menerima Yesus
sebagai Mesias, dan merupakan warga Kerajaan Allah.
BAB 4 – SISTEM PEMERINTAHAN
 Seperti kerajaan pada umumnya, kerajaan Allah memiliki
sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan dalam kerajaan
Allah adalah sistem teokrasi dimana Allah dalam
ketritunggalannya menjadi satu-satunya pemimpin yang
berdaulat secara penuh.
 Sistem pemerintahannya juga didasarkan pada kasih
karena Allah pada hakekatnya adalah kasih (1 Yoh 4:8),
artinya Allah menjalankan pemerintahanNya di atas bumi
dengan menyatakan kasihNya kepada manusia.

 Dalam sistem pemerintahanNya


tersebut terdapat pula aturan seperti
pemerintahan pada umumnya.
Aturan tersebut dapat kita temukan
dalam Firman Tuhan / Alkitab yang
menjadi pedoman hidup kita untuk
menjalankan hidup dlm kerajaan Allah.
BAB 5 – MODEL KERAJAAN ALLAH
A. KERAJAAN GEREJAWI: KERAJAAN SEBAGAI
LEMBAGAGEREJA.
• Gambaran utama dari model ini adalah “langit baru dan
bumi baru”. Masa depan adalah kunci dari pandangan
ini tentang pemerintahan Allah. Makna utama pada
masa kini dari kerajaan adalah pengharapan yang
menawarkan pemisahan akhir yang benar dan yang
salah di dunia, yang merupakan bentuk penghakiman
dan rekonsiliasi.

B.KERAJAAN MASA DEPAN: KERAJAAN SEBAGAI


PENGHARAPAN MASAMENDATANG.
 Kerajaan Allah dalam segala hal merupakan Kerajaan
rohani. Hal ini merupakan suatu pengalaman dalam hati
atau jiwa orang percaya
 Model Kerajaan ini untuk mengalami Kerajaan sepenuhnya
adalah menyatu dengan Allah. Sejumlah mistis Kristen
menggambarkan model ini, seperti Yulian dari Norwich
(1343-1416) dan Teresa dari Avila dalam tulisannya
“Interior Castle”
C. KERAJAAN ROHANI: KERAJAAN ALLAH SEBAGAI
PENGALAMAN ROHANI.
◦ Kerajaan Allah diapandang sebagai persekutuan tertutup
dengan ide “persekutuan orang-orang kudus”, yang
dipahami sebagai persekutuan antara Gereja Surgawi dan
Duniawi; dan anggotanya, terutama dalam bentuk
persekutuan mistis. Konsep Kerajaan ini kurang individual
dibandingkan dengan model sebelumnya, karena
Kerajaan termasuk dalam persekutuan rohani dengan
seluruh orang percaya baik yang masih hidup maupun
yang sudah meninggal.

D. KERAJAAN SORGAWI: KERAJAAN SEBAGAI


PERSEKUTUAN MISTIS.
 Dalam abad sesudah Agustinus (354-430 M) pandangan
tentang kedatangan Kerajaan Allah melalui lembaga Gereja
semakin mengua
 Model ini menurut versi Roma Katolik tradisional, peran
Paus adalah pusat. Paus merupakan pengganti Yesus
Kristus, seseorang yang memegang pemerintahan di dunia
mewakili Kristus. Gereja mempunyai hubungan yang erat
dengan Kerajaan dan sangat sedikit perbedaan diantara
keduanya
E. KERAJAAN TEOKRATIS: KERAJAAN SEBAGAI
NEGARAPOLITIK.
◦ Dalam pandangan ini, Kerajaan memberikan nilai-nilai
dan sistem organisasi sosial, politik dan ekonomi
masyarakat. Allah adalah Raja, tidak dipilih oleh lembaga
tertentu. Implikasinya kemudian adalah bahwa Kerajaan
Allah tidak diorganisasikan secara demokratis tetapi
sebagai teokrasi diperintah orang benar atas nama Allah
dan orang-orang tidak benar tidak bisa ditoleransi.
Karena alasan jelas, model ini seringkali mengacu pada
contoh karya dari Perjanjian Lama, khususnya kerajaan
Israel di bawah Raja Daud danSalomo.
F. KERAJAAN TRANSFORMASI: KERAJAAN SEBAGAI
PENTRANSFORMASIAN NILAI-NILAI KRISTEN KE
DALAM MASYARAKAT
◦ Dalam model ini Kerajaan memiliki penjabaran nilai-nilai
dan prisip-prinsip dimana kekristenan seharusnya hidup
dan bekerja saat ini sebagai warga negara dan
berpartisipasi dalam masyarakat (agaknya seperti
counter budaya) Kerajaan Allah dalam kepenuhannya
akan masuk dalam masyarakat yang digarami dan
dirasuki nilai-nilai Kristen.

G. KERAJAAN UTOPIA: KERAJAAN SEBAGAI UTOPIA


DUNIA
 Kerajaan sebagai utopia dunia mungkin bisa dilihat seperti
model sebelumnya sebagai model yang ekstrim dan non
Alkitabiah; pandangan ini merupakan utopia secara literal.
Pandangan masyarakat ideal di bumi, seringkali cenderung
merendahkan masalah dosa manusia
 Mutasi dari model kerajaan sebagai utopia dunia disebut
“injil Kemakmuran” yang berkembang di Amerika Serikat
dalam dekade akhir-akhir ini.
BAB 6 – KESIMPULAN
 Kerajaan Allah yang sesungguhnya bukanlah
merupakan suatu tempat tetapi lebih kepada
pemerintahan Allah dalam hidup setiap orang
percaya.
 Allah dalam ketritunggalanNya lah penguasanya,
setiap kita sebagai orang yang percaya adalah
rakyatnya, dan hukum-hukumNya yang tertulis
dalam Alkitab adalah aturan dalam sistem
pemerintahan Kerajaan Allah.
 Sebagai umat tebusanNya kita harus menjadikan
Allah sebagai pusat pemerintahan dalam hidup
kita, sehingga kerajaan Allah benar-benar dapat
dihadirkan didunia ini, saat ini, melalui kita.
TERIMA KASIH
TUHAN MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai