Anda di halaman 1dari 44

1.

Mahluk Individu  memiliki akal,


pikiran, perasaan dan kehendak

2. Mahluk Sosial  memiliki budi pekerti,


tata krama dan etika
 Ilmu yang membahas perbuatan baik dan
perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat
dipahami oleh pikiran manusia
 Etika adalah studi ttg kehendak manusia,
yaitu kehendak yg berhubungan dg
keputusan yg benar dan yg salah dalam
tindak perbuatannya. Fagothey (1953)
PENGERTIAN ETIKA
BERTEN (1993)
1. Etika adalah nilai, norma, dan ajaran yg dijadikan
pegangan orang atau sekelompok orang
2. Etika adalah kumpulan azas-azas/nilai-nilai dan
kode etik dalam aktivitas/profesi tertentu
3. Etika adalah cabang ilmu tentang perbedaan ting-
kah laku yang baik dan buruk dalam kehidupan
manusia

ALGERMON D BLACK (1993)


Etika adalah cara manusia memperlakukan sesama
dan menjalani hidup dan kehidupan dengan baik,
sesuai aturan yang berlaku di masyarakat
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada
3 pengertian tentang etika, yaitu:
 Ilmu tentang apa yg baik dan yg buruk, ttg hak dan kewajiban
sosial.
 Kumpulan azas atau nilai yg berkenaan dg akhlak.
 Nilai mengenai benar dan salah yg dianut masyarakat
• Pengertian lain dari Etika dirumuskan oleh
Sumaryono (1995), yakni:
Etika adalah studi ttg kebenaran dan ketidak benaran berdasarkan
kodrat manusia yg diwujudkan melalui kehendak manusia dlm
perbuatannya.
 Berasal dari Yunani -> “ethos” artinya karakter,
watak kesusilaan atau adat.

 Menurut Martin (1993), “etika adalah semacam


standar yang mengatur tingkah laku pergaulan
manusia dalam kelompok sosial”.

 Menurut para ahli, maka etika tidak lain adalah


aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya, SERTA menegaskan
mana yang benar dan mana yang buruk.
 Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang
filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan)
manusia.
 Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia,
melainkan mempersoalkan bagaimana manusia
harus bertindak.
 Tindakan manusia ini ditentukan oleh
bermacam-macam norma. Norma ini masih
dibagi lagi menjadi norma hukum, norma
agama, norma moral dan norma sopan santun.
 Sebagai subyek: Untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakan itu
salah atau benar, buruk atau baik.

 Sebagai obyek: Cara melakukan sesuatu


(didasarkan pada moralitas).
Untuk mendapatkan konsep mengenai
penilaian baik buruk manusia sesuai dengan
norma-norma yang berlaku.
 Pengertian baik:
▪ Segala perbuatan yang terpuji.

 Pengertian buruk:
▪ Segala perbuatan yang tercela.
 Kita hidup dalam masyarakat yang makin pluralistis, dan dihadapkan
dengan sekian banyak pandangan moral yang seringkali bertentangan.

 Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding.


Transformasi ekonomi, intelektual dan budaya, yang menantang budaya
tradisional. Dalam situasi ini, etika membantu agar kita tidak kehilangan
orientasi.

 Banyaknya tawaran ideologi sebagai penyelamat. Etika membantu kita


agar sanggup menghadapi ideologi-ideologi itu dengan kritis dan obyektif
dan membentuk penilaian sendiri agar tidak mudah terpancing.
ILMU PENGETAHUAN

FILSAFAT

ETIKA
ETIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT

ETIKA adalah Cabang Filsafat, yakni


Filsafat Moral atau Filsafat Kesusilaan

Tiga Macam Filsafat Moral (Etika):


1. Etika Deskriptif
2. Etika Normatif
3. Etika Kefilsafatan (Hakikat)
1. Etika Deskriptif
▪ Etika yang berbicara tentang suatu fakta
Yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan
realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.

▪ Etika yang menyoroti secara rasional dan kritis tentang


apa yang diharapkan manusia mengenai sesuatu yang
bernilai
▪ Misalnya: adat istiadat, kebiasaan, hal yang dianggap
baik/buruk, tindakan yang boleh/tidak boleh dilakukan
2. Etika Normatif
• Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia
tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan norma yang
berlaku
• Etika yang mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku
manusia dalam kehidupan sehari-hari
• Misalnya: (individu) kejujuran, kedisiplinan, loyalitas; (masyarakat) etika
bisnis, etika komunikasi, dll
• Etika deskriptif:
▪ Memberikan gambaran dan membahas fakta yang berkembang di masyrakat,
dengan tanpa memberikan interpretasi secara tajam dan lugas

• Etika normatif:
▪ Melakukan penilaian sekaligus memberikan norma sebagai dasar dan
kerangka tindakan yang akan diputuskan
• Macam-macam norma:
• Norma Sopan satun, yang menyangkut tata cara hidup dalam pergaulan
sehari-hari.
• Norma Hukum, yang memiliki keberlakuan lebih tegas karena diatur oleh suatu
hukum dengan jaminan hukuman bagi pelanggar.
• Norma Moral, yang sering digunakan sebagai tolak ukur masyarakat untuk
menentukan baik buruknya seorang sebagai manusia, misalnya: menampilkan
diri sebagai manusia dalam profesi yang dijalani.
 Etika Umum dapat dianalogikan
dengan ilmu pengetahuan yang
membahas mengenai pengertian
umum dan teori-teori

 Etika Khusus merupakan penerapan


prinsip-prinsip moral dasar dalam
bidang kehidupan yang khusus
 Etika individual, yaitu menyangkut
kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri

 Etika sosial, yaitu berbicara mengenai


kewajiban, sikap dan perilaku manusia sebagai
anggota masyarakat

Keduanya tidak dapat dipisahkan


ETIKA

ETIKA
ETIKA UMUM
KHUSUS

ETIKA
ETIKA SOSIAL
INDIVIDUAL

SIKAP THD
SESAMA

ETIKA
KELUARGA

ETIKA
PROFESI

BIOMEDIS

HUKUM

BISNIS

TEK.
INFORMASI

LAIN-LAIN

ETIKA POLITIK

LINGKUNGAN
HIDUP
 Etika komunikasi
 Etika keluarga
 Etika profesi
 Etika politik
 Etika lingkungan
 Etika ideologi
20
Pengertian Profesi

1. PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan berkaitan


dengan keahlian khusus dalam bidang pekerjaannya.
2. Profesi adalah suatu pekerjaan yang berkaitan dengan
bidang yang didominasi oleh pendidikan dan keahlian,
yang diikuti dengan pengalaman praktik kerja purna
waktu.
3. Dilaksanakan dengan mengandalkan keahliannya.

18
SEORANG PROFESIONAL DITUNTUT MEMILIKI :
1. Pengetahuan;
2. Penerapan keahlian;
3. Tanggung jawab sosial;
4. Pengendalian diri;
5. Etika bermasyarakat sesuai profesinya.

Menurut Brandeis yang dikutip A. Pattern Jr. untuk dapat disebut


sebagai profesi, maka pekerjaan itu sendiri harus mencerminkan adanya
dukungan yang berupa:
1. Ciri-ciri pengetahuan (intellectual character);
2. Diabdikan untuk kepentingan orang lain;
3. Keberhasilan tersebut bukan didasarkan pada keuntungan finansial;
4. Didukung oleh adanya organisasi (association) profesi dan organisasi
profesi tersebut antara lain menentukan berbagai ketentuan yang
merupakan kode etik, serta pula bertanggung jawab dalam memajukan dan
penyebaran profesi yang bersangkutan;
5. Ditentukan adanya standard kualifikasi profesi.

20
Etika Profesi adalah : Etika sosial yg
menyangkut hubungan antar manusia dalam
satu lingkup profesi dan masyarakat
pengguna profesi tersebut.
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu
melekat pada profesi, yaitu :
• Adanya pengetahuan khusus,
Biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan
dan pengalaman yang bertahun-tahun.
• Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.
Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode
etik profesi.
• Mengabdi pada kepentingan masyarakat,
artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di
bawah kepentingan masyarakat.
• Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat,
dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan,
kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untukmenjalankan suatu profesi
harus terlebih dahulu ada izin khusus.
• Menjadi anggota dari suatu profesi.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :

1. Tanggung jawab
•Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
•Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
2. Keadilan.
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
3. Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya.
 Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh
suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku
sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
1.Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.
1. Titik berat penilaian etika sebagai ilmu.

2. Perbuatan atau kelakukan seseorang yang telah menjadi sifat


baginya atau telah mendarah daging, itulah yang disebut
akhlak atau budi pekerti.

3. Menurut Burhanudin Salam, perbuatan dinilai pada 3 tingkatan:


1) berupa rencana dalam hati (niat), 2)
perbuatan nyata (pekerti), 3) akibat
atau hasil perbuatan tersebut (baik &
buruk).
 Moral berasal dari bahasa latin “mos” artinya adat istiadat

 Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi


pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya dalam bermasyarakat

 Sebagai contoh: “Kepala Proyek Pengembangan TI di


perusahaan ini tidak bermoral…..”  melangar norma-
norma etis yang berlaku dalam kelompok atau organisasi
 Menurut Frans Magnis Suseno (1987), “moral adalah
nilai-nilai yang mengandung peraturan, perintah dan lain
sebagainya yang terbentuk secara turun temurun melalui suatu
budaya tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup dengan
baik”.
 Kesimpulan:
Etika = Moral adalah pegangan tingkah laku
didalam bermasyarakat

Etika Perbedaan moral dan etika:


Moral
- Moral menekankan pada cara menekankan
sesuatu.
- Etika menekankan pada mengapa melakukan
sesuatu harus dengan cara tersebut.
Etika-moral
 PENDEKATAN KRITIS yaitu :
 Mengamati realitas moral secara tidak memberikan
ajaran
 Mengamati kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai,
norma-norma dan pandangan moral secara kritis
dan menuntut pertanggung jawaban.
 Pertanggungjawabannya merupakan kewajiban
moral baik dalam pemikiran, perilaku, pendapat,
keputusan dan tindakan.
MORALITAS MANUSIA

Nilai-nilai moral merupakan kesadaran manusia dalam menghadapi


sesuatu, sadar akan nilai-nilai yang baik dan buruk. Penilaian tentang yang baik
dan buruk merupakan penilaian moral, karena moral merupakan nilai yang
sebenarnya bagi manusia. Hal ini berarti adanya kesadaran moral manusia dalam
bersikap dan berperilaku.
Moralitas adalah keseluruhan norma-norma, nilai-nilai, dan sikap moral
seseorang atau sebuah masyarakat. Nilai-nilai moral itu berada dalam suatu
wadah yang disebut moralitas, karena di dalamnya terdapat unsur-unsur
keyakinan dan sikap batin dan bukan hanya sekadar penyesuaian diri dengan
aturan dari luar diri manusia.

21
MORALITAS BERSIFAT INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
1. Moralitas yang bersifat intrinsik berasal dari diri manusia itu sendiri, sehingga
perbuatan manusia itu baik atau buruk terlepas atau tidak dipengaruhi oleh
peraturan hukum yang ada. Moralitas intrinsik ini esensinya terdapat dalam
perbuatan diri manusia itu sendiri.
2. Moralitas yang bersifat ekstrinsik penilaiannya didasarkan pada peraturan
hukum yang berlaku, baik yang bersifat perintah ataupun larangan. Moralitas yang
bersifat ekstrinsik ini merupakan realitas bahwa manusia itu terikat pada nilai-nilai
atau norma-norma yang diberlakukan dalam kehidupan bersama.

22
MORAL DLM BERBAGAI BAHASA
• Bhs Yunani: Moral disebut Ethos, Ethikos
(adat istiadat, kebiasaan, tingkah-laku,
tabiat, watak)
• Bhs Latin: Moral disebut Mos, Mores,
Moris (adat istiadat, kebiasaan, tingkah-
laku, tabiat, watak)
• Bhs Arab: Moral disebut Akhlaq (perilaku
yang baik, adab yang sopan)
• Bhs Indonesia: Moral/moralitas disebut
juga Kesusilaan (budi pekerti dan perilaku
yang mulia)
PENGERTIAN MORAL

1. Moral adalah hal-hal yang dapat mendorong


manusia untuk melakukan tindakan yang
baik sebagai kewajiban atau keharusan
2. Moral adalah sarana untuk mengukur benar
atau tidaknya sikap dan tindakan manusia
3. Moral adalah kepekaan dalam pikiran,
perasaan dan tindakan terhadap prinsip-
prinsip dan aturan-aturan (Helden,1997 &
Richard, 1971)
Lanjutan
4. Moral adalah pandangan tentang baik
dan buruk, benar dan salah, apa yang
dapat dan tidak dapat dilakukan oleh
manusia (Atkinson, 1969)
5. MORAL adalah ajaran yang berisi nilai
dan norma untuk mengatur sikap dan
tingkah laku manusia agar dapat
melaksanakan perbuatan baik
(Lamijan, 1995)
MORAL KHUSUS = ETIKA PROFESI
Contoh:
 ETIKA PROFESI PERAWAT
 ETIKA PROFESI DOKTER
 ETIKA PROFESI WARTAWAN
 ETIKA PROFESI ADVOKAT
 ETIKA PROFESI GURU/DOSEN
KAIDAH MORAL DALAM KEHIDUPAN
BERSAMA

1. Nilai-nilai dalam kehidupan bersama merupakan dasar bagi norma-norma


yang dianut dan ditaati bersama oleh suatu masyarakat. Norma atau kaidah ini
diperlukan untuk melindungi kepentingan bersama.
2. Kaidah merupakan pedoman untuk berperilaku.
3. Kaidah sebagai pedoman bersama ini menentukan perilaku seseorang,
apakah sesuai atau tidak dengan pandangan hidup bersama dan bagaimana
seyogyanya seorang anggota masyarakat itu berperilaku.

27
Dalam perkembangannya, kaidah-kaidah yang muncul di masyarakat itu
bermacam-macam. Pada prinsipnya kaidah-kaidah tersebut terbagi menjadi dua
:
yaitu kaidah-kaidah yang berhubungan dengan aspek kehidupan individu dan
kaidah-kaidah yang berhubungan dengan orang lain.
Tata kaidah tersebut terdiri dari kaidah kepercayaan atau keagamaan,
kaidah kesusilaan, kaidah sopan santun dan kaidah hukum, dapat
dikelompokkan seperti berikut.
1. Tata kaidah dengan aspek kehidupan pribadi yang dibagi lebih lanjut menjadi:
a. kaidah kepercayaan atau keagamaan;
b. kaidah kesusilaan.
2. Tata kaidah dengan aspek kehidupan antarpribadi yang dibagi lebih lanjut
menjadi:
a. kaidah sopan santun atau adat;
b. kaidah hukum (Sudikno-Mertokusumo, 1988:6)

28
MORAL DAN LEGALITAS

Seorang filsuf Jerman, Immanuel Kant memberikan penegasan


hubungan antara moralitas dan legalitas. Dalam metafisika kesusilaan (Metaphysik
den Sitten, 1797), Kant membuat distingsi antara legalitas dan moralitas.
Legalitas dipahami Kant sebagai kesesuaian dan ketidak-sesuaian
semata-mata suatu tindakan dengan hukum atau norma lahiriah. Kesesuaian dan
ketidaksesuaian ini pada dirinya sendiri belum bernilai moral sebab dorongan batin
(triebfeder) sama sekali tidak diperhatikan. Nilai moral baru diperoleh di dalam
moralitas.
Selanjutnya oleh Kant menegaskan bahwa moralitas adalah kesesuaian
sikap perbuatan kita dengan norma atau hukum batiniah kita yakni apa yang kita
pandang sebagai kewajiban kita.
Moralitas akan tercapai apabila kita menaati hukum bukan karena hal itu akan
menguntungkan atau karena takut pada sanksinya, melainkan kita sendiri
menyadari bahwa hukum itu merupakan suatu kewajiban yang harus ditaati.

29
ILMU DAN MORAL

Ilmu dan moral merupakan suatu sisi yang berbeda tetapi mempunyai
keterkaitan yang erat sekali. Pertentangan-pertentangan yang muncul antara ilmu dan
moral lebih diakibatkan oleh dikacaukannya dalam penafsirannya. Penafsiran yang
kacau tersebut lebih disebabkan karena adanya pendapat yang mencoba memisahkan
dan mempertentangkan ilmu dan moral. Moral lebih diutamakan pada pengkajian
kaidah kesusilaan yang berlaku di masyarakat dan ini dipandang tidak ada kaitannya
dengan ilmu.
Situasi etis dalam perkembangan dunia yang semakin modern ini akan
terlihat tiga ciri, sebagai berikut.
1. Adanya pluralisme moral;
2. Timbul masalah etis baru yang tidak terduga;
3. Dalam dunia modern tampak semakin jelas juga suatu kepedulian etis yang
universal.

32
PERANAN MORAL DAN ETIKA DALAM
ILMU PENGETAHUAN

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin


tinggi dan pesat, maka peranan moral dan etika harus pula semakin diperhatikan.
Ilmu pengetahuan tidak dapat dilepaskan oleh tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri,
yaitu kebenaran, karena ilmu pengetahuan merupakan sarana untuk mencari
kebenaran. Oleh sebab itu seorang ilmuwan harus mempunyai sikap ilmiah yang
antara lain meliputi:
a. Tidak mengutamakan finansial;
b. Selektif - Objektif;
c. Tidak skeptis;
d. Sikap kritis - Konstruktif;
e. Transparan.

33
PERANAN ETIKA DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGENTAHUAN DAN
TEKNOLOGI

Peranan Etika tersebut adalah :


a. Etika sebagai landasan berpikir dan berkarya;
b. Etika sebagai pengendali;
c. Etika sebagai pendorong;
d. Etika sebagai penyeimbang;
e. Etika sebagai norma-norma.

34
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat, maka faktor lain yang muncul adalah masalah-masalah etis baru, misalnya di
bidang biomedis, seperti manipulasi genetis dengan gen-gen manusia, kemudian
reproduksi artificial seperti fertilasi in vitro, entah dengan donor atau tanpa donor,
entah dengan menyewakan rahimnya atau tidak.
Masalah situasi etis dalam dunia modern ini muncul berkaitan dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan alih teknologi. Namun demikian, setinggi
apapun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, etika sebagai
petunjuk/pedoman berperilaku baik dan benar akan tetap menjadi suatu
pertimbangan dan landasan moral bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

37

Anda mungkin juga menyukai