Anda di halaman 1dari 22

MULTIPLE

SCLEROSIS

ILMU PENYAKIT SARAF


RSUD Panembahan Senopati Bantul

Hanif Habibur Rohman / 20120310059


1
PENDAHULUAN
Sklerosis Multipel atau Multiple Sclerosis (MS) adalah kondisi inflamasi kronis yang
dimediasi kekebalan tubuh dari sistem saraf pusat, mempengaruhi otak dan
sumsum tulang belakang. Penyebab Multiple Sclerosis tidak diketahui namun
diyakini terkait dengan respons kekebalan abnormal.
Di Indonesia penyakit ini tergolong jarang jika dibandingkan dengan
penyakit neurologis lainnya. MS lebih sering menyerang perempuan dibandingkan
laki-laki dengan rasio 2:1. Umumnya penyakit ini diderita oleh mereka yang berusia
20-40 tahun. MS bersifat progresif dan dapat mengakibatkan kecacatan. Sekitar
50% penderita MS akan membutuhkan bantuan untuk berjalan dalam 15 tahun
setelah onset penyakit
2
TINJAUAN PUSTAKA
Plak (lesi) dari demyelination inflamasi di dalam SSP adalah ciri patologis Multiple
Sclerosis (MS). Kerusakan myelin adalah elemen penting dari plak.

Plak MS akut merupakan tahap awal pembentukan lesi. Hal ini ditandai dengan
peradangan yang kuat dikombinasikan dengan demyelination yang terdistribusi
sepanjang lesi. Ciri khas dari plak akut adalah kerusakan myelin yang tidak jelas,
Infiltrasi sel imun dan edema parenkim, Plak (lesi) kronis ditandai oleh daerah
hypocellularity dengan hilangnya myelin.
Kerusakan mielin diakibatkan oleh aktifnya limfosit T. Limfosit T pada MS
mengalami autoreaktivitas dan mampu mengenali protein target pada mielin.
PENATALAKSANAAN
• Terapi Relaps
- Metilpredinisolon IV 500-1000 mg selama 3-5 hari
Alternatif terapi: Metilprednisolon oral 500-1000 mg selama 3-5 hari. Pemberian dapat
dosis tunggal atau dosis terbagi

• Terapi Jangka Panjang


- Clinically Isolated Syndrome (CIS): Interferon β
- Relapsing-Remitting Multiple Sclerosis (RRMS): Interferon β 1a dan 1b, Glatiramer Asetat,
Fingolimod
- Secondary Progressive MS (SPMS): interferon β 1a, mitoxantron
- Primary Progressive MS (PPMS): hingga saat ini belum ada obat yang direkomendasikan
untuk PPMS
PROGNOSIS
Multiple sclerosis ditandai dengan rawat inap yang
cukup variabilitas. Kurang dari 5% pasien mengalami
sangat parah cacat dalam 5 tahun pertama setelah
onset dan 10-20% pasien tetap tidak terganggu tanpa
terapi selama 20 tahun, waktu kelangsungan hidup
rata-rata kira-kira 5-10 tahun lebih pendek untuk
pasien MS dibandingkan dengan usia manusia
normal. Kerusakan kognitif terjadi pada semua tahap
dan pada semua subtipe MS, dengan tingkat
gangguan kognitif yang lebih parah terjadi dalam fase
progresif.
3
KESIMPULAN
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun yang terutama
menyerang perempuan usia muda, tergolong penyakit langka di
Indonesia. Penyakit ini dapat mengakibatkan kecacatan dan
menurunkan kualitas hidup. Penegakan diagnosis yang akurat
sangat diperlukan agar pasien bisa mendapatkan pengobatan yang
adekuat sedini mungkin. Tata laksana pasien MS perlu
memperhatikan perbedaan tipe MS dan gejala yang menyertai.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai