Anda di halaman 1dari 15

•Jenis kelamin mudigah ditentukan secara

genetis saat pembuahan  karakteristik


morfologis pria atau wanita dimulai pd minggu
ketujuh perkembangan.
• Gonad mula-mula tampak sebagai sepasang
bubungan longitudinal,genital atau gonadal
ridge.
• keduanya terbentuk oleh proliferasi epitel dan
pemadatan mesenkim di bawahnya.
• Sel germinativum primordial mula-mula muncul pada
tahap awal perkembangan di antara sel-sel endoderm
di dinding yolk sac dekat alantois
• Sel-sel ini bermigrasi dengan gerakan amuboid di
sepanjang mesenterium dorsal usus belakang sampai
di gonad primitif pada awal minggu kelima dan
menginvasi genital ridge pada minggu keenam.
• Jika sel-sel ini gagal mencapai bubungan genital ini,
gonad tidak akan terbentuk.
• Sesaat sebelum dan setibanya sel-sel
germinativum primordial, epitel genital ridge
berproliferasi dan menembus mesenkim
dibawahnya.
• Sel-sel itu membentuk sejumlah korda berbentuk
ireguler, korda seks primitif yang berhubungan
dengan epitel permukaan
• Pada mudigah,gonad pria dan wanita mustahil
dibedakan  gonad indiferen
TESTIS
• Jika mudigah secara genetik adalah pria maka di kromosomY
gen SRY akan mengode testis determining factor
• korda seks primitif terus berproliferasi dan menembus dalam
ke medula untuk membentuk testis atau korda medularis
• Ke arah hilus kelenjar,korda terurai  untaian halus sel (tubulus rete
testis)
• Perkembangan lebih lanjut, terbentuk suatu lapisan jaringan ikat
fibrosa padat  tunika albuginea (memisahkan korda testis dari
epitel permukaan)
• Pada bulan ke-4, korda testis menjadi berbentuk tapal kuda, dan
ujung-ujungnya bersambungan dengan ujung-ujung rete testis
• Korda testis sekarang terdiri dari sel germinativum primitif dan sel
sustentakular Sertoli yang berasal dari epitel permukaan kelenjar.
• Setelah dimulainya diferensiasi korda-korda,sel interstisial Leydig yang berasal dari
mesenkim asli gonadal ridge di antara korda-korda testis mulai berkembang
• Pada minggu ke-8 , sel Leydig menghasilkan testosteron dan testis mampu
memengaruhi diferensiasi seksual duktus genitalis dan genitalia eksterna.
• Korda testis tetap solid sampai pubertas,saat korda ini memperoleh sebuah lumen
sehingga membentuk tubulus seminiferus.
• Setelah rekanalisasi, tubulus seminiferus menyatu dengan tubulus rete testis dan
selanjutnya masuk ke duktuli eferentes
• Duktuli eferentes merupakan bagian dari tubulus-tubulus ekskretorik sistem
mesonefros yang tersisa (menghubungkan rete testis dan duktus mesonefrikus atau
wolffii )  duktus deferens
Embriologi dan Perkembangan Prostat
Selama kehamilan bulan ketiga :
• kelenjar prostat berkembang dari invaginasi epithelial
dari sinus urogenital posterior di bawah pengaruh
mesenkim.
• Pembentukan normal dari kelenjar prostat
membutuhkan pengaruh 5α-dihidrotestosteron yang
disintesa dari testosteron fetal oleh 5α-reduktase pada
sinus urogenital dan genitalia ekternal
• Selama masa prepubertas,terjadi perubahan prostat
menuju fenotipe dewasa. Kelenjar membesar secara
kontinu mencapai berat sekitar 20 gram pada usia 25-
30 tahun.
Kelenjar Prostat
• Merupakan kelenjar yang tidak berpasangan di bawah dasar
Vesica urinaria.
• Kelenjar prostat berukuran 4 x 3 x 2 cm (2O g)
• Memiliki dasar di superior dan apeks di inferior
• Kelenjar tersebut terdiri dari Lobus dexter dan Lobus sinister,
yang dibatasi oleh Sulcus yang kecil, dan Lobus medius.
• Kelenjar prostat mengeluarkan sekresinya ke dalam Urethra
yang berjalan di tengah (Pars prostatica)
• Fascia rectoprostatica (*istilah klinis: fasia DENONVILLIER) di dalam ruang
subperitonealis memisahkan Rectum dari kelenjar prostat.
• Ruang jaringan ikat di belakang Symphysis pubica, Spatium retropubicum
(*istilah klinis: ruang RETZIUS), berisi Lig. puboprostasticum yang melekatkan
kelenjar prostat dan Vesica urinaria pada tulang Pelvis
• Zona perifer terdiri dari seluruh jaringan kelenjar prostat pada bagian apeks
dan bagian posterior dekat kapsul. Pada zona ini lebih sering dijumpai
carcinoma, prostatitis kronik dan atropi postinflammatory.
• Zona sentral merupakan suatu daerah yang berbentuk kerucut dengan bagian
apeks meliputi duktus ejakulasi dan uretra prostatik pada verumontanum.
• Zona transisi terdiri dari dua bagian jaringan kelenjar pada bagian lateral
uretra dari bagian tengah kelenjar. Pada zona ini sering terjadi benign prostatic
hyperplasia (BPH).
• Percabangan viseral A. iliaca interna A. vesicalis inferior: ke Vesica urinaria, kelenjar
prostat, dan Vesicula seminalis  Plexus venosus prostaticus (membawa darah vena dari
kelenjar prostat dan darah dari Corpora cavernosa penis (V. dorsalis profunda penis)
Hubungan dengan Plexus venosus di sekitar Columna vertebralis menjelaskan seringnya
terjadi metastasis vertebra pada pasien-pasien dengan karsinoma prostat.  Darah vena
bermuara ke dalam V. iliaca interna
• Prostat mendapat inervasi saraf simpatetik dan parasimpatetik dari saraf hipogastrik dan pelvis.
• Saraf ini penting untuk fungsi ereksi, sehingga mendapat perhatian khusus pada operasi kanker
prostat
• Serabut simpatis preganglionik (T10-L2) turun dari Plexus aorticus abdominalis  Plexus
hypogastricus superior dan dari Ganglia sacralia Truncus sympathicus  Nn. splanchnici
sacralesbersinaps dengan neuron simpatis postganglionik (Plexus hypogastricus inferior) 
mencapai viscera Pelvis dan kelenjar seks tambahan
• Serabut parasimpatis preganglionik berasal dari divisi Sacralis sistem saraf parasimpatis (S2-S4) 
Nn. splanchnici pelvici  mencapai Ganglia Plexus hypogastricus inferior bersinaps di sekitar
organ-organ Pelvis (Ganglia pelvica) dengan neuron postganglionik untuk kelenjar tambahan

Anda mungkin juga menyukai