Anda di halaman 1dari 16

PRATIWI NINGSIH

1411113652
DEFENISI HEART FAILURE

Gagal jantung merupakan suatu


keadaan dimana jantung tidak mampu
memompa darah yang cukup, guna
mencukupi kebutuhan metabolik tubuh
(Black & Hawks, 2014).

Pasien dengan HF kriteria sebagai berikut:


• Gejala-gejala (symptoms) dari HF berupa sesak napas
yang spesifik pada saat istirahat atau saat beraktifitas dan
atau rasa lemah, tidah bertenaga.
• Tanda-tanda (signs) dari HF berupa retensi air seperti
kongesti paru, edema tungkai.
• Tanda objectif, ditemukannya abnormalitas dari struktur
dan fungsional jantung.
PREVALENSI HEART FAILURE

Gagal jantung di Indonesia menjadi masalah yang


menyebabkan banyaknya angka kesakitan maupun
kematian. Menurut data Riset Kesehatan Dasar
Nasional (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan
bahwa prevalensi penyakit gagal jantung meningkat
seiring bertambahnya umur.
ETIOLOGI HEART FAILURE

Penyebab utama gagal jantung meliputi kardiomiopati dilatasi,


diikuti oleh iskemik, dan durasi gagal jantung rata-rata adalah
37 bulan (Hwang & Kim, 2016).
Etiologi atau penyebab yang mendasari terjadinya gagal
jantung sisi kiri:
Infark miokard atau penyakit arteri koroner
kardiomiopati dilatasi
Hipertensi
Penyakit katup jantung
Aritmia (misalnya bradiaritmia pada blok jantung lengkap)
Penyakit jantung bawaan (misalnya VSD, PDA)
Gagal ginjal
Hipertiroidisme atau hipotiroidisme
PATHOFISIOLOGI HEART FAILURE

MS. WORD
MANIFESTASI KLINIS HEART FAILURE

a) Gagal jantung kiri


Gejala: Mudah Kelelahan (non-spesifik), Dispnea saat
aktivitas Paroxysmal nocturnal dyspnea, Ortopnea jenis
jantung ortopnea terjadi setelah berbaring selama lima
menit, kecuali pasien dalam edema paru frank, Batuk,
Nokturia, Kebingungan.
Tanda – tanda: S3 gallop ( temuan yang paling penting),
Takikardi, takipnea, Tarif paru, Peningkatan tekanan vena
jugularis, Desah, Efusi pleura

b) Gagal jantung kanan


Gejala: Gampang kelelahan, Pembengkakan ekstremitas
rendah, Cepat kenyang, Ketidaknyamanan kuadran
kanan atas (karena pembesaran hati).
Tanda-tanda: Peningkatan tekanan vena jugularis,
Pembesaran hati, Asites, Edema ekstrimitas bawah.
Kelas Fungsional Deskripsi Petunjuk Umum

I Dispnea terjadi dengan aktivitas fisik Naik ≥ 2 anak tangga dengan


biasa yang berlebih mudah (≥ 7 mets)

II Dispnea terjadi dengan aktivitas fisik Dapat naik 2 anak tangga tetapi
biasa sulit (5-6 mets)

III Dispnea terjadi dengan aktivitas fisik Dapat naik ≤ 1 anak tangga (2-4
biasa mets)

IV Dispnea dapat terjadi bahkan pada Dispnea saat istirahat (0-1 met)
saat istrahat
KLASIFIKASI HEART FAILURE

Gagal jantung akut vs gagal jantung kronis

Gagal jantung akut vs gagal jantung kronis

Gagal jantung kiri vs gagal kantung kanan

Gagal jantung sistolik vs gagal jantung diastolik


KLASIFIKASI Heart Failure

Kegagalan keluaran rendah


Kegagalan sisi kanan (cth
atau kegagalan jantung kiri
: kor pulmonal)
atau gagal jantung sistolik
(cth : Cardiomyopathy yang
membesar)
Kelainan jantung berdasarkan kapasitas fungsional (NYHA) Kelainan jantung berdasarkan kelainan
struktur jantung

Tipe I: Penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik, tidak Stadium A
menunjukkan gejala-gejala jika melakukan aktivitas. Memiliki risiko tinggi untuk
berkembang menjadi gagal
jantung. Tidak terdapat gangguan
struktural atau fungsional jantung,
tidak terdapat tanda atau gejala
Tipe II: Penderita dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik, mereka tidak Stadium B
mengeluh apa-apa sewaktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang biasa dapat Telah terbentuk penyakit struktur
menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung seperti: dyspnea, kelelahan, jantung jantung yang berhubungan
berdebar, atau nyeri dada. dengan perkembangan gagal
jantung, tidak terdapat tanda
atau gejala
Tipe III: Penderita penyakit dengan banyak pembatasan dalam kegiatan fisik, mereka Stadium C
tidak mengeluh apa-apa sewaktu istirahat akan tetapi kegiatan fisik yang kurang dari Gagal jantung yang simtomatik
kegiatan biasa sudah menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung. berhubungan dengan penyakit
structural jantung yang mendasari

Stadium D
Penyakit jantung struktural lanjut
Tipe IV: Penderita tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun, gejala insufisiensi serta gejala gagal jantung yang
jantung atau gejala angina dapat muncul meskipun saat beristirahat. sangat bermakna saat istrahat
walaupun sudah mendapat terapi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

• EKG

• Sinar-X

• Dua-dimensi Echo dan studi Doppler

• Kateterisasi Jantung
PENATALAKSANAA FARMAKOLOGI
Pilihan Pengobatan Gagal Jantung Akut : (Edema paru akut)
• Menghilangkan faktor pencetus
• Morfinsulfat IV
• Oksigen
• Diuretik kuat IV
• Digitalisasi cepat
• Preload cepat dan pengurangan afterload
• Terapi inotropik titratabel intravena
• Rotasi torniket
• Konterpulsasi intra-aorta
• Operasi jant
Pengobatan Gagal Jantung Kronis: Mnemonic 5Ds
• Diet (rendah garam, membatasi asupan cairan)
• Diuretik
• Vasodilator (ACE inhibitor atau Angiotensin receptor blockers)
• Digitalis
• Dilatrend (Carvedilol, β-bloker).
PENATALAKSANAAN NON
FARMAKOLOGI
• Edukasi mengenai gagal jantung, penyebab, dan
bagaimana mengenal serta upaya bila timbul
keluhan, dan dasar pengobatan
• Istirahat, olahraga, aktivitas sehari-hari, edukasi aktivitas
seksual, serta rehabilitasi
• Edukasi pola diet, control asupan garam, air dan
kebiasaan alcohol.
• Monitor berat badan, hati-hati dengan kenaikan berat
badan yang tiba-tiba
• Mengurangi berat badan pada pasien dengan obesitas
• Hentikan kebiasaan merokok
PENCEGAHAN

• Obati penyebab potensial dari kerusakan miokard,


faktor risiko jantung koroner
• Pengobatan hipertensi yang agresif
• Koreksi kelainan congenital serta penyakit jantung
katub
• Memerlukan pembahasan khusus
• Bila sudah ada disfungsi miokard, upayakan
eliminasi penyebab yang mendasari, selain
modulasi progresi dari disfungsi asimtomatik
menjadi gagal jantung
KOMPLIKASI HEART FAILURE

• Tromboemboli

• Komplikasi Fibrilasi Atrium

• Kegagalan Pompa Progresif

• Aritmia Ventrikel
ASUHAN KEPERAWATAN HEART
FAILURE
a) Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
irama jantung, stroke volume, pre load dan afterload,
kontraktilitas jantung.
b) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane kapiler alveolus.
c) Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan Pertukaran
udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat
d) Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung,
hipoksemia jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau
emboli
e) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya
laju filtrasi glomerulus (menurunnya curah jantung) atau
meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium atau air.

Anda mungkin juga menyukai