Anda di halaman 1dari 15

OSTEOMILITIS

LA ODE AGUSTINO SAPUTRA


IKRIMAH SYAM
RETNO IRIANA
MUH. AKSA
WA ODE YULIANTI TOGALA
YULIADI YUSUF
SRI MAHARDIKA
JUMASING
NURSAHRATUL HUMAERAH

DOSEN
DR. MUH. ANWAR HAFID, S.KEP.,NS., M. KES
a. Defenisi
Osteomielitis adalah infeksi pada
tulang, biasanya pada Bone marrow
pada tulang-tulang panjang yang
disebabkan oleh staphylococcus aureus
dan kadang-kadang Haemophylus
influensae (Depkes RI, 2010).
b. Klasifikasi

Osteomielitis secara umum dapat


diklasifikasikan berdasarkan perjalanan
klinis, yaitu osteomielitis akut, sub akut,
dan kronis.
c. Etiologi
1. Osteomielitis dapat terjadi karena penyebaran hematogen (melalui darah)
dari fokus infeksi tempat lain (Osteomielitis Primer).
2. Osteomielitis yang disebaabkan oleh bakteri disekitarnya seperti bisul dan
luka (stafilokokus aureus (75%), atau E.colli, Proteus atau Pseudomonas).
3. Staphylolococcus hemolyticus (koagulasi positif) sebanyak 90 % dan jarang
Sterptococcus hemolyticus.
4. Haemophilus influenza (5- 50 %) pada anak usia dibawah 4 tahun.
5. Organisme lain seperti B. coli, B. aeruginosa apsulate, pneumokokus,
Salmonella typhosa, pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis, Brucella,
dan bakteri anaerob yaitu Bacteroides fragilis.
d. Patofisiologi
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai
80% infeksi tulang. Respon inisial terhadap infeksi adalah
salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan
edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh
darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia
dan nefrosis tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan
jaringan dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke
kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat
menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali
bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan
membentuk abses tulang.
Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan
namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase.
Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah
jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencair dan
mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan
menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak
lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan
mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi
proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis
yang ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan
sepanjang hidup penderita. Dinamakan osteomielitis tipe
kronik.
e. Manifestasi Klinik
Septikemia
Nyeri tekan
Bengkak
Pus yang selalu mengalir keluar dari sinus
f. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium
◦ Hitung leukosit dapat meningkat
◦ Shift of the left dari hitung jenis meningkatnya jumlah PMN
◦ C-reactive protein (CRP) meningkat
◦ Peningkatan LED, terjadi pada 90% kasus, namun tidak spesifik
◦ Kultur
2. Pemeriksaan Pencitraan
◦Foto rontgen
◦MRI
◦Scan tulang radionuklir
◦CT Scan
g. Komplikasi

1. Infeksi yang bersifat metastatik


2. Artritis supratif
3. Gangguan pertumbuhan.
h. Penatalaksanaan

1. Medikasi
Salah satu penanganannya adalah dengan pemberian antibiotik yang membantu
mengendalikan infeksi. Pada kasus osteomielitis yang parah atau kronis,
dibutuhkan tindakan operasi sampai amputasi.
2. Penatalaksanaan diet
Dietnya adalah makanan Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) bermanfaat
memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kalori dan
protein yang berguna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh,
penyembuhan luka, dan menambah berat badan. Ditambah dengan konsumsi
vitamin.
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Anamnesis.
a. Identitas
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat psikososial-spiritual
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. Look
c. Feel.
d. Move
Diagnosa
◦ Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
◦ Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan
keterbatasan menahan beban berat badan.
◦ Resiko terhadap perluasan infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang
◦ Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan proses supurasi di tulang, luka
fraktur terbuka, sekunder akibat infeksi inflamasi tulang.
◦ Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketakuatn dalam bergerak
◦ Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
◦ Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman
◦ Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit dan
pengobatan.
Intevensi
Baca Dalam Makalah Yang Telah
Kami Bagikan

Anda mungkin juga menyukai