Anda di halaman 1dari 53

3 SKS

 Pajak adalah iuran rakyat pada kas


negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat jasa timbal (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum (Prof. Dr. Rochmat
Soemitro, S.H)
 Pajak adalah peralihan kekayaan dari
pihak rakyat kepada kas negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan
“surplusnya” digunakan untuk “public
saving” yang merupakan sumber
utama untuk membiayai “public
investment (pemyempurnaan )
 Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan
sebagian dari kekayaan ke kas negara yang
disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian,
dan perbuatan yang memberikan kedudukan
tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman,
menurut peraturan pemerintah serta dapat
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik
dari negara secara langsung untuk
memelihara kesejahteraan umum.
(S.I. Djajadiningrat)
Tanpa jasa Digunakan
Iuran dari Berdasarkan timbal yang untuk
rakyat kepada undang- secara membiayai
negara undang langsung dapat rumah tangga
ditunjuk negara
• Pajak sebagai sumber dana bagi
FUNGSI pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
BUDGETAIR

• Pajak berfungsi sebagai alat untuk


FUNGSI mengatur atau melaksanakan
kebijakan pemerintah dalam
REGULEREND bidang sosial dan ekonomi.
Syarat keadilan Syarat yuridis Syarat ekonomis

Sistem
Syarat finansial pemungutan
harus sederhana
TEORI
TEORI ASURANSI
KEPENTINGAN

TEORI DAYA
TEORI BAKTI
PIKUL

TEORI ASAS
DAYA BELI
 Negara bertugas untuk melindungi orang
dan segala kepentingannya, meliputi
keselamatan dan keamanan jiwa dan juga
harta bendanya. Hubungan negara dengan
rakyatnya : pajak dianggap sebagai premi
yang sewaktu-waktu harus dibayar oleh
masing-masing individu.
 Memperhatikan pembagian beban pajak yang
harus dipungut dari seluruh penduduk yang
didasrkan atas kepentingan masing-masing
orang dalam tugas pemerintah termasuk
perlindungan jiwa orang-orang beserta harta
bendanya. Biaya yang dikeluarkan oleh
negara dibebankan pada mereka.
 Sifat suatu negara timbul hak mutlak untuk
memungut pajak. Setiap orang menyadari
bahwa menjadi suatu kewajiban mutlak
untuk membuktikan tanda baktinya terhadap
negara dalam bentuk pembayaran pajak.
 Dasar keadilan pemungut pajak terletak pada
jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada
warganya. Yaitu perlindungan atas jiwa dan
harta bendanya. Teori ini menekankan pada
asas keadilan, pajak harus sama beratnya
untuk setiap orang dan dibayar menurut gaya
pikul seseorang yang dapat diukur berdasar
besar penghasilan dengan memperhitungkan
besar pengeluaran atau pembelanjaan
seseorang. Misal Tn A (TK), Tn B (kawin, anak
2-K/2)
Pajak

Golongan Sifat Lemb.


Pemungutnya

Pajak Pajak
Subyektif Obyektif

Pajak pajak tdk Pajak Pajak


Langsung langsung Pusat Daerah
 PAJAK SUBYEKTIF  PAJAK OBYEKTIF

BERDASARKAN BERDASARKAN
SUBYEK BARU OBYEK BARU DICARI
DICARI OBYEKNYA SUBYEKNYA

PPh PPN, PPnBM


 PAJAK LANGSUNG  PAJAK TIDAK
LANGSUNG
PEMBEBANANNYA
TIDAK DAPAT PEMBEBANANYA
DAPAT
DILIMPAHKAN KPD
DILIMPAHKAN
PIHAK LAIN KEPADA PIHAK LAIN

PPh PPN
 PAJAK PUSAT  PAJAK DAERAH

Pajak Reklame,
PPh,PPN PPnBM, PBB, BPHTB,
Bea Materai Pajak Hiburan,
Pajak Rumah
Makan/ Restoran
dan Hotel
PAJAK PENGHASILAN
.
Pengenaan pajak di Indonesia

Negara Daerah

PPH : UU. No. 7 Th. 1983 Dasar hukum Pajak Daerah & Retribusi:
diubah UU. No. 36Th 2008 UU No. 18 Th. 1997
diubah UU. No. 34 Th. 2000
PPN dan PPnBM: UU. No. 8 Th. 1983
diubah UU. No. 42 Th. 2009 PBB: UU. No. 12 Th. 1985
diubah UU. No. 12 Th 1994

Bea Meterai: UU. No. 13 Th. 1985


BPHTB: UU. No. 21 Th. 1997
diubah UU. No. 20 Th. 2000
• Pajak Penghasilan
PAJAK PUSAT • Pajak Pertambahan Nilai & PPn BM
• Bea Meterai

PAJAK • Bea Balik Nama


PROPINSI • Pajak Kendaraan
PAJAK DAERAH
• Pajak Bumi dan Bangunan
PAJAK • Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Ba
KABUPATEN • Pajak Hotel & Restoran
• Pajak Hiburan
• Pajak Radio
WP FISKUS
SKP-KB,
PENDAFTARAN N, KBT PEMERIKSAAN
NPWP
KEBERATAN
PENETAPAN
PEMBUKUAN

SSP
PEMBAYARAN
KEP KEBERATAN

BANDING
SPT BPP
KEP BANDING
PELAPORAN

MA
Keterangan SPT SKP STP
Definisi Surat untuk Surat keterangan Surat untuk
pelaporan, berupa SKPKB, menagih pajak
perhitungan, dan SKPKBT, SKPLB, dan sanksi
pembayaran SKPN. administrasi.
pajak terutang.
Fungsi Pelaporan dan Alat koreksi, sarana Alat koreksi
pertanggungjawa mengenakan pajak terutang,
ban sanksi, dan alat sarana
penghitungan menagih pajak. mengenakan
jumlah pajak sanksi, dan alat
terutang, menagih pajak.
pembayaran
sendiri,
pemotongan.

21
 PASIF

 Struktur Ekonomi
 Sistem Pemungutan
 Moral dan Intelektual
penduduk
 AKTIF
 Tax Avoidance
Penghindaran pajak
 Tax Evasion
Pengelakan pajak
Kumpulan peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan antara
pemerintah sebagai pemungut pajak
dan rakyat sebagai pembayar pajak
HUKUM PAJAK MATERIAL

mengatur tentang obyek


pajak, subyek pajak, HUKUM PAJAK FORMAL
besar pajak yang
dikenakan timbul dan
hapusnya utang pajak dan tata cara untuk
hubungan hukum antara mewujudkan hukum
pemerintah dan WP material menjadi
kenyataan
UU PPh dan UU PPN
UU KUP, UU PPSP,
UU Pengadilan Pajak
 Hukum Perdata  Hukum Pidana
Mencari dasar Adanya sanksi atas
kemungkinan kealpaan dan
pemungutan atas kesengajaan terhadap
kejadian,keadaan dan WP yang melanggar
perbuatan hukum yang
peraturan
bergerak dalam
lingkungan perdata
Hukum Pajak
MATERIIL FORMIL
Mengatur materinya: Mengatur acaranya:
• Subjek •Cara mendata
• Objek •Cara menetapkan
• Tarif •Cara membayar
Contoh: •Cara melapor, dll
•UU No 36 Th 2008 (PPh)
Contoh:
•UU No 42 Th 2009 (PPN)
•UU No Tahun 2009
•UU No 12 Th 1994 (PBB)
•UU No 28 Th 2007 (KU
•UU No 20 Th 2000 (BPHTB)
•UU No 19 Th 1997
•UU No 13 Th 1985 (Bea Meterai)
(Penagihan pajak)
Megatur Kewajiban dan
Hak WAJIB PAJAK
26
WP FISKUS
SKP-KB,
PENDAFTARAN N, KBT PEMERIKSAAN
NPWP
KEBERATAN
PENETAPAN
PEMBUKUAN

SSP
PEMBAYARAN
KEP KEBERATAN

BANDING
SPT BPP
KEP BANDING
PELAPORAN

MA
 Kewajiban • Hak
◦ Mendaftar – Mencabut pendaftaran
◦ Potong/pungut
– Menunda penyampaian
◦ Setor
SPT
◦ Lapor
– Membetulkan SPT
◦ Pembukuan
– Menunda penyetoran
– Pengajuan keberatan dan
banding

28
 Stesel Pajak.
 Asas Pemungutan Pajak.
 Sistem Pemungutan Pajak.
1) Stelsel nyata – pengenaan pajak berdasarkan
penghasilan yang sebenarnya diterima sehingga
pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir
tahun pajak, yaitu setelah penghasilan
sesungguhnya diketahui.
2) Stelsel anggapan – pengenaan pajak didasarkan
pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-
undang. Misalnya: penghasilan suatu tahun
dianggap sama dengantahun sebelumnya,
sehingga pada awal tahun sudah dapat ditentukan
besarnya pajak terutang untuk tahun berjalan
3) Stelsel campuran – awal tahun dihitung berdasar
anggapan , akhir tahun disesuaikan dengan
penghasilan sesungguhnya diterima. Apabila
kurang, WP harus menambah atau apabila lebih
dikembalikan.
 Stelsel
 Fiktif  PPh ps 25
 Riil  PPh ps 21, 23
 Campuran  PPh ps 29
1. ASAS DOMISILI
negara berhak mengenakan pajak atas
seluruh penghasilan WP yang bertempat
tinggal dlm wilayahnya, baik yang berasal
dari dalam maupun luar negeri. Asas ini
berlakubagi WP dalam negeri.
2. ASAS SUMBER
negara berhak mengenakan pajak terhadap
penghasilan yang bersumber dari wilayahnya
tanpa memperhatikan tempat tinggal WP.
2. ASAS KEBANGSAAN
pengenaan pajak didasarkan pada
kebangsaan atau kewarganegaraan
seseorang.
 EQUALITY  Pajak  CONVINIENCE  tidak
adil dan merata menyulitkan, Pay as
◦ Adil secara vertikal you earn,
◦ Adik horisontal ex:withholding
system
 ECONOMY 
efisien ex:self
assesment
 CERTAINTY  tidak
sewenang-wenang, Adam Smith dalam
berdasarkan undang- An Inquiri into the
undang yang nature and cause
of the wealth of
dilaksanakan nations
1. OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM – adalah suatu
sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiscus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh WP
2. SELF ASSESSMENT SYSTEM – adalah suatu sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada WP untuk menentukan sendiri besarnya
pajak yang terutang.
3. WITH HOLDING SYSTEM – adalah sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiscus dan bukan WP)
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh WP.
 Ada dua ajaran timbulnya utang pajak:
1. Ajaran formil, utang pajak timbul karena dikeluarkannya
Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh Fiskus. Ajaran ini
diterapkan pada official Assessment System
2. Ajaran materil, utang pajak timbul karena berlakunya
undang-undang. Seseorang dikenai pajak karena suatu
keadaan atau perbuatan. Ajaran ini diterapkan pada self
assessment system
 Hapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal:
1. Pembayaran
2. Kompensasi
3. Kadaluwarsa
4. Pembebasan dan penghapusan
1. PERLAWANAN FASIF --- sistem pemungutan
pajak yang sulit dipahami masyarakat, krisis
ekonomi (struktur ekonomi, moral penduduk,
cara hidup dan teknik perhitungan).
2. PERLAWANAN AKTIF --- WP sengaja
menghindari pajak.
a. Tax Avoidance, usaha menghindari pajak
dengan tidak melanggar UU
b. Tax Evasion, usaha menghindari pajak
dengan cara melanggar UU (pengelakan pajak
dan melalaikan pajak)
PRESENTASE STRUKTUR TARIF
TARIF
1. PROPORSIONAL
1. MARGINAL (PPN)
2. EFEKTIF 2. PROGRESIF :
progresif progresif
Progresif degresif
3. DEGRESIF
4. TETAP (materai)
 Tarif Proporsional, tarif berupa persentase yang tetap
terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang sebanding
dengan besarnya nilai yang dikenai pajak. contoh : PPN
10 %
 Tarif Tetap, tarif berupa jumlah yang tetap terhadap
berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga
besarnya pajak yang terutang tetap. contoh : bea
materai
 Tarif Progresif, persentase yang digunakan semakin
besar sesuai dengan jumlah yang dikenai pajak, contoh
: pph 21 perorangan
 Tarif Degresif, persentase tarif yang digunakan semakin
kecil sesuai dengan bertambahnya jumlah yang dikenai
pajak
 Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang
menurut ketentuan peraturan per-uu-an perpajakan
ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan,
termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu

 Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang


merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun
yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
BUMN/BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk
usaha tetap, dan bentuk badan lainnya
PENGERTIAN-PENGERTIAN
 Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1
(satu) bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan
takwim
 Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun takwim kecuali
bila WP menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan
tahun takwim
 Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 (satu)
Tahun Pajak
 Pajak Yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu
saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak atau Bagian Tahun
Pajak menurut ketentuan peraturan per-uu-an perpajakan
 Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
bertanggungjawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang
menjalankan hak dan memenuhi kewajiban WP menurut
ketentuan peraturan per-uu-an perpajakan
 Surat Paksa adalah surat perintah untuk membayar utang pajak
dan biaya penagihan pajaksesuai dengan UU No 19 tahun 1997
ttg Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 19 tahun 2000
 NPWP adalah suatu sarana administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas WP
 Fungsi: sebagai tanda pengenal diri atau
identitas WP dan untuk menjaga ketertiban
dalam pembayaran pajak dan dalam
pengawasan administrasi perpajakan
 Formulir pajak yang dipergunakan WP
 Surat menyurat dalam hubungan dengan
perpajakan
 Dalam hubungan dengan instansi tertentu
yang mewajibkan mengisi NPWP
 Semua WP berdasarkan sistem Self Assessment wajib
mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan WP untuk dicatat sebagai WP dan
sekaligus mendapatkan WP
 Jangka waktu pendaftaran adalah:
1. Bagi WP orang pribadi yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas dan WP badan, wajib mendaftarkan diri
paling lambat 1 (satu) bulan setelah usaha mulai dijalankan
2. WP orang pribadi yang tidak menjalankan suatu usaha atau
pekerjaan bebas apabila sampai dengan suatu bulan
memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi
PTKP setahun, wajib mendaftarkan diri paling lambat pada
akhir bulan berikutnya
3. Apabila dengan sengaja tidak mendaftarkan diri, atau
menyalahgunakan atau tanpa hak NPWP sehingga
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, diancam
dengan pidana penjara palaing lama 6 (enam) tahun dan
denda paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak yang
terutang yang tidak atau kurang dibayar
 Kode NPWP terdiri dari 15 digit, dengan perincian sbb :
 1)2 digit pertama merupakan identitas wajib pajak, yaitu :
 01 sampai dengan 03=Wajib Pajak Badan
 04 dan 06=Wajib Pajak Pengusaha
 05=Wajib Pajak Karyawan
 07, 08 dan 09=Wajib Pajak Orang Pribadi
 2)6 digit kedua merupakan nomor registrasi / urut yang
diberikan Kantor Pusat DJP kepada KPP, contoh : 855.081
 3)1 digit ketiga diberikan untuk KPP sebagai alat pengaman agar
tidak terjadi pemalsuan dan kesalahan NPWP, contoh : 4
 4)3 digit keempat adalah kode KPP, contoh : 005
 5)3 digit terakhir adalah status wajib pajak (Tunggal, Pusat atau
Cabang), yaitu 000=Tunggal atau pusat
 Aktiva

 Kewajiban

 Beban Pajak

 Arus kas

45
LABA RUGI
Laba sebelum pajak xxx
Pajak kini (current tax) (xxx)
Pajak tangguhan (deferred tax) xxx
Laba tahun bjln dari operasi dilanjutkan xxx
Kerugian/pendapan operasi dihentikan xxx
Laba tahun berjalan xxx
Pendapatan komprehensif xxx
Pajak penghasilan terkait (xxx)
Total laba komprehensif xxx
Laba yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk xxx
Kepentingan non pengendali xxx

NERACA
Aktiva Pajak Tangguhan xxx atau
Kewajiban Pajak Tangguhan xxx

46
Dipotong
PPh 23 atas Badan
penghasilan jasa
Memotong
PPh 21
atas gaji

PPN atas
PBB penyerahan
Penghasilan Meterai barang/jasa
BPHTB
Beban yang dapat dikurangkan Pajak Daerah
Penghasilan kena pajak
X tarif pajak
Pajak terutang 1thn fiskal Lapor
Kredit pajak KPP
• Angsuran pajak (PPh25)
• Dipotong pihak lain (22,23) Setor
• Pajak luar negeri (24) Kas negara
Pajak kurang/lebih bayar (29/28
 Pajak atas Penghasilan Perusahaan
◦ Dibayar langsung oleh perusahaan :
 Angsuran pajak (PPh 25)
 Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)
◦ Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23)
◦ Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan di Neraca  utang
pajak / pajak dibayar dimuka
 Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)
◦ Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (21, 23, 26)
◦ PPN  pajak atas penyerahan barang / jasa kena pajak
◦ Tidak muncul dalam laporan laba rugi, tetapi di Neraca sebagai utang atau pajak dibayar
dimuka
 Pajak Lainnya
◦ PBB, pajak daerah, PPnBM  beban
◦ Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP)
◦ Pajak Daerah
◦ Bea Materai

48
 Pajak atas Penghasilan Perusahaan
◦ Dibayar langsung oleh perusahaan :
 Angsuran pajak (PPh 25)
 Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)
◦ Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23)
 Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)
◦ Orang pribadi sebagai pengusaha atau yang mempekerjakan
pihak lain
 Pajak atas transaksi  PPN
 Pajak Lainnya
◦ PBB, pajak daerah, PPnBM  beban
◦ Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP)
◦ Pajak Daerah
◦ Bea Materai

49
 Fokus pada pajak penghasilan perusahaan
 Sebelum PSAK 46:
◦ Beban pajak dalam laporan laba rugi adalah pajak
terutang menurut fiskal  PSAK ETAP
 PSAK 46 (eff 1 Jan 1999 perusahaan listed
dan 1 Jan 2001 non listed)
◦ Beban pajak kini  pajak terutang menurut fiskal
◦ Beban / penghasilan pajak tangguhan
◦ Aktiva / kewajiban pajak tangguhan

50
Undang-
PSAK
Undang

AKUNTANSI PAJAK

PERBEDAAN

Permanen Temporer

Penelitian: Pajak Tangguhan:


Book tax Gap  Aktiva/utang
 Beban/Pendapatan
Eff Tax Rate
51
 Pajak  Penghasilan Kena Pajak besar akan
menyebabkan pajak yang harus dibayarkan
besar.
 Akuntansi : Laba sebelum pajak besar akan
menyebabkan laba yang dilaporkan besar
 Trade off ini akan semakin kecil untuk
perusahaan terbuka, karena kepentingan
pemegang saham menginginkan laba yang
tinggi  sehingga pajak tidak dapat
dikecilkan.

52

Anda mungkin juga menyukai