Sistem
Syarat finansial pemungutan
harus sederhana
TEORI
TEORI ASURANSI
KEPENTINGAN
TEORI DAYA
TEORI BAKTI
PIKUL
TEORI ASAS
DAYA BELI
Negara bertugas untuk melindungi orang
dan segala kepentingannya, meliputi
keselamatan dan keamanan jiwa dan juga
harta bendanya. Hubungan negara dengan
rakyatnya : pajak dianggap sebagai premi
yang sewaktu-waktu harus dibayar oleh
masing-masing individu.
Memperhatikan pembagian beban pajak yang
harus dipungut dari seluruh penduduk yang
didasrkan atas kepentingan masing-masing
orang dalam tugas pemerintah termasuk
perlindungan jiwa orang-orang beserta harta
bendanya. Biaya yang dikeluarkan oleh
negara dibebankan pada mereka.
Sifat suatu negara timbul hak mutlak untuk
memungut pajak. Setiap orang menyadari
bahwa menjadi suatu kewajiban mutlak
untuk membuktikan tanda baktinya terhadap
negara dalam bentuk pembayaran pajak.
Dasar keadilan pemungut pajak terletak pada
jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada
warganya. Yaitu perlindungan atas jiwa dan
harta bendanya. Teori ini menekankan pada
asas keadilan, pajak harus sama beratnya
untuk setiap orang dan dibayar menurut gaya
pikul seseorang yang dapat diukur berdasar
besar penghasilan dengan memperhitungkan
besar pengeluaran atau pembelanjaan
seseorang. Misal Tn A (TK), Tn B (kawin, anak
2-K/2)
Pajak
Pajak Pajak
Subyektif Obyektif
BERDASARKAN BERDASARKAN
SUBYEK BARU OBYEK BARU DICARI
DICARI OBYEKNYA SUBYEKNYA
PPh PPN
PAJAK PUSAT PAJAK DAERAH
Pajak Reklame,
PPh,PPN PPnBM, PBB, BPHTB,
Bea Materai Pajak Hiburan,
Pajak Rumah
Makan/ Restoran
dan Hotel
PAJAK PENGHASILAN
.
Pengenaan pajak di Indonesia
Negara Daerah
PPH : UU. No. 7 Th. 1983 Dasar hukum Pajak Daerah & Retribusi:
diubah UU. No. 36Th 2008 UU No. 18 Th. 1997
diubah UU. No. 34 Th. 2000
PPN dan PPnBM: UU. No. 8 Th. 1983
diubah UU. No. 42 Th. 2009 PBB: UU. No. 12 Th. 1985
diubah UU. No. 12 Th 1994
SSP
PEMBAYARAN
KEP KEBERATAN
BANDING
SPT BPP
KEP BANDING
PELAPORAN
MA
Keterangan SPT SKP STP
Definisi Surat untuk Surat keterangan Surat untuk
pelaporan, berupa SKPKB, menagih pajak
perhitungan, dan SKPKBT, SKPLB, dan sanksi
pembayaran SKPN. administrasi.
pajak terutang.
Fungsi Pelaporan dan Alat koreksi, sarana Alat koreksi
pertanggungjawa mengenakan pajak terutang,
ban sanksi, dan alat sarana
penghitungan menagih pajak. mengenakan
jumlah pajak sanksi, dan alat
terutang, menagih pajak.
pembayaran
sendiri,
pemotongan.
21
PASIF
Struktur Ekonomi
Sistem Pemungutan
Moral dan Intelektual
penduduk
AKTIF
Tax Avoidance
Penghindaran pajak
Tax Evasion
Pengelakan pajak
Kumpulan peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan antara
pemerintah sebagai pemungut pajak
dan rakyat sebagai pembayar pajak
HUKUM PAJAK MATERIAL
SSP
PEMBAYARAN
KEP KEBERATAN
BANDING
SPT BPP
KEP BANDING
PELAPORAN
MA
Kewajiban • Hak
◦ Mendaftar – Mencabut pendaftaran
◦ Potong/pungut
– Menunda penyampaian
◦ Setor
SPT
◦ Lapor
– Membetulkan SPT
◦ Pembukuan
– Menunda penyetoran
– Pengajuan keberatan dan
banding
28
Stesel Pajak.
Asas Pemungutan Pajak.
Sistem Pemungutan Pajak.
1) Stelsel nyata – pengenaan pajak berdasarkan
penghasilan yang sebenarnya diterima sehingga
pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir
tahun pajak, yaitu setelah penghasilan
sesungguhnya diketahui.
2) Stelsel anggapan – pengenaan pajak didasarkan
pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-
undang. Misalnya: penghasilan suatu tahun
dianggap sama dengantahun sebelumnya,
sehingga pada awal tahun sudah dapat ditentukan
besarnya pajak terutang untuk tahun berjalan
3) Stelsel campuran – awal tahun dihitung berdasar
anggapan , akhir tahun disesuaikan dengan
penghasilan sesungguhnya diterima. Apabila
kurang, WP harus menambah atau apabila lebih
dikembalikan.
Stelsel
Fiktif PPh ps 25
Riil PPh ps 21, 23
Campuran PPh ps 29
1. ASAS DOMISILI
negara berhak mengenakan pajak atas
seluruh penghasilan WP yang bertempat
tinggal dlm wilayahnya, baik yang berasal
dari dalam maupun luar negeri. Asas ini
berlakubagi WP dalam negeri.
2. ASAS SUMBER
negara berhak mengenakan pajak terhadap
penghasilan yang bersumber dari wilayahnya
tanpa memperhatikan tempat tinggal WP.
2. ASAS KEBANGSAAN
pengenaan pajak didasarkan pada
kebangsaan atau kewarganegaraan
seseorang.
EQUALITY Pajak CONVINIENCE tidak
adil dan merata menyulitkan, Pay as
◦ Adil secara vertikal you earn,
◦ Adik horisontal ex:withholding
system
ECONOMY
efisien ex:self
assesment
CERTAINTY tidak
sewenang-wenang, Adam Smith dalam
berdasarkan undang- An Inquiri into the
undang yang nature and cause
of the wealth of
dilaksanakan nations
1. OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM – adalah suatu
sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiscus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh WP
2. SELF ASSESSMENT SYSTEM – adalah suatu sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada WP untuk menentukan sendiri besarnya
pajak yang terutang.
3. WITH HOLDING SYSTEM – adalah sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiscus dan bukan WP)
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh WP.
Ada dua ajaran timbulnya utang pajak:
1. Ajaran formil, utang pajak timbul karena dikeluarkannya
Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh Fiskus. Ajaran ini
diterapkan pada official Assessment System
2. Ajaran materil, utang pajak timbul karena berlakunya
undang-undang. Seseorang dikenai pajak karena suatu
keadaan atau perbuatan. Ajaran ini diterapkan pada self
assessment system
Hapusnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal:
1. Pembayaran
2. Kompensasi
3. Kadaluwarsa
4. Pembebasan dan penghapusan
1. PERLAWANAN FASIF --- sistem pemungutan
pajak yang sulit dipahami masyarakat, krisis
ekonomi (struktur ekonomi, moral penduduk,
cara hidup dan teknik perhitungan).
2. PERLAWANAN AKTIF --- WP sengaja
menghindari pajak.
a. Tax Avoidance, usaha menghindari pajak
dengan tidak melanggar UU
b. Tax Evasion, usaha menghindari pajak
dengan cara melanggar UU (pengelakan pajak
dan melalaikan pajak)
PRESENTASE STRUKTUR TARIF
TARIF
1. PROPORSIONAL
1. MARGINAL (PPN)
2. EFEKTIF 2. PROGRESIF :
progresif progresif
Progresif degresif
3. DEGRESIF
4. TETAP (materai)
Tarif Proporsional, tarif berupa persentase yang tetap
terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang sebanding
dengan besarnya nilai yang dikenai pajak. contoh : PPN
10 %
Tarif Tetap, tarif berupa jumlah yang tetap terhadap
berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga
besarnya pajak yang terutang tetap. contoh : bea
materai
Tarif Progresif, persentase yang digunakan semakin
besar sesuai dengan jumlah yang dikenai pajak, contoh
: pph 21 perorangan
Tarif Degresif, persentase tarif yang digunakan semakin
kecil sesuai dengan bertambahnya jumlah yang dikenai
pajak
Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang
menurut ketentuan peraturan per-uu-an perpajakan
ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan,
termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu
Kewajiban
Beban Pajak
Arus kas
45
LABA RUGI
Laba sebelum pajak xxx
Pajak kini (current tax) (xxx)
Pajak tangguhan (deferred tax) xxx
Laba tahun bjln dari operasi dilanjutkan xxx
Kerugian/pendapan operasi dihentikan xxx
Laba tahun berjalan xxx
Pendapatan komprehensif xxx
Pajak penghasilan terkait (xxx)
Total laba komprehensif xxx
Laba yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk xxx
Kepentingan non pengendali xxx
NERACA
Aktiva Pajak Tangguhan xxx atau
Kewajiban Pajak Tangguhan xxx
46
Dipotong
PPh 23 atas Badan
penghasilan jasa
Memotong
PPh 21
atas gaji
PPN atas
PBB penyerahan
Penghasilan Meterai barang/jasa
BPHTB
Beban yang dapat dikurangkan Pajak Daerah
Penghasilan kena pajak
X tarif pajak
Pajak terutang 1thn fiskal Lapor
Kredit pajak KPP
• Angsuran pajak (PPh25)
• Dipotong pihak lain (22,23) Setor
• Pajak luar negeri (24) Kas negara
Pajak kurang/lebih bayar (29/28
Pajak atas Penghasilan Perusahaan
◦ Dibayar langsung oleh perusahaan :
Angsuran pajak (PPh 25)
Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)
◦ Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23)
◦ Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan di Neraca utang
pajak / pajak dibayar dimuka
Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)
◦ Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (21, 23, 26)
◦ PPN pajak atas penyerahan barang / jasa kena pajak
◦ Tidak muncul dalam laporan laba rugi, tetapi di Neraca sebagai utang atau pajak dibayar
dimuka
Pajak Lainnya
◦ PBB, pajak daerah, PPnBM beban
◦ Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP)
◦ Pajak Daerah
◦ Bea Materai
48
Pajak atas Penghasilan Perusahaan
◦ Dibayar langsung oleh perusahaan :
Angsuran pajak (PPh 25)
Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)
◦ Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23)
Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)
◦ Orang pribadi sebagai pengusaha atau yang mempekerjakan
pihak lain
Pajak atas transaksi PPN
Pajak Lainnya
◦ PBB, pajak daerah, PPnBM beban
◦ Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP)
◦ Pajak Daerah
◦ Bea Materai
49
Fokus pada pajak penghasilan perusahaan
Sebelum PSAK 46:
◦ Beban pajak dalam laporan laba rugi adalah pajak
terutang menurut fiskal PSAK ETAP
PSAK 46 (eff 1 Jan 1999 perusahaan listed
dan 1 Jan 2001 non listed)
◦ Beban pajak kini pajak terutang menurut fiskal
◦ Beban / penghasilan pajak tangguhan
◦ Aktiva / kewajiban pajak tangguhan
50
Undang-
PSAK
Undang
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
Permanen Temporer
52