Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Reading

A comparative study of efficacy and safety of


intravenous ferric carboxymaltose versus iron sucrose in
the treatment of iron deficiency anaemia of pregnancy in
a tertiary care hospital

AULIA BAHTIAR RAHMAN


09711189
ABSTRAK

Latar Belakang: Anemia adalah masalah kesehatan masyarakat


global

Metode: dilakukan selama 1 tahun. 100 wanita hamil Hb 7-9,9 g /


dl usia 28 - 36 minggu kehamilan, acak, 50 orang FCM (Grup A)
dan 50 orang Iron Sucrose (Grup B). Hb dan serum ferritin dinilai
2 minggu dan 4 minggu setelah pengobatan
Hasil: Kenaikan tingkat Hb rata-rata pada 2 dan 4 minggu pada
kelompok FCM lebih tinggi dibanding kelompok Iron Sucrose (1,09 vs
0,52 g / dl dan 1,80 vs 1,09 g / dl). kadar serum feritin (144,25 vs 95,84
mcg / L dan 121,31 vs 84,46 mcg / L). Reaksi merugikan diamati pada
30% pasien kelompok FCM dan 48% pasien Iron Sucrose.

Kesimpulan: Ferric Carboxymaltose lebih aman dibanding Iron


Sucrose.
PENDAHULUAN

Kehamilan adalah waktu yang unik, menarik, dan sering kali


menyenangkan dalam kehidupan seorang wanita

Pertumbuhan janin sepenuhnya tergantung pada ibu

Anemia merupakan gangguan yang paling umum dialami


ketika hamil
Anemia bertanggung jawab atas 40% kematian ibu di negara
berkembang dan penyebab 25% kematian maternal

Prevalensi di india 23,6% -61,4% dan sebabkan peningkatan


mortalitas dan morbiditas perinatal.
WHO: Anemia Hb < 11 g / dl selama kehamilan

Progresi dari defisiensi besi menjadi ADB pada kehamilan sering


terjadi, karena meningkatnya kebutuhan zat besi (sekitar 1000 mg).

Diet tidak dapat menyediakan zat besi dalam jumlah yang tinggi,
karena bioavailabilitas yang buruk. Sehingga diperlukan
suplementasi
rute pemberian oral lebih disukai untuk anemia ringan hingga sedang

zat besi memiliki keterbatasan seperti efek samping gastrointestinal


dan pada terapi jangka panjang.

Sering juga adanya ketidakpatuhan pada pemberian oral, dan adanya


keterbatasan penyerapan pada pemberian oral

Hal lain, pemberian oral sering tidak mampu atasi defisit parah
Alternatif pemberian menggunakan parenteral.

Pemberian intramuscular: komplikasi nyeri, perubahan warna


kulit, abses, aleri, demam dan anfilaksis

Besi sukrosa intravena sudah digunakan, namun tidak dapat


diberikan dalam dosis lebih tinggi.

FCM: Mempunyai sifat pH hampir netral, osmolaritas fisiologis


dan memungkinkan dosis besar
METODE
Sampel penelitian 100 orang, dibagi dalam 2 kelompok dengan 50
orang kelompok FCM (A) dan 50 orang kelompok iron sucrose (B)

Kriteria inklusi
Usia kehamilan 28-36 minggu
Tingkat hemoglobin antara 7-9,9 g / dl (anemia sedang)
Serum feritin <30 mcg / L.
Kriteria eksklusi
Kehamilan <28 minggu periode kehamilan
Riwayat transfusi darah sebelumnya atau kebutuhan yang diantisipasi untuk
transfusi darah selama penelitian
Riwayat penyakit yang terkait dengan kelebihan zat besi seperti Thalassemia,
Haemochromatosis, atau gangguan penyimpanan zat besi lainnya
Riwayat hipersenisitifitas terhadap preparat besi
Riwayat perdarahan / pembedahan yang signifikan (dalam waktu tiga bulan
sebelum skrining)
Kasus hipotiroidisme
Kondisi medis serius atau penyakit sistemik yang tidak terkontrol seperti
penyakit ginjal kronis, penyakit kardiovaskular berat, kelainan hati kronis
atau akut, tuberkulosis dll.
Kasus infeksi Hepatitis B / C yang diketahui atau sindrom defisiensi imun
yang didapat (HIV / AIDS).
Bukti adanya anomali kongenital signifikan pada USG.
Dosis pemberian
Untuk Besi Sucrose 200 mg besi unsur diencerkan dalam 200 ml normal saline 0,9%
merupakan dosis maksimum yang diberikan sebagai infus IV lambat selama 30
menit.

Untuk Ferric Carboxymaltose dosis tunggal maksimum 1000 mg (20 ml) diencerkan
dalam 250 ml 0,9% normal saline steril selama 15 menit.

Efek samping yang terjadi didokumentasikan

Hasil dinilai dari kadar Hb dan serum ferritin


hasil
Pada dua minggu, rata-rata kadar Hb total secara signifikan lebih tinggi di Grup A
dibandingkan dengan Grup B (9,58 dibandingkan 9,01 g / dl; p <0,0001)

kenaikan Hb 1,09 ± 0,37 g / dl di Grup A dan 0,53 ± 0,17 g / dl di Grup B.


empat minggu pasca perawatan, rata-rata tingkat Hb total secara
signifikan lebih tinggi di Grup A dibandingkan dengan Grup B (10.29 vs
9.57 g / dl; p <0,0001)

Kenaikan total kadar serum ferritin pada 2 minggu lebih tinggi di Grup
A dibanding dengan Grup B (144,25 vs 95,84 mcg / L) (p <0,0001)
Setelah empat minggu, rata-rata kadar serum feritin total juga secara
signifikan lebih tinggi di Grup A dibandingkan dengan Grup B (135,79 vs
100,49 mcg / L; p <0,0001)

Efek samping ringan 30% pada grup A dan 48% pada grup B

Anda mungkin juga menyukai