Anda di halaman 1dari 15

SYOK KARDIOGENIK

Ananda Sekarni Fauzia


1102014021
Syok Kardiogenik
Adalah Gangguan yang disebabkan oleh
penurunan curah jantung sistemik pada keadaan
volume intravaskuler yang cukup, dan dapat
mengakibatkan hipoksia jaringan.
Penyebab syok kardiogenik terbanyak adalah
infark miokard akut  kehilangan sebagian
besar miokardium akibat nekrosis
Syok kardiogenik terjadi pada :
• 2,9% pasien angina pektoralis tak stabil
• 2,1% pasien IMA non elevasi ST
• Median waktu menjadi syok pada pasien ini
adalah 76 jam dan 94 jam, tersering setelah
48 jam
Tingkat mortalitas : 70 – 100 %
Tidak responsif dengan
pemberian cairan saja
Syok Kardiogenik
didefinisikan
Sekunder terhadap
sebagai tekanan disfungsi jantung
darah sistolik
< 90mmHg selama Berkaitan dengan tanda-tanda
hipoperfusi atau indeks
> 1 jam dimana : kardiak < 2,2 l/menit per m2
dan tekanan baji kapiler paru
> 18mmHg
Kriteria syok kardiogenik menurut scheidt dkk 1973

• TD arteri sistolkik < 80 mmHg


• Produksi urin < 20 ml/hari
• Gangguan status mental
• Tekanan pengisian ventrikel kiri > 12 mmHg
• Tekanan vena sentral > 10 mmH2O
• Manifestasi : gelisah, keringat dingin, akral dingin
dan takikardi
ETIOLOGI
• Komplikasi mekanik akibat infark miokard akut
• Takiaritmia atau bradiaritmia yang rekuren
akibat disfungsi ventrikel kiri dan dapat
bersamaan dengan aritmia supraventrikular
atau ventrikular
• Manifestasi tahap akhir disfungsi miokard
yang progresif
• Penyakit jantung iskemia
• Kardiomiopati hipertrofik dan restriktif
PATOFISIOLOGI
Depresi kontraktilitas miokard yang
mengakibatkan lingkaran setan penurunan
curah jantung, insufisiensi koroner,
tekanan darah rendah

Penurunan kontraktilitas+ + curah jantung

Vasokonstriksi sistemik berkompensasi dengan


peningkatan resistensi vaskular sistemik.
MANIFESTASI KLINIS
Pasien aritmia 
palpitasi, presinkop,
sinkop atau irama
jantung yang
berhenti sejenak,
letargi
Pada keadaan syok akibat
Infark miokard akut
IMA umumnya pasien
 nyeri dada akut
nyeri dada, edema paru
dan riwayat penyakit
akut atau bahkan henti
jantung koroner
jantung

Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik :
– TD sistolik < 90 mmHg
– Denyut jantung meningkat akibat stimulasi simpatis
– Frekuensi pernafasan meningkat akibat kongesti di
paru
– Pemeriksaan dada terdapat ronki
– Irama gallop  menunjukkan adanya disfungsi
ventrikel kiri
– Pasien gagal jantung kanan  pembesaran hati, dan
pulsasi di liver akibat regurgitasi trikuspid
PEMERIKSAAN PENUNJANG

EKG

Saturasi Foto
rontgen
Oksigen dada

Pemantauan
Ekokardiografi
Hemodinamik
 EKG
Merupakan pemeriksan penunjang yang harus dilakukan pertama kali.
EKG dapat membantu mendeteksi adanya iskemi\atau infark miokard,
aritmia, dan beberapa kelainan elektrolit

 FOTO RONTGEN DADA


Kardiomegali dan tanda-tanda kongesti paru atau edema paru pada gagal
ventrikel kiri yang berat

 EKOKARDIOGRAFI
- penilaian fungsi ventrikel kanan dan kiri
- fungsi katup-katup jantung
- tekanan ventrikel kanan
- deteksi adanya shunt
- efusi perikardial atau tamponade
 PEMANTAUAN HEMODINAMIK
– Pada syok kardiogenik akibat gagal ventrikel kiri yang berat
-> peningkatan tekanan baji paru
– Gagal ventrikel kanan -> tekanan baji normal atau lebih
rendah
– Tekanan baji pembuluh darah >18 menunjukkan volume
intravaskuler cukup adekuat
 SATURASI OKSIGEN
Dapat mendeteksi adanya defek septal ventrikel.
PENATALAKSANAAN

Pastikan Berikan
Rasa nyeri Koreksi
jalan nafas akibat infark hipoksia,
oksigen 8 - 15
tetap akut yang dapat gangguan
liter/menit
adekuat, memperbesar elektrolit, Bila
dengan
dan mungkin Pemasang
bila tidak menggunakan syok yang ada keseimba pasang an kateter
sadar masker untuk harus diatasi ngan CVP
sebaiknya mempertahank dengan asam
dilakukan an PO2 70 - pemberian basa yang
120 mmHg
intubasi morfin terjadi
Tatalaksana
• Tindakan Resusitasi segera
• Menentukan secara dini anatomi coroner
• Melakukan revaskularisasi dini
MEDIKAMENTOSA
1. Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri.
2. Anti ansietas, bila cemas.
3. Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi.
4. Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit.
5. Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila
perfusi jantung tidak adekuat. Dosis dopamin 2-15
mikrogram/kg/m. Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila
ada dapat juga diberikan amrinon IV.
6. Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m.
7. Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan
oksigenasi jaringan.
8. Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel.

Anda mungkin juga menyukai