Anda di halaman 1dari 25

Insert an image

KELOMPOK 5

ASKEP PPOM/COPD (BRONCHITIS KRONIK,


BRONKIEKTASIS, EMFISEMA PARU, EMPYEMA)

Ika Dian Rahayu


Lisa Ayu Lestari
(C051171508) (C051171003)
Atalya Angela T
(C051171307) Fitrah Anggraini
(C051171315)
Mutiara Syam P
(C051171514) Fitri Sain
Eddy Al Parukka
(C051171319) (C0151171338)
Pengertian
PengertianPPOM/COPD
PPOM/COPD

PPOM adalah klasifikasi luas dari gangguan, yang mencakup


bronchitis kronis, bronkiektasis, emfisema, dan empyema. PPOM
merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat
aktivitas penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru. PPOM
dianggap sebagai penyakit yang berhubungan dengan interaksi
genetik dengan lingkungan. Merokok, polusi udara, dan pemajanan
di tempat kerja (terhadap batu bara, kapas padi-padian) merupakan
faktor-faktor risiko penting yang menunjang pada terjadinya
penyakit ini. Prosesnya dapat terjadi dalam rentang lebih dari 20
sampai 30 tahunan.
BRONKITIS KRONIS

Bronkitis kronik didefiniskan


sebagai adanya pembentukan
mukus yang berlebihan dalam
bronkus dan bermanifestasi
sebagai batuk kronik dan
pembentukan sputum yang
berlangsung 3 bulan dalam satu
tahun selama 2 tahun berturut-
turut.
Asap mengiritasi jalan napas,
mengakibatkan hiperekskresi lendir Patofisiologi
dan inflamasi. Karena iritasi yang
konstan ini, kelenjar-kelenjar yang
mensekresi lendir dan sel-sel goblet
meningkat jumlahnya, fungsi silia
menurun, dan lebih banyak lendir
yang dihasilkan. Sebagai akibat,
bronkiolus menjadi menyempit dan
tersumbat.
Click icon to add picture

Adapun tanda dan juga gejala


L A
yang diakibatkan dari
J A
bronkitis kronik diantaranya:
G E
 Sputum &
 Sianosis D A
 Batuk produktif A N
 Dispnea
T
 Takipnea
 Ronkhi
ASUHAN KEPERAWATAN BRONKITIS KRONIS

Pengkajian Diagnosa Keperawatan Outcome Intervensi

• Identitas Pasien (Nama, umur, jenis NANDA: NOC: NIC:


kelamin, agama, pendidikan) Domain 11:  Kemampuan untuk  Posisikan pasien untuk
• Riwayat kesehatan lengkap Keamanan/Perlindungan mengeluarkan sekret memaksimalkan ventilasi
(termasuk keluarga, pemajanan  Akumulasi sputum  Lakukan fisioterapi dada
terhadap lingkungan terhadap kelas 2: Cedera Fisik sebagaimana mestinya
bahan-bahan yang mengiritasi) (hal 558)  Buang sekret dengan memotivasi
Bersihan jalan napas tidak pasien untuk melakukan batuk atau
efektif berhubungan dengan menyedot lendir
mukus berlebihan  Instruksikan bagaimana agar bisa
melakukan batuk efektif
(hlm 406)
(hal 186)
Pengkajian Diagnosa Keperawatan Outcome Intervensi

• Riwayat pekerjaan NANDA NOC: NIC:


dikumpulkan, termasuk domain 12: Kenyamanan Fisik  Dapat menggunakan  Gali pengetahuan dan
kebiasaan merokok tindakan pencegahan kepercayaan pasien
(jumlah bungkus pehari) kelas 1: Kenyamanan  Dapat menggunakan mengenai nyeri
• Pemeriksaan gas-gas tindakan pengurangan  Ajarkan prinsip-prinsip
darah arteri, rontgen dada, Nyeri akut berhubungan nyeri tanpa analgesik manajemen nyeri
dan pemeriksaan fungsi dengan agen cedera biologis
paru, serta pemeriksaan (hal 247) (hal 198)
hemoglobin dan ( hlm 470)
hematokrit
• Pemeriksaan fungsi paru
Pengkajian Diagnosa Keperawatan Outcome Intervensi
• Riwayat pekerjaan NANDA: N0C: NIC:
dikumpulkan, termasuk domain 4 Aktifitas dan  Mencegah dispnea saat  Pertahankan kepatean jalan
kebiasaan merokok Istirahat istirahat napas
(jumlah bungkus pehari)  Frekuensi pernapasan  Posisikan klien untuk
• Pemeriksaan gas-gas kelas 4 Respons  Irama pernapasan mengurangi dispnea
darah arteri, rontgen dada, Kardiovaskular/Pulmonal,  Ajarkan teknik pernapasan,
dan pemeriksaan fungsi dengan tepat
paru, serta pemeriksaan Ketidakefektifan pola (hal.560)  Monitor pernapasan dan status
hemoglobin dan napas berhubungan oksigenasi
hematokrit dengan dispnea
• Pemeriksaan fungsi paru (hal 84)

(hal. 243)
BRONKIEKTASIS
Bronkiektasis adalah dilatasi
bronki dan bronkiolus kronis yang
disebabkan oleh berbagai kondisi,
termasuk infeksi paru dan
obstruksi bronkus; aspirasi benda
asing, muntahan, atau benda-
benda dari saluran pernapasan
atas; dan tekanan akibat tumor,
pembuluh darah yang berdilatasi,
dan perbesaran nodus limfe
PATOFISIOLOGI
Infeksi merusak dinding bronkial, menyebabkan kehilangan struktur
pendukungnya dan menghasilkan sputum kental yang akhirnya dapat
menyumbat bronki. Dinding bronkial menjadi teregang secara permanen
akibat batuk hebat. Infeksi meluas ke jaringan peribronkial, sehingga
dalam kasus bronkiektasis sakular, setiap tuba yang berdilatasi
sebenarnya adalah abses paru, yang eksudatnya mengalir bebas melalui
bronkus. Bronkiektasis biasanya setempat, menyerang lobus atau
segmen paru. Lobus yang paling bawah lebih sering terkena.
ASU H AN K E P E RAWATAN B RO N K IE KTASIS

Pengkajian Diagnosa Keperawatan Outcome Intervensi


• Pemeriksaan fisik NANDA: NOC NIC:
(inspeksi, Palpasi, Domain 11: • Batuk • Kenali ada tidaknya
Perkusi, Auskultasi Keamanan/Perlindungan, • Demam kontra indikasi
• Kapasitas Vital dilakukannya fisioterapi
Kelas 2 Cedera Fisik dada pada pasien
• Monitor status respirasi
Ketidakefektifan bersihan dan kardiologi
jalan napas berhubungan • Monitor jumlah dan
dengan mukus berlebihan, karakteristik sputum
batuk yang tidak efektif • Tentukan segmen paru
mana yang berisi secret
(hal. 406) berlebihan
• Instruksikan pasien untuk
mengeluarkan nafas
dengan teknik nafas dalam
Emfisema paru EMFISEMA
didefnisikan PARU
sebagai suatu distensi
abnormal ruang udara di luar
bronkiolus terminal dengan
kerusakan dinding alveoli.
Emfisema adalah penyakit
paru menahun yang paling
umum dan sering
diklasifikasikan dengan
bronchitis menahun. Pada
kenyataanya, ketika pasien
mengalami gejala, fungsi paru
sering sudah mengalami
kerusakan yang ireversibel.
Merokok merupakan penyebab
Add Image

PATOFISIOLOGI
Dinding alveoli mengalami kerusakan, area permukaan
alveolar yang kontak langsung dengan kapiler paru
secara kontinu berkurang , menyebabkan peningkatan
ruang rugi (area paru dimana tidak ada pertukaran gas
yang dapat terjadi) dan mengakibatkan kerusakan
difusi oksigen. Karena dinding alveolar terus mengalami
kerusakan, jaringan-jaringan kapiler pulmonal
berkurang. Aliran darah pulmonal meningkat dan
ventrikel kanan dipaksa untuk mempertahankan
tekanan darah yang tinggi dalam arteri pulmonal.
Dengan demikian gagal jantung sebelah kanan (kor-
pulmonal) adalaha salah satu komplikasi emfisema.
 Pada gejala awalnya serupa dengan Tanda & gejala
bronkitis kronis
 Napas terengah-engah disertai
dengan suara seperti peluit
 Dada berbentuk seperti tong, otot
leher tampak menonjol, bungkuk
 Bibir tampak kebiruan
 Berat badan menurun karena nafsu
makan menurun
 Batuk menahun
ASUHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN EMFISEMA
EMFISEMA PARU
PARU

Pengkajian Diagnosa Keperawatan Outcome Intervensi


NANDA: NOC: NIC:
Domain 4. Aktivitas/istirahat • Frekuensi pernafasan normal • Monitor kecepatan, irama,
• Irama pernafasan normal kedalaman dan kesulitan
Kelas 4. Respons kardiovaskular/ • Tidak adanya penggunaan otot bernafas
pulmonal bantu nafas • Catat penggunaan otot-otot
• Tidak adanya pernafasan bibir bantu nafas
Ketidakefektifan pola napas yang dengan mulut mengerucut • Monitor pola nafas
berhubungan dengan fase ekspirasi • Monitor peningkatan
memanjang, pernapasan bibir dan kelelahan, kecemasan dan
keletihan otot pernapasan kekurangan udara pada
pasien
(hlm. 556)
Pengkajian Diagnosa Keperawatan Outcome Intervensi
NANDA: NOC: NIC:
Domain 3: eliminasi dan • Tekanan parsial oksigen • Manajemen asam basa: asidosis
pertukaran di darah arteri (PaO2) respiratorik
normal • Pertahankan kepatenan jalan napas
Kelas 4: fungsi respirasi • Tidak adanya dispnea • Monitor pola pernapasan
saat aktivitas ringan • Berikan terapi oksigen
Gangguan pertukaran gas yang • Monitor tanda-tanda gagal napas
berhubungan dengan pola (misalnya penurunan PaO2, peningkatan
pernapasan abnormal (cepat PaCO2, kelelahan otot pernapasan)
dan pendek), dispnea dan
hipoksemia

(hlm. 220)
Pengkajian Diagnosa Keperawatan Outcome Intervensi
NANDA: NOC: NIC:
Domain 11: • Tidak adanya sputum • Monitor pernafasan
Kenyamanan/perlindungan purulen • Kaji perlunya penyedotan pada jalan
nafas dengan auskultasi suara nafas
Kelas 1: Infeks ronki di paru
• Monitor sekresi pernafasan pasien
Resiko infeksi berhubungan
dengan penyakit kronis

(hlm. 405)
Pengkajian Diagnosa Keperawatan Outcome Intervensi
NANDA: NOC: NIC
Domain 11: • Kemampuan untuk • Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Keamanan/perlindungan mengeluarkan secret normal ventilasi
• Tidak adanya suara nafas • Buang sekret dengan memotivasi
Kelas 2: Cedera fisik tambahan pasien untuk melakukan batuk atau
menyedot lendir
bersihan jalan nafas yang • Instruksikan bagaimana agar bisa
berhubungan dengan sekresi melakukan batuk efektif
yang tertahan • Posisikan untuk meringankan sesak
nafas
(hal.406)
Add a full screen image

Empiema adalah
terkumpulnya cairan purulen
(pus) di dalam rongga pleura.
Awalnya rongga pleura adalah
cairan encer dengan jumlah
leukosit rendah, tetapi sering
kali berlanjut menjadi  yang Empyema
kental.
Empiema biasanya
merupakan komplikasi dari
infeksi paru (pneumonia) atau
kantong kantong pus yang
terlokalisasi (abses) dalam
paru. Meskipun empiema
sering kali merupakan dari
Add a full screen image

• Stadium 1 : Stadium 1 disebut juga


stadium eksudatif atau stadium akut,
yang terjadi pada hari-hari pertama
saat efusi.
• Stadium 2 : Stadium 2 disebut juga
dengan stadium fibropurulen atau
stadium transisional yang
dikarakterisasi dengan inflamasi pleura
yang meluas dan bertambahnya Patofisiologi
kekentalan dan kekeruhan cairan.
• Stadium 3 : Stadium 3 disebut juga
stadium organisasi (kronik). Terjadi
pembentukan kulit fibrinosa pada
membran pleura, membentuk jaringan
yang mencegah ekspansi pleura dan
membentuk lokulasi intrapleura yang
menghalangi jalannya tuba
torakostomi untuk drainase.
Click icon to add picture

 Demam dan keluar keringat


L A
malam
J A
 Nyeri pleura
G E
 Dispnea
&
 Anoreksia dan penurunan berat
D A
badan
A N
 Pada auskultasi dada ditemukan T
penuruan suara napas
 Pada perkusi dada ditemukan
suara flatness
 Pada palpasi ditemukan suara
fremitus
ASUHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN EMPHYEMA
EMPHYEMA

Pengkajian Diagnosa Keperawatan Outcome Intervensi


NANDA: NOC: NIC:
Domain 3: eliminasi dan pertukaran • Status pernafasan: • Terapi oksigen
pertukaran gas • Siapkan peralatan oksigen dan
Kelas 4: fungsi respirasi berikan melalaui sistem humidifier
• Berikan oksigen tambhaan seperti
gangguan pertukran gas akibat Kriteria Hasil: yang diperintahkan
kerusakan alveoli • Saturasi oksigen • Monitor efektifitas terapi oksigen

Perubahan membrane alveolar-kapiler


Pengkajia Diagnosa Keperawatan Outcome Intervensi
n
NANDA: NOC: NIC:
Domain 11: • Status pernafasan • Mamajemen jalan nafas buatan
keamanan/perlindungan • Status pernafasan: • Manajemen nyeri
kepatenan jalan nafas • Memberikan OPA atau alat alat bantu gigit
Kelas 2: cedera fisik untuk mencegah tergigitnya selang
endotrakeal, dengan cara yang tepat.
ketidakefektifan bersihan jalan Kriteria Hasil: • Monitor suara ronki dan cracles dijalan nafas
nafas Irama pernafasa • Inspeksi dan palpasi ada tidaknya udara
suara nafas tambahan dibawah kulit setidaknya 8 jam sekali.
• Perubahan pola nafas Penggunaan otot bantu • Ajarkan prinsi-prinsip manajemen nyeri
• Eksudat dalam alveoli nafas • Gunakan penedekatan multi disiplin untuk
manajemen nyeri, jika sesuaigunakan tindkan
pengonytrol nyeri sebelum nyeri bertambah
berat
Pengkajian Diagnosa Keperawatan Outcome Intervensi
NANDA: NOC: NIC:
Domain 4: aktivitas/istirahat Status jantung paru • Peningkatan mekanika tubuh
• Bantu pasien untuk memilih kativitas
Kelas 4: respons pemanasan sebelum memulai latihan atau
kardiovaskular/pulmonal Kriteria Hasil: memulai pekerjaan yang tidak dilakukan
Intoleransi aktivitas secara rutin sebelumnya
intoleran aktivitas berhubungan • Bantu pasien melakukan latihan fleksi untuk
dengan ketidak seimbangan suplai memfasilitasi mobilisasi punggung sesuai
dan kebutuhan oksigen indikasi

• Keseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai