Anda di halaman 1dari 20

Complications Of Male

Circumcision: A Review Of 39
Cases
F K Rashed, N N Sedeh, D Badebarin, F S Monazzah. Complications Of Male
Circumcision: A Review Of 39 Cases. The
Internet Journal of Urology. 2013 Volume 11 Number 1.

Chlarasinta Benyamin, S.Ked


(1308012044)
PEMBIMBING
dr. Arley Telussa,Sp.U

SMF/BAGIAN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2018
Pendahuluan
Sirkumsisi pada laki-laki
merupakan salah satu operasi
yang paling sering dilakukan
pada neonatus, bayi, dan
anak-anak.
Sekitar 60% laki-laki baru lahir
di US tahun 1992 sudah
disirkumsisi.
Negara-negara muslim, semua
laki-laki harus di sirkumsisi.
Apa manfaat ??

Risiko kejadian kanker penis

Infeksi saluran kencing

MENGURAN Infeksi menular seksual


GI
Risiko kejadian kanker penis

Phimosis
Komplikasi Sirkumsisi

Perdarahan Adhesi skin Retensi urin


bridges
Infeksi Phimosis
Inclusion
Insufficient cyst/abnormal
foreskin healing
removal
Meatitis
Excessive
foreskin Stenosis
removal meatus
Hipospadia Nekrosis
penis

Amputasi
glans
Epispadia
Fistula
Urethrokutaneus

Kematian
Komplikasi prosedur sirkumsisi dari 0%
sampai 16% (median frequency 1.5%)

Relatively simple, quick,


Sirkumsisi
safe procedure

JIKA

• Aseptic condition
• Praktisi terlatih dengan
instrumentasi yg tepat

However such conditions do not always


prevail  development country
Metode Penelitian
◦Dikumpulkan data 39 pasien dengan komplikasi sirkumsisi
selama 2 tahun (2007-2009) dan dievaluasi secara
retrospektif.
◦Data dikumpulkan berupa umur, metode sirkumsisi,
penyelenggara sirkumsisi, jenis dan jumlah komplikasi
◦Mengeksklusi pasien dengan gangguan pembekuan darah.
◦Penelitian ini sudah disetujui oleh komite etik fakultas
kedokteran.
◦Komplikasi dibagi dalam 2 grup : minor dan
mayor/severe/mengamcam nyawa
Perdarahan, tanpa perubahan
hemoglobin

Meatal stenosis

Incomplete circumcision
Minor
Hematoma

Phimosis

Skin bridge
Perdarahan hebat (Hb <7gr/dL)

Retensi urin

Sirkumsisi pada hipospadia

Mayor/severe/ Amputasi penis


mengancam nyawa
Glans and skin fusion

Phimosis dan obstructive


uropathy (Cr >7mg/dl)

Fistula uretra
Hasil
◦Rata-rata usia pasien adalah 1 minggu- 10 tahun (rata-rata
usia 24 bulan)
Hasil
Hasil
Diskusi
◦Manfaat sirkumsisi menurut beberapa penlitian :
- mengurangi risiko kanker penis dan kanker serviks
- mengurangi infeksi saluran kencing
- mengurangi infeksi menular seksual
- mengurangi prevalensi HIV
◦HPV menyebabkan kutil kelamin pada laki-laki dan
prempuan, berhubungan dengan kejadian kanker cervix,
vulva, vagina, anus dan penis.
◦Prevalensi HPV pada laki-laki yang sudah sirkumsisi
lebih rendah dibandingkan laki-laki yang tidak
sirkumsisi.
◦Insedens infeksi HPV lebih rendah pada wanita dengan
pasangan laki-laki yang sudah disirkumsisi.
◦Sirkumsisi pada masa kanak-kanak dan remaja secara
substansial mengurangi risiko kanker penis invasif.
◦Beberapa penilitian secara konstan menunjukkan
penurunan kejadian infeksi saluran kencing pada laki-
laki dgn sirkumsisi.
◦Rata-rata komplikasi yg terjadi 1.5% (range 0-16%) diteliti
scr retrospektif.
◦Dibeberapa negara kejadian komplikasi sirkumsisi masih
tinggi  salah satu laporan dari Nigeria, kejadian komplikasi
mencapai 20.2%.

◦Laporan komplikasi bergantung pada jenis penelitiannya


(misalnya chart review vs prospective study), tempat
(faskes vs non-faskes), operator (tadisional vs praktisi
medis), usia pasien (bayi vs dewasa), dan teknik atau
isntrumen pembedahan yang digunakan
• Komplikasi yang paling sering terjadi adalah komplikasi minor dan dapat
ditangani  infeksi, perdarahan, bengkak atau pengangkatan kulit tidak
adekuat.

• Komplikasi perdarahan pada neonatus yang disirkumsisi  perdarahan


ringan
• Perdarahan dikontrol dgn menekan pada sumber perdarahan selama 1-2
menit

• Perdarahan hebat dan mengancam nyawa selama atau sesudah


sirkumsisi terjadi pada anak dengan diskrasia  gali riw. Keluarga dg gn
pembekuan darah sebelum dilakukan prosedur tindakan.
• Komplikasi infeksi sangat jarang terjadi jika prosedur dilakukan dengan
steril.
Komplikasi serius yang dapat terjadi selama prosedur :

nekrosis penis  terjadi


krn infeksi dan
pendarahan dan penggunaan
amputasi glans penis elektrokauter utk kontrol
perdarahan.

Retensi urin krn phimosis


berat, fistula, fusi kelenjar
dan kulit preputium
◦Beberapa faktor yg mempengaruhi hasil seperti
- pelatihan dan keahlian penyedia
- usia saat sunat
- sterilitas prosedur sunat
Kesimpulan

◦Sangat penting untuk meningkatkan


keselamatan saat prosedur sirkumsisi melalui
strategi pengurangan risiko termasuk
peningkatan pelatihan atau pelatihan
ulangan bagi petugas medis untuk
menciptakan prosedur yang aman.
Sekian dan Terima kasih
Tuhan memberkati 

Anda mungkin juga menyukai