Khozin/081320050871
khozin23@yahoo.com
FACULTY OF ISLAMIC STUDIES
UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MALANG
2017
ONTOLOGI PENGETAHUAN SAINS
HAKIKAT SAINS
(Scientific Knowlegde) :
Kunto Wibisono Siswomihardjo, Ilmu Pengetahuan Sebuah Sketsa Umum mengenai Kelahiran dan
Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu, dalam “Filsafat Ilmu sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu Pengetahuan”, Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, (Yogyakarta: Penerbit
Liberty, 2010), cet., ke-5, hlm. 1
Dimensi struktural, ilmu pengetahuan tersusun atas
komponen-komponen berikut:
1. Objek sasaran (Gegenstand) yang ingin diketahui.
2. Gegenstand terus menerus dipertanyakan tanpa
mengenal titik henti.
3. Ada alasan (motif) dan dengan sarana dan cara
tertentu Gegenstand tadi terus menerus dipertanyakan.
4. Temuan-temuan yang diperoleh selangkah-demi
selangkah disusun kembali dalam satu kesatuan sistem.
Kunto Wibisono Siswomihardjo, Ilmu Pengetahuan Sebuah Sketsa Umum mengenai Kelahiran dan
Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu, dalam “Filsafat Ilmu sebagai
Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan”, Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, (Yogyakarta:
Penerbit Liberty, 2010), cet., ke-5, hlm. 1
What is Science? ARCHIE J. BAHM
Archie J. Bahm, untuk dapat dikatakan sebagai
ilmu paling tidak memiliki enam komponen utama,
yaitu:
1) adanya masalah (problem);
2) adanya sikap ilmiah (attitude);
3) menggunakan metode ilmiah (method),
4) adanya aktivitas (activity);
5) adanya kesimpulan (conclusions); dan,
6) adanya pengaruh (effects).
Archi J. Bahm, What is Science? dalam Axiology, The Science of Values, (Amsterdam-Atlanta, GA: Editions
Rodopi B.V., 1993), hlm. 11-35.
Pertama, adanya masalah.
Dalam pandangan Bahm, suatu masalah
dianggap ilmiah (scientific) kalau dapat
dikomunikasikan, didekati dengan sikap ilmiah
(scientific attitude) dan didekati dengan metode
ilmiah (scientific method).
Kedua, adanya sikap ilmiah.
Sikap ilmiah mencakup enam unsur utama:
1. Keingintahuan (curiosity),
2. Spekulatif (speculativeness),
3. Kesediaan untuk bersifat obyektif (willingness
to be objective),
4. Berpandangan terbuka (open mindedness),
5. Kesediaan menangguhkan keputusan
(willingness to suspend judgment) hingga semua
bukti cukup dan bersedia untuk tetap dalam
keraguan, dan
6. Kesediaan bersikap bahwa semua kesimpulan
ilmiah bersifat sementara (tentatively).
Ketiga, memiliki metode ilmiah.
Bahm menjelaskan, metode ilmiah meliputi lima
langkah, yaitu:
1) menyadari adanya masalah;
2) menguji masalah, pemeriksaan lebih jauh
terhadap masalah yang disadari;
3) mengusulkan solusi, dengan mengajukan
hipotesis;
4) menguji usulan atau proposal, yaitu dengan
melakukan pembuktian hipotesis; dan,
5) memecahkan masalah, yaitu menyelesaikan
masalah.
Keempat, adanya aktivitas.
Ilmu pengetahuan adalah apa yang dikerjakan
ilmuwan, yang biasa disebut “scientific
research”, yang dalam hal ini memiliki dua
aspek: individu dan sosial. Ilmu pengetahuan
adalah aktivitas yang dilakukan orang-orang
khusus. Perkembangan ilmu pengetahuan juga
sangat tergantung transformasinya dari orang
kepada orang lain.
Kelima, adanya kesimpulan.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
dihasilkan. Ilmu pengetahuan adalah
kumpulan pengetahuan. Bahkan kumpulan
ide-ide adalah pengetahuan itu sendiri.
Kesimpulan adalah ilmu yang diselesaikan,
bukan ilmu dalam proses dan prospek.
Kesimpulan juga adalah ilmu yang diusahakan
secara ilmiah. Kesimpulan dapat menunjukkan
kredibilitas ilmu, karena menjadi pengetahuan
yang pasti.
Keenam, adanya pengaruh.
Ilmu pengetahuan adalah apa yang dikerjakan ilmu
pengetahuan. Bagian yang dikerjakan ilmu pengetahuan
tersebut memiliki pengaruh bermacam-macam. Pengaruh
itu dapat dibatasi pada dua hal, yaitu;
a) pengaruh ilmu pengetahuan terhadap teknologi dan
industri, yang disebut dengan ilmu terapan;
b) b) pengaruh ilmu pengetahuan terhadap atau dalam
masyarakat dan peradaban.
Ilmu terapan sebenarnya lebih menunjukkan sebagai ilmu
pengetahuan daripada ilmu murni, seperti teknik mesin,
kodokteran dan seni-seni sosial daripada matematika atau
fisika. Ilmu pengetahuan juga berperan dalam suatu
peradaban, membentuk aspek-aspek lain dari masing-
masing peradaban.
PERBEDAAN PENDEKATAN ILMIAH
DAN NON-ILMIAH
Perbedaan Pendekatan Ilmiah
dan Non Ilmiah :
PENYUSUNAN
KERANGKA
PENARIKAN
BERFIKIR, &
KESIMPULAN
PENGAJUAN
HIPOTESIS
ALUR
BERFIKIR
ILMIAH
PENGUJIAN PERUMUSAN
HIPOTESIS HIPOTESIS
PERUMUSAN MASALAH
PERUMUSAN HIPOTESIS
K
o
r
e
s
p
o
n
d
e
n
s
i