Anda di halaman 1dari 41

FILSAFAT ILMU

Khozin/081320050871
khozin23@yahoo.com
FACULTY OF ISLAMIC STUDIES
UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MALANG
2017
ONTOLOGI PENGETAHUAN SAINS
HAKIKAT SAINS
(Scientific Knowlegde) :

1. Rasional -> adanya hubungan pengaruh atau


hubungan sebab akibat.
2. Empiris -> sesuai dengan pengamatan /
pengalaman secara inderawi.
STRUKTUR SAINS
EPISTEMOLOGI SAINS
Objek Pengetahuan Sains
Objek Sains semua objek yang
empiris, yaitu yang berada
dalam lingkup pengelaman
manusia, atau pengelaman
indera.
Rumus baku metode ilmiah
(scientific method)
logico-hypothetico-verificatif
(buktikan bahwa itu logis, tarik
hipotesis, ajukan bukti empiris)
AKSIOLOGI SAINS
1. Kegunaan Pengetahuan Sains
2. Cara Sains Menyelesaikan Masalah
3. Masalah Netralitas Sains
1. Kegunaan Pengetahuan Sains:
a. Sains sebagai alat eksplanasi
b. Sains sebagai Alat Peramal
c. Sains sebagai Alat Pengontrol
2. Cara Sains Menyelesaikan Masalah:
a. Mengidentifikasi Masalah
b. Mencari Teori :
1) Teori tentang sebab-sebab Kenakalan
remaja
2) Teori tentang cara mengatasi kenakalan
remaja
PENGETAHUAN FILSAFAT
Ontologi Filsafat
Epistemologi Filsafat
Aksiologi Filsafat
Ontologi Filsafat
1. Hakikat Pengetahuan Filsafat
pengetahuan filsafat adalah
pengetahuan yang logis tidak empiris.
2. Struktur Pengetahuan Filsafat,
terdiri dari tiga cabang:
a. Ontologi hakikat segala sesuatu
b. Epistemologi  cara memperoleh
pengetahuan
c. Aksiologi guna pengetahuan
Epistemologi Filsafat
1. Objek Pengetahuan Filsafat segala yang
ada yang bersifat abstrak.
2. Cara Memperoleh Pengetahuan Filsafat
berfikir secara mendalam (di belakang
sesuatu yang empiri, atau sampai ?, dan
tanpa bukti empiris).
3. Ukuran Kebenaran Pengetahuan
Filsafat
logis tidaknya argumen yang dibangun.
Fungsi argumen sama pentingnya dengan
data dalam pengetahuan sains.
Aksiologi Filsafat
Tiga hal dari fungsi Pengetahuan Filsafat:
1. Filsafat sebagai sejarah, atau kumpulan
teori
2. Filsafat sebagai cara untuk memecahkan
masalah
3. Filsafat sebagai pandangan hidup (way of
life)
DEFINISI ILMU MENURUT
KUNTO WIBISONO SISWOMIHARDJO
Dimensi fenomenal, ilmu pengetahuan nampak pada hal-hal
sebagai berikut:
(1) Masyarakat, yaitu suatu masyarakat elit yang dalam
kesehariannya sangat memperhatikan kaidah-kaidah
universalisme, komunalisme, disinterested, dan skeptisisme
yang terarah dan teratur.
(2) proses, yaitu olah aktivitas melalui refleksi, kontemplasi,
imajinasi, observasi, eksperimentasi, komparasi dan sebagainya
dan tidak mengenal titik henti untuk menemukan kebenaran
ilmiah.
(3) produk, yaitu hasil dari aktivitas tadi berupa dalil-dalil, teori-
teori, dan paradigma-paradigma beserta hasil penerapannya, baik
yang bersifat fisik maupun non-fisik.

Kunto Wibisono Siswomihardjo, Ilmu Pengetahuan Sebuah Sketsa Umum mengenai Kelahiran dan
Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu, dalam “Filsafat Ilmu sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu Pengetahuan”, Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, (Yogyakarta: Penerbit
Liberty, 2010), cet., ke-5, hlm. 1
Dimensi struktural, ilmu pengetahuan tersusun atas
komponen-komponen berikut:
1. Objek sasaran (Gegenstand) yang ingin diketahui.
2. Gegenstand terus menerus dipertanyakan tanpa
mengenal titik henti.
3. Ada alasan (motif) dan dengan sarana dan cara
tertentu Gegenstand tadi terus menerus dipertanyakan.
4. Temuan-temuan yang diperoleh selangkah-demi
selangkah disusun kembali dalam satu kesatuan sistem.

Kunto Wibisono Siswomihardjo, Ilmu Pengetahuan Sebuah Sketsa Umum mengenai Kelahiran dan
Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu, dalam “Filsafat Ilmu sebagai
Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan”, Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, (Yogyakarta:
Penerbit Liberty, 2010), cet., ke-5, hlm. 1
What is Science? ARCHIE J. BAHM
Archie J. Bahm, untuk dapat dikatakan sebagai
ilmu paling tidak memiliki enam komponen utama,
yaitu:
1) adanya masalah (problem);
2) adanya sikap ilmiah (attitude);
3) menggunakan metode ilmiah (method),
4) adanya aktivitas (activity);
5) adanya kesimpulan (conclusions); dan,
6) adanya pengaruh (effects).

Archi J. Bahm, What is Science? dalam Axiology, The Science of Values, (Amsterdam-Atlanta, GA: Editions
Rodopi B.V., 1993), hlm. 11-35.
Pertama, adanya masalah.
Dalam pandangan Bahm, suatu masalah
dianggap ilmiah (scientific) kalau dapat
dikomunikasikan, didekati dengan sikap ilmiah
(scientific attitude) dan didekati dengan metode
ilmiah (scientific method).
Kedua, adanya sikap ilmiah.
Sikap ilmiah mencakup enam unsur utama:
1. Keingintahuan (curiosity),
2. Spekulatif (speculativeness),
3. Kesediaan untuk bersifat obyektif (willingness
to be objective),
4. Berpandangan terbuka (open mindedness),
5. Kesediaan menangguhkan keputusan
(willingness to suspend judgment) hingga semua
bukti cukup dan bersedia untuk tetap dalam
keraguan, dan
6. Kesediaan bersikap bahwa semua kesimpulan
ilmiah bersifat sementara (tentatively).
Ketiga, memiliki metode ilmiah.
Bahm menjelaskan, metode ilmiah meliputi lima
langkah, yaitu:
1) menyadari adanya masalah;
2) menguji masalah, pemeriksaan lebih jauh
terhadap masalah yang disadari;
3) mengusulkan solusi, dengan mengajukan
hipotesis;
4) menguji usulan atau proposal, yaitu dengan
melakukan pembuktian hipotesis; dan,
5) memecahkan masalah, yaitu menyelesaikan
masalah.
Keempat, adanya aktivitas.
Ilmu pengetahuan adalah apa yang dikerjakan
ilmuwan, yang biasa disebut “scientific
research”, yang dalam hal ini memiliki dua
aspek: individu dan sosial. Ilmu pengetahuan
adalah aktivitas yang dilakukan orang-orang
khusus. Perkembangan ilmu pengetahuan juga
sangat tergantung transformasinya dari orang
kepada orang lain.
Kelima, adanya kesimpulan.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
dihasilkan. Ilmu pengetahuan adalah
kumpulan pengetahuan. Bahkan kumpulan
ide-ide adalah pengetahuan itu sendiri.
Kesimpulan adalah ilmu yang diselesaikan,
bukan ilmu dalam proses dan prospek.
Kesimpulan juga adalah ilmu yang diusahakan
secara ilmiah. Kesimpulan dapat menunjukkan
kredibilitas ilmu, karena menjadi pengetahuan
yang pasti.
Keenam, adanya pengaruh.
Ilmu pengetahuan adalah apa yang dikerjakan ilmu
pengetahuan. Bagian yang dikerjakan ilmu pengetahuan
tersebut memiliki pengaruh bermacam-macam. Pengaruh
itu dapat dibatasi pada dua hal, yaitu;
a) pengaruh ilmu pengetahuan terhadap teknologi dan
industri, yang disebut dengan ilmu terapan;
b) b) pengaruh ilmu pengetahuan terhadap atau dalam
masyarakat dan peradaban.
Ilmu terapan sebenarnya lebih menunjukkan sebagai ilmu
pengetahuan daripada ilmu murni, seperti teknik mesin,
kodokteran dan seni-seni sosial daripada matematika atau
fisika. Ilmu pengetahuan juga berperan dalam suatu
peradaban, membentuk aspek-aspek lain dari masing-
masing peradaban.
PERBEDAAN PENDEKATAN ILMIAH
DAN NON-ILMIAH
Perbedaan Pendekatan Ilmiah
dan Non Ilmiah :

Pendekatan Ilmiah : Pendekatan Non Ilmiah :


• Perumusan masalah jelas dan • Perumusan masalah yang kabur
spesifik atau abstrak
• Masalah merupakan hal yang • Masalah tidak selalu diukur
dapat diamati dan diukur secara secara empiris dan dapat bersifat
empiris supranatural/dogmatis
• Jawaban permasalahan • Jawaban tidak diperoleh dari hasil
didasarkan pada data pengamatan data di lapangan
• Proses pengumpulan dan analisis • Keputusan tidak didasarkan pada
data, serta pengambilan hasil pengumpulan data dan
keputusan berdasarkan logika analisis data secara logis
yang benar • Kesimpulan tidak dibuat untuk
• Kesimpulan yang didapat diuji ulang oleh orang lain
siap/terbuka untuk diuji oleh
orang lain
Contoh :

“Taka sakit perut selama seminggu”

Pendekatan Ilmiah : Pendekatan Non Ilmiah :


• Cari data di lapangan • Pergi ke dukun
Taka makan apa ? • Penyembuhan
• Periksa ke dokter • Kesimpulan :
• Tes laboratorium Taka terkena guna-guna dari
• Pengobatan teman/musuhnya
• Kesimpulan :
Taka Keracunan
ALUR BERFIKIR ILMIAH 
logico-hypothetico-verificatif
PERUMUSAN
MASALAH

PENYUSUNAN
KERANGKA
PENARIKAN
BERFIKIR, &
KESIMPULAN
PENGAJUAN
HIPOTESIS
ALUR
BERFIKIR
ILMIAH

PENGUJIAN PERUMUSAN
HIPOTESIS HIPOTESIS
PERUMUSAN MASALAH

KHAZANAH Deduksi PENYUSUNAN


PENGETAHUAN KERANGKA
ILMIAH Koherensi BERFIKIR

PERUMUSAN HIPOTESIS

K
o
r
e
s
p
o
n
d
e
n
s
i

DETERIMA PENGUJIAN HIPOTESIS DITOLAK

Anda mungkin juga menyukai