HIV

 Anasda
 Clara
 Ida Aprilia
 Nurul Khotimah
HIV

Merupakan suatu retrovirus yang

menginfeksi sel-sel sistem imun manusia dan
mempunyai kemampuan untuk melakukan
replikasi (membuan kopian baru diri sendiri)
di dalam sel-sel tersebut.
PATOGENESIS

Penularam HIV/AIDS :
• Seksual : hubungan seksual terutama melalui anal dan
vaginal merupakan metode penularan umum yang terjadi
• Parenteral : penggunaan jarum suntik bekas untuk injeksi
intravena, penerimaan tranfusi darah dari individu yang
terinfeksi dan melalui transplantasi organ.
• Infeksi perinatal : merupakan penyebab utama terjadinya
infeksi HIV pada anak-anak
 STRATEGI TERAPI

Terapi Non Farmakologi :

• Promosi gizi yang baik untuk memperbaiki sistem imun
• Perawatan terpadu untuk mencegah infeksi oportunistik
• Dukungan psikologi dan emosi, yang dapat dilakukan
melaului pendidikan dan konseling
• Menghindari resiko tertular
Terapi Farmakologi :
• Terapi ARV
• Terapi infeksi oportunistik
• Terapi pencegahan infeksi oportunistik
KASUS

seorang wanita berusia 26 tahun datang ke poli

obsgyn untuk memeriksakan kandungan yang
berusia 12 minggu. Pasien memiliki riwayat HIV
positif hasil pemeriksaan cd < 400 sel/mm3,
bagaimana pharmaceutical care pada kasus ini ?
 PM S O Assessment Plan monitoring

HIV - • Usia • Tidak diketahui • Menyakan riwayat • CD4 >400

pregnancy kehamilan riwayat sel/mm3
12 minggu penggunan ARV
penggunan ARV
• Viral load
• CD4 < 400 pasien sebelumnya. Jika belum <5000
sel/mm3 sebelumnya ada riwayat terapi copies/mL
• Pasien diketahui sebelumnya maka : • Periksa
sedang hamil
• Melakukan terapi ARV darah, fungsi
pada trimester
pertama, sehingga secepat mungukin setelah hati ginjal,
tidak diberikan dan kolestrol
melewati trimester pertama setiap bulan
terapi karena CD4
< 400 (tidak
dengan regimen berikut : • Monitoring
kurang dari 350 1. Zidofudin (AZT) 300 mg kepatuhan
sel/mm3) setiap 12 jam minum obat
(WHO, 2013) 2. Lamivudin (3TC) 150 mg • Eso
Zidofudin
setiap 12 jam Anemia 23%,
3. Nevirapin (NPV) 200 mg sakit kepala
1x1 selama 12 minggu 42%, mual 46-
kemudian diikuti NPV 200 61%, leukpenia
mg setiap 12 jam atau 39%, muntah 6-
25%
evefirens (EFV) 600 mg • Eso
1x1 Lamivudin
Alasan dipilih regimen ini (>10%)
karena first line terapi HIV Muskulosletal
pada pasien hampir sama
Dengan pasien pada umumnya Pain, sakit kepala
hanya saja efevirens harus diganti dan mual muntah
dengan nevirapine atau golongan • ESO
protease inhibitor karena efavirens Nevirapin
dapat menyebabkan teratogenik -Diare 15-25%
pada trimester pertama kehamilan, -Rash 15-20%
-Sakit kepala
pada trimester selanjutnya masih
11%
ditoleransi, alsan terapi diberikan -Neutropenia 10-
pada minggun ke 14 adalah karena 11%
CD4 pasien >350 sehingga terapi -Demam 8-11%
diberikan setelah melewati
trimester pertama.
• Jika pasien sudah menerima
terapi ARV sebelumnya maka
dapat dilanjutkan terapi sesuai
regimen sebelumnya namun
efavirens diganti dengan
nevirapine. Misalnya : AZT +
3TC + EFV dapat diganti AZT
+ 3TC + NVP atau jika TDF
+3TC +EFV dapat diganti TDF
+ 3TC + NPV. Jadi pilihan
terapinya disesuaikan dengan
riwayat pasien, namun
efavirens diganti dengan
nevirapine. (kemenkes RI,
2011)
Diberikan pendidikan selama 2 minggu sebelum terapi, meliputi:
• Aspek positif pengobatan dan konsekuensi ketidakpatuhan
• Melakukan konseling perorangan dan meyakinkan untuk memulai
pengobatan
• Membantu mencari penyelesaian masalah praktis dan membuat
rencana terapi.
• Membantu pasien mengenai cara minum obat dengan
menyesuaikan kondisi pasien baik kultur, ekonomi, kebiasaan
hidup (contohnya jika perlu disertai dengan banyak minum wajib
menanyakan sumber air, dll).
• Membantu pasien mengerti efek samping dari setiap obat tanpa
membuat pasien takut terhadap pasien
• Mengingatkan pasien bahwa terapi harus dijalani seumur
hidupnya.
• Jelaskan bahwa waktu makan obat adalah sangat penting, yaitu
kalau dikatakan dua kali sehari berarti harus ditelan setiap 12 jam.
• Memberikan informasi MTCT sebelum melahirkan dan melakukan
follow up

TERAPI NON FARMAKOLOGI

TERIMAKASIH