Anda di halaman 1dari 26

Holistic and Transcultural Nursing

and Nursing Modality Therapeutics

TRANSCULTURAL NURSING
ASSESSMENT

Yusshy Kurnia Herliani


Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran
OUTLINE

Model Transcultural Nursing

Komponen Transcultural Assessment

).
Aplikasi Transcultural Assessment Model &
Implikasi terhadap keperawatan
Definition

A formal area of study and practice focused on


comparative holistic culture care, health and
illness patters of people with respect to
differences and similarities in their cultural
values, beliefs, and lifeways with the goal to
provide culturally congruent, competent and
compassionate care (Leininger, 1997)
Cultural competence survey
No Item Pilihan Jawaban
SS S TS STS NA
1 Saya menyajikan gambar, leaflet, poster & materi lainnya
sesuai latarbelakang budaya pasien yang dirawat di
tempat saya bekerj
2. Saya melakukan upaya lebih untuk mengajari diri saya
tentang latar belakang budaya pasien-pasien yang saya
rewat
3 Saya menghindari menggunakan bahasa yang berpotensi
“berkonotasi negatif”
4. Saya menjamin bahwa surat kabar, brosur, dan media
cetak yang tersedia di resepsionis menggambarkan variasi
latar belakang budaya pasien yang ditangani dibagian saya

5. Bila menggunakan video, films, atau media lainnya dalam


memberikan pendidikan kesehatan, terapi, saya
menjamin bahwa media tersebut sesuai dengan
latarbelakang budaya pasien yang kami rawat
Cultural competence survey
No Item Pilihan Jawaban
SS S TS STS NA
6 Saya berupaya untuk menggunakan bahasa sehari-hari
yang digunakan pasien & keluarganya yang mungkin
berimplikasi terhadap pengkajian, treatment, atau
intervensi lainnya
7. Saya menerima bahwa agama dan keyanikan pasien akan
mempengaruhi bagaimana keluarga dan pasien berespon
terhadap sakit, penyakit, dan kematian
8 Saya kompeten secara kultural (culturally competence)
9. Saya mengetahui definisi cultural competence

10. Saya emngetahui definisi cultural proficiency


11. Saya merasa Culturally proficient
12. Saya memberdayakan pegawai (sukarelawan)sebagai
interpreter saat melakukan pengkajian terhadap pasien
bila dibutuhkan
Cultural competence survey
No Item Pilihan Jawaban
SS S TS STS NA
13 Pelatihan dan workshop Cultural providiency akan
membantu saya untuk cakap dalam pemberian asuhan
kesehatan
14 Ketika memungkinkan, Saya menjamin bahwa semua
pengumuman/komunikasi resmi ke pasien dilakukan
secara tertulis dengan bahasa yang dipahami pasien.
15. Saya memiliki kesulitan berkomunikasi dengan pasien
yang tidak dapat berkomunikasi dengan bahasa nasional
16. Semua pasien yang membutuhkan perawatan harus
mengetahui bagaimana berbicara dengan bahasa nasional
saat mereka meminta bantuan.
17. Penerjemah harus tersedia untuk pasien dengan
keterbatasan bahasa
18. Pelatihan dan pendidikan secara berkala dibutuhkan
untuk tenaga kesehatan untuk meiningkatkan kompetensi
budaya dan bahasa serta kecakapan dalam pemberian
layanan
Cultural competence survey

No Item Pilihan Jawaban

SS S TS STS NA

19. Saya tertarik untuk menghadiri pelatihan/workshop


tentang kompetensi /kecakapan budaya (cultural
competency/proficiency )

20. Saye mengenal makna atau nilai dari suatu terapi medis
dan pendidikan kesehatan kemungkinan memiliki variasi
yang berbeda antar budaya
SIX PROMINENT MODELS FROM TRANSCULTURAL
NURSING

).
SUNRISE MODEL

).
Pengkajian berdasarkan 7 komponen
“Sunrise Model”

Faktor teknologi (tecnological factors)

Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)

Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)

Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)

Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)

Faktor ekonomi (economical factors)

Faktor pendidikan (educational factors)


Tecnological Factors

Meliputi teknologi apa saja yang yang dimanfaatkan atau digunakan


oleh keluarga untuk mengatasi masalah kesehatannya.
Pengkajian: persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi
masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien
memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan saat ini.
Religious and Philosophical Factors

Agama simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis


bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat
untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas
kehidupannya sendiri.
Pengkajian: agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien
terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama
yang berdampak positif terhadap kesehatan. persepsi klien terhadap
kesehatan, cara beradaptasi terhadap situasi saat ini ,
Kinship and Social Factors

Pengkajian : nama lengkap, nama panggilan, marga, umur dan


tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan
kepala keluarga, tumbuh kembang keluarga, pengambilan keputusan
dalam anggota keluarga, hubungan klien dengan dengan KK,
kebiasaan rutin yang dilakukan oleh keluarga.
Cultural Value and Life Ways

Nilai-nilai budaya sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan


oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk.
Norma-norma budaya  suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait.
Pengkajian: posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala
keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan
yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan
dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.
Political and Legal Factors

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala


sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan
keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995).
Pengkajian: peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam
berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat.Mengenai
Economical Factors

Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber


material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera
sembuh.
Pengkajian: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya
asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar
anggota keluarga.
Educational Factors

Pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal


tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien  keyakinan
klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan
dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya.
Pengkajian: tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta
kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
Giger & Davidhizar’s Transcultural Assessment
Model

).

Giger, J. N., & Davidhizar, R. (2002). Culturally competent care: emphasis on understanding the people of Afghanistan, Afghanistan Americans, and Islamic culture and
religion. International Nursing Review, 49(2), 79-86. doi:10.1046/j.1466-7657.2002.00118.x
).
PRINSIP-PRINSIP PENGKAJIAN BUDAYA

• Jangan menggunakan asumsi


• Jangan membuat streotip bisa terjadi konflik
misal: orang padang pelit, orang jawa halus
• Menerima dan memahami metode komunikasi
• Menghargai perbedaan individual
• Mengahargai kebutuhan personal dari setiap
individu
• Tidak beleh membeda-bedakan keyakinan
klien
• Menyediakn privacy terkait kebutuhan pribadi
STRATEGI INTERVENSI DAN
IMPLEMENTASI

Cultural care preservation/maintenance/ Mempertahankan


budaya
bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.

Cultural care accomodation/negotiation /Negosiasi budaya


Perawat membantu klien memilih dan menentukan budaya lain yang
lebih mendukung peningkatan kesehatan,

Cultural care repartening/reconstruction /Restrukturisasi


budaya
Dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL

Seorang laki-laki Asia 45 tahun baru menjalani operasi laparotomi


eksplorasi ditanya terkait nyeri. Pasien mengatakan bahwa pasiennya
tidak merasakan nyeri namun expresi wajah meunjukan ada
kesakitan.Orang Asia di ketahui seringkali tidak dapat mengungkapkan
nyeri karena nyeri dianggap sebagai bentuk kelemahan. Pasien
minum obat nyeri ketika diberikan namun tidak mengatakan adanya
nyeri. Terkait keercayaan budaya tersebut, perawat sebaiknya
menggunakan cultural acccomodation untuk menyesuaikan dengan
rencana perawatan pasien agar memenuhi kebutuhan fisiknya dengan
menggunakan visual scale assess pain dan membeikan obat nyeri jika
dibutuhkan
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PENDEKATAN TRANSKULTURAL
Nilai-nilai keluarga Jawa Timur :
1. Keluarga merupakan kesatuan antara suami-istri dan anak yang
yang tinggal serumah
2. Sistem nilai dan ideologi keluarga/budaya jatim dipengaruhi oleh
budaya sebelum islam.
3. Figur suami dan bapak dalam keluarga jatim sangat dominan. .
4. Komitmen kuat untuk saling menolong anggota keluarga yang
membutuhkan
Gangguan kesehatan ringan  istirahat, minum minum jamu atau
pijat .
Gangguan kesehatan berat  ke dukun atau kyai
Implikasi Keperawatan Keluarga Jawa Timur : Dalam melakukan
asuhan keperawatan pada keluarga Jatim , perawat seharusnya
melibatkan keluarga inti (terutama bapak) dan keluarga besar, ,
termasuk kyai sebagai pembimbing spiritual mereka.
ASSIGNMENT

1. Lakukan pengkajian lintas budaya terkait komponen-


komponen budaya dengan model Leininger atau davidizar
pada beberapa etnik di Indonesia; Sunda,Jawa, Batak,
Minangkabau, Tionghoa, Bali, Bugis, dll implikasi pada isue
budaya di etnik tersebut terhadap keperawatan dan
kesehatan
2. Cari masing-masing 1 budaya kesehatan di daerah daerah
anda yang bisa dipertahankan, dinegosiasi, dan
direstrukturisasi ! Jelaskan pula alasannya.

Anda mungkin juga menyukai