Anda di halaman 1dari 37

.

Potensi bahaya fisik


ekarudypurwana@gmail.com
 yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan
gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga
kerja yang terpapar, misalnya: terpapar
kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas
& dingin), intensitas penerangan kurang
memadai, getaran, radiasi.
Radiasi

 adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang


dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada
beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar
kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu
penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven),
komputer, dan lain-lain
 Selain benda-benda tersebut ada sumber-sumber
radiasi yang bersifat unsur alamiah dan berada di
udara, di dalam air atau berada di dalam lapisan
bumi. Beberapa di antaranya adalah Uranium
dan Thorium di dalam lapisan bumi; Karbon dan
Radon di udara serta Tritium dan Deuterium
yang ada di dalam air.
 Secaragaris besar radiasi digolongkan ke
dalam radiasi pengion dan radiasi non-
pengion
Radiasi Pengion

 Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat


menyebabkan proses ionisasi (terbentuknya ion
positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan
materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion
adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma,
sinar-X dan neutron. Setiap jenis radiasi memiliki
karakteristik khusus. Yang termasuk radiasi pengion
adalah partikel alfa (α), partikel beta (β), sinar
gamma (γ), sinar-X, partikel neutron.
Radiasi Non Pengion

 Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak


akan menyebabkan efek ionisasi apabila berinteraksi
dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di
sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis
radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio
(yang membawa informasi dan hiburan melalui radio
dan televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam
microwave oven dan transmisi seluler handphone); sinar
inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk
panas); cahaya tampak (yang bisa kita lihat); sinar
ultraviolet (yang dipancarkan matahari).
Pengaruh radiasi terhadap manusia

 Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic.
Sel genetic adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada
laki-laki, sedangkan sel somatic adalah sel-sel lainnya yang ada
dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat
dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau
efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari
individu yang terkena paparan radiasi. Sebaliknya efek somatik
adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar
radiasi.
 . Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat
teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu
tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut),
eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel
darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai
mingguan pasca iradiasi. Sedangkan efek tertunda merupakan
efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama
(bulanan/tahunan) setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan
kanker
Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk
kepentingan proteksi radiasi),

 efek radiasi dibedakan atas efek


deterministic
 dan efek stokastik.
. Efek deterministik
 efek yang disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek
stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang
menyebabkan terjadinya perubahan pada sel.
 Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang
mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat
dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila
dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul
beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan
meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi
bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang,
kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan
di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%.
Efek Stokastik

 Stokastik Dosis radiasi serendah apapun selalu terdapat


kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem
biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan
demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah
sel Sel yang mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini
mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh
yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat
proses modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik
yang terjadi secara acak.
 sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah
dosis yang diterima
 Paparan radiasi dosis rendah dapat menigkatkan resiko kanker dan
efek pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu
populasi, namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan
individu.
Radiasi infra merah dapat menyebabkan katarak.
 Laser berkekuatan besar dapat merusak mata dan kulit.
 Medan elektromagnetik tingkat rendah dapat menyebabkan
kanker.
 Contoh : Radiasi ultraviolet : pengelasan, Radiasi Inframerah :
furnacesn/ tungku pembakaran, Laser : komunikasi, pembedahan .
Prinsip dasar penggunaan radiasi untuk
berbagai keperluan
3 prinsip
oleh International Commission Radiological
Protection (ICRP)
 Justifikasi,
 Limitasiik.
 Optimasiasi,
Justifikasi,

 Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber


lainnya harus didasarkan pada azaz manfaat.
Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau
potensi paparan hanya disetujui jika kegiatan itu
akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar
bagi individu atau masyarakat dibandingkan
dengan kerugian atau bahaya yang timbul
terhadap kesehatan
Limitasi

 Dosis ekivalen yang diterima pekerja radiasi


atau masyarakat tidak boleh melalmpaui Nilai
Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Batas
dosis bagi pekerja radiasi dimaksudkan untuk
mencegah munculnya efek deterministik (non
stokastik) dan mengurangi peluang terjadinya
efek stokastik.
Optimasi,

 Semua penyinaran harus diusahakan serendah-


rendahnya (as low as reasonably achieveable -
ALARA), dengan mempertimbangkan faktor
ekonomi dan sosial. Kegiatan pemanfaatan
tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber
radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk
menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat
ditekan serendah-rendahnya
b. Kebisingan
 Bisingadalah campuran dari berbagai suara yang tidak
dikehendaki ataupun yang merusak kesehatan, saat ini
kebisingan merupakan salah satu penyebab penyakit lingkungan
(Slamet, 2006).
 Sedangkan kebisingan sering digunakan sebagai istilah
untuk menyatakan suara yang tidak diinginkan yang disebabkan
oleh kegiatan manusia atau aktifitas- aktifitas alam (Schilling,
1981).
 Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak
dikehendaki yang dapat memberi pengaruh negatif terhadap
kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun suatu populasi.
Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara
lain : jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan
lama pajanan.
Kebisingan dapat menghasilkan efek akut seperti
masalah komunikasi, turunnya konsentrasi, yang pada
akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja.
 Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA)
pada jangka waktu tertentu dapat menyebabkan tuli yang
bersifat sementara maupun kronis.
Tuli permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling
banyak di klaim .
 Contoh : Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll.
Kualitas bunyi ditentukan oleh 2 hal yakni
frekuensi dan intensitasnya
 . Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik
yang disebut hertz (Hz), yaitu jumlah gelombang-
gelombang yang sampai di telinga setiap detiknya.
Biasanya suatu kebisingan terdiri dari campuran
sejumlah gelombang dari berbagai macam frekuensi.
 intensitas atau arus energi per satuan luas biasanya
dinyatakan dalam suatu logaritmis yang disebut desibel
( DB ).
Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi
dan tenaga bunyi maka bising dibagi dalam 3 kategori:

1) Occupational noise (bising yang berhubungan dengan pekerjaan) yaitu


bising yang disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, misal bising dari mesin
ketik.
2) Audible noise (bising pendengaran) yaitu bising yang disebabkan oleh
frekuensi bunyi antara 31,5 . 8.000 Hz.
3) Impuls noise (Impact noise = bising impulsif) yaitu bising yang terjadi
akibat adanya bunyi yang menyentak, misal pukulan palu, ledakan meriam,
tembakan bedil.
 Selanjutnya dengan ukuran intensitas bunyi atau desibel ini dapat ditentukan
apakah bunyi itu bising atau tidak. Dari ukuran-ukuran ini dapat diklasifikasikan
seberapa jauh bunyi-bunyi di sekitar kita dapat diterima / dikehendaki atau tidak
dikehendaki / bising.
Menurut SK Dirjen P2M dan Penyehatan Lingkungan
Pemukiman Departemen Kesehatan RI Nomor 70-
1/PD.03.04.Lp, (Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan
Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan Tahun
1992),
tingkat kebisingan diuraikan sebagai berikut:
1) Tingkat kebisingan sinambung setara (Equivalent Continuous Noise
Level =Leq) adalah tingkat kebisingan terus menerus (=steady noise) dalam
ukuran dBA, berisi energi yang sama dengan energi kebisingan terputus-
putus dalam satu periode atau interval waktu pengukuran.
2) Tingkat kebisingan yang dianjurkan dan maksimum yang
diperbolehkan adalah rata-rata nilai modus dari tingkat kebisingan pada
siang, petang dan malam hari.
3) Tingkat ambien kebisingan (=Background noise level) atau tingkat
latar belakang kebisingan adalah rata-rata tingkat suara minimum dalam
keadaan tanpa gangguan kebisingan pada tempat dan saat pengukuran
dilakukan, jika diambil nilainya dari distribusi statistik adalah 95% atau L-
95.
.Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa
intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan
yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran)
adalah diatas 60 dB. Oleh sebab itu para
karyawan yang bekerja di pabrik dengan
intensitas bunyi mesin diatas 60 dB maka harus
dilengkapi dengan alat pelindung (penyumbat)
telinga guna mencegah gangguan pendengaran.
Penerangan / Pencahayaan ( Illuminasi )
 Penerangan yang kurang di lingkungan kerja
bukan saja akan menambah beban kerja karena
mengganggu pelaksanaan pekerjaan tetapi juga
menimbulkan kesan kotor. Oleh karena itu
penerangan dalam lingkungan kerja harus cukup
untuk menimbulkan kesan yang higienis.
Disamping itu cahaya yang cukup akan
memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang
dikerjakan dengan jelas dan menghindarkan dari
kesalahan kerja.
penerangan yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan
umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut

Perbaikan kontras dimana warna objek yang dikerjakan kontras dengan latar
belakang objek tersebut. Misalnya cat tembok di sekeliling tempat kerja harus
berwarna kontras dengan warna objek yang dikerjakan.
 Meningkatkan penerangan, sebaiknya 2 kali dari penerangan diluar tempat
kerja.Disamping itu di bagian-bagian tempat kerja perlu ditambah dengan dengan
lampu-lampu tersendiri.
 Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur masing-masing tenaga kerja. Misalnya tenaga kerja yang sudah
berumur diatas 50 tahun tidak diberikan tugas di malam hari.
 Disamping akibat-akibat pencahayaan yang kurang seperti diuraikan diatas, penerangan / pencahayaan baik kurang maupun
cukup kadang-kadang juga menimbulkan masalah apabila pengaturannya kurang baik yakni silau
Getaran
 Getaran mempunyai parameter yang hampir sama
dengan bising seperti: frekuensi, amplitudo, lama pajanan
dan apakah sifat getaran terus menerus atau intermitten.
 Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan
penting dalam memberikan efek yang berbahaya.
Pekerjaan manual menggunakan “powered tool”
berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang
dikenal sebagai ” Raynaud’s phenomenon ” atau ”
vibration-induced white fingers”(VWF).
 Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada
sistem saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan
sakit tulang belakang.
 Contoh : Loaders, forklift truck, pneumatic tools, chain saws.
Efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh:
 3 . 9 Hz : Akan timbul resonansi pada dada dan perut.
 6 . 10 Hz : Dengan intensitas 0,6 gram, tekanan darah, denyut jantung,
pemakaian O2 dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1,2 gram
terlihat banyak perubahan sistem peredaran darah.
 10 Hz : Leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.
 13 . 15 Hz : Tenggorokan akan mengalami resonansi.
 < 20 Hz : Tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini otot menjadi
lemah, rasa tidak enak dan kurang ada perhatian.
Potensi bahaya kimia
 yaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi
bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh
tenga kerja melalui
 :inhalation (melalui pernafasan),
 ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan),
 skin contact (melalui kulit).
Adapun potensi bahaya yang bisa ditimbulkan
oleh bahan kimia adalah

a) Korosi
 Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat dimana terjadi kontak.
Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang paling umum terkena.
 Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.
b) Iritasi
 Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi
seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas,
peradangan dan oedema ( bengkak )

 Contoh :
Kulit : asam, basa,pelarut, minyak .
Pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene, chlorine ,bromine, ozone.
c) Reaksi Alergi

 Bahan kimia alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit atau
organ pernapasan

 Contoh :
Kulit : colophony ( rosin), formaldehyde, logam seperti chromium atau nickel, epoxy hardeners,
turpentine.
Pernapasan : isocyanates, fibre-reactive dyes, formaldehyde, nickel.
Asfiksiasi
Asfiksian yang sederhana adalah inert gas yang mengencerkan
atmosfer yang ada, misalnya pada kapal, silo, atau tambang
bawah tanah. Konsentrasi oksigen pada udara normal tidak
boleh kurang dari 19,5% volume udara.
 Asfiksian kimia mencegah transport oksigen dan
oksigenasi normal pada darah atau mencegah oksigenasi
normal pada kulit.
 Contoh :
Asfiksian sederhana : methane, ethane, hydrogen, helium
Asfiksian kimia : carbon monoxide, nitrobenzene, hydrogen
cyanide, hidrogen sulphide
Kanker

 Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara


jelas telah terbukti pada manusia.
 Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan kimia
yang secara jelas sudah terbukti menyebabkan kanker pada hewan .
 Contoh :
o Terbukti karsinogen pada manusia : benzene (
leukaemia); vinylchloride ( liver angiosarcoma) ; 2-naphthylamine,
benzidine (kanker kandung kemih ); asbestos (kanker paru-paru ,
mesothelioma);
o Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde, carbon
tetrachloride, dichromates, beryllium
Efek Reproduksi
 Bahan-bahan beracun mempengaruhi fungsi reproduksi dan seksual
dari seorang manusia.
 Perkembangan bahan-bahan racun adalah faktor yang dapat
memberikan pengaruh negatif pada keturunan orang yang terpapar,
sebagai contoh :aborsi spontan.
 Contoh :
Manganese, carbondisulphide, monomethyl dan ethyl ethers dari
ethylene glycol, mercury. Organic mercury compounds,
carbonmonoxide, lead, thalidomide, pelarut.
Racun Sistemik

 Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka


pada organ atau sistem tubuh.
 Contoh :
o Otak : pelarut, lead, mercury, manganese
o Sistem syaraf peripheral : n-hexane, lead, arsenic, carbon
disulphide
o Sistem pembentukan darah : benzene, ethylene glycol ethers
o Ginjal : cadmium, lead, mercury, chlorinated hydrocarbons
o Paru-paru : silica, asbestos, debu batubara ( pneumoconiosis )
Tengkiu

Anda mungkin juga menyukai