Anda di halaman 1dari 94

MORFOLOGI TUMBUHAN

(FOLIUM)

Oleh :
Isnaeni Nur Khasanah
Belila Mega Utari
Lay Nurhana Sari
Kusma
Muhammad Helmi Eka Nugraha
Daun
• Biasanya berbentuk melebar dan tipis.
• Mengandung Klorofil (zat warna hijau)
• Hanya terdapat pada batang.
Fungsi daun bagi Tumbuhan.

Pengambilan zat-zat makanan Pengolahan zat-zat makanan


(reasorbsi)4 (asimilasi)

Penguapan air (transpirasi) Pernafasan (respirasi)


• Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dengan
diserap berupa zat anorganik. Daun mengambil gas CO2 yang
merupakan makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara melalui
celah-celah yang halus yang disebut mulut daun (stomata) masuk
kedalam daun.
Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik ini dilakukan oleh daun
dalam proses fotosintesis. Pekerjaan ini disebut asimilasi atau dapat
dikatakan daun merupakan dapurnya tumbuhan. Misalnya gas asam
arang (CO2) yang berasal dari udara dengan air yang berasal dari tanah
diubah menjadi zat gula, dan zat-zat organik yang terbuka di dalam
daun seterusnya diangkut ke tempat-tempat dalam tubuh
tumbuhanyang memerlukan atau diangkut ke tempat penimbunandan
di situ merupakan zat makanan cadangan.
Tumbuhan yag sebagian tubuhnya ada di dalam udara, pada
hakekatnya pun merupakan suatu benda basah atau suatu benda yang
mengandung banyak air. Oleh sebab itu, selama udara tempat
tumbuhan itu terdapat belum jenuh dengan uap air, selama itu
tumbuhan akan terus menerus menguap air dari tubuhnya. Tumbuhan
juga dapat mengatur penguapan air sesuai dengan kepentingan
hidupnya. Keluarnya air dalam bentuk tetes-teets ini dinamakan Gutasi.
Tumbuhan yang hidup memerlukan tenaga untuk menjalankan
berbagai macam pekerjaan hidup (tumbuh, bergerak, dll) dan tenaga
itu dapat diperoleh dari pernafasan. Tumbuhan mengambil gas O2 dari
udara dan zat itu kemudian dipergunakan untuk mengoksidasi hasil
asimilasi misalnya gula sehingga diperoleh tenaga dan dikeluarkan sisa
pembakaran yang biasanya berupa gas CO2 dan air (H2O).
Beberapa jenis tumbuhan memiliki daun lengkap dan tidak lengkap.
Tumbuhan memiliki daun lengkap tidak begitu banyak jumlahnya.
• Daun Lengkap
- Pelepah daun (upih daun/vaginula)
- Tangkai daun (ptiolus)
- Helaian daun (lamina)
• Daun tidak Lengkap
- Hanya terdiri atas tangkai atau helaian saja atau disebut daun
bertangkai. Contoh : daun (Mangifera indica L.)
- Daun yang terdiri dari upih dan helaian daun atau yang disebut daun
berupih atau daun berpelepah. Contoh : padi (Oryza sativa), jagung
(Zea mays L.)
- Daun yang terdiri hanya helaian saja dan langsung melekat pada
batangnya yang disebut daun duduk. Contohnya : biduri (Calotropis
gigantea). Daun jenis ini dapat mempunyai pangkal yang lebar, hingga
pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau disebut daun
memeluk batang. Bagian samping pangkal daun yang memeluk
batang itu seringkali bangunnya membulat disebut telinga daun.
Contoh : Tempuyung (Sonchus oleraceus L.).
- Daun hanya terdiri atas tangkai saja, dan dalam hal ini tangkai tadi
biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi
merupakan helaian semu atau palsu. Contoh : Acacia auriculiformis A.
Cunn.
Alat-alat tambahan atau pelengkap tumbuhan :
• Daun penumpu (stipula), yang biasanya berupa daun helai lembaran serupa daun
yang kecil dan umumnya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda.
Daun ini juga ada yang mudah sekalai gugur seperti misalnya daun (Autocarpus
integra Merr.), dan ada yang tinggal lama dan baru gugur bersama-sama daunnya
misalnya pada mawar (Rosa sp.)
Menurut letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi 5, yaitu :
• Selaput bumbung (ocrea atau ochrea). Alat ini berupa selaput tipis
yang menyelugungi pangkal suatu ruas batang, jadi terdapat diatas
suatu tangkai daun. Contoh : pada Polygonum sp.
• Lidah-lidah (ligula), suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada
batas antara upih dan helaian daun pada rumput (Graminae)
berfungsi untuk mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak
antara batang dan upih daun sehingga mencegah kemungkinan
pembusukan.
Bagian-bagian Daun
• Upih daun atau pepah dauh (vagina)
• Tangkai daun (petiolus)
• Helaian daun (lamina)
Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)

• Upih daun selain merupakan bagian daun yang melekat atau memeluk batang,
juga dapat mempunyai fungsi lain :
- sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti pada tebu (Saccarum
officinarum L.),
- Memberi kekuatan pada batang tanaman. Misalnya (Musa paradisiaca L.)
Tangkai Daun (Petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya dan
bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa,
sehingga mendapatkan sinar matahari sebanyak-banyaknya. Umumnya tangkai
daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya.
Jika dilihat dari penampang melintangnya terdapat beberapa kemungkinan-
kemungkinan :
- Bulat dan berongga, misalnya tangkai daun (Carica L.).
- Pipih dan tepinya meelebar (bersayap), misalnya pada jeruk (Citrus sp.)
- Bersegi
- Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur dalam
seperti tangkai daun pisang.
Helaian Daun (Lamina)

Helaian daun merupakan bagian daun yang terpenting dan cepat


menarik perhatian, maka suatu sifat yang sesungguhnya hanya berlaku
untuk helaiannya, disebut pula sebagai sifat daunnya. Suatu tanaman
dikatakan memiliki sifat heterofili apabila memperlihatkan bentuk daun
yang berlainan pada satu pohon, kalau masing-masing terdapat pada
cabang yang berlainan, kalau pada satu cabang terdapat kedua macam
bentuk daun tadi, sifatnya disebut anisofili.
BENTUK DAUN (Circumscripto)
• Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar, maka ada 4 golongan
daun :
1. Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun
2. Bagian yang terlebar berada di bawah tengah-tengah helaian
daun
3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian
daun
4. Tidak ada bagian yang terlebar, helaian daun dari pangkal ke
ujung dapat dikatakan sama lebarnya
1. Bagian yang terlebar berada di tengah-
tengah helaian daun
• Ada 5 macam bentuk daun yang seperti ini :

A. Bulat atau bundar (orbicularis)


• Perbandingan Panjang : lebar = 1:1
• Contoh : Victoria regia, dan Nelumbium nelumbo Druce (Teratai besar)
• B. Bangun perisai (peltatus)
- biasanya bangun daun bulat, mempunyai tangkai daun yang
tidak tertanam pada pangkal daun, tetapi pada helaian daun.
- contoh : Daun Jarak
• C. Jorong (ovalis atau ellipticus)
1
- perbandingan panjang : lebar = 1 −2∶1
2
- Contoh : Artocarpus integra (Daun nangka), Calophyllum
inophyllum (Nyamplung)
• D. Memanjang (oblongus)
1
- Jika perbandingan panjang : lebar = - 3 : 1
2
2
- Contoh : Annona squamosa L. (daun srikaya) dan Annona muricate L. (daun
sirsat)
• E. Bangun Lanset (lanceolatus)
- Jika perbandingan Panjang : lebar = 3-5 : 1
- Contoh : Plumiera acuminate (Daun kamboja), Nerium oleander (Oleander)
2. Bagian yang terlebar berada di bawah
tengah-tengah helaian daun
• Dibedakan menjadi dua golongan :
• Pangkal daunnya tidak bertoreh
a. Bangun bulat telur ( ovatus)
misalnya : Hibiscus rosa-sinensis ( daun kembang sepatu)
b. Bangun segi tiga (triangularis)
misalnya : Mirabilis jalapa ( daun bunga pukul empat)
c. Bangun delta ( deltoideus)
misalnya : Antigonon leptopus ( daun air mata pengantin)
d. Bangun belah ketupat (rhomboideus)
misalnya : anak daun diujung daun bangkuwang (Pachyrrhizus erosus)
• Hibiscus rosa-sinensis - Mirabilis jalapa

• Antigonon leptopus - Pachyrrhizus erosus


• Pangkal daun bertoreh atau berlekuk :
a. Bangun jantung (cordatus)
bangun seperti bulat telur, tetapi pangkal daun memperlihatkan
suatu lekukan, misal daun waru (Hibiscus tiliaceus L.)
b. Bangun ginjal atau kerinjal (reniformis)
daun yang pendek lebar dengan ujung yang tumpul atau
membulat dan pangkal yang berlekuk dangkal, misal daun pagagan
atau daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.)
• Hibiscus tiliaceus L.)

Centella asiatica Urb.)


c. Bangun anak panah (sagittatus)
daun tak seberapa lebar,ujung tajam, pangkal dengan lekukan
yang lancip pula. Begitu pula pada bagian kanan dan kiri lekukannya.
Misalnya : daun enceng (Sagittaria sagittifolia)
d. Bagian tombak (hastatus)
seperti bangun anak panah,tetapi bagian pangkal daun di kanan
kiri tangkai mendatar. Misalnya : daun wewehan (Monochoria
hastata)
e. Bertelinga (auriculatus)
seperti bangun tombak, tetapi pangkal daun di kanan kiri tangkai
membulat. Misalnya : daun tempuyung (Sonchus asper)
• Sagittaria sagittifolia Monochoria hastate

• Sonchus asper
3. Bagian yang terlebar terdapat dia atas
tengah-tengah helaian daun
a. Bangun bulat telur sungsang(obavatus)
seperti bulat telur tetapi bagian yang lebar dekat ujung daun,
misalnya daun sawo kecik (Manilkara kauki)
b. Bangun jantung sungsang (obcordatus)
misalnya daun sidaguri (Sida retusa) dan daun semanggi gunung
(Oxalis corniculata)
c. Bangun segi tiga terbalik (cuneatus)
misalnya anak daun semanggi (Marsilea crenda)
d. Bangun sudip atau bangun spatel (spathulatus)
seperti bangun bulat terbalik, tetapi bagian bawahnya memanjang.
Misalnya : daun tapak liman (Elephantopus scaber)
• Manilkara kauki Sida retusa

• Marsilea crenda Elephantopus scaber


4. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari
pangkal sampai ujung hampir sama lebar
a. Bangun garis (linearis)
pada penampang melintangnya pipih dan daun amat panjang,
misalnya bermacam-macam rumput (Gramineae)
b. Bangun pita (ligulatus)
serupa dengan daun bangun garis tetapi lebih panjang lagi.
Misalnya pada jagung (Zea mays)
c. Bangun pedang (ensiformis)
seperti bangun garis, tetapi daun tebal di bagian tengah dan tipis
di kedua tepinya. Misalnya daun nenas sebrang (Agave sisalana)
• Zea mays Agave sisalana
d. Bangun paku atau dabus (subulatus)
bentuk daun hampir seperti silinder, ujung runcing, seluruh
bagain kaku, misalnya : daun Araucaria cunningghamii
e. Bangun jarum ( acerosus)
serupa bangun paku, lebih kecil dan meruncing panjang, mislnya
daun pinus (Pinus mercusii)
• Araucaria cunningghamii Pinus mercusii
UJUNG DAUN (Apex Folii)
a. Runcing (acutus)
Jika kedua tepi ujung daun di kanan dan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun
membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90˚)
Misalnya pada daun-daun bangun bulat memanjang, lanset, segi
tiga, delta, belah ketupat, dll. Contoh : daun oleander (Nerium
oleander)
b. Meruncing (acuminatus)
seperti ujung yang runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi
daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak
sempit panjang dan runcing.
misalnya daun sirsat (Annona muricata)
c. Tumpul (obtusus)
tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat
menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang
tumpul (lebih besar dari 90˚)
misalnya daun bangun bulat telur terbalik atau bangun sudip
misalnya daun sawo kecik (Manilkara kauki)
d. Membulat (rotundatus)
seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali,
hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun
bulat atau jorong, atau pada daun bangun ginjal misalnya ujung daun kaki
kuda (Cantella asiatica) dan ujung daun teratai besar (Nelumbium nelumbo)
e. Rompang (truncatus)
ujung daun tampak sebagai garis yang rata, misalnya ujung anak daun
semanggi (Marsilea crenata) dan daun jambu monyet (Anacardium
occidentale)
f. Terbelah (retusus)
ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan. Kadang saangat jelas misal
pada ujung daun sidaguri (Sida retusa) dan kadang hanya jelas jika dilakukan
pemeriksaan lebih teliti misl daun bayam (Amaranthus hybridus)
• Manilkara kauki Cantella asiatica

• Anacardium occidentale Amaranthus hybridus


f. Berduri (mucronatus)
jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing keras,
yaitu duri. Misalnya ujung daun nenas sebrang (Agave sp.)
PANGKAL DAUN
• Yang tepi daunnya dibagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah
oleh pangkal ibu tulang/ujung tangkai daun.
Dapat berupa :
a. Runcing (acutus)
biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset,
belah ketupat, dll.
b. Meruncing (acuminatus)
biasanya pada daun bangun bulat telur sungsang atau
daun bangun sudip
c. Tumpul (obtusus)
ditemukan pada daun-daun bangun bulat telur, dan jorong.
d. Membulat (rotundatus)
pada daun-daun bangun bulat , jorong, dan bulat telur
e. Rompang atau rata (truncatus)
pada daun-daun bangun segi tiga, delta, dan tombak.
f. Berlekuk (emarginatus)
pada daun-daun bangun jantung, ginjal, dan anak panah.
• Yang tepi daunnnya dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain.
Berupa :
a. Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap
batang sesuai dengan letak daun pada batang tadi, seperti pada daun bangun
perisai.
b. Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan
atau berhadapan dengan letak daunnya. Dalam hal ini tampak seperti pangkal
daun yang tertembus oleh batangnya (polifoliatus) dan biasa dijumpai pada
pangkal daun pada daun bangun membulat.
Susunan Tulang Daun (Nervatio/Venatio)
1. Ibu Tulang Daun (costa)
2. Tulang Cabang (nervus lateralis)
3. Urat Daun (vena)
Berdasarkan arah dan susunan tulang daun :
1. Menyirip (penninervis) : Mangga
2. Menjari (palminervis) : Jarak
3. Melengkung (cervinervis) : Gadung
4. Sejajar/lurus (rectinervis) : Rumput
Berdasarkan susunan tulang daun
• Tumbuhan berbiji belah ( dicotyledoneae ) mempunyai tulang daun
menyirip, menjari atau sedang
• Tumbuhan berbiji tunggal ( monocotyledoneae ) mempunyai tulang
daun melengkung dan sejajar
Anomali
• ( Piper betle L. ) sirih
• ( melastoma polyanthum Bl. ) senggani
• ( Musa paradisiaca L. ) pisang
• ( Canna hybrid Hort. ) tasbih
• ( Borassus flabellifer L. ) siwalan
Tepi Daun (Margo Folli)
A. Rata (integer)
B. Bertoreh (divisus)
Tepi daun dengan toreh yang merdeka
1. Bergerigi (serratus)
2. Bergerigi ganda/rangkap (biserratus)
3. Bergigi (dentatus)
4. Beringgit (crenatus)
5. Berombak (repandus)
Berdasarkan kedalaman torehnya
• Berlekuk ( Lobatus )
• Bercangap ( Fissus )
• Baerbagi ( Partitus )
Tepi daun dengan torehan yang
mempengaruhi bentuk daun
1. Berlekuk menyirip (pinnatilobus): terong
2. Bercangap menyirip (pinnatifidus): keluwih
3. Berbagi menyirip (pinnatipartitus): sukun
4. Berlekuk menjari (palmatilobus): jarak P.
5. Bercangap menjari (palmatifidus): jarak
6. Berbagi menjari (palmatipartitus): ketela P.
Daging Daun (intervenium)
1. Tipis spt selaput (membranaceus) : paku selaput
2. Seperti kertas (chartaceus) : daun pisang
3. Tipis lunak (herbaceus) : selada air
4. Seperti perkamen (perkamenteus) : daun kelapa
5. Seperti kulit (coriaceus) : daun nyamplung
6. Berdaging (carnosus) : lidah buaya
Warna Daun
• Merah ( Acalypha wilkeisiana ) bunga buntut bajing
• Hijau bercampur / tertutup warna merah (
Codiaeum variegatum Bl. ) daun puring
• Hijau tua ( Colophylu inophyllum L. ) daun
nyamplung
• Hijau kekuningan ( Corchorus capsularis L. ) daun
tanaman guni
Permukaan daun
Permukaan daun dibedakan berdasarkan bentuk yang :
1. Licin
2. Gundul
3. Kasap
4. Berkerut
5. Berbingkul-bingkul
6. Berbulu
7. Berbulu halus dan rapat
8. Berbulu kasar
9. Bersisik
Daun majemuk
• Ciri-ciri daun majemuk :
1. Anak daun tumbuh bersama-sama dan bila runtuh bersama-sama
juga.
2. Anak daun biasanya seumuran dan sama besarnya.
3. Pertumbuhannya terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi
dan ujungnya tidak memiliki kuncup.
4. Pada daun majemuk tidak terdapat kuncup dibagian ketiak anak
daun.
• Bagian-bagian daun majemuk :
1. Ibu tangkai daun
2. Tangkai anak daun
3. Anak daun
4. Upih daun
• Macam-macam daun majemuk :
1. Daun majemuk menyirip (pinnatus)
Daun majemuk menyirip adalah daun majemuk yang daunnya terdapat
di kanan kiri ibu tangkai seperti dapa sirip ikan.
2. Daun majemuk menjari (palmatus/digitatus)
Merupakan daun majemuk yang semua anak daunnya tersusun pada
ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari ibu tangan.
3. Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
Merupakan daun yang mempunyai susunan seperti daun majemuk
menjari. Tetapi dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu
tangkai, melainkan pada tangkai anak daun yang sampingnya.
4. Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
Daun majemuk campuran adalah susunan yang menjari dan menyirip.
1. Daun Majemuk Menyirip
• Daun majemuk menyirip dapat dibedakan dalam beberapa macam :
1. Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus)
Tangkai daun memperlihatkan satu persendian (articulation), jadi
helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai. Contohnya
pada daun jeruk nipis.
2. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus)
Terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasang di kanan kiri ibu
tulang, anak daun biasanya memiliki jumlah yang genap. Contohnya
pada daun pohon leci.
3. Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus)
Anak daunnya akan didapati bilangan yang gasal jika daunnya
berpasangan, sedangkan di ujung ibu tangkai terdapat daun yang
tersendiri. Contohnya pada daun mawar.
Menyirip berselang-seling

Menyirip dengan daun Menyirip berseling


berpasangan
Daun majemuk menyirip Daun majemuk menyirip Daun majemuk menyirip
ganda dua ganda tiga ganda empat
• Daun majemuk menyirip ganda dibedakan lagi menjadi :
1. Menyirip ganda dengan sempurna, yaitu jika tidak ada satupun
anak daun yang duduk pada ibu tangkai.
2. Menyirip ganda tidak sempurna, yaitu jika masih ada anak daun
yang duduk langsung pada ibu tangkai.
2. Daun majemuk menjari
• Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat
dibedakan sebagai berukut :
a. Beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat
dua anak daun. Contohnya daun nam-nam.
b. Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat
tiga anak daun. Contohnya pada pohon para.
c. Beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai
terdapat lima anak daun. Contohnya pada daun maman.
d. Beranak daun tujuh (septemfoliolatus), pada ujung ibu tangkai
terdapat tujuh anak daun. Contohnya pada daun randu.
3. Daun majemuk bangun kaki
Daun Majemuk campuran
• Daun majemuk campuran adalah daun majemuk ganda yang mempunyai cabang
cabang ibu tangkai memencar seperti jai dan terdapat pada ujung ibu tangkai
daun, tetapi pada cabang cabang ibu tangkai ini terdapat anak anak daun yang
tersussun menyirip (campuran susunan menjari dan menyirip)
Tata Letak Daun Pada Batang
Phyllotaxis atau Dipositio Foliorum
Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus
ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terletak
pada satu buku buku batang , yang kemungkinan ialah:

1. Pada setiap buk buku


hanya terdapat satu daun
saja
2. Pada tiap-tiap buku-buku
hanya terdapat dua daun
yang berhadap-hadapan.
3. Pada setiap buku-buku
batang terdapat lebih dari
dua daun.
Pada setiap buk buku hanya terdapat satu
daun saja
• Jika demikian keadannya maka tata letak daun dinamkan tersebar
(folia sparsa)
• Pada berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar,
kadang-kadang kelihatan daun-daun yang duduknya rapat berjejal-
jejal, yaitu jika ruas ruas batang amat pende, sehingga duduk daun
pada batang tampak hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk
menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun daun yang mempunyai
susunan demikian disebut suatu: roset (rosula).
Terdapat duamacam roset, yaitu:
1. Roset akar
yaitu jika batang amat pendek
sehingga daun menjejal-jejal di
atas tanah.
Contoh: lobak (Raphanus
sativus L.)
2. Roset batang
yaitu jika daun yang rapat
berjejal jejal itu terdapat di
ujung batang.
contoh: pohon kelapa (cocus
nucifera L.)
• Tata letak daun tersebar yang mengikuti rumus ½ oleh
sementara dipisahkan dari tata letak daun yang tersebar
umumnya dn dinamakan duduk daun berseling (folia disticha)
Pada tiap-tiap buku-buku hanya terdapat dua daun

• Pada setiap buku-buku terdapat


dua dau yang letaknya
berhadapan
• Tata letak daun yang demikian ini
dianamakn berhadapan bersilang
(folia opposita atau folia
decussata)
Pada setiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun
• Tata letak daun yang demikian
dinamakan berkarang (folia
verticillata)
• Pada daun berkarang tidak dapat
ditentukan rumusnya, tetapi
dapat diperlihatkan adanya
ortosik-ortosik yang
menghubungkan daun-daun yang
tegak lurus satu sama lain.
Bagan dan Diagram Tata
letak Daun
Bagan Tata Letak Daun

• Batang tumbuhkan digambarkan


sebagai silinder dan digambar
membujur ortosik-ortosikny,
demikian pulabuku-buku batangnya.
• Daun-daun digambar sebagai
penampang lintang helaian daun
yang diperkecil, jadi sebagai sebagai
suatu segitiga dengan dasar lebar
yang terlentang.
Diagram Tata Letak Daun
• Batang tumbuhan harus
dipandang sebagai kerucut
yang memanjang, dengan
buku-buku batangnya sebagai
lingkaran-lingkaran yang
sempurna.
• Jika diproyeksikan pada
bidang datar, maka buku-buku
batang akan menjadi
lingkaran lingkaran yang
konsentris dan puncak batang
akan merupakan titik pusat
lingkaran tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai