Anda di halaman 1dari 25

Faktor yang Memengaruhi

Pengukuran
OLEH :
1. MAYLAWATI RATNA DEWI (21060116083008)
2. REZA RIZKIFADHLA (21060116083009)
3. M. AJI PRADANA (21060116083010)
4. RATNA AZIZAH PUTERI (21060116083031)

D3 TEKNIK ELEKTRO UNDIP 2016 KELAS KERJASAMA PLN


Pengukuran & Ketidakpastiannya

 Pengukuran adalah penentuan besaran,


dimensi atau kapasitas terhadap suatu standar
atau satuan ukur

 Secara umum penyebab ketidakpastian hasil


pengukuran ada tiga, yaitu kesalahan umum,
kesalahan sistematik, dan kesalahan acak
1. Kesalahan Umum

 Kesalahan yang disebabkan


keterbatasan pengamat saat
melakukan pengukuran seperti
membaca skala kecil, dan
kurangnya keterampilan
memakai alat, terutama untuk
alat yang melibatkan banyak
komponen.
2. Kesalahan Sistematik

 Disebabkan karena alat yang digunakan atau


lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi
kinerjanya. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan
titik nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan
alat, kesalahan paralaks, perubahan suhu, dan
kelembaban.
a. Kesalahan Kalibrasi
 Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai
skala pada saat pembuatan tidak tepat. Hal ini
mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran
menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai
sebenarnya.
 Kesalahan ini dapat diatasi dengan mengkalibrasi
ulang alat menggunakan alat yang telah
terstandarisasi.
b. Kesalahan Titik Nol

 Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada


alat yang digunakan tidak berhimpit dengan jarum
penunjuk. Akibatnya, hasil pengukuran dapat
mengalami penambahan atau pengurangan yang
tak sesuai.
 Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan melakukan
koreksi pada penulisan hasil pengukuran.
c. Kesalahan Komponen Alat
 Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh
pada pembacaan alat ukur. Misalnya, pada
neraca pegas. Jika pegas yang digunakan
sudah lama dan aus, maka akan berpengaruh
pada pengurangan konstanta pegas. Hal ini
menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak
tepat pada angka nol yang membuat skala
berikutnya bergeser.
d. Kesalahan Paralaks
 Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara
jarum penunjuk dengan garis garis skala dan
posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan
jarum.
3. Kesalahan Acak

 Kesalahaan yang terjadi karena adanya


fluktuasifluktuasi halus pada saat melakukan
pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan
karena adanya gerak brown molekul udara,
fluktuasi tegangan listrik, lkitasan bergetar,
bising, dan radiasi.
a. Gerak Brown Molekul Udara
 Molekul udara seperti kita ketahui keadaannya
selalu bergerak secara tidak teratur atau
rambang. Gerak ini dapat mengalami fluktuasi
yang sangat cepat dan menyebabkan jarum
penunjuk yang sangat halus seperti pada
mikrogalvanometer terganggu karena
tumbukan dengan molekul udara.
b. Fluktuasi Tegangan Listrik

 Tegangan listrik PLN atau sumber


tegangan lain seperti aki dan
baterai selalu mengalami
perubahan kecil yang tidak teratur
dan cepat sehingga
menghasilkan data pengukuran
besaran listrik yang tidak konsisten.
c. Lkitasan yang Bergetar

 Getaran pada lkitasan tempat alat berada


dapat berakibat pembacaan skala yang
berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap
gerak. Alat seperti seismograf butuh tempat
yang stabil dan tidak bergetar. Jika lkitasannya
bergetar, maka akan berpengaruh pada
penunjukkan skala pada saat terjadi gempa
bumi.
d. Bising
 Bising merupakan gangguan yang selalu kita
jumpai pada alat elektronik. Gangguan ini
dapat berupa fluktuasi yang cepat pada
tegangan akibat dari komponen alat bersuhu.
e. Radiasi Latar Belakang
 Radiasi gelombang elektromagnetik dari luar
angkasa dapat mengganggu pembacaan dan
menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel tidak
boleh digunakan di SPBU dan pesawat karena bisa
mengganggu alat ukur dalam SPBU atau pesawat.
Gangguan ini dikarenakan gelombang
elektromagnetik pada telepon seluler dapat
mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan
alat ukur pada SPBU atau pesawat.
Ketidakpastian pada Pengukuran
Tunggal
 Pengukuran tunggal merupakan pengukuran
yang hanya dilakukan sekali saja. Pada
pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan
pengganti nilai benar adalah hasil pengukuran
itu sendiri.
 Sedangkan ketidakpastiannya diperoleh dari
setengah nilai skala terkecil instrumen yang
digunakan. Misalnya, kita mengukur panjang
sebuah benda menggunakan mistar.
Ketidakpastian pada Pengukuran
Berulang
 Agar mendapatkan hasil pengukuran yang
akurat, kita dapat melakukan pengukuran
secara berulang. Lantas bagaimana cara
melaporkan hasil pengukuran berulang? Pada
pengukuran berulang kita akan mendapatkan
hasil pengukuran sebanyak N kali.
 Berdasarkan analisis statistik, nilai terbaik untuk
menggantikan nilai benar xN adalah nilai
ratarata dari data yang diperoleh (xN).
Sedangkan untuk nilai ketidakpastiannya (Δx )
dapat digantikan oleh nilai simpangan baku
nilai ratarata sampel.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai