Askep Systemic Lupus Erhytematosus
Askep Systemic Lupus Erhytematosus
2B KEPERAWATAN
SLE (Sistemic lupus erythematosus)
adalah penyakti kolagen autoimun
inflamasi yang kronis disebabkan
gangguan imun yang
mengakibatkan prduksi antibody
yang berlebihan. SLE merupakan
penyakit radang atau inflamasi
multisystem yang disebabkan oleh
banyak faktor dan dikarakterisasi
oleh adanya gangguan disregulasi
sistem imun berupa peningkatan
sistem imun dan produksi
autoantibodi yang berlebihan.
1. Produksi sirkulasi autoantibodi menjadi
suatu nukleoprotein, yaitu antinuclear
antibodies (ANA).
2. Faktor Genetik
A. Jenis Kelamin
B. Umur
C. Etnik Atau Faktor Keturunan
3. Faktor Resiko Hormon
4. Sinar UV
5. Imunitas
6. Obat
7. Infeksi
8. Stres
Penyakit Lupus dapat diklasifikasikan
menjadi 2 macam, yaitu:
Discoid Lupus
Lesi berbentuk lingkaran
Ditandai oleh batas eritema yang meninggi,
skuama, sumbatan folikuler, dan telangiektasia.
Lesi ini timbul di kulit kepala, telinga, wajah,
lengan, punggung, dan dada.
Penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan
karena lesi ini memperlihatkan atrofi dan
jaringan parut di bagian tengahnya serta
hilangnya apendiks kulit secara menetap.
Penyakit Lupus dapat diklasifikasikan
menjadi 2 macam, yaitu:
2. Bercak Diskoid
4. Ulkus Mulut
Ulkus mulut atau nasofaring, biasanya
tidak nyeri. Termasuk ulkus oral dan
nasofaring yang dapat ditemukan
5. Artritis
Artritis nonerosif pada dua atau lebih
persendian perifer, ditandai dengan
nyeri tekan, bengkak atau efusi
6. Serositif
a. Pleuritis
Riwayat pleuritic pain atau terdengar
pleural friction rub atau terdapat efusi
pleura pada pemeriksaan fisik.
Atau
b. Perikarditis
Dibuktikan dengan EKG atau terdengar
pericardial friction rub atau terdapat
efusi rthralgia pada pemeriksaan fisik
7. Gangguan Ginjal
Atau
Atau
b. Psikosis
Tidak disebabkan oleh obat atau
kelainan rthralgi (uremia, ketoasidosis
atau ketidakseimbangan elektrolit)
9. Gangguan Darah
m. Fenomena Raynaud
Ditandai oleh keadaan
pucat, disusul oleh sianosis, eritema
dan kembali hangat. Terjadi
karena disposisi kompleks imun di
endotelium pembuluh darah dan
aktivasi komplemen lokal.
Tujuan pengobatan SLE adalah
mengontrol manifestasi penyakit, sehingga
anak dapat memiliki kualitas hidup yang
baik tanpa eksaserbasi berat, sekaligus
mencegah kerusakan organ serius yang
dapat menyebabkan kematian. Adapun
obat-obatan yang dibutuhkan seperti:
a) Antiinflamasi non-steroid
b) Antimalaria
c) Kortikosteroid : mengatasi krisis lupus,
gejala nefritis, SSP, dan anemi
hemolitik.
d) Obat imunosupresan/sitostatika
e) Obat antihipertensi
f) Kalsium
Adapun hal-hal nonfarmaklogis yang
bisa dilakukan, diantaranya :
1. Upaya mengurangi kelelahan disamping
obat ialah cukup istirahat, pembatasan
aktivitas yang berlebih, dan mampu
mengubah gaya hidup
2. Hindari Merokok
3. Hindari perubahan cuaca karena
mempengaruhi proses inflamasi
4. Hindari stres dan trauma fisik
5. Hindari pajanan sinar matahari, khususnya
UV pada pukul 10.00 sampai 15.00 bila
terpaksa harus terpapar matahari harus
menggunakan krim pelindung matahari
(waterproof sunblock) setiap 2 jam.
6. Hindari pemakaian kontrasespsi atau obat
lain yang mengandung hormon estrogen
7. Hindari lampu fluorescence karena dapat
meningkatkan timbulnya lesi kulit pada
pasien LES
a. Inspeksi
• Pengamatan secara seksama setatus kesehatan
Klien dari kepala sampai kaki. Pada Klien
dengan SLE mungkin akan ditemukan antara lain
• Ruam wajah dalam pola malar (seperti kupu-
kupu) pada daerah pipi dan hidung.
• Lesi dan kebiruan di ujung jari akibat buruknya
sirkulasi dan hipoksia kronik
• Lesi berskuama di kepala, leher dan punggung,
pada beberapa penderita ditemukan eritema
atau sikatrik.
• Luka-luka di selaput lender mulut atau pharing.
• Dapat terlihat tanda peradangan satu atau lebih
persendian yaitu pembengkakan, warna
kemerahan dan rentang gerak yang terbatas.
• Perdarahan sering terjadi terutama dari mulut
atau bercampur urina (urine kemerahan).
• Gerakan dinding thorak mungkin tidak simetris
atau tampak tanda – tanda sesak (Napas cuping
hidung, Retraksi supra sterna, bahkan
intercostals,apabila terdapat ganguan organ
paru)
b. Palpasi
• Pemeriksaan dengan meraba klien
• Sklerosis, yaitu terjadi pengencangan dan
pengerasan kulit jari-jari tangan
• Nyeri tekan pada daerah sendi yang
meradang
• Oedem mata dan kaki, mungkin menandakan
keterlibatan ginjal dan hipertensi
c. Perkusi
Pemeriksaan pisik dengan
mengetuk bagian tubuh tertentu; untuk
mengetahui Reflek, atau untuk
mengetahui kesehatan suatu organ tubuh
misalnya : Perkusi organ dada untuk
mengetahui keadaan Paru dan jantung.
d. Auskultasi
Pemeriksaan pisik dengan cara
mendengar, biasanya menggunakan alat
Stetoskup, antara lain untuk mendengar
denyut jantung dan Paru-paru.
Pemeriksaan untuk menentukan adanya
penyakit ini bervariasi,diantaranya :
DO :
a) Fungsi / struktur tubuh berubah / hilang
b) Menyembunyikan / menunjukkan bagian
tubuh yang secara berlebihan
c) Menghindari melihat dan / menyentuh
bagian tubuh
d) Fokus berlebih pada perubahan tubuh
e) Hubungan social berubahh
f) Fokus pada penampilan dan kekuatan
masa lalu