Anda di halaman 1dari 41

GAMBARAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TA 2019

Ir. Syariful Anwar


Kasubdit Perencanaan Anggaran Daerah Wil III

Balikpapan, 7 Juni 2018


semua hak dan kewajiban daerah dalam
KEUANGAN rangka penyelenggaraan pemerintahan
DAEARAH daerah yang dapat dinilai dengan uang

AZAZ UMUM APBD


1. Disusun sesuai kebutuhan dan
penyelenggaraan pemerintah daerah
berdasarkan kewenangan daerah
2. Berpedoman pada RKPD dalam rangka APBD
Mewujudkan Pelayanan Kepada Masyarakat.
3. Mempunyai fungsi Otorisasi, perencanaan,
pengawasan, alokasi, distribusi, dan
stabilisasi
4. Dikelola secara tertip, taat, efesien,
ekonomis, efektif, transparan dan Pasal 18 ayat (2) PP 58/2005 “Setiap
bertanggungjawab. Pengeluaran Harus Ada Dasar Hukum
5. Ditetapkan dengan PERDA Yang Melandasinya”
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pemeriksaan
Disusun dan disajikan
RPJMD RKPD Rancangan Penatausahaan
Sesuai SAP
DPA-SKPD Pendapatan
PEDUM APBD Laporan Keuangan
• Bendahara penerimaan wajib
o/ MDN Verifikasi menyetor penerimaannya ke Pemerintah Daerah
rekening kas umum daerah • LRA . LPSAL
selambat-lambatnya 1 hari kerja
• Neraca . LPE Laporan Keuangan
KUA PPAS DPA-SKPD
• LO diperiksa oleh BPK
• Lap. Arus Kas
Penatausahaan
Pelaksanaan APBD Belanja • CaLK
Nota
Kesepakatan Pendapatan • Penerbitan SPM-UP, SPM-GU, Raperda PJ Pel
SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala
SKPD APBD
Belanja • Penerbitan SP2D oleh PPKD
Pedoman
Penyusunan Persetujuan Bersama
Pembiayaan
RKA-SKPD o/ KDH Penatausahaan (KDH + DPRD)
Pembiayaan

RKA-SKPD Laporan Realisasi • Dilakukan oleh PPKD


Semester Pertama setelah 3 hari

R-APBD R P-APBD
Kekayaan dan
Kewajiban daerah Evaluasi o/


Kas Umum
Piutang
Gubernur/MDN 15 hari
• Investasi
Evaluasi Raperda Evaluasi • Barang
• Dana Cadangan
APBD oleh Gubernur/ R P-APBD • Utang
Oleh 7 hari penyesuaian o/
Mendagri Pemda
Gbrnr/MDN
Akuntansi
Keuangan Daerah
Perda APBD Perda P-APBD Perda PJ Pel APBD
POKOK-POKOK
KEBIJAKAN YANG HARUS DIPERHATIKAN
DAN DIPEDOMANI PEMERINTAH DAERAH
SUBSTANSI :

SINKRONISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH


DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
PRINSIP PENYUSUNAN APBD
TEKNIS PENYUSUNAN APBD
KEBIJAKAN PENYUSUNAN
APBD
HAL-HAL KHUSUS
LAINNYA
SESUAI
KEBUTUHAN
PENYELENGG
PEMDA
TDK
BERTNTANGAN TEPAT WAKTU
DGN KEPENTNGN SESUAI
UMUM, PERAT YG 1 TAHAPAN
LBH TINGGI, &
PERDA LAINNYA 6 2
PRINSIP
PENYUSUNAN
APBD
3
5 TRANSPARAN
PERHATIKAN 4 AGAR
RASA KEADILAN MASYARAKAT
DAN KEPATUTAN MEMPEROLEH
AKSES
MELIBATKAN INFORMASI
PARTISIPASI
MASYARAKAT
Prinsip ”Money Follows Program”
Pendanaan atas fungsi-fungsi pemerintahan dilakukan berdasarkan
pembagian urusan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dengan fokus
kepada program prioritas

Urusan pemerintahan yang menjadi sinkron Urusan pemerintahan yang menjadi


kewenangan pusat kewenangan daerah

didanai dari didanai dari

APBN APBD
Pasal 282 (2) UU 23/2014 Pasal 282 (1) UU 23/2014
Termasuk kegiatan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan
6
SINKRONISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DAN PEMERINTAH

LAMP 3 UU 23/2014
PP 58/2005 &
& PP18/2016
PMDN 13/ 2006 –
PMDN 21/2011 KAB/KOTA
PEDOMAN
PENYUSNAN APBD
2019

PROVINSI

RKP TAHUN 2019 PEMERINTAH

TEMA PEMBANGUNAN NASIONAL 2019

SASARAN UTAMA PEMBANGUNAN

PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL


ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TAHUN 2019
5 (LIMA) PRIORITAS
ARAH PEMBANGUAN NASIONAL 2019;
1. Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Dan Peningkatan Pelayanan
Dasar
2. Pengurangan Kesenjangan Antar Wilayah Melalui Penguatan Konektivitas Dan
Kemaritiman
3. Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi Melalui Pertanian, Industri Dan Jasa Produktif
4. Pemantapan ketahanan energi, pangan, dan sumberdaya air melalui pelestarian
lingkungan
5. Stabilitas Keamanan Nasional Dan Kesuksesan Pemilu

8
Target Pembangunan Tahun 2019
Tingkat Kemiskinan

8,5–9,5% Rasio Gini

0,38–0,39

Indeks Pembangunan Manusia

71,98
Pertumbuhan Ekonomi

5,4–5,8%
Tingkat Pengangguran Terbuka
4,8–5,2%
R-RKP 2019
Sinkronisasi Kebijakan
Pemerintah Daerah dan Pemerintah
PENYUSUNAN RANC.
R. APBD TA 2019
KUA & PPAS 2019

KUA dan PPAS Provinsi RKPD PROV RKP


Tahun 2019 TA 2019 TA 2019
Berpedoman Sinkron

KUA dan PPAS Kab/Kota RKPD Kab/Kota RKP & RKPD Prov
Tahun 2019 TA 2019 TA 2019

Hasil sinkronisasi kebijakan tersebut dicantumkan pada PPAS sebagai Sinkronisasi Kebijakan
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dengan Prioritas Pembangunan Nasional dan bagi
kabupaten/kota juga mensinkronkan kebijakan kabupaten/kota dengan prioritas provinsi (Tabel)
KONSISTENSI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Perencanaan Penganggaran
20 tahun 5 tahun
1 tahun
KUA
RPJPD RPJMD RKPD R-APBD APBD
PPAS

Renstra Renja
RKA-SKPD
PD PD DPA-SKPD

KONSISTENSI

KECUALI

DARURAT/MENDESAK/KEGIATAN YG
DITENTUKAN PERUNTUKANYA
“Apa yang direncanakan dibuat anggarannya dan
apa yang dianggarkan telah (ada) dasar perencanaannya” 11
TEKNIS PENYUSUNAN PENYUSUNAN RKPD Akhir Juni
APBD
PENYAMPAIAN KUA &
PPAS OLEH TAPD KPD Mgg I juli
KDH

PENYAMPAIAN KUA
&PPAS KPD DPRD
Mgg II Juni
4
mgg
KESEPAKATAN KUA &
Mgg I Agustus
PPAS

TAHAPAN SE KDH & PENYSN &


Mgg II Agustus
PROSES PEMBHSN RKA-SKPD,
RKA-PPKD, & RAPBD
PENYUSUNAN PENYAMP RAPBD KPD Mgg I
APBD DPRD September
60 HR
PERSETUJUAN
BERSAMA DPRD & 30 Nopember
KDH

15 hari kerja
PERKADA
EVALUASI RAPBD

PENETAPAN PERDA APBD Akhir Desember


Untuk menjamin konsistensi dan percepatan pembahasan KUA/KUPA dan
PPAS/PPAS Perubahan, penyampaiannnya kepada DPRD, pembahasan dan
disepakati dalam waktu bersamaan.
Dalam rangka peningkatan kualitas penyusunan dokumen perencanaan dan
penganggaran tahunan daerah, Kepala Daerah harus menugaskan Aparat Pengawas
Intern Pemerintah (APIP) sebagai quality assurance untuk melakukan reviu atas
reviu atas RKPD/perubahan RKPD, Renja SKPD/Perubahan Renja SKPD, KUA-
PPAS/KUPA-PPAS Perubahan, RKA-SKPD /RKA-SKPD Perubahan dan RKA-PPKD/RKA-
PPKD Perubahan sebagaimana yang diatur dalam Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri mengenai Pedoman Pelaksanaan Reviu Dokumen Perencanaan
Pembangunan dan Anggaran Tahunan Daerah.
Lampiran I Ringkasan Penjabaran APBD yang semula hanya diuraikan sampai dengan ringkasan jenis
menjadi sampai dengan ringkasan obyek dan rincian obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan
dan Lampiran II juga wajb diuraikan sampai dengan organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis,
obyek, rincian obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Lanjutan .…

 Untuk menjamin konsistensi dan percepatan pembahasan KUA/KUPA dan PPAS/PPAS


Perubahan, penyampaiannnya kepada DPRD, pembahasan dan disepakati dalam
waktu bersamaan.
 Dalam rangka peningkatan kualitas penyusunan dokumen perencanaan dan
penganggaran tahunan daerah, Kepala Daerah harus menugaskan APIP sebagai quality
assurance untuk melakukan reviu atas RKPD/perubahan RKPD, Renja SKPD/Perubahan
Renja SKPD, KUA-PPAS/KUPA-PPAS Perubahan, RKA-SKPD /RKA-SKPD Perubahan
dan RKA-PPKD/RKA-PPKD Perubahan sebagaimana yang diatur dalam Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri mengenai Pedoman Pelaksanaan Reviu Dokumen Perencanaan
Pembangunan dan Anggaran Tahunan Daerah.
 Lampiran I Ringkasan Penjabaran APBD yang semula hanya diuraikan sampai dengan
ringkasan jenis menjadi sampai dengan ringkasan obyek dan rincian obyek pendapatan,
belanja dan pembiayaan dan Lampiran II juga wajb diuraikan sampai dengan organisasi,
program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek, rincian obyek pendapatan, belanja dan
pembiayaan.
Lanjutan .…

 P-APBD TA 2019 harus dilakukan setelah penetapan perda tentang


pertanggungjawaban pelaksanaan APBD TA 2018 dan laporan
semester pertama pelaksanaan APBD TA 2019. Persetujuan bersama
antara pemda dan DPRD terhadap raperda P-APBD TA 2019
ditetapkan paling lambat akhir September
 Dalam Perubahan APBD TA 2019 pemerintah daerah tidak
diperkenankan untuk menganggarkan kegiatan pada kelompok
belanja langsung dan Bantuan keuangan yang bersifat khusus ke
Kab/Kota/Desa, dari aspek waktu dan tahapan pelaksanaan tidak
selesai sampai akhir tahun anggaran 2019.
 Dalam rangka mengantisipasi pengeluaran untuk keperluan pendanaan
keadaan darurat dan keperluan mendesak, pemerintah daerah harus
mencantumkan kriteria belanja untuk keadaan darurat dan keperluan
mendesak dalam peraturan daerah tentang APBD
STRUKTUR APBD APBD

PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN

PAD Belanja Tdk Langsung Penerimaan Pembiayaan


 Pajak Daerah  B. Pegawai SiLPA
 Retribusi Daerah  B. Bunga  Pencairan d. cadangan
 Hsl Pengelolaan Keyaan yg  Penj yang dipisahkan
 B. Subsidi
Dipisahkan
 B. Hibah  Penerimaan pinjaman
 Lain –lain PAD yg Sah
DANA PERIMBANGAN  B. Bantuan Sosial  Penerimaan kembali pemberian
pinjaman
 DBH  B. Bagi Hasil
 Penerimaan piutang
 DAU  B. Bantuan Keuangan
Penerimaan Pembiayaan
 DAK  B. Tidak Terduga
 Pembentukan dana cadangan
LAIN 2 PD YG SAH
Belanja Langsung
 Hibah
 B. Pegawai  Penyertaan modal
 Bantuan Keuangan
 B. Barang & Jasa  Pembayaran hutang
 Dana Darurat
 B. Modal  Pemberian pinjaman
 Dana Penyesuain
A. PENDAPATAN ASLI DAERAH
Merupakan perkiraan yang terukur, rasional dan memiliki kepastian dasar hukum
penerimaannya.
PAJAK DAERAH & RETRIBUSI HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN
LAIN-LAIN PAD YANG SAH
DAERAH DAERAH YANG DIPISAHKAN

 data potensi pajak daerah dan Pengelolaan dana bergulir


 Bagi perusahaan daerah yang
retribusi daerah dan sebagai salah satu bentuk
menjalankan fungsi pemupukan
pertumbuhan ekonomi th 2019. laba (profit oriented) adalah investasi jangka panjang non
mampu menghasilkan keuntungan permanen,
 realisasi penerimaan pajak atau deviden dalam rangka
daerah dan retribusi daerah meningkatkan PAD; dan
Pendapatan bunga atau jasa giro
tahun sebelumnya

 Bagi perusahaan daerah yang Pendapatan Dana Kapitasi JKN


 10 % dari PKB untuk mendanai
menjalankan fungsi kemanfaatan pada FKTP pada Pemda yang
pembangunan, pemeliharaan umum (public service oriented) balum BLUD
jalan serta peningkatan moda adalah mampu meningkatkan baik
dan sarana transportasi umum. kualitas maupun cakupan layanan
dalam rangka meningkatkan Pendapatan Denda Pajak.
 75% dari 50% pajak Rokok untuk kesejahteraan masyarakat.
mendukung pendanaan JKN.
B. DANA PERIMBANGAN Lanjutan ….

JENIS DASAR HUKUM TEKNIS PENGANGGARAN

1. DANA BAGI HASIL Bagi Hasil Pajak & SDA:  PMK blm ditetapkan: menggunakan alokasi thn
-DBH Pajak - Perpres atau PMK sebelumnya;
-DBH SDA (Hutan, mengenai perkiraan alokasi  PMK ditetapkan setelah Penetapan APBD :
Pertambangan meneral DBH TA 2019 Disesuaikan Perubahan APBD atau Peribahan
dan batubara, perikanan, perkada mendahului perubahan APBD, atau
Minyak/Gas/ ditampung dalam LRA
Pertambangan
-DBH Cukai/ Tembakau
2. DAU Peraturan Presiden tentang  Perpres blm ditetapkan: alokasi thn sebelumnya ;
Rincian APBN TA 2019  Perpres ditetapkan setelah Penetapan APBD :
Disesuaikan Perda tentang perubahan APBD

3. DAK Perpre mengenai rincian APBN  Dapat dianggarkan sepanjang PMK terkait telah
2019 atau informasi resmi ditetapkan
tentang Alokasi DAK TA 2019  PMK ditetapkan setelah Penetapan APBD:
yg dipublikasikan melalui dianggarkan dgn Perubahan Perkada ttg Penjabaran
portal kemenkeu APBD
C. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YG SAH

LAIN2 PENDAPATAN
DASAR HUKUM TEKNIS PENGANGGARAN
DAERAH YG SAH

1. Dana otsus. Perpre/ PMK  Dapat dianggarkan sepanjang perpres/PMK terkait telah
Tambahan DBH ditetapkan
minyak gas bumi  Perpres/PMK ditetapkan setelah Penetapan APBD :
dianggarkan dgn Perubahan Perkada ttg Penjabaran
APBD
2. BOS Perpres/PMK  Perpre/PMK blm ditetapkan: berdasarkan alokasi tahun
Dana Desa sebelumnnya;
 PMK ditetapkan setelah Penetapan APBD : Disesuaikan
dgn cara Perubahan Perkada ttg Penjabaran APBD.
 BOS di Kab/Kota berdasarkan pencatatan dan
pengesahan di anggrkan di SKPKD
3. Bagia hasil pajak Perda ttg APBD  Perda APBD Prov belum ditetapkan, sesuai alokasi 2018
provnsi, Bantuan  Bantuan keuangan dapat dianggarkan sepanjang telah
Keuangan ditetapkan terlebih dahulu dalam Perda APBD sipemberi
bantuan
BELANJA DAERAH

BELANJA
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
LANGSUNG
ARAH DAN KEBIJAKAN BELANJA DAERAH

 Pencapaian prioritas pembangunan nasional melalui sinkronisasi kebijakan antara


pemerintah dan pemerintah daerah, sesuai potensi dan kondisi masing-masing daerah.
 Belanja daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yg menjadi kewenangan
daerah terdiri atas urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan.
 Penggunaan APBD harus lebih fokus terhadap kegiatan yang berorientasi produktif dan
memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pelayanan publik
dan pertumbuhan ekonomi daerah.
 Pemda Menetapkan target capaian kinerja setiap belanja daerah, baik dalam konteks
daerah, SKPD, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan
akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan
anggaran.
 Program dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta kualitas
memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan
dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolak ukur dan target kinerjanya.
21
BELANJA TIDAK LANGSUNG
BELANJA PEGAWAI
Penganggaran

Gaji Pokok dan Tunjangan PNSD sesuai peraturan Penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala
perundang-undangan Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota
DPRD serta PNSD, terkait hal tersebut,
pengembangan cakupan di luar yang disediakan oleh
Pengangkatan Calon PNSD sesuai formasi BPJS, tidak diperkenankan
Tahun 2015
JKK dan JKM bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala
Kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD
dibebankan pada APBD
tunjangan keluarga dan mutasi pegawai
memperhitungkan acress yang besarnya Tambahan PNSD harus memperhatikan
maksimum 2,5% dari jumlah belanja kemampuan keuangan daerah dengan
pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan persetujuan DPRD
Tunjangan profesi guru PNSD dan dana
tambahan penghasilan guru PNSD yang
Insentif pajak dan retribusi daerah bersumber dari APBN
BELANJA BUNGA
Bagi daerah yang belum memenuhi kewajiban pembayaran bunga pinjaman, baik jangka pendek,
jangka menengah, maupun jangka panjang supaya dianggarkan pembayarannya dalam APBD TA
2019.

BELANJA SUBSIDI

Perusahaan menghasilkan harga jual dari hasil terlebih dahulu dilakukan


/lembaga tertentu produk yang produksinya audit sesuai dengan
yang merupakan terjangkau oleh ketentuan pemeriksaan
menyelengga- kebutuhan dasar dan masyarakat yang pengelolaan dan
rakan pelayanan menyangkut hajat daya belinya tanggungjawab keuangan
publik hidup orang banyak terbatas. negara

antara lain dalam bentuk penugasan


pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Umum
(Public Service Obligation).
Lanjutan ….
BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

Penganggaran belanja hibah dan bansos yang bersumber dari APBD mempedomani perkada yang
telah disesuaikan dengan UU 23/2014 dan PMDN 32/2011, sebagaimana telah diubah dengan PMDN
13/2018, serta peraturan per-UU-an lain di bidang hibah dan bantuan sosial.

BELANJA BAGI HASIL PAJAK

Penganggaran DBH Pajak Daerah yang bersumber dari pendapatan pemprov kepada pemerintah
kab/kota harus mempedomani UU 28/2009. Tata cara penganggaran DBH pajak harus
memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah pada TA 2019, sedangkan pelampauan target TA
2019 yang belum direalisasikan kepada pemerintah kab/kota ditampung dalam P-APBD TA 2019 atau
dicantumkan dalam LRA bagi pemda yang tidak melakukan P-APBD TA 2018.
Penganggaran dana bagi hasil yang bersumber dari retribusi daerah dilarang untuk
dianggarkan dalam APBD Tahun 2019
Pemerintah kab/kota menganggarkan belanja Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah kepada
pemerintah desa paling sedikit 10% dari pajak daerah dan retribusi daerah kab/kota.
HIBAH BANSOS DALAM PERMENDAGRI 13/2018

1. Kreteria hibah, tidak terus menerus setiap tahun anggaran kecuali kepada pemerintah
pusat dalam rangka mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk
keperluan mendesak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(Psl 4 ayat (4) huruf c)
2. Hibah kepada badan lembaga (Psl 7 ayat (1) huruf C.)
berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Daerah dan/atau badan dan
lembaga yang berkedudukan di luar wilayah administrasi Pemerintah Daerah untuk
menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan Pemerintah Daerah pemberi Hibah.
3. Psl 23 A....
a. Bantuan sosial berupa uang yang direncanakan dan tdk direncanakan...
b. Bansos yg direncanakan jelas alamat, penerima, besarnya dlm APBD..
c. Bansos atas dasar usulan dari penerima dan atau usulan kepala SKPD.
d. Usulan kepala SKPD paling tinggi 50% dari usulan calon penerima
e. Pengajuan usulan kepala SKPD di atur dalam peraturan kepala daerah
BELANJA BANTUAN KEUANGAN
Kesenjangan Fiskal
Pelaksanaan urusan
UMUM
pemerintahan daerah yang

penganggaaran
Pemerintah tidak tersedia alokasi
dananya
Daerah Lainnya Menerima manfaat
KHUSUS
Kerjasama Antar Daerah

Bantuan keuangan kepada partai politik harus dialokasikan


Partai politik dalam APBD Tahun Anggaran 2019, berpedoman kepada PP no
5/2009 terakhor dirubah PP 1/2018 tentang bantuan keuangan
partai politik.

Pemerintah Untuk menganggarkan olokasi dana desa yang diterima dari


APBN dan ADD 10% dari dana perimangan diterima Kab/Kota
desa setelah dikurangi DAK.
Lanjutan ….

BELANJA TIDAK TERDUGA

Penganggaran belanja tidak BTT merupakan belanja untuk


terduga dilakukan secara rasional mendanai kegiatan yang sifatnya tidak
dengan mempertimbangkan biasa atau tidak diharapkan terjadi
realisasi TA 2018 dan berulang, seperti kebutuhan tanggap
kemungkinan adanya kegiatan- darurat bencana, penanggulangan
bencana alam dan bencana sosial, yang
kegiatan yang sifatnya tidak
tidak tertampung dalam bentuk
dapat diprediksi sebelumnya, program dan kegiatan pada TA 2019,
diluar kendali dan pengaruh termasuk pengembalian atas kelebihan
pemerintah daerah termasuk penerimaan daerah tahun-tahun
Pemilu Tahun 2019) sebelumnya.
BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai
Penganggaran

Honorarium bagi PNSD dan non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran
dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan
kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja
kegiatan dimaksud

Keberadaan PNSD dan non PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki


peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan

Memperhatikan pemberian tambahan penghasilan bagi PNSD dan


pemberian insentif pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah

Tidak diperkenankan diuraikan hanya ke dalam jenis belanja


pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Pemberian jasa narasumber/tenaga ahli dalam kegiatan yang besarannya ditetapkan dengan keputusan
O kepala daerah.

Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat hanya diperkenankan dalam rangka
O pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi. Alokasi
belanja tersebut dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa sesuai kode rekening berkenaan

Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas
O pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan estimasi
sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2018.
Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, yang tidak menjadi cakupan
O penyelenggaraan jaminan kesehatan melalui BPJS yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah dapat
menganggarkannya dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD yang menangani urusan kesehatan pemberi
pelayanan kesehatan.

Pelayanan diluar BPJS bagi kepala daerah/wakil kepala daerah berupa medical check up sebanyak 1 kali
O setahun termasuk keluarga dan kepada pimpinan dan anggota DPRD sebanyak 1 kali setahun, tidak termasuk
keuarga.
Lanjutan...

Perjalanan Dinas:
penganggaran belanja perjalanan dinas harus memperhatikan aspek pertanggungjawaban
sesuai biaya riil (at cost) atau lumpsum, yaitu:
• Sewa kendaraan
• Biaya transportasi biaya riil (at cost)
• Biaya penginapan
• Uang harian
• Uang representasi
lumpsum
.
Standar satuan harga Ditetapkan oleh kepala daerah

Penyediaan anggaran untuk perjalanan dinas yang mengikutsertakan non PNSD


diperhitungkan dalam belanja perjalanan dinas. Tata cara penganggaran perjalanan
dinas dimaksud mengacu pada ketentuan perjalanan dinas yang ditetapkan dengan
peraturan kepala daerah.
Belanja Modal
Penganggaran

Pemerintah daerah harus memprioritaskan


Penganggaran belanja modal digunakan untuk
alokasi belanja modal pada APBD Tahun
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
Anggaran 2019 untuk pembangunan dan pengadaan aset tetap berwujud yang
pengembangan sarana dan prasarana yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua
terkait dengan peningkatan pelayanan belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan
kepada masyarakat. pemerintahan. Nilai aset tetap berwujud yang
dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga
beli/bangun aset ditambah seluruh belanja yang
Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan
terkait dengan pengadaan/pembangunan aset
umum mempedomani Peraturan Presiden Nomor
sampai aset tersebut siap digunakan, sesuai
71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
maksud Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2)
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Umum, sebagaimana telah diubah dengan
Tahun 2006, sebagaimana diubah beberapa kali
Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71
Negeri Nomor 21 Tahun 2011
Tahun 2012, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 72 Tahun 2012
SURPLUS/DEFISIT APBD
SURPLUS DEFISIT

Dalam hal APBD diperkirakan surplus, penggunaan


surplus tersebut diutamakan untuk pembayaran
Dalam hal APBD diperkirakan defisit,
pokok utang, penyertaan modal (investasi) daerah, pemerintah daerah menetapkan
pemberian pinjaman kepada pemerintah penerimaan pembiayaan untuk menutup
pusat/pemerintah daerah lain dan/atau pendanaan defisit tersebut, yang bersumber dari sisa
belanja peningkatan jaminan sosial. Pendanaan lebih perhitungan anggaran tahun anggaran
belanja peningkatan jaminan sosial tersebut sebelumnya, pencairan dana cadangan,
diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan hasil penjualan kekayaan daerah yang
pelayanan dasar masyarakat yang dianggarkan pada dipisahkan, penerimaan pinjaman,
SKPD yang secara fungsional terkait dengan
dan/atau penerimaan kembali pemberian
tugasnya melaksanakan program dan kegiatan
tersebut.
pinjaman atau penerimaan piutang

Pemerintah Daerah wajib mempedomani penetapan batas maksimal defisit APBD Tahun Anggaran 2015
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan melaporkan posisi surplus/defisit APBD kepada Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap semester Tahun Anggaran 2019. Pelanggaran terhadap
ketentuan dimaksud, dapat dilakukan penundaan atas penyaluran dana perimbangan
PEMBIAYAAN DAERAH

33
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penganggaran

SiLPA harus cermat dan rasional dg mempertimbangkan perkiraan realisasi TA 2018


1 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada TA 2019 yg tidak dapat
didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan.
SiLPA harus diuraikan pada obyek dan rincian obyek sumber SiLPA TA 2018
Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari pencairan
dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai peraturan daerah tentang 2
pembentukan dana cadangan
Pemerintah Daerah harus segera melakukan penagihan dana bergulir yang belum dapat
3 diterima akibat tidak dapat tertagih atau yang diragukan tertagih sesuai peraturan
perundang-undangan.
Pinjaman daerah harus dianggarkan terlebih dahulu dalam rancangan peraturan 4
daerah tentang APBD tahun anggaran berkenaan
PENGELUARAN PEMBIAYAAN

1 Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah dapat menganggarkan investasi jangka panjang non
permanen dalam bentuk dana bergulir

Penyaluran

DAPAT BERKERJASAMA
1. BUMD Lembaga Keuangan Bank (LKB)
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) atau Lembaga
Keuangan lainnya.

Penasehat Investasi
Investasi Kepala Analisis
Independen dan
Daerah Daerah Investasi
profesional
Lanjutan ....

BUMN

BUMD
3 Penyertaan Modal Perda Penyertaan Modal
Badan Usaha Lain

memenuhi kepemilikan
Pemda Pemegang Saham
5 saham menjadi 51% atau
Pengendali
lebih

Memperkuat Stuktur
BUMD
Permodalan

6 Menambah
penyaluran KUR kpd UMKM
Modal
Persyaratan BI & unt memenuhi BUMD
CAR sektor Perbankan
HAL – HAL KHUSUS LAINNYA
Antara lain :
 Pemerintah daerah secara konsisten dan berkesinambungan harus mengalokasikan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari belanja daerah.
serta urusan kesehatan 10% dari total belanja di luar gaji.
 Penggunaan DAU dan DBH bersifat umum, diarahkan penggunaannya untuk belanja
infratruktur daerah dengan memperhatkan Pasal 5 peraturan presiden nomor 38 tahun
2015, guna peningkatan fasilitas publik dan ekonomi dalam rangka kesempatan kerja,
mengurangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan penyediaan layanan publik.
 Pagu DAU dan Dana Otonomi Khusus yang bersifat dinamis atau dapat berubah sesuai
perubahan pendapatan negara, pemda dapat melakukan langkah-langka antara lain
menyepakati prgram dan kegiatan yang dapat ditunda atau dijadwal ulang pelaksanaannya
atau mengurangi velume kegiatan tapi tidak mengurangi target.
Lanjutan.....

 Pengelolaan dana BOS yang bersumber dari APBN yang merupakan bagian DAK Non Fisik
yang dialokasikan pada pemerintah provinsi yang diperuntukan bagi Satdiksus negeri dan
Satdikmen negeri di anggarkan dalam bentuk program dan kegiatan, sedangkan bagi
Satdikdas negeri yang diselenggarakan Kab/kota dan satuan pendidikan di
selenggarakan Swasta dalam bentuk hibah. Dana BOS yang bersumber dari APBD
dianggarkan dalam program dan kegiatan.
 Dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat pemerintah daerah dapat mengadakan
kerjasama dengan pertimbangan efesiensi dan efektifitas pelayanan publik dengan daerah
lain, pihak ketiga atau lembaga dengan mempedomani PP no 50/2007. apabila membentuk
badan kerjasama dapat menganggarkan dalam bentu belanja hibah.
 Dalam mendukung pelaksanaan tugas sekretariat fraksi DPRD dapat disediakan sarana,
anggaran dan tenaga ahli sesuai kemampuan keuangan daerah.
Lanjutan.....

 Dalam hal pemerintah daerah mempunyai kewajiban kepada pihak ketiga terkait dengan a)
pekerjaan yang sdh selesai pada tahun anggaran sebelumnya, b) memberikan kesempatan
pada penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan melewati tahun anggaran atau c) akibat
keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, maka harus dianggarkan kembali
pada akun belanja dalam APBD 2019 pada kode rekening yang sama.
 Penegasan dukungan pendanaan untuk KPID, FKUB dan Sekretariat Bersama
Pengawasan Dana Desa serta pelaksanaan Pemilu Tahun 2019;
 Penegasan alokasi anggaran untuk peningkatan kapasitas ASN melalui Pendidikan dan
Pelatihan secara bertahap sebesar 0,34% dari total belanja daerah untuk pemerintah
provinsi dan sebesar 0,16% dari total belanja daerah untuk pemerintah kabupaten/kota;
 Pemanfaatan Lembaga Keuangan Perbankan (BPR) dalam konteks pembinaan untuk
dapat dijadikan sebagai Rekening Kas Desa.
 dll
Terima Kasih
B II O
B ODDA
A TT A
A
Nama : Ir SYARIFUL ANWAR Hp: 0813 198 44413
Tempat/Tgl. Lahir : Padang, 2 Agustus 1960
Agama : Islam
Status : Menikah, dengan 2 anak
Alamat : Kementerian Dalam Negeri, Ditjen Keuangan Daerah
Jl. Veteran Nomor 7 Jakarta Pusat.
Jabatan : Kasubdit Perencanaan Anggaran Daerah Wilayah III
PENGALAMAN/PEKERJAAN
 Bappeda Kab Poso Sulteng
 Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa
 Direktorat Perencanaan Anggaran Daerah, Ditjen Bina Adnistrasi Keuangan Daerah
Kemdagri
 Direktorat Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, Ditjen Bina
Keuangan Daerah Kemdagri.
 Direktorat Perencanaan Anggaran Daerah, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kemdagri

Anda mungkin juga menyukai