Keluhan Tambahan :
Mata kiri terasa buram,nyeri dan terganjal sejak ± 1
bulan yll
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSUD PASAR REBO pada tanggal 2 mei 2018
dengan keluhan mata tenang visus turun mendadak pada mata kiri sejak ± 1
bulan sebelum ke poliklinik. Keluhan ini disertai dengan buram dan tidak
jelas pandangan penglihatannya pada mata kiri sejak ± 1 bulan yll. Menurut
pasien mata kabur dikatakan pasien muncul setelah kecolok tangan sendiri.
Besoknya pasien merasakan mata kiri buram, tidak jelas bila melihat dan
terasa ada yang mengganjal di mata kirinya, jika terkena cahaya maka
bayangan cahaya terasa pecah dan silau. Mata kabur yang dirasakan
membuat pasien pasien tidak merasa nyaman dan terganggu penglihatannya
dalam beraktivitas sehari-hari. Sebelumnya pasien berobat selama ±1 bulan
di harapan bunda. Namun keluhan pasien tidak membaik maka pasien di
rujuk ke RSUD PASAR REBO.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
Menurut pengakuan pasien sebelumnya pasien mempunyai
riwayat penyakit hipertensi. Riwayat penyakit mat dan sistemik lain
seperti DM disangkal oleh pasien. Riwayat alergi, pemakaian kontak
lensa dan pemakaian kacamata disangkal oleh pasien
Tanda vital :
Tekanan Darah : 140/85 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,5˚C
Napas :20x/menit
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, ptosis -/- Pupil bulat,
Isokor, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+
Leher : Pembesaran KGB (-) , kaku kuduk (-), nyeri (-).
Thoraks : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan
Cor : BJ I-II irregular, Gallop (-), Murmur (-)
Pulmo : VBS ka=ki, Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : Datar, simetris, nyeri tekan - , bising usus +
Pinggang : nyeri ketok CVA -/-, nyeri tekan +/-,
Ekstremitas : Akral hangat (-), edema (-), sianosis (-).
Pemeriksaan fisik
STATUS OFTALMOLOGI
Gerakan bola mata ODS : Baik ke segala arah
Posisi : Ortoforia
Pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN OD OS
Visus 6/20 S-1.00 6/6 add s+275 3/60 s-2.00 5/60 add s+275
Segmen Anterior
Inspeksi :
1.Super sillia Simetris, rambut tumbuh teratur, Simetris, rambut tumbuh teratur,
madarosis (-)sikatrik (-). madarosis (-)sikatrik (-).
2.Palpebra
a. superior Udem (-), trikiasis (-), entropion (-), Udem (-), trikiasis (-), entropion (-),
hordeolum (-), chalazion(-). hordeolum (-), chalazion (-).
b.inferior
c. fisura Simetris, Udem (-), trikiasis (-), Simetris, Udem (-), trikiasis (-),
d. margo entropion (-), hordeolum (-), entropion (-), hordeolum (-),
chalazion(-). chalazion(-).
3. Konjungtiva
a. tarsal superior Normal Normal
b.tarsal inferior Normal Normal
c.bulbi Hiperemis (-), udem (-), hordeolum (- Hiperemis (-), udem (-), hordeolum (-
), chalazion (-), folikel (-) ), chalazion (-), folikel (-)
Pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN OD OS
Segmen Posterior :
1.Refleks Pundus Positif merah kekuningan. Positif merah kekuningan.
4. makula Refleks popea (+), sikatrik (-), Refleks popea (+), sikatrik (-),
eksudat (-). eksudat (-).
DIAGNOSIS BANDING :
Iskemik optik neuropati
Edema papil
Ablasi retina
Oklusi arteri sentral
Obstruksi vena retina sentral
Toksik neuropati.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada indikasi sehingga tidak dilakukan
TATALAKSANA
PENATALAKSANAAN
Levofloxcacin 2x1
Metilprednison 1x1
Tobrosan tetes 6jam 1x
hyalub
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam
Ad cosmeticam : ad bonam
PAPILITIS
ANATOMI DAN FISIOLOGI
RETINA
Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semi
transparan yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata.
Retina membentang ke anterior hampir sejauh korpus siliare dan berakhir
pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata. Ketebalan retina kira-kira 0,1
mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub posterior.
Lapisan retina
Vaskularisasi nervus opticus
Permukaan optic disk didarahi oleh kapiler-kapiler dari
arteri retina
Daerah prelaminar terutama di suplai dari sentripetal
cabang cabang dari peripailari koroid dan sebagian
kontibusi dari pembuluh darah dari lamina cribrosa.
Lamina kribrosa disuplai dari cabang arteri siliaris
posterior dan arteri circle of zinn
Bagian retrolaminar nervus optikus di suplai dari
sentirfugal cabang-cabang arteri retina sentral dan
sentripetal cabang-cabang pleksus yang dibentuk dari
arteri koroidal, circle of zinn, arteri retina sentral, dan
arteri oftalmika.
PAPILITIS
DEFINISI
Papilitis adalah inflamasi diskus optikus. Papilitis disebut juga neuritis optik,
ditandai dengan peradangan dan kerusakan di bagian saraf optik yang dikenal
dengan diskus optikus yang juga disebut dengan bintik buta. Diskus optikus adalah
bagian dari saraf optik yang memasuki mata dan bergabung dengan membran saraf
yang kaya lapisan mata (retina). Dengan kata lain, papilitis merupakan radang pada
serabut retina saraf optik yang masuk pada papil saraf optik yang yang berada dalam
bola mata.
EPIDEMIOLOGI
Sekitar 35% kasus neuritis optik ditemukan adanya inflamasi pada anterior
serabut saraf optikus, udema papil, dan tanda-tanda peradangan papil. Neuritis optik
sering terjadi unilateral, pada usia dewasa muda (18 - 45 tahun), dengan usia rata-
rata 30 – 35 tahun, dan lebih sering pada wanita . Insidensi neuritis optik per tahun
adalah 5 per 100.000 penduduk sedangkan prevalensinya 115 per 100.000.
ETIOLOGI
Papilitis atau neuritis optik dapat disebabkan oleh:
1. Demielinatif
2. Diperantarai imun
3. Infeksi langsung
4. Neuropati optik granulomatosa
5. Penyakit peradangan sekitar
FAKTOR RESIKO
Faktor risiko dapat timbul karena kelainan autoimun, termasuk :
1. usia, sering terjadi pada usia 20 – 40 tahun, rata-rata 30 tahun
2. jenis kelamin, (pria : wanita = 2 : 1)
3. ras, lebih sering terjadi pada ras kulit putih
4. mutasi gen.
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS BANDING
Iskemik optik neuropati
Edema papil
Ablasi retina
Oklusi arteri sentral
Obstruksi vena retina sentral
Toksik neuropati.
PENATALAKSANAAN
Pasien tanpa riwayat Multiple Sclerosis atau Neuritis
optikus :
Dari hasil MRI bila terdapat minimum 1 lesi
demielinasi tipikal :
Regimen selama 2 minggu :
3 hari pertama diberikan Methylprednisolone 1kg/kg/hari i.v
11 hari setelahnya dilanjutkan dengan Prednisolone
1mg/kg/hari oral
Tappering off dengan cara 20 mg prednisone oral untuk hari
pertama ( hari ke 15 sejak pemberian obat ) dan 10 mg
prednisone oral pada hari ke 2 sampai ke 4
Dapat diberikan Ranitidine 150 mg oral untuk profilaksis
gastritis
PENATALAKSANAAN
Dari hasil MRI bila 2 atau lebih lesi demielinasi :
Menggunakan regimen yang sama dengan yang di atas
Merujukan pasien ke spesialis neurologi untuk terapi interferon β-1α
selama 28 hari
Tidak menggunakan oral prednisolone sebagai terapi primer karena
dapat meningkatkan resiko rekuren atau kekambuhan
Arif Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek Setiowulan, Neuritis
Optik. Kapita Selekta Kedokteran FKUI. Jilid I. Ed. III. Jakarta, Penerbit, Media Aesculapius: 2001.
hal; 65 – 66
Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp. M, Neuritis Optik. Ilmu Penyakit Mata. Ed. III. Jakarta, Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran UI: 2006. hal; 179 -182
Paul Riordan-Eva, John P. Whitcher, Neuritis Optik. Vaughan & Asbury Ophtamologi Umum. Ed. 17,
EGC: 2009. p; 266 – 274
A.K. Kurana. Comprehensip Ophthalmology 4th Edition dalam Chapter 12– New Age International
2007. P 288-96.
Froetscher M & Baehr M. Duus Topical Diagnosis in Neurology. 4th edition. 2005. Stuttgart : Thieme.
p 130 – 137.
Guyton AC, Hall JE. Neurofisiologi Penglihatan Sentral. Dalam : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Edisi 9. 1997. Jakarta : EGC. p 825.
Erhan Ergene, MD. Adult Optic Neuritis. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/1217083 tanggal 29 maret 2011.
Osborne B, Balcer LJ. Optic neuritis: Pathophysiology, clinical features, and diagnosis. Disitasi pada
tangal 29 Maret 2011. Dapat diperoleh dari URL: http://www.uptodate.com/opticneuritis.
The Wilis Eye Manual : Office and Emergency Room Diagnosis and Treatment of Eye Disease. 2008. P
250-52.
American academy of ophthalmology. Section 5 Neuro-Opthalmology. San Fransisco : LEO. 2008-
2009. Page 25-26.