Anda di halaman 1dari 45

IRFAN SYARIF (2015)

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti perkuliahan ini saudara diharapkan


dapat:
Menjelaskan definisi cahaya, sifat-sifat cahaya, dan
proses terjadinya cahaya.
Menjelaskan hubungan antara indeks bias, panjang
gelombang,dan kecepatan rambat gelombang cahaya.
Menjelaskan tentang optika geometris(lensa)
Menjelaskan tentang mata, cacat mata, alat-alat
pemeriksaan mata, dan daya akomodasi mata.

IRFAN SYARIF
CAHAYA

Cahaya merupakan energi yang berbentuk gelombang atau


gelombang yang memindahkan energi tanpa perambatan
massa.
Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter di mana 1 meter
bersamaan dengan jarak dilalui cahaya melalui vakum
pada 1/299.792.458 sekon.
Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Matahari
adalah sumber cahaya utama di bumi yang dipakai oleh
tumbuhan hijau untuk mensintesa karbohidrat dari CO2
dan H2O (fotosintesis)

IRFAN SYARIF
CAHAYA

Sifat-sifat cahaya adalah


 Cahaya bergerak lurus ke semua arah
 Bila melewati medium yang berlainan maka kecepatan
cahayanya akan berbeda
 Bila ada penghalang, cahaya akan dibelokkan.
 Cahaya bisa bersifat sebagai gelombang
(refleksi,refraksi,difraksi,dsb) maupun sebagai partikel
(efek Compton, efek fotolistrik, dsb)

IRFAN SYARIF
LAJU CAHAYA

Indeks bias (n) suatu zat adalah perbandingan laju cahaya


dalam ruang hampa (c) terhadap laju cahaya di dalam suatu
medium (v) atau ditulis:

c
n
v
Karena laju cahaya di dalam sebarang zat selalu lebih kecil daripada
c, indeks bias setiap zat adalah lebih besar daripada 1. Untuk
suatu zat khusus, nilai n tergantung juga pada panjang gelombang
cahaya. Tabel dibawah ini memperlihatkan indeks bias beberapa
zat yang umum pada panjang gelombang cahaya kuning, λ =
5,89 x 10-7m = 589 nm

IRFAN SYARIF
INDEKS BIAS BEBERAPA ZAT

Zat Indeks bias (n)


Aseton (20o C) 1,3584
Udara (0o C, 1 atm) 1,0002926
Balsem Kanada 1,530
Intan 2,4168
Etanol (20o C) 1,36008
Kaca kuarsa lebur 1,458
Kristalin 1,553
NaCl 1,544
Air (20o C) 1,33335
IRFAN SYARIF
REFLEKSI DAN REFRAKSI PADA MEDIUM YANG
BERBEDA
Hukum Refleksi:
 Sinar datang, garis normal dan

Normal
sinar pantul terletak pada
v1 v1* bidang datar n1 sini  n 2 sin r

 Sudut datang (i) = sudut pantul


Medium 1 i i` (r)
n1
Hukum Refraksi/Snellius:
Medium 2  Sinar datang, garis normal dan
n2
sinar bias terletak pada bidang
datar
r
 Hubungan antara indeks bias
v2 dengan sudut dalam medium
yang berbeda:

IRFAN SYARIF
REFLEKSI DAN REFRAKSI PADA MEDIUM YANG
BERBEDA

Kesimpulan:
 Bila cahaya merambat dari medium yang
renggang/kurang rapat ke medium yang lebih rapat
cahaya dibiaskan mendekati normal.
 Bila cahaya merambat dari medium yang rapat ke
medium yang kurang rapat cahaya dibiaskan menjauhi
normal.
 Bila cahaya datang dari medium padat masuk ke
medium yang kurang padat, tidak semua cahaya akan
dibiaskan tetapi ada juga yang dipantulkan yang
besarnya bergantung dari sudut datangnya.

IRFAN SYARIF
LENSA
Suatu sistem optik yang terdiri dari gabungan dua atau lebih
permukaan bias yang terletak pada satu sumbu.

Macam-macam lensa secara garis besarnya dibagi dua yaitu:


1. Lensa spheris
contoh: lensa cembung dan cekung

2. Lensa silindris

IRFAN SYARIF
LENSA

2f f f 2f

Lensa Cembung (konvergen)


 Mempunyai panjang fokus positif (f > 0)
 Bayangan yang dibentuk nyata, terbalik, dan diperbesar
(kecuali untuk benda yang terletak antara titik pusat dan
f)

IRFAN SYARIF
LENSA

2f f f 2f

Lensa Cekung (divergen)


 Mempunyai panjang fokus negatif (f < 0)
 Bayangan yang dibentuk maya, tegak, dan diperkecil

IRFAN SYARIF
LENSA

Untuk lensa berlaku persamaan Snellius:

1 1 1 2
  
s s' f R
h' s'
M  -
h s

Kekuatan lensa atau daya lensa

1
P
f(meter)

dengan satuan Dioptri (D).

IRFAN SYARIF
ABERASI LENSA

Penyimpangan pembentukan bayangan oleh lensa akibat


sinar yang dibiaskan tidak paraksial disebut
aberasi/cacat lensa.
Aberasi ini ada beberapa macam yaitu:
 Aberasi sferis.
 Koma
 Astigmatisme
 Lengkungan medan
 Distorsi
 Astigmatisme
 Aberasi Kromatis

IRFAN SYARIF
ABERASI LENSA

Aberasi sferis

Aberasi koma

IRFAN SYARIF
ABERASI LENSA

Astigmatisme

Lengkungan medan

IRFAN SYARIF
ABERASI LENSA

Distorsi

Aberasi Kromatis

IRFAN SYARIF
DAYA PISAH

Sebelum cahaya masuk ke alat optik harus melalui


celah dahulu dan umumnya celah merupakan
lingkaran (diafragma).
Bayangan yang terjadi merupakan bayangan
diperbesar.
0,61 o
Dari rumus difraksi : sin  
nR

jika θ <<, maka sin θ ~ θ = z/s dengan R/sz =0n,61sintg
o
u u = sin u,

maka rumus daya pisah :

IRFAN SYARIF
MATA

IRFAN SYARIF
PROSES PENGLIHATAN PADA MATA

Jumlah cahaya akan diatur oleh pupil.


Kornea hanya berfungsi sebagai penerus cahaya
(mentransmisikan cahaya)
Lensa berfungsi sebagai pengatur fokus cahaya, melalui
pengaturan kecembungan oleh otot ciliary.
Syaraf optik terletak di bawah sumbu lensa,berfungsi untuk
membentuk bayangan yang tegak karena bayangan yang
terbentuk akan terbalik dan diperkecil.
Semua cahaya yang melintasi suatu celah akan akan terjadi
difraksi (lenturan), jari-jari iris menghasilkan bayangan
difraksi pada retina. Seluruh cahaya yang melalui pupil akan
diserap oleh retina sehingga mata akan tampak hitam.
Kadangkala mata berwarna lain karena irisnya yang
berwarna
IRFAN SYARIF
DAYA SISTEM LENSA MATA NORMAL

Jarak lensa – retina manusia normal = 2,2 cm


Pada mata normal disebut pula mata emetropi.
Sistem lensa mata terdiri dari kornea dan lensa mata
Daya sistem lensa mata untuk melihat jauh:
 1/~ + ½ = 1/f P = 100/2 = 50 D
Untuk melihat dekat:
 1/25 + ½ = 1/f P = 2700/50 = 54 D
Jadi untuk mata emmetrop daya lensa matanya antara 50 – 54
D

IRFAN SYARIF
SISTEM LENSA MATA

Mata memiliki seperangkat komponen optik yang mampu membiaskan


sinar yang melaluinya.

Komponen optik tersebut adalah sistem lensa, terdiri atas kornea,


anterior chamber, lensa, dan posterior chamber.

Pembiasan sistem lensa bersifat konvergen menuju ke retina.

Konvergensi pembiasan sistem lensa menjamin tajam pengihatan


(visus) normal manusia.

IRFAN SYARIF
SISTEM LENSA MATA

Konvergensi adalah proses pembiasan sinar yang memusat, dihasilkan


dari sebuah sistem lensa positif.

Positif atau negatif merupakan ukuran indeksi bias (refraction index),


yaitu rasio antara kecepatan rambat cahaya melalui media hampa
dibandingkan dengan kecepatan rambat cahaya melalui media
tertentu yang spesifik

Pembiasan terjadi ketika sinar melalui 2 atau lebih media dengan indeks
bias yang berbeda.

IRFAN SYARIF
SISTEM LENSA MATA

Konvergensi terjadi bila sinar dari media yang memiliki


kerapatan molekul lebih rendah melalui media yang
memiliki kerapatan molekul yang lebih tinggi,
sehingga diperoleh sinar hasil pembiasan yang
cenderung dibelokan menuju garis median.
Divergensi terjadi bila sinar dari media yang memiliki
kerapatan molekul lebih tinggi melalui media yang
memiliki kerapatan molekul yang lebih rendah,
sehingga diperoleh sinar hasil pembiasan yang
cenderung menjauhi garis median

IRFAN SYARIF
SISTEM LENSA MATA

Data indeks bias setiap komponen sistem lensa dapat dilihat pada
tabel berikut
Sistem Kornea Aqueous Korteks Medulla Vitreous
lensa humor lensa lensa humor

N 1,37 1,33 1,38 1,41 1,33

Setiap perubahan indeks bias yang terjadi pada komponen system lensa
mata menyebabkan kelainan pembiasan (refraksi).
Gangguan pembiasan menyebabkan sinar hasil refraksi tidak tepat
pada retina, sehingga menyebabkan tajam penglihatan (visus) mengalami
penurunan.

IRFAN SYARIF
SISTEM LENSA MATA

Gangguan yang muncul dapat berupa penambahan dan


pengurangan konvergensi sistem lensa.

Contoh kelainan yang menyebabkan perubahan sistem lensa


mata antara lain : xerophthalmia pada kornea, katarak
pada korteks dan medulla lensa, dan glukoma pada
anterior dan posterior chamber.

IRFAN SYARIF
REFRAKSI MATA

Sistem lensa mata yang positif menyebabkan terkumpulnya


sinar hasil pembiasan pada retina.

Posisi bintik kuning retina sendiri terletak pada garis median


dari sistem lensa mata.

Bila sinar datang sejajar sumbu utama akan dibelokan


melalui jari-jari lensa, sedangkan bila sinar datang
melalui pusat kelengkungan lensa akan diteruskan dan
bila sinar datang dari arah selain itu akan dibelokan
sejajar sumbu utama
IRFAN SYARIF
REFRAKSI MATA

Konvergensi tepat pada retina hanya diperoleh bila benda yang dilihat
berada 6 meter atau lebih jauhnya dari mata.

Bila jarak benda kurang dari 6 meter, maka konvergensi berkurang dan
bayangan yang terbentuk tidak tepat pada retina.

Jarak 6 meter adalah jari-jari kelengkungan lensa mata, sehingga benda


harus berada di ruang 3 agar bayangan yang terbentuk tepat pada
retina.

Semakin jauh jarak benda, semakin jelas bayangan yang terbentuk.

IRFAN SYARIF
TAJAM PENGLIHATAN (VISUS)

Jarak 6 meter menjadi standar pengukuran tajam penglihatan.

Tes tajam penglihatan (visus) dilakukan pada jarak 6 meter dari


Snellen chart.

Hasil pemeriksaan visus normal adalah 6/6,artinya benda yang


seharusnya dapat dilihat dengan jelas pada jarak 6 meter, ternyata
dapat dilihat dengan jelas pada jarak 6 meter.

Bila hasil pemeriksaan menyatakan visus < 6/6, misal 4/6 atau 5/6,
maka benda yang seharusnya dapat dilihat dengan jelas pada
jarak 6 meter, ternyata dapat dilihat dengan jelas pada jarak 4 dan
5 meter.

IRFAN SYARIF
AKOMODASI

Benda yang terletak pada jarak kurang dari 6 meter, maka perlu ada
penambahan konvergensi lensa.
Akomodasi mata merupakan upaya penambahan konvergensi lensa agar
mata tetap dapat melihat benda yang jaraknya kurang dari 6 meter.
Kemampuan akomodasi semakin berkurang dengan bertambahnya umur.
Hal ini terlihat dari ukuran titik dekat pada setiap kelompok umur yang
semakin bertambah.
Titik dekat adalah jarak terdekat benda dari mata yang masih dapat
diidentifikasi dengan jelas

Umur 10 20 30 40 50 60
Titik dekat 7 10 14 22 40 200

IRFAN SYARIF
KELAINAN REFRAKSI

Kelainan refraksi mata dihasilkan dari penurunan dan


penambahan konvergensi sistem lensa mata.
Secara umum dikenal 2 jenis kelainan dasar refraksi mata,
yaitu hipermetropi dan miopi.
Pada miopi, refraksi sinar terlalu konvergen, sehingga
bayangan terbentuk di depan retina.
Penderita miopi memiliki visus < 6/6 dan kesulitan melihat
benda yang terletak jauh. Secara prinsip, penderita miopi
terlalu sering menggunakan akomodasi mata

IRFAN SYARIF
CACAT MATA

Miopia
 Penderita tak dapat melihat jauh (titik jauh) disebabkan bola
mata yang relatif panjang sehingga benda-benda jauh dari jarak
tertentu tak dapat lagi difokuskan pada retina tetapi didepannya
 Disebut juga rabun jauh, ditolong dengan lensa negatif.
Hipermetropia
 Penderita tak dapat melihat dekat (titik dekat) disebabkan bola
mata yang relatif pendek sehingga benda-benda dekat dari jarak
tertentu tak dapat lagi difokuskan pada retina tetapi
dibelakangnya.
 Disebut juga rabun dekat, ditolong dengan lensa positif.

IRFAN SYARIF
CACAT MATA

Astigmatisme
 Mata yang tidak dapat menangkap keseluruhan bayangan tepat
pada retina, kemungkinan hanya sebagian saja, sedangkan yang lain
jatuh di muka atau dibelakang retina.
 Hal ini disebabkan kelainan dari mata karena kelengkungan
permukaan kornea atau lensa mata yang tidak sama dan juga
kelainan pada sumbu optik
 Bayangan garis-garis vertikal dan horizontal tidak terletak pada
bidang yang sama, ditolong dengan lensa silindris.
Presbiopia
 Disebabkan berkurangnya elastisitas dari lensa mata agar dapat
berakomodasi. Bertambahnya usia maka otot-otot dari lensa mata
tak dapat bekerja dengan sempurna.
 Kemungkinan pada orang ini untuk melihat pandangan jauh atau
dekat harus menggunakan kacamata berfokus dua (bifokus) dan
ada juga ditambah untuk melihat pandangan menengah (trifokus)

IRFAN SYARIF
CACAT MATA

(a) Miopia

(b) Koreksi
Miopia
IRFAN SYARIF
IRFAN SYARIF
CACAT MATA

( a ) Hipermetriopia

(b) Koreksi
Hipermetriopia
IRFAN SYARIF
IRFAN SYARIF
CONTOH (6):

Seorang yang mempunyai jarak baca 50 cm, ingin membaca pada jarak 25 cm.
Jenis kacamata apa yang harus digunakannya dan berapakah kekuatan lensa
kacamatanya ?

IRFAN SYARIF
JAWAB (6) :

Jarak baca = s’ = -50 cm = -0,5 m


Jarak benda = s = 25 cm = 0,25 m
Karena jarak baca > 25 cm, maka dia mempunyai
mata hipermetropia, dan harus ditolong dengan
lensa (+)

P  1 1  1  1  1  1
f s s' 0,25 0,5 0,5
P 2 D

IRFAN SYARIF
DAYA PISAH MATA

Kemampuan mata untuk membedakan batas-batas


warna disebut daya pisah mata.
Hal-hal yang mempengaruhi daya pisah mata
adalah:
 keadaan lensa mata
 besarnya pupil mata
 jarak penglihatan
 panjang gelombang cahaya yang dipakai.

IRFAN SYARIF
CONTOH (7):
Jari-jari pupil mata sekitar 0,1 cm. Titik dekat mata normal 25 cm dan indeks
bias udara = 1. Jika mata paling peka pada λ = 555 nm (fotopic),berapa batas
kemampuan mata normal untuk membedakan jarak antar dua titik terdekat?

IRFAN SYARIF
JAWAB (7):

u
R
z u

0,1 cm
sin u   0,004
25 cm

Apertur numerik mata = n sin u = 1(0,004) = 0,004


jadi daya pisah mata :
0,61 x 555 x 109 m
z  8,46 x105 m
0,004
IRFAN SYARIF
LATIHAN SOAL

1. Hitunglah daya lensa seseorang yang mempunyai jarak lensa ke


retina 2,0 cm. Bila ia ingin melihat benda pada jarak
a. Tak berhingga jauhnya
b. 50 m
c. 1m
d. 50 cm
e. 25 cm
2. Berapa seharusnya jarak fokus kacamata baca yang dipakai oleh
seseorang yang hanya dapat memfokuskan benda-benda yang
jauhnya 100 cm atau lebih?
3. Berapa daya sistem lensa mata jika jarak penglihatan dekatnya
100 cm dan berapa dioptri kacamata yang harus digunakan untuk
melihat dekat?(jarak lensa ke retina = 2 cm)

IRFAN SYARIF
LATIHAN SOAL

4. Berapa kuat lensa (dalam dioptri) yang diperlukan untuk


mengoreksi miopia dari seseorang dengan titik jauh sebesar
250 cm?
5. Sebuah berkas cahaya di udara jatuh pada air pada sudut 30 o.
Berapa sudut berkas tersebut di dalam air?
6. Serat optis pada gastroskop serat mempunyai panjang 2 m
dan diameter 2 x 10-3 cm. Jika sinar cahaya jatuh pada salah
satu ujung serat pada sudut θ = 40o, berapa banyak pantulan
yang dibuatnya sebelum keluar dari ujung yang lain? (indeks
bias serat = 1,30)
7. Di dalam eksperimen, serat optis mempunyai selubung dari
kaca (n3 = 1,512) untuk melindungi permukaan optis serat.
Jika serat itu sendiri mempunyai indeks bias n 2 = 1,700,
berapakah sudut kritis untuk pantulan total sinar di sebelah
dalam serat itu? IRFAN SYARIF
LATIHAN SOAL
8. Daya kacamata baca seorang berpenglihatan jauh adalah 2,5
dioptri. Pada jarak berapa orang tersebut harus memegang buku
agar dapat membacanya tanpa kacamata?
9. Pada usia 40 thn seorang wanita memerlukan kacamata dengan
lensa berdaya 2 dioptri agar dapat membaca buku pada jarak 25
cm. Pada usia 45 thn, ia mendapatkan bahwa sambil memakai
kacamata tersebut ia harus memegang buku 40 cm dari matanya.
Berapa daya lensa yang ia perlukan pada usia 45 thn untuk dapat
membaca buku pada jarak 25 cm?
10. Sebuah mikroskop mempunyai sebuah lensa obyektif berjarak fokus
0,3 cm dan okuler berjarak fokus 2 cm.
(a) Dimanakah seharusnya bayangan yang dibentuk oleh lensa
obyektif berada agar okuler menghasilkan bayangan maya 25
cm di depan okuler?
(b) Jika lensa-lensa tersebut terpisah sejauh 20 cm, berapa jarak
lensa obyektif dari benda?
(c) Berapakah perbesaran total mikroskop?
IRFAN SYARIF
irfan syarif

Anda mungkin juga menyukai