= hemoptoe = hemoptisis
BATUK DARAH
o Keadaan serius
o Menyebabkan pasien sering berobat
o Hemoptisis masif kedaruratan paru
o Komplikasi tersering adalah asfiksia
Penyebab batuk darah
Asfiksia
Anemia
Infeksi
Kematian
yang dirawat konservatif 23,5-33%
yang dibedah 0-33%
KOMPLIKASI
70.00 62,50%
60.00
50.00
17.3 %
40.00
30.00
20.00 8,5%
5,5% 2,5%
10.00 1,1% 2.71%
0.00
Berdasarkan Diagnosis Utama di RSUP M Djamil Padang
58%
60%
50%
40%
30%
18%
20%
7%
10% 5% 4% 3% 1% 1%
0%
Persentase Kejadian Batuk Darah pada Masing-masing Penyakit
Paru yang di Rawat Inap di Bagian Paru RSUP.Dr.M.Djamil Padang
Periode 1 Jan 2004 s/d 31 Desember 2009
Bekas TB 48%(71)
1. Laboratorium
Pemeriksaan sputum
◦ TB paru BTA +
◦ Jamur kultur jamur +
◦ Pneumonia pertumbuhan kuman +
◦ Ca Paru Sitologi sputum
• Menentukan Hb
• Waktu perdarahan dan pembekuan CT / BT
Sambungan
1. Bronkoskopi terapeutik
◦ Bilas bronkus dengan larutan garam fisiologis
dingin (iced saline lavage)
◦ Pemberian obat topikal ( Adrenalin dengan
konsentrasi 1 : 20 .000)
◦ Tamponade endobronkial
2. Fotokoagulasi laser (Nd-YAG Laser) Neodymium-
yttrium - alumunium-garnet untuk terapi paliatif
perdaran endobronkial.
2. Terapi non-bronkoskopik
a) Pemberian terapi medikamentosa
Vasopresin intravena
Asam traneksamat
(antifibrinolitik)
Vitamin K
Vitamin C
Kortikosteroid sistemik pd autoimun
Gonadotropin releasing hormon agonist (GnRH) atau danazol
hemoptisis katamenial
Antitusif kontra indikasi
Antituberkulosis, antijamur ataupun antibiotik
Embolisasi arteri bronkialis dan pulmoner
Teknik ini terutama dipilih untuk
penderita dengan penyakit bilateral,
fungsi paru sisa yang minimal, menolak
operasi ataupun memiliki kontraindikasi
tindakan operasi
Embolisasi
arteri pulmoner
Embolisasi
arteri bronkialis
Bedah
Terapi definitif
Tindakan bedah dilakukan
apabila tindakan terapi diatas
tidak berhasil dan fungsi paru
adekuat, tidak ada konta indikasi
bedah, kontra indikasi embolisasi
arteri