Anda di halaman 1dari 40

HERPES ZOSTER 1

AMIRA TAUHIDA

201720401011107

Pembimbing : dr. Andri Catur Jatmiko, Sp.KK


SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUD KABUPATEN JOMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018
The Power of PowerPoint - thepopp.com
PENDAHULUAN
• Herpes zoster → penyakit yang disebabkan oleh infeksi Varicella
Zoster Virus yang menyerang kulit dan mukosa, dan merupakan
infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi
primer (Varicella / Cacar Air)
• Beberapa literatur menyebut dengan istilah “Shingles”
• Penyebaran Herpes Zoster = Penyebaran Varicella
Epidemiologi
Herpes Zooster

RSUD Jombang RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado


Jenis Kelamin Jumlah Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 40 Laki-laki 51
Perempuan 55 Perempuan 45
Total 95 Total 96
Varicella Zoster Virus
6
• Virion: Spherical, 150–200 nm in diameter
(icosahedral)

• genome : Double-stranded DNA, linear, 125–240 kbp,


reiterated Sequences

• Proteins: More than 35 proteins in virion

• envelope: Contains viral glycoproteins, Fc receptors

• Encode many enzymes

• Establish latent infections

• Persist indefi nitely in infected hosts

• Frequently reactivated in immunosuppressed hosts


VZV Replication
Risk Factors for VZV Reactivation
• Immunosuppressive conditions include :
1. HIV infection,
2. bone marrow transplant,
3. leukemia and lymphoma,
4. use of cancer chemotherapy,
5. use of corticosteroids
6. Operation
• older age
Varicella – Zoster
Pathogenesis
Manifestasi Klinis
• Stadium Prodormal : • Stadium krustasi :
Biasanya berupa rasa sakit dan parestesi 1. Vesikel menjadi purulen → krustasi →
pada dermatom yang terkena disertai lepas dalam waktu 1-2 minggu.
dengan panas, malaise dan nyeri kepala 2. Sering terjadi neuralgi pasca herpetica
• Stadium Erupsi : terutama pada orang tua yang dapat
1. Macula eritematous → grouping berlangsung berbulan-bulan parestesi
papule → grouping vesicel isi jernih → yang bersifat sementara
keruh → krustae
2. kulit diantara gerombolan tetap normal
3. usia lesi pada satu gerombolan →
sama, usia lesi dengan gerombolan lain
→ tidak sama
4. Sesuai dermatome
Diagnosis
• Anamnesis
• Fisik Diagnostik
• Penunjang :
1. Tzanck Smear
2. Histopatologi
3. PCR
4. Antibodi Spesifik VZV
5. Kultur Virus
Pencegahan
• Pemberian vaksin varicella virus vaccine (Oka strain)
• Indikasi :
1. usia tua (>60 tahun)
2. pasien imunokompromais dengan penyakit kronik
Identitas pasien
• Nama : An. F
• Umur : 9 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Pekerjaan : Siswi SD
• Alamat : Tembelang
• Tanggal Pemeriksaan : 24 September 2017
Anamnesis
- Keluhan Utama :
Nyeri, perih, panas di dada kanan atas sampai punggung kanan atas

-RPS :
Pasien konsulan poli bedah syaraf dengan diagnosis post op Meningocele
nasiedmoid, 4 hari yang lalu perih panas dan gatal di dada belakang kanan atas
sampai dada kanan depan, kemudian muncul beruntusan mulai dari dada
belakang kanan atas merambat ke dada kanan atas depan. Setelah itu timbul
gelembung bergerombol yang berisi cairan bening kemudian menjadi keruh dan
pecah. Kemarin ditemukan benjolan isi cair seperti cacar air di paha kanan dan di
kelamin. Sebelum ada keluhan seperti ini, paien mengalami demam
- RPD :
Tidak pernah sakit seperti ini dan tidak pernah sakit cacar air
sebelumnya

- Riwayat alergi :
Tidak ada

- RPK :
Tidak ada yang sakit seperti pasien

- RP Sos :
Pasien melakukan aktivitas sehari-hari dengan sekolah dan bermain
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis • Thorax :
Keadaan Umum : Cukup Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas kedua dada
simetris
Kesadaran : Compos Mentis
Palpasi : Vokal fremitus +/+ simetris
Tanda Vital :
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Nadi : 88x/menit
Auskultasi :
Suhu : 36,5 C
Jantung : BJ I-II reguler,murmur (-),
Pernapasan : 24 x/menit
gallop (-)
• Kepala
Paru : SN vesikuler, rhonki -/-,
Bentuk : Normocephali wheezing -/-
Mata : Konjuntiva anemis (-/- • Abdomen :
), Sklera ikterik (-/-)
Inspeksi : Datar
Hidung : dyspnea (-), sekret (-)
tampak luka post op Meningocele nasiedmoid Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
di hidung bagian atas membesar
Mulut : Bibir kering (-), Perkusi : Timpani
sianosis (-) Auskultasi : Bising usus (+) normal
Telinga : Normal, tanda radang Ekstremitas : Akral hangat, oedem (-),
(-)
sianosis (-)
Leher : deviasi (-),
pembesaran kelenjar getah bening (-) Genitalia : Edema –
Status Dermatologis
Makula eritematosa batas tidak

tegas bentuk ireguler dengan

krusta bergerombol diatasnya,

ekskoriasi, diantara kulit yang

sakit ada kulit yang normal,

unilateral, sesuai dermatom,

tidak melewati bagian tengah

tubuh et regio thorakal setinggi

T3-T5
Tampak vesikula di atas kulit

yang eritema, isi vesikel keruh


Diagnosis
• Herpes Zoster dan Varicella

Diagnosis Banding : -
Planing Terapi

Medikamentosa Nonmedikamentosa
• Topikal: • Bila terasa panas, lesi dapat
Bedak salicyil 2%. diberi kompres dingin.
Sistemik oral:
1. Acyclovir tablet 20mg/kgBB
sampai 800mg sehari 4 kali
selama 7-10 hari
2. Paracetamol 10mg/kgBB/dosis
sehari 4x
Planing monitoring, Prognosis, dan Edukasi

Monitoring Edukasi
• Keluhan pasien • Beritahukan keluarga pasien dan pasien →
penyakitnya, penyebab, rencana pengobatan serta
• Bentuk efloresensi prognosis penyakitnya.
• Tanda komplikasi • cara pemakaian obat-obatan yang diberikan, efek
samping dan berapa lama pengobatannya.
• Lesi jangan digaruk dan jaga kebersihan → infeksi
sekunder (-).
• banyak makanan bergizi → sistem imun tetap
• Prognosis : Baik selama pasien minum tinggi → eradikasi virus yang terreaktivasi.
obat teratur sesuai petunjuk cara • Jangan bertukar barang pribadi dengan teman –
penggunaan obat, rutin control untuk temannya, misal handuk
mencegah komplikasi / sequele dari • Sebaiknya ke mana – mana menggunakan masker
herpes zoster • Kontrol 1 minggu lagi
Kasus Teori
Identitas Herpes Zoster diperkirakan lebih umum
terjadi pada orang tua :
An. F perempuan usia 9 tahun post op
The incidence of herpes zoster is 1.5–3.0
meningocele nasiedmoid
per 1,000 person years in all ages and 7–11
per 1,000 per year in persons over 60 years
of age in European and North American
studies.

Insidensi makin meningkat pada pasien


imunokompromais / imunosuppresi
Kasus Teori

Anamnesis Keluhan pasien berupa bentol bentol berisi air dapat


RPS: Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD diprediksi sebagai vesikel bergerombol → gambaran
Jombang dengan keluhan nyeri, gatal, dengan gelembung stadium erupsi Herpes Zoster. Terasa panas dan nyeri →
berisi air bergerombol kemudian pecah menjadi krusta inflamasi.
serta vesikel berisi cairan yang tersebar merata sejak 4 Mengeluh terasa pegal – pegal dan nyeri otot punggung,
hari yang lalu, di dada kanan atas dan punggung kanan 3 hari sebelum muncul bentol – bentol → stadium
atas. Bentolan terasa bertambah banyak, sewaktu – prodormal Herpes Zoster : sakit dan parestesi pada
waktu terasa panas, nyeri seperti sakit gigi, kadang terasa dermatom yang terkena disertai dengan panas, malaise
gatal, digaruk sehingga sebagian keluar air dari bentolnya. dan nyeri kepala
Pasien juga mengeluh terasa pegal – pegal dan nyeri otot Riwayat demam dan post op meningocele nasiedmoid→
punggung, 3 hari sebelum muncul bentol – bentol. Sudah sistem imun pasien turun VZV tereaktivasi → Herpes
ke puskesmas diberi pil yang tidak tahu namanya dan Zoster
salep acyclovir sistem imun pasien turun VZV tereaktivasi  terkena
RPD : demam, post op meningocele nasiedmoid infeksi ulangan varicella
Kasus Teori

Sifat Efloresensi Efloresensi Herpes Zoster :


• grouping vesikel, papul, dan krustae dengan • Grouping vesikel
dasar eritematous bentuk ireguler, batas • Dasar eritematous
• Kulit normal di antara grouping vesikel
tidak tegas, dengan adanya kulit normal di
• Sesuai dermatome
antara grouping vesikel, dan sesuai
• Unilateral
dermatome unilateral T3 – T5 dextra, dan
• Tidak melewati garis tengah
tidak melewati garis tengah

• Tampak vesikula di atas kulit yang eritema, • Vesikula tersebar


isi vesikel keruh • Dasar eritematous
• Isi vesikula ada yang jernih ada yang keruh
• Beberaoa tempat terdapat umbilikasi
sentral
• Saat pasien mengalami Varicella → VZV menyebar ke seluruh tubuh secara
hematogen setelah mengalami replikasi dalam hepar dan lien → viremia
sekunder.
• beberapa virus mengendap → laten di dalam ganglion kornu posterior
medulla spinalis.
• Pada pasien ini virus mengendap pada ganglion kornu posterior segmen
T3-T5 dextra, sehingga dari pemeriksaan fisik sesuai didapatkan lesi sesuai
dermatome tersebut
• imunitas pasien menurun → maka peranan CTL spesific VZV menurun →
ketidakseimbangan antara infeksi dengan respon imun → virus bereplikasi
di dalam ganglion → virus – virus baru muncul → dilepas ke epidermis
lewat axon saraf jaras spinotalamikus lateral → menginfeksi sel – sel
epidermis kulit → multinucleated giant cell.
• Tubuh akan berusaha melawan virus → CTL menyerang sel – sel epidermis
yang terinfeksi → apoptosis dan pelepasan sitokin dan mediator inflamasi
→ reaksi inflamasi → makula eritematous dan terasa panas.
• sel – sel terinfeksi → manifestasi papul → apoptosis oleh CTL →
vesikel jernih → sel – sel mati dan virus bertumpuk → vesikel keruh
→ pustulae → krustae

• interferon gamma (IFN–γ) → blok reseptor VZV → di sel sehat →


tidak terinfeksi

• PATOFIS VARISELA
Kasus Teori

Non Medikamentosa : Hal ini sesuai literature cold pack


Bila terasa panas, lesi dapat diberi kompres mampu meringankan nyeri nosiseptif
dingin (cold pack) pada pasien Herpes Zoster

Medikamentosa Acyclovir oral → hambat replikasi virus


Oral → mencegah kerusakan lebih parah dan
• Acyclovir tablet 20mg/kgBB sampai komplikasi
800mg sehari 4 kali selama 7-10 hari
• Paracetamol 10mg/kgBB/dosis Nyeri pada pasien : panas dan seperti
diminum saat nyeri sakit gigi → nyeri nosiseptif
Topikal
bedak salicyil 2%.
Antiviral topikal → efikasi rendah →
krim dari puskesmas di stop
Edukasi
• Pasien bisa menjadi sumber penularan walau lebih rendah dari saat
terkena Varicella → pakai masker dan jangan bertukar barang pribadi
• Banyak makanan bergizi → sistem imunitas meningkat
• Mencegah infeksi sekunder → jaga kebersihan dan lesi jangan digaruk
• Kontrol minum obat sesuai anjuran dokter → sembuh dan mencegah
komplikasi
ANY QUESTIONS ??

LEPROSY
REACTION

Anda mungkin juga menyukai