Anda di halaman 1dari 14

 Senyawa arsen berupa senyawa organik

atau anorganik dan mungkin mengadung


arsen lain dalam bentuk pentavalent
(arsenat) / trivalen (arsenit). Setelah
diserap, arsen mendesak efek toksik
melalui beberapa mekanisme, termasuk
Mekanisme penghambatan reaksi penting enzimatik
Ketoksikan untuk metabolisme sel, induksi tekanan
oksidatif, dan perubahan dalam ekspresi
Ketoksikan gen dan sel sinyal transduksi.
Akut  Arsenik trivalent menghambat perubahan
Ketoksikan dihidrolipate menjadi lipoate pada reaksi
Kronis dehidrogenase piruvat yang
mengakibatkan penurunan produksi asetil
Treatment koenzim A, yang merupakan kofaktor
penting pada siklus krebs (Gbr. 74-1)
Mekanisme
Ketoksikan

Ketoksikan
Akut
Ketoksikan
Kronis
Treatment
 Toksiksitas pentavalent arsenik
merupakan hasil dari sebagian
besar konversi invivo pada
trivalent arsenic dimana trivalent
arsenik ini memiliki struktur molekul
yang mirip dengan fosfat organik
sehingga dapat menggantikan
Mekanisme fosfat dalam proses glikolisis dan
Ketoksikan
respirasi seluler. Ikatan fosfat yang
Ketoksikan menghasilkan energi terhalang,
Akut menyebabkan fosforillasi oksidatif
menjadi uncoupling. Dan pada
Ketoksikan akhirnya adenosine difosfat atau
Kronis ADP berikatan pada arsenik
Treatment pentavalent yang menyebabkan
terbentuknya ADP-arsenat dan
molekul ATP penghasil energi
tinggi tidak terbentuk. (Gbr. 74-2)
Mekanisme
Ketoksikan

Ketoksikan
Akut
Ketoksikan
Kronis
Treatment
• Arsenik akan menyebabkan kerusakan pada
trakea, bronkogenik karsinoma, angiosarcomas
hati, berbagai kanker kulit ( seperti karsinoma
Mekanisme intraepidermal, karsinoma sel skuamosa ),
Ketoksikan gangguan kandung kemih , ginjal, paru-paru dan
kanker hati disebabkan oleh paparan arsenik
Ketoksikan
Kronis didalam tubuh dari zat arsenik atau air yang telah
terkontaminasi dengan arsenik.
Ketoksikan
• Efek yang ditimbulkan sangat bergantung pada
Akut
besar kecilnya paparan. Paparan arsenik dalam
Treatment jumlah sangat besar bisa memberikan efek yang
fatal. Dosis yang lebih kecil sedikit dibawah kronis
akan berdampak pada penundaan efek atau
efek yang muncul akan bertahap terlihat dalam
beberapa bulan atau beberapa tahun
selanjutnya.
• Pada toksisitas akut biasanya juga diikuti
pada pola makan serta ketoksisitasnya dapat
dilihat pada paparan terhadap kulit. Gejala
awal akan mempengaruhi saluran
pencernaan, menyebabkan iritasi mulut dan
rasa terbakar di orofaring dan esophagus,
Mekanisme diikuti mual, muntah, dan diare parah.
Ketoksikan • Sistem saraf pusat (SSP) gejala juga dapat
terjadi, termasuk kejang atau ensefalopati
Ketoksikan akut. Gejala ensefalopati termasuk sakit
kepala, penurunan memori, perubahan
Kronis kepribadian, mudah marah, halusinasi, dan
Ketoksikan delirium.
• Paparan seperti logam lain dapat
Akut mempengaruhi perkembangan neuropati
perifer, pada arsenik akut dapat terjadi lebih
Treatment cepat. Perkembangan neuropati ditandai
dengan mati rasa, kesemutan, dan sensasi
rasa sakit.
• Arsenik memiliki efek merusak sel darah merah
dan putih, yang mengakibatkan anemia,
anemia aplastik, dan agranulositosis.
 Lebih dari 77 juta warga Bangladesh keracunan air yang tercemar
arsenik. Temuan mengejutkan ini terungkap dalam jurnal medis yang
telah dirilis. Selama decade silam, lebih dari 20 persen kematian yang
tercatat dalam penelitian terhadap 12.000 orang di distrik Araihazar,
Dhaka, disebabkan air yang tercemar arsenik. Beberapa pakar
memperkirakan antara 35 dan 77 juta warga di Bangladesh secara
kronis telah keracunan air yang tercemar arsenik. Penyebabnya ialah
kampanye air bersih yang salah arah sehingga menimbulkan bencana
pada era 1970-an. Jutaan sumur digali untuk menyediakan warga desa
air bersih, air yang bebas kuman. Banyak dari sumur yang digali itu
ternyata dibuat tidak hati-hati, di atas lapisan tanah dangkal yang
secara alami banyak mengandung arsenik. Akibatnya, air yang keluar
dari sumur itu pun tercemar arsenic dan dikonsumsi warga. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menyebut krisis arsenik Bangladesh itu sebagai
“keracunan massa terbesar sebuah populasi dalam sejarah umat
manusia.” Dalam penelitian terbaru, pakar medis memeriksa kesehatan
serta contoh urine dan darah dari beberapa sukarelawan setiap dua
tahun sekali. Peneliti juga mengambil contoh air sumur setempat untuk
diperiksa kadar arsenik yang terkandung di dalamnya.
 Keadaan Darurat dan tindakan
pendukung
1. Menjaga saluran napas terbuka dan
membantu ventilasi jika perlu
2. Mengobati keadaan koma, shock, dan
aritmia jika terjadi. Karena hubungan antara
Mekanisme arsenik dengan interval QT berkepanjangan
Ketoksikan Fenotiazin tidak boleh diberikan sebagai
antiemetik atau antipsikotik karena
Ketoksikan kemampuan mereka untuk memperpanjang
Kronis interval QT dan menurunkan kejang ambang
batas.
Ketoksikan 3. Perlakukan hipotensi dan hilangnya cairan
dengan menggunakan larutan kristaloid
Akut intravena, dan agen vasopressor jika
diperlukan, untuk mendukung tekanan darah
Treatment dan mengoptimalkan produksi urine.
4. Rawat inap berkepanjangan dan
pengamatan diindikasikan untuk pasien
dengan
intoksikasi akut yang signifikan dan pasien
dengan gejala persisten atau bukti
gangguan kardiovaskular racun.
 Treatment Antidot
 Chelating adalah antidot untuk
keracunan arsenik parah. Terapi khelasi
harus dimulai sesegera mungkin jika
toksisitas arsenik akut.
Mekanisme  4 agen chelating yang tersedia seperti :
Ketoksikan 1. British Anti Lewisite (BAL), atau 2,3-
dimercaptopropanol. BAL adalah dithiol
Ketoksikan chelator larut lemak yang dapat
Kronis diberikan secara injeksi intramuskular.
Pemakaian BAL dapat mengurangi
Ketoksikan angka kematian toksisitas akut jika
Akut diberikan lebih awal ( yaitu, dalam
waktu 6 jam dari paparan ). Dosis untuk
Treatment BAL adalah 3 sampai 5 mg/kg setiap 4
jam sampai ekskresi urin arsenik kurang
dari 50 mg/L selama 24 jam atau
sampai zat pengkelat lain diganti.
 2. DMPS, atau asam 2,3-
dimercaptopropanol-sulfonat adalah
analog larut dalam air dari BAL yang
digunakan dalam pengobatan merkuri,
arsenik, dan keracunan timah. DMPS dapat
diberikan oleh oral, intramuskular, atau rute
intravena. Toksisitas akut berat dapat
Mekanisme diberikan, 3 sampai 5 mg/kg (maksimum
Ketoksikan dosis 250 mg) dan diberikan setiap 4 jam
dengan infus intravena lambat selama 20
Ketoksikan menit. Setelah pasien telah stabil, diberikan
DMPS oral, 4 sampai 8 mg / kg setiap 6
Kronis sampai 8 jam.
Ketoksikan  3. DMSA, asam 2,3-dimercaptosuccinic,
Akut adalah analog oral BAL dan disetujui oleh
FDA untuk pengobatan keracunan timbal
Treatment pada anak-anak. DMSA telah berhasil
digunakan untuk chelate arsenik dimanusia.
Jika konsentrasi urin arsenik tetap tinggi, dan
berkepanjangan mungkin diperlukan. Dosis
yang disarankan succimer 7,5 mg / kg per
oral setiap 6 jam, atau 10mg / kg secara oral
setiap 8 jam.
 4. D-Penisilamin adalah
chelator monothiol oral yang
awalnya dikembangkan
sebagai chelator untuk
Mekanisme
tembaga tapi berguna untuk
Ketoksikan keracunan logam berat
lainnya. D-Penisilamin dapat
Ketoksikan
Kronis
digunakan hanya ketika BAL,
DMPS, dan DMSA tidak
Ketoksikan tersedia. Dosis yang
Akut
dianjurkan adalah 25 mg/kg
Treatment dosis (maksimal, 1 g/24 jam)
setiap 6 jam. Efek samping
termasuk ruam, leukopenia,
trombositopenia, dan
nefrotoksisitas.
 Burns, Michael. J, dkk. 2007. Haddad and Winchester’s
Clinical Management of Poisoning and Drug Overdose
Fourth Edition. US : an Imprint of Elsevier Inc.
 Olson, Kent. R. 2004. Poisoning and Drug Overdose
Fourth Edition. California : Mc Graw Hill
 Olson, Kent. R. 2008. Poisoning and Drug Overdose Fifth
Edition. California : Mc Graw Hill.

Anda mungkin juga menyukai