Anda di halaman 1dari 75

PENYELIDIKAN KLB/ WABAH

Oleh :

Suwondo
BEBERAPA ISTILAH

WABAH PENYAKIT MENULAR :


Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan
yang lazim, pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan mala petaka (UU
No.4 -1984)

CATATAN :
1. Menkes menetapkan jenis penyakit yang dapat
menimbulkan wabah
2. Menkes menetapkan dan mencabut penetapan
daerah dalam wilayah Indonesia sebagai daerah
terjangkit wabah.
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) :
Adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan/ kematian yang
bermakna secara epidemiologi pada
suatu
daerah dalam suatu kurun waktu
tetentu.
(Permenkes RI No.560/Menkes/Per/VIII/1989)
CATATAN :
1. KLB penyakit menular merupakan indikasi ditetapkannya suatu
daerah menjadi suatu wabah, atau dapat berkembang menjadi
wabah
2. Kepala wilayah/Daerah setempat yang mengetahui adanya tersangka
wabah atau KLB penyakit menular di wilayahnya atau tersangka
penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah, wajib segera
melakukan tindakan penanggulangan seperlunya, dengan bantuan
unit kesehatan setempat, agar tidak berkembang menjadi wabah.
PENGERTIAN KLB :
TIMBUL ATAU MENINGKATNYA
KESAKITAN/KEMATIAN YANG BERMAKNA SECARA
EPIDEMIOLOGI DALAM WAKTU TTT. DIBANDINGKAN
DENGAN KURUN WAKTU SEBELUMNYA.

WABAH : = KLB, DIMANA DAERAH TERJANGKIT


LEBIH LUAS DAN DITETAPKAN OLEH MENTERI
KESEHATAN

WABAH : PENINGKATAN KEJADIAN


KESAKITAN/KEMATIAN YANG MELUAS SCR. CEPAT
BAIK DALAM JUMLAH KASUS MAUPUN LUAS DAERAH
PENYAKIT DAN DPT. MENIMBULKAN MALAPETAKA
NormalKLBWabah
Penanggulangan Wabah Wabah
KLB
Penanggulangan penyaki
t
Seperlunya menular
??? Normal

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Kondisi Rentan Kasus


NormalKLBWabah
KLB
Wabah
penyaki
t
menular
Normal

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Kondisi Rentan Kasus


NormalKLBWabah
KLB Wabah
penyaki
t
menular
Normal

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Kondisi Rentan Kasus


Pendekatan kegiatan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB) dan
Penanggulangan KLB

•Register peny •W1


•W2 •KD-RS
•So (lap.kewas.masy.)

SKD-KLB KLB

3
4

7
2
5
6

3
8
Pendekatan kegiatan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB) dan
Penanggulangan KLB

•Register peny •W1


•W2 •KD-RS
•So (lap.kewas.masy.)

SKD-KLB KLB

•Kunj.kasus ke Pusk/PKD •Pembinaan DEST


3 •Pembinaan TEPUS
•Pemantauan mg peny.
di Kab & Pusk 4 •Kalakarya
•Lap.kewasp.masy. 7
2
5
Proposal 6 Penangulangan
Check ke lap Penanggulangan KLB
3 + Pasca KLB
•Ada kasus tambahan W1 •Surveilans ketat 8
•Ada Faktor risiko •Pemantapan SKD
•Clustering •Pemberdayaan masy.
•PFR
Pendekatan kegiatan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB) dan
Penanggulangan KLB

•Register peny •W1


•W2 •KD-RS
•So (lap.kewas.masy.)

SKD-KLB KLB
•Adanya lap. kasus •Deteksi dini
•Adanya peningkatan •Memenuhi kriteria KLB
1 •Adanya keresahan masy.
•Kunj.kasus ke Pusk/PKD •Pembinaan DEST
3 •Pembinaan TEPUS
•Pemantauan mg peny.
di Kab & Pusk 4 •Kalakarya
•Lap.kewasp.masy. 7
2
5
Proposal 6 Penangulangan
Check ke lap Penanggulangan KLB
3 + Pasca KLB
•Ada kasus tambahan W1 •Penyel.epid •Surveilans ketat 8
•Ada Faktor risiko •Pengobatan •Pemantapan SKD
•Clustering •Pulta info (FR) •Pemberdayaan masy.
•PFR
•Stimulan penanggulangan
KRITERIA KLB :
1.Timbulnya suatu peny/menular yang
sebelumnya tidak ada/tidak dikenal
2.Peningkatan kejadian peny/kematian
terus menerus selama 3 kurun
waktu berturut-turut menurut jenis
penyakit (jam,hari,mg,…)
3.Peningkatan kejadian
penyakit/kematian 2 kali atau lebih
dibandingkan
dengan periode sebelumnya
(jam,hari,minggu,bulan,tahun)
4.Jumlah penderita baru dalam 1 bulan
naik 2 X/lebih dibanding rata2/bulan
5.Angka rata2/bulan selama setahun naik
2 X/lebih dibanding dengan
rata2/bulan tahun lalu
6.CFR dlm 1 kurun waktu naik 50 %/lebih
dibanding periode sebelumnya.
7.Proportional rate (PR) 1 period naik 2
X/lebih dibanding period/tahun lalu
8.Kholera/DBD :
- Tiap kasus dari periode lalu (daerah
endemis)
- 1 atau lebih penderita baru bila 4 mg
sebelumnya daerah tersebut
dinyatakan bebas
9.Beberapa penyakit menetapkan 1 kasus
KLB, Spt : keracunan , pestisida,
Jenis-jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan KLB
Penyakit Menular Berpotensi KLB

• Kolera  Tifus perut


• Pes  Meningitis
• Demam kuning  Ensefalitis
• Demam bolak balik  Antraks
• DBD  Leptospirosis
• Tifus bercak wabah  SARS
• Polio dan AFP  Legionellosis
• Difteri  Chikungunya
• Pertusis  Tetanus neonatorum
• Rabies  Frambosia
• Malaria  Campak
• Influensa termasuk Flu burung  Penyakit menular baru
• Hepatitis
PENYAKIT-2 BERPOTENSI WABAH/KLB :

1.Penyakit Karantina/penyakit wabah penting: Kholera, Pes, Yellow


Fever
2.Penyakit potensi wabah/KLB yng menjalar dalam waktu cepat/mempu-
nyai mortalitas tinggi & penyakit yang masuk program eradikasi/elimi-
nasi dan memerlukan tindakan segera : DHF,Campak,Rabies, Tetanus
neonatorum, Diare, Pertusis, Poliomyelitis.
3.Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting :
Malaria, Frambosia, Influenza, Anthrax, Hepatitis, Typhus abdominalis,
Meningitis, Keracunan, Encephalitis, Tetanus.
4.Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah dan atau KLB,
tetapi masuk program : Kecacingan, Kusta, Tuberkulosa, Syphilis,
Gonorrhoe, Filariasis, dll

SISTEM PELAPORAN :
Kel.1 & 2 : tdk wabah/KLB mingguan (W2)
Kel.1,2,3 & 4: bulanan dalam LB1
Kel.3 : bila wabah/KLB W1, mingguan (W2),
sesudah selesai wabah/KLB bulanan
JENIS PELAPORAN KLB :
1. Laporan kewaspadaan

2. Laporan Kejadian Luar Biasa/Wabah (W1)

3. Laporan Penyelidikan KLB & Rencana


Penanggulangan KLB

4. Laporan Penanggulangan KLB

5. Laporan mingguan Wabah (W2)

6. Laporan bulanan KLB (LB-KLB)


LAPORAN KEWASPADAAN
(dilaporkan 24 jam)

1. Laporan adanya penderita/tersangka yang dapat


menimbulkan wabah

2. YANG HARUS MELAPORKAN :


- Orang tua, orang dewasa yang serumah, KK, RT,
RW. Kepala dusun
- Dokter, Nakes yang memeriksa, dokter hewan yang
memeriksa hewan tersangka
- Ka stasiun, Ka terminal, Ka Asrama, Kasek,
Pim.perusahaan, Ka unit Kesehatan
Pemerintah/swasta
- Nahkoda, Pilot
3. LAPORAN DISAMPAIKAN KEPADA :

- Lurah/Kades dan atau Unit Kesehatan terdekat


selambatnya 24 jam sejak tahu ada
penderita/tersangka, secara lisan atau tertulis
- Laporan harus diteruskan ke Kepala Puskesmas
setempat
Rumah Sakit
Dinas Kesehatan
Camat
Puskesmas
Pustu/Bides
Kades/Lurah
Penyelidkan Epidemiologi
& Penanggulangan KLB

Dusun/RT/ RW
MASYARAKAT

RT RW

MASYRAKAT
ALUR LAPORAN KEWASPADAAN
LAPORAN KLB (W1) :

1. Dibuat oleh Unit kesehatan (Puskesmas,


Dinkes Kab/kota,
Dinkes Propinsi)
2. Merupakan peringatan dini adanya KLB
3. Azas : dini, cepat, dapat dipercaya,
bertanggung jawab
4. Lisan atau tertulis
5. Harus Diikuti laporan hasil penyelidikan &
rencana penang-
gulangan KLB
6. Menggunakan format WI (untuk 1 penyakit), isi :
a. Nama daerah KLB (desa, Kecamatan,
Kab/Kota, Puskesmas)
b. Jumlah penderita & meninggal saat laporan
c. Nama penyakit (tersangka) + gejala umum
d. Langkah-langkah yang sedang dilakukan
ALUR LAPORAN KLB (W1)

MENKES
(Dirjen PPM&PL) GUBERNUR BUPATI/WALIKOTA
W1Pr W1Pr
W1Ka
Dinkes Propinsi
Dinkes Kab/Kota
W1Ka
W1Pu

Puskesmas Camat
W1Pu

Penyelidikan Laporan
Epidemiologi awal Kewaspadaan
LAPORAN PENANGGULANGAN KLB

1. Dibuat setelah KLB berakhir, oleh Dinkes Kab/Kota

2. Berguna untuk :

a. Menjelaskan data epidemiologi KLB, untuk


merumuskan
kebijakan & rencana kerja program
penanggulangan

b. Menjelaskan sumber daya yang telah digunakan

c. Kemungkinan KLB lanjutan/di masa mendatang

d. Kemungkinan penyebaran ke daerah lain


ISI LAPORAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB
& RENCANA PENANGGULANGANNYA

1. Kebenaran terjadinya KLB penyakit tertentu


2.Daerahyangterkena: desa, kecamatan,
kabupaten/kota, Puskesmas
3. Penjelasan diagnosis penyebab,sumber penularan
dan pencemaran yang sudah diidentifikasi, bukti
laboratorium
4. Waktu mulai KLB dan keadaan saat penyelidikan
5. Kelompok penduduk terserang beserta jumlah
kesakitan & kematian (kurva epidemiologi, Attack
Rate, Case Fatality Rate)
6. Keadaan yang memperberat ( gizi,musim,banjir )
7. Upaya yang sedang dan akan dilakukan
8. Jenis dan jumlah bantuan yang diperlukan
9. Tim penyelidikan
10.Tanggal penyelidikan.
LAPORAN MINGGUAN WABAH ( w2 )

 Merupakan bagian dari SKD KLB yang dilaksanakan oleh


unit kesehatan terdepan ( puskesmas )

 Isi : kelompok 1 & 2 + potensial KLB lokal

 Sumber data : data rawat jalan dan inap puskesmas,


pustu, rumah sakit dengan kelengkapan dan ketepatan
>80 % per tahun

 Sebaiknya laporan masyarakat dengan kelengkapan


rendah tidak dimasukkan dalam W2

 Berdasarkan laporan ini Puskesmas dan Dinas Kesehatan


Kabupaten / Kota membuat kurva mingguan
1. Pelaksana : puskesmas
2. Sumber : data rawat jalan+inap Pkm,Pustu,RSU
3. Isi : kel.1 & 2 + potensial KLB lokal
4. Puskesmas & Dinkeskab/kota membuat kurva/peny.

ALUR LAPORAN MINGGUAN WABAH (W2)

- Membuat kurva mingguan/Pkm


- Membuat tabel mingguan/Pkm Dinas Kesehatan
- Analisis deteksi dini KLB Kabupaten/Kota

- Membuat kurva mingguan/desa


- Membuat tabel mingguan/desa
- Analisis deteksi dini KLB Puskesmas

Bidan di Desa Puskesmas Pembantu Poliklinik


KURVA MINGGUAN

Kasus
20

15

10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Minggu ke
LAPORAN BULANAN KLB

ISI :
1. Nama KLB
2. Lokasi KLB : Desa, Kecamatan/puskesmas, Kabupaten/
Kota
3. Tanggal mulai dan berakhirnya KLB (periode serangan)
4. Jumlah kasus dan kematian
5. Populasi rawan
6. Keterangan lain : data laboratorium
KEGIATAN PENANGGULANGAN KLB

1. PENYELIDIKAN KLB
2. PELAYANAN PENGOBATAN
3. UPAYA PENCEGAHAN
4. SURVEILANS KETAT KLB
PENYELIDIKAN KLB
Kegunaan :
1. Menjelaskan adanya KLB
( laporan penyelidikan awal setelah W1 )
2. Menjelaskan hebatnya KLB
Peningkatan atau penurunan kesakitan/kematian
3. Menjelaskan diagnosis etiologi
( diagnosis & diagnosis banding )
4. Menjelaskan perkiraan distribusi kasus
( daerah, umur, jenis kelamin )
5. Menjelaskan sumber dan cara penularan yang
paling mungkin
6. Menjelaskan cara penanggulangan yang dilakukan
JENIS PENYELIDIKAN KLB
1. DUGAAN ADANYA KLB
Begitu mendapat laporan KLB :
a. Puskesmas melakukan kajian data di unit pelayanan
kesehatan
b. Dinkes Kab/kota melakukan kajian dari laporan W2
c. Puskesmas dan atau Dinkes Kabupaten/Kota :
- Melakukan konfirmasi + mencocokkan temuan
langkah I
- Menanyakan pada orang yang datang di unit
pelayanan tentang
ada tidaknya kenaikan kasus
- Bila kuat, segera konfirmasi lapangan, bila perlu
buka pelayanan
pengobatan
- Bila kuat buat laporan W1
JENIS PENYELIDIKAN KLB
2. UNTUK MENDUKUNG UPAYA
PENANGGULANGAN
a. Berdasarkan data kunjungan berobat :
1) Setelah diketahui adanya KLB, buka pos kesehatan
di Pustu,
puskesmas, RSU.
Rekam data berobat 2 minggu sebelum, pada saat
dan s/d KLB
berakhir : Nama, tgl & jam berobat, alamat, umur,
jenkel, gejala/
tanda, diagnosis, obat yang diberikan, imunisasi dll
2) Bekerjasama dengan aparat desa/kecamatan/kader lakukan
kunjungan
rumah, untuk mendata hal yang berhubungan dengan kesakitan
3) Membuat laporan penyelidikan kepada Dinkes Kab/Kota (berkala
sesuai perkembangan KLB) :
a) Tempat kejadian + perkiraan populasi terserang
b) Diagnosis penyebab yang paling mungkin + diagnosis banding
c) Distribusi gejala penderita berobat (tabel proporsi)
d) Perkiraan kelompok rentan
e) Jumlah kasus & kurva epidemiologi berdasar tgl berobat, + tgl
mati
f) Jumlah kasus + mati berdasar umur & jenkel (tabel proporsi)
g) Temuan lapangan yang lain
h) Tindakan yang telah & sedang dilakukan
i) Bila perlu usulkan bantuan yg diperlukan : dana, obat, alat,
bahan,
tenaga, vaksin, laboratorium, penyelidikan, dll
j) Lampirkan daftar kasus, peta, pemakaian obat/bahan dll
2. UNTUK MENDUKUNG UPAYA
PENANGGULANGAN
b. Berdasarkan data populasi daerah KLB
( oleh Dinkes ) :

Tujuannya :
1. Mengetahui diagnosis KLB, berdasarkan :
a. Analisis distribusi gejala dan tanda penyakit
b. Analisis kurva epidemiologi
c. Analisis data laboratorium
2. Mengetahui gambaran Epidemiologi KLB
3. Mengetahui sumber penularan, sumber pencemaran, cara penularan
4. Mengetahui cara penanggulangan yang lebih baik
DIAGNOSIS KLB BERDASARKAN PADA
1. Analisis distribusi tanda dan gejala
penyakit
2. Analisis kurva epidemiologi dan data
epidemiologi
3. Analisis data laboratorium
ANALISIS DISTRIBUSI TANDA DAN
GEJALA :
1. Yang dianalisis dugaan diagnosis awal & banding
2. Berdasar proporsi tanda&gejala yg besar
3. Prosentase/jumlah kematian juga penting
4. Diskusi dgn ahli dan tenaga yg menangani penderita
5. Kecepatan diagnosis penting, bila perlu sampling
6. Dilakukan bertahap : banyak diagnosis banding menjadi sedikit diagnosis
banding
7. Semakin sedikit : semakin spesifik penemuan sumber, cara penularan,
upaya pencegahan dan penanggulangan
8. Kesimpulan diagnosis banding diinformasikan kepada petugas
penanggulangan dan pengobatan.
FORM PENYELIDIKAN KLB

A. IDENTITAS KEPALA KELUARGA


Nama : ….
Dst

B. IDENTITAS PENDERITA
Nama : …
Dst
C. RIWAYAT PENYAKIT
1. Kelhan/gejala utama yang muncul :
2. Kapan mulai muncul (tgl / jam) :
3. Apa yang pertama kali dilakukan saat timbul gejala pertam kali ? Sebutkan !
4. Apakah saat ini ada anggota keluarga/teman/tetangga yang sakit serupa ? Sebutkan !
5. Tindakan medis apa yang telah diperoleh/dilakukan ? Sebutkan !
6. Gejala lain yang timbul :

NO Gejala/tanda Kapan mulainya Kondisi sekarang


(baik/tetap/kurang)
1
2
3
4
KURVA MINGGUAN

Kasus D
20 E
G
15 F C
A
10 B

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Minggu ke KLB (A)
1. Mulainya KLB = waktu mulai munculnya kasus-kasus
2. Berakhirnya KLB = waktu terakhir kasus-kasus KLB (B)
3. Periode serangan (C) = A s/d B
4. Kasus KLB (D) : memenuhi kriteria kasus KLB, pada waktu C
ANALISIS KURVA EPIDEMIOLOGI

Pengertian :
1. Mulainya KLB = waktu mulai munculnya kasus-kasus KLB
(A)
2. Berakhirnya KLB = waktu terakhir kasus-kasus KLB (B)
3. Periode serangan (C) = A s/d B
4. Kasus KLB (D) : memenuhi kriteria kasus KLB, pada
waktu C
5. Periode paparan (E) : periode kasus-kasus KLB mendapat
paparan
agent
6. Masa inkubasi terpendek (F) =sejak paparan s/d awal KLB
7. Masa inkubasi terpanjang (G) = sejak paparan s/d akhir
KLB
Model serangan :
1. Propagated source (bersumber ganda menular) :
sumber orang lain (sumber II) , dan seterusnya
Contoh : malaria, DBD, Diare
2. Common source (bersumber tunggal) :
Contoh : keracunan pestisida, Kholera, dll
a. periode serangan = + inkubasi terpanjang - terpendek
b. Singkirkan diagnosis banding yg selisihnya < periode serangan
c. masa inkubasi terpendek dpt ditentukan bila periode serangan sudah bisa
ditentukan (mis : waktu makan bersama dari sebagian besar kasus)
masa inkubasi terpendek = waktu makan bersama sampai kasus I
d. Singkirkan diagnosis banding yang selisih masa inkubasinya > inkubasi
terpendek KLB
e. Untuk mengetahui terjadi KLB atau tidak, data yang dikumpulkan
masukkan dlm form antara yang memuat variabel epidemiologi (TPP)
Waktu : naik turun kasus dihubungkan waktu & masa tunas
Tempat : peta (spot map) sebaran kasus dengan sumber, lingkungan.dll
Orang : umur, jenkel, pekerjaan, sosek, agama, adat, dll
PROPAGATED SOURCE

Kasus
20

15

10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Minggu ke
COMMON SOURCE

Kasus
20

15

10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Minggu ke
KLB DIARE (KERACUNAN)
PT.SEPATU, TANGERANG, OCT.,1993

120

100

80

60
Kasus

40

20

0
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
LANGKAH-LANGKAH PENYELIDIKAN KLB

1. Menegakkan/memastikan diagnosa
2. Memastikan adanya KLB/wabah
3. Menggambarkan karakteristik KLB
4. Mengidentifikasi sumber penyebab dan cara
penularannya/
faktor-faktor risiko
5. Mengidentifikasi populasi yang rentan
A. Menegakkan/memastikan diagnosa :
Sementara diagnosa ditegakkan berdasar gejala
atau tanda yang ditemukan
Alasan :
1. Laporan yang diterima baru tersangka
2. Ada laporan bukan kasus/tersangka
3. Hasil laboratorium butuh waktu lama
CARA MENEGAKKAN/MEMASTIKAN DIAGNOSA
KLB :
1. Mencatat semua tanda/gejala ditemukan
2. Hitung frekuensi dari semua gejala/tanda
3. Urutkan gejala/tanda ke arah bawah
berdasarkan urutan frekuensinya.
4. Hitung prosentasenya
5. Bandingkan dengan gejala/tanda dari
beberapa penyakit, pilih penyakit mana
yang mirip
6. Buat definisi kasus berdasar tanda/gejala
yangditemukan
(definite,probable,suspect)
B. Memastikan adanya KLB/Wabah
1. Tetapkan populasi yang terkena, apakah masyarakat umum atau
terbatas, misal : asrama, pabrik, sekolah
2. Cari informasi tambahan dari berbagai sumber untuk mendapat
kasus baru, informasi dari RS/Klinik sering kali sudah
disertai hasil laboratorium
3. Lakukan wawancara dgn kasus atau keluarganya, utk mendapat
kasus lain, sumber infeksi, kontak-kontak
4. Hitung jumlah kasus/PR/CFR, kemudian bandingkan dengan
keadaan sebelumnya (keadaan normal). Tersangka kasus yang
dihitung adalah mereka yang sesuai dengan definisi kasus
5. Hasilnya untuk menentukan apakah kejadian tersebut tergolong
KLB, cenderung wabah, endemik,atau kejadian biasa.
C. MENGGAMBARKAN KARAKTERISTIK KLB
KLB hendaknya digambarkan menurut variabel Waktu, Tempat, & Orang.
TUJUAN :
Untuk mengetahui sumber, cara penularan, & lama kejadian berlangsung.
VARIABEL WAKTU
Untuk mempermudah analisis buatlah Kurva Epidemik, untuk mengetahui :
1. Mulai terjadinya KLB/Wabah
2. Berakhirnya KLB/Wabah
3. Periode serangan (mulai s/d akhir)
4. Periode paparan : waktu kasus dapat paparan
5. Masa inkubasi : terpendek, terpanjang, rata-rata
6. Sifat KLB/Wabah : common source atau propagated atau kombinasi
keduanya.
Cara menggambarkan karakteristik menurut
Waktu
1. Cari informasi waktu mulai sakit (jam,tanggal)
Penyakit dengan inkubasi pendek, info jam perlu
2. Pilih interval waktu untuk buat grafik
berdasarkan
inkubasi penyakit yang diduga (jam, hari,
minggu),
jangan salah buat interval.
Untuk pedoman: interval = 1/4 atau 1/8 inkubasi
3. Ada baiknya membuat beberapa interval
4. Untuk sumbu tegaknya dibuat interval sesuai
dengan
jumlah kasusnya, bila sedikit intervalnya juga
sedikit
( biasanya interval 2 atau 5 )
LAMANYA KLB/WABAH DIPENGARUHI :
1. Jumlah orang yang rentan terhadap sumber infeksi
2. Periode waktu orang rentan terpapar
3. Periode inkubasi minimum dan maksimum

SIFAT-SIFAT KLB/WABAH :
1. Letusan besar dgn bentuk mendekati kurva normal biasa bersifat
common source, disebabkan oleh penyakit dengan inkubasi < 1
hari
2. Pada penyakit sama : propagated berlangsung lebih lama dari common
source
3. Propagated jarang berupa letusan, bila ada biasanya disebabkan penyakit
dengan inkubasi pendek
4. Common source dapat juga berkepanjangan (hari, minggu, bulan)
apabila paparan berlangsung terus menerus atau putus-putus.
Apabila paparan putus- putus puncak kurva tak teratur
MENENTUKAN PERIODE PAPARAN :

1. Menggunakan inkubasi rata-rata :


a. Cari tanggal puncak atau tanggal kasus median
b. Hitung ke belakang : Puncak – inkubasi rata2 = waktu
paparan pertama

2. Menggunakan inkubasi maksimum-minimum :


a. Cari kasus pertama dan terakhir KLB
b. Hitung kebelakang :
- inkubasi minimum dari kasus pertama
- inkubasi maksimum dari kasus terakhir
c. Waktu paparan pertama ada diantara tanggal tersebut.
Catatan :
a. Pada keracunan makanan : inkubasi mudah
b. Untuk kasus tak jelas waktu paparannya, cara
paling mungkin adalah dengan cara di atas,
tapi untuk KLB/Wabah yang lamanya <
selisih inkubasi maksimum dan minimum.
c. Untuk yang berlangsung lama (common source
terus menerus atau propagated), gunakan
cara pertama (inkubasi rata-rata) dengan
perkiraan tanggal puncak pada puncak I
kejadian.
SYARAT KURVA EPIDEMIOLOGI YANG BAIK

1. Interval waktu disesuaikan dengan


inkubasi

2. Kasus digambarkan menurut tgl mulai


gejala

3. Dapat menggambarkan sifat KLB/Wabah

4. Dapat mengidentifikasi: mulai-puncak-


akhir, dan lamanya KLB/ Wabah

5. Waktu paparan
VARIABEL TEMPAT

KEGUNAAN :
1. Mengetahui pola penyebaran menurut
tempat tinggal

2. Ada tidaknya pengelompokkan kasus pada


geografis tertentu, lokasi pembuangan
limbah, sekolah, asrama, tempat kerja,
sumber air, dll. Untuk mengetahui
hubungannya dengan sumber penularan.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan


attack rate menurut tempat tinggal dan
tempat yang pernah
dikunjungi
VARIABEL ORANG

KEGUNAAN :

1. Mengetahui siapa/kelompok paling berisiko


menurut kelompok
umur, sex, ras, status kekebalan, status
perkawinan, Pekerjaan,
adat/budaya, dll
2. Dengan demikian dapat memberi petunjuk
kemungkinan sumber
infeksi

CATATAN :
 Penggolongan umur paling sering
bermanfaat
 Pengelompokkan umur biasanya tiap 5
tahun
:
UU. No. 4, 1984, Bab V, Pasal 5, 1
Upaya Penanggulangan Wabah
• Penyelidikan epidemiologis
• Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi
penderita, termasuk tindakan karantina;
• Pencegahan dan pengebalan
• Pemusnahan penyebab penyakit
• Penanganan jenazah akibat wabah
• Penyuluhan kepada masyarakat
• Upaya penanggulangan lainnya
PENYELIDIKAN
EPIDEMIOLOGI
Penyelidikan epidemiologi

• Melakukan penyelidikan untuk mengenal sifat-sifat


penyebabnya serta faktor yang dapat mempengaruhi
timbulnya KLB/wabah

• Dengan adanya penyelidikan epidemiologi, KLB/wabah


dapat ditanggulangi dalam waktu secepatnya,
meluasnya KLB dapat dicegah, dan jumlah korban dapat
ditekan serendah-rendahnya
Penyelidikan epidemiologi……
• Pada pelaksanaan penyelidikan KLB, langkah-
langkah tersebut tidak harus dikerjakan secara
berurutan, kadang-kadang beberapa langkah
dapat dikerjakan secara serentak. Pemastian
diagnose dan penetapan KLB merupakan
langkah awal yang harus dikerjakan (Mausner
and Kramer, 1985; Vaughan and Marrow,
1989).
Penyelidikan epidemiologi……
 langkah-langkah Penyelidikan KLB
1. Persiapan penelitian lapangan
2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB
3. Memastikan Diagnose Etiologis
4. Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan
5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika
diperlukan)
7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran
8. Mengidentikasi keadaan penyebab KLB
Penyelidikan epidemiologi……
 langkah-langkah Penyelidikan KLB
9. Merencanakan penelitian lain yang sistematis
10. Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan
11. Menetapkan sistim penemuan kasus baru atau kasus dengan
komplikasi
12. Melaporkan hasil penyelidikan kepada Instansi kesehatan
setempat dan kepada sistim pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi
(Sumber : CDC, 1979; Barker, 1979; Greg, 1985; Mausner and
Kramer, 1985; Kelsey et al., 1986; Goodman et al., 1990.)
Mekanisme penyelidikan epidemiologi
 Melalui unit BP/KIA/Gilut, bila ditemukan
suspek peny. menular berpotensi
KLB/wabah
 Anamnese pada Pasien/keluarga pasien,
apakah di sekitarnya ada orang dengan
gejala yang sama
 Petugas BP/KIA/Gilut melaporkan ke pet.
P2M/Pimp.Pusk
Mekanisme penyelidikan epidemiologi
• Lakukan konfirmasi ke lapangan (pada bidan,
kader, pamong) apakah terdapat kasus
lainnya.
• Persiapan penyelidikan epidemiologi &
penanggulangan KLB (obat, peralatan utk
pengambilan sampel pemeriksaan, kuesioner
penyelidikan KLB, dll)
Kegiatan penyelidikan epidemiologi

• Identifikasi kasus (konfirmasi klinis dan


laboratorium bila memungkinkan)
• Pengobatan dan perawatan kasus, serta dirujuk
bila memerlukan rujukan
• Lakukan pencarian kasus lainnya, dari rumah
ke rumah (bidan bersama kader dan pamong)
Kegiatan penyelidikan epidemiologi

• Lakukan pengumpulan informasi yang meliputi :


– Identifikasi diagnosa secara klinis & lab.
– Mendapatkan sumber infeksi & sumber penularan
– Faktor risiko
– Observasi lingkungan
Analisis hasil penyelidikan epidemiologi…

• Informasi dikumpulkan dan divalidasi


• Pemastian Dx kasus
• Analisa sederhana menurut :
– Distribusi menurut variabel epidemiologi
– Distribusi kasus menurut faktor risiko
– Sumber infeksi dan sumber penularan (kasus
awal yang merupakan sumber infeksi dan
menularkan pada kelompok sekitarnya)
Analisis hasil penyelidikan epidemiologi…

 Simpulkan hasil penyelidikan epidemiologi untuk


penanggulangan secara komprehensif

 Umpan balikan hasil penyelidikan epidemiologi kepada


pengambil keputusan (Prov/Kab/Pusk) untuk RTL
penanggulangan KLB

 Follow up seberapa jauh penanggulangan sudah


dilaksanakan
Hasil akhir penyelidikan epidemiologi

Memastikan diagnosis penyakit :


• Diagnosis penyakit (confirm cases)
• Terapi yang tepat dan adekuat

Menetapkan KLB :
• Adanya peningkatan kasus/kematian yang
bermakna secara epidemiologi
• Meresahkan masyarakat

Menentukan sumber dan cara penularan :


• Mengidentifikasi sumber reservoir dan sumber infeksi
• Menganalisis cara penularan
Hasil akhir penyelidikan epidemiologi

Mengetahui keadaan penyebab KLB :


• Penelitian faktor risiko KLB
• Evaluasi sistem surveilans
• Evaluasi program penanggulangan penyakit
yang sudah dilakukan

Rekomendasi :
• Pemutusan rantai penularan
• Menghilangkan/memberantas sumber penularan
• Tindakan cara pengendalian dan pencegahan KLB
Tindakan karantina :

tindakan terhadap transportasi darat, laut maupun udara beserta isinya serta
daerah pelabuhan untuk mencegah penjangkitan dan penjalaran penyakit

Penyakit karantina & inkubasinya (James Chin, 2000, Control of communicable


Diseases Manual, American Pblic Health Association)

• Pes; 1 – 7 hari
• Kolera; beberapa jam – 5 hari
• Demam kuning (Yellow Fever) : 3 – 6 hari
• Cacar (smallpox) : 7-19 hari, umumnya 10 – 14 hari
• Typhus bercak wabahi (typhus exantematikusinfectiosa) ; 1-2 minggu,
rata-rata 12 hari
• Demam bolak-balik (Louse Born Relapsing Fever) : 5-15 hari, biasanya 8 hari

Penggolongan kapal laut & udara :


1. Sehat
2. Terjangkit
3. Tersangka
Penetapan terjangkitnya penyakit karantina di suatu pelabuhan atau wilayah :
1. Seorang penderita penyakit karantina yg bukan berasal dari pelabuhan
atau wilayah tersebut

2. Tikus berpenyakit pes di daratan atau di kapal yang termasuk perlengkapan


pelabuhan

3. Wabah thypus bercak wabahi atau demam bolak-balik.

Pencabutan penetapan, bila :


1. Setelah penderita terakhir peny. Kolera, cacar, pes, typhus, bercak wabahi,
demam bolak balik sembuh/meninggal atau diisolasi 2 kali masa tunas dan
penyakit tersebut tidak timbul kembali

2. Sebulan setelah lenyap epizooti dalam hal pes tikus.

3. 3 bulan sudah tidak timbul keaktifan peny. Demam kuning yang ditularkan
oleh nyamuk Aedes aegypti.

4. 3 bulan setelah lenyap peny. Kuning pada manusia yang disebarkan oleh
nyamuk Aedes aegypti, atau sebulan setelah penderita terakhir demam
kuning dan sesudah itu indeks Aedes aegypti tetap kurang dari 1%.
Tindakan penanggulangan wabah disesuaikan dengan hasil penyelidikan epid.
Penanggulangan seperlunya, antara lain :

1. Pemeriksaan
2. Perawatan
3. Pengobatan
4. Isolasi
5. Pembentukan Tim Gerak Cepat
6. Penghapus hama lingkungan, mis kaporitsasi sumur
7. Vaksinasi
8. Evakuasi
9. Penutupan lokasi yang tersangka terjangkit wabah
10. Tindakan lain yang diperlukan.

Indikator dan faktor risiko penyakit Pes (Plague)


Pra kasus Kasus
• Kepadatan tikus tinggi • Kesakitan
• Indeks pinjal tikus tinggi • Kematian
• Pinjal positif ada
• Tikus positif ada
BUKU BACAAN :
BEKERJA

BICARA

Anda mungkin juga menyukai