A. PENDAHULUAN
Demam chikungunya atau nama lainnya demam chik adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus chikungunya, genus alphavirus
atau “group A”antrophod- borne viruses (alphavirus). Gejala utama demam
mendadak, nyeri pada persendian dan ruam makulopapuler (kumpulan bintik-
bintik kemerahan) pada kulit yang kadang-kadang disertai dengan gatal.
Gejala lainnya yang dapat dijumpai adalah nyeri otot, sakit kepala, menggigil,
kemerahan pada konjunktiva, pembesaran kelenjar getah bening di bagian
leher, mual, muntah. Pada anak-anak sering tidak menampakkan gejala yang
khas. Pada beberapa penderita mengeluh nyeri di belakang bola mata dan bisa
terlihat mata kemerahan dan mata berair.
Pada 10 September 2020 Puskesmas Kedungwuni I mendapat laporan
dari perangkat Dukuh Pasangan dan Dukuh Dodotan Desa Kwayangan
Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan telah terjadi 14 penderita
suspek Chikungunya.
1
C. Metode Penyelidikan KLB
Metode penyelidikan epidemiologi yang dilakukan dalam penyelidikan ini
adalah :
1. Investigasi ke lapangan
2. Wawancara dengan penderita, keluarga dan tetangga, dengan menggunakan
kuesioner yang telah disiapkan.
2. Wawancara dengan staf Desa Kwayangan
3. Melakukan respon cepat terhadap KLB.
.4. Observasi terhadap faktor – faktor risiko yang dapat memicu terjadinya
KLB
Difinisi opersional(DO) diagnosa lapangan terhadap suspek penyakit
Chikungunya. Berdasarkan data penelusuran awal kasus yang dilaporkan
gejala – gejalanya adalah:
Tabel 1. Gejala – gejala penderita yang ditemukan.
NO GEJALA JUMLAH %
1 Demam/Badan Panas/Riwayat Panas 14 100
2 Nyeri persendian/otot 14 100
3 Pusing 10 71
4 Mual - mual 4 28
5 Muntah 2 14
6 Bintik merah di kulit 5 36
7 Konjungtiva warna merah 4 29
8 Diare 1 7
9 Gatal 2 14
Dari data diatas maka dapat diambil sebagai diagnosa lapangan sebagai
suspek chikungnya adalah :
1. Orang sedang mengalami gejala atau pernah mengalami gejala demam
atau panas.
2. Orang sedang mengalami gejala atau pernah mengalami gejala nyeri
persendian atau otot.
3. Atau disertai dengan gejala pusing, mual – mual, muntah, bintik merah di
kulit, mata merah, gatal.
D. Penyelidikan KLB
1. Memastikan terjadinya KLB suspek Chikungunya.
Dari hasil investigasi dilapangan pendahuluan sesuai laporan perangkat
desa di Desa ditemukan penderita berjumlah 14 orang baik yang masih
sakit ataupun sudah sembuh dengan gejala utama panas/demam, nyeri
persendian, pusing. Dan juga ada laporan dari bidan desa setempat bahwa
ada pasien yang berobat tempat prakteknya yang mempunyai gejala –
gejala suspek chikungunya berjumlah 6 orang dengan alamat Dukuh
2
Pasangan dan Dukuh Dodotan Desa Kwayangan. Begitu juga ada laporan
dari Perawat yang praktek di Desa Kwayangan ada pasien yang berobat di
tempat prakteknya dengan gejala panas/demam, nyeri persendian 4 orang.
2. Gambaran Epidimiologi KLB Suspek Chikungunya
Dari hasil investigasi lapangan di temukan hasil gambaran epidimiologi
sebagai berikut :
a. Gambaran Epidimiolgi Berdasarkan Orang.
Tabel 1. Distribusi Golongan Umur.
N JUMLAH
UMUR %
O KASUS
1 < 1 th 0 0
2 1 - 4 th 0 0
3 5 - 9 th 2 5
4 10 - 14 th 7 18
5 15 - 19 th 8 21
6 20 - 44 th 14 37
7 45 - 54 th 5 13
8 55 - 59 th 1 3
9 60 - 69 th 1 3
10 70 + 0 0
38 100
Keterangan :
Dengan melihat tabel tersebut KLB suspek Chikungunya kasus tertinggi
pada kelompok umur 20-44 tahun sebesar 37 %.
Keterangan :
3
Dengan melihat tabel tersebut KLB suspek Chikungunya kasus tertinggi
pada jenis kelamin laki-laki yaitu 21 orang (55 %) dibandingkan pada
perempuan 17 orang.
12
10
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Keterangan :
Dengan melihat grafik tersebut dapat dilihat bahwa kasus mulai timbul
pada minggu 32 dan puncak KLB pada minggu 37. KLB terakhir pada
minggu 39. Pada minggu 40 sudah tidak ada laporan kasus.
4
c. Gambaran Epidimiologi Menurut Tempat.
Keterangan :
Berdasarkan peta tersebut dapat dilihat bahwa sebaran kasus KLB penyakit
Chikungunya hanya terjadi di Desa Kwayangan Kecamatan Kedungwuni.
E. KESIMPULAN
Dari hasil penyelidikan dan penanggulangan KLB suspek chikungunya dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Terjadi KLB penyakit suspek Chikunguny, diawali pada minggu ke 32
kemudian meningkat sampai puncak kasus pada minggu ke 37 dan berakhir
pada minggu 39.
5
b. KLB suspek Chikungunya kasus tertinggi pada kelompok umur 20-44 tahun
sebesar 37 %.
c. Attack Rate pada KLB suspek Chikungunya kasus tertinggi pada kelompok
umur 15-19 tahun sebesar 4,3 %. Dan Case fatality Rate (CFR) berjumlah 0.
d. KLB suspek chikungunya disebabkan karena perilaku PSN kurang (ABJ 84
%).
F. REKOMENDASI
Dari hasil penyelidikan dan penanggulangan KLB suspek chikungunya dapat
diambil pelajaran dan direkomendasikan kepada :
a. Pimpinan Puskesmas : untuk meningkatkan kerjasama lintas program dalam
deteksi dini kasus dan penanggulangan KLB.
b.Kepala Desa : untuk meningkatkan kesadaran PSN untuk mencegah
terjadinya KLB Suspek Chikungunya terulang kembali.