Anda di halaman 1dari 50

SURYATI

JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES JAKARTA


1
 Registrasi dan Praktik Keperawatan sesuai
KEPMENKES NO.1239 TAHUN 2001
 Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan
 Pasal 32 (ayat 4), “Pelaksanaan pengobatan dan atau-
, perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau
ilmu keperawatan,hanya dapat dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu
 Pasal 153 (ayat 1 dan 2), (ayat 1), “Tenaga keehatan
berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya”.
Sedangkan (ayat 2), “Tenaga kesehatan dalam
melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien”.
Menghormati hak Merrujuk kasus yang
pasien tidak dapat ditangani

Menyimpan rahasia
sesuai dengan Memberikan
peraturan perundang- informasi
undangan yang berlaku

Meminta persetujuan
Melakukan catatan tindakan yang akan
perawatan dengan baik dilakukan
1. Hak – Hak Pasien

2. Informed-consent
1. Hak untuk 2. Hak untuk
diinformasikan didengarkan

3. Hak untuk 4. Hak untuk


memilih diselamatkan
Informed consent adalah dokumen yang legal dalam
pemberian persetujuan prosedur tindakan medik dan atau
invasif, bertujuan untuk perlindungan terhadap tenaga medik
jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan yang diakibatkan
oleh tindakan tersebut. Selain itu dapat melindungi pasien
terhadap intervensi/tindakan yang akan dilakukan kepadanya.

Dasar-dasar Informed Consent UU No. 23 / 1992 tentang


kesehatan Pasal 53 ayat (2) dan Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 585 tentang persetujuan tindakan medik.
Akuntabilitas Legal

Potensi Area Tuntutan


Aturan legal yang mengatur praktik perawat

Pedoman untuk menghindari malpraktik


dan tututan malpraktik

Hubungan perawat –
Dokter/keluarga/institusi pelayanan
kesehatan
a. Malpraktik
Kelalaian bertindak yang dilakukan
seseorang terkait profesi/pekerjaan yang
membutuhkan ketrampilan profesional dan
tehnikal yang tinggi
b. Dokumentasi
Medical Record adalah dokumen legal dan
dapat digunakan di pengadilan sebagai bukti
c. Informed Consent
Persetujuan yang dibuat oleh klien untuk
menerima serangkaian prosedur sesudah
diberikan informasi yang lengkap termasuk
resiko pengobatan dan fakta-fakkta yang
berkaitan dengan itu, telah dijelaskan oleh
dokter
d. Accident and Incident report
- Incident Report laporan terjadinya suatu
insiden atau kecelakaan
- Perawat perlu menjamin kelengkapan dan
keakuratan pelaporan askep
2 tipe tindakan legal :
1. Tindakan sipil atau pribadi
Tindakan sipil berkaitan dengan isu antar individu
2. Tindakan kriminal
Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara
individu dan masyarakat secara keseluruhan

 Menurut hukum jika sesuatu tidak di dokumentasikan berarti


pihak yang bertanggung jawab tidak melakukan apa yang
seharusnya dilakukan.
 Jika perawat tidak melaksanakan atau tidak menyelesaikan suatu
aktifitas atau mendokumentasikan secara tidak benar, dia bisa
di tuntut melakukan mal praktik.
 Dokumentasi adalah catatan yang dapat
dibuktikan dan dijadikan bukti secara hukum.
(tung palan, 1983)
 Dokumen yang berisi data lengkap, nyata dan
tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan
pasien, tetapi juga jenis dan kualitas pelayanan
yang diberikan (fisbach, 1991)
 Dokumentasi keperawatan merupakan bukti
pencatatan dalam dan pelaporan yang dimiliki
perawat dalam melakukan catatan perawatan
yang berguna untuk kepentingan klien, perawat,
dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan
 Keterangan tertulis dari seluruh pelayanan kep.
Dan tindakan yang diberikan pada klien baik
yang rawat jalan, inap maupun dalam keadaan
darurat.
 Potter (2005) mendefinisikan dokumentasi
sebagai segala sesuatu yang tercetak atau tertulis
yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang
bukti bagi individu yang berwenang.
 Dokumentasi keperawatan juga merupakan salah
satu bentuk upaya membina dan
mempertahankan akontabilitas perawat dan
keperawatan (Webster Ncw World Dictionary,
dalam Marclli (1996)
 Pelaksanaan dokumentasi proses keperawatan
juga sebagai salah satu alat ukur untuk
mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu
pelayanan asuhan keperawatan yang
diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach, 1991)
1. Menghindari kesalahan, tumpang tindih dan
ketidak lengkapan informasi dalam askep
2. Terbinanya koordinasi yang baik dan dinamis
antar sesama perawat atau pihak lain melalui
komunikasi tulisan
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas tenaga
keperawatan
4. Perawat dalam perlindungan secara hukum
5. Terjaminnya kualitas askep
6. Memberi data bagi penelitian, penulisan kti dll
Dokumentasi keperawatan yang lengkap adalah
prasyarat dalam melaksanakan perawatan yang
baik dan untuk efisiensi dari kerjasama dan
komunikasi antar profesi kesehatan dalam
pelayanan kesehatan profesional
 Merupakan kebijakan / garis penentuan terhadap
tindakan keperawatan yang diberikan atau
ukuran / model terhadap hal yang sama tepat
dengan akurat
 Kegunaan Mengorganisanikan kwalitas
karakteristik dan penampilan kerja dalam praktek
keperawatan
 Karakteristik umum :
- Didasarkan atas pengertian keperawatan
- Proses keperawatan menerapkan seluruh
sistem praktek keperawatan menuntuk
tindakan keperawatan mendukung tingkat
keperawatan yang optimal.
 Standar 1
Pengumpulan data NCP sistematis tentang
status kesehatan klien data yang diperoleh
dibicarakan lalu ditulis / direkam
 Standar 2
Diagnosa keperawatan untuk didapat dari
data status kesehatan
 Standar 3
Rencana keperawatan dan hasil yang
diharapkan diperoleh dari diagnosa
keperawatan
 Standar 4
Rencana keperawatan secara media termasuk
pendekatan secara medis untuk mengukur kemajuan
penyakit yang didapat di diagnosa keperawatan
 Standar 5
Sikap perawat terhadap pasien sangat diperlukan
bagi proses penyembuhan
 Standar 6
Sikap perawat menolong pasien untuk meningkatkan
keempuan terhadap kesehatan
 Standar 7
Kemajuan dan kemunduran kesehatan klien
ditentukan oleh klien dan perawat
 Standar 8
Kemajuan dan kemunduran dicatat dan
didokumentasikan serta revisi untuk rencana
keperawatan selanjutnya
1. Hukum
Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan
dengan profesi keperawatan, dimana perawat
sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna
jasa, maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu.
Dokumentasi dapat dipergunakan sebagai barang
bukti di pengadilan.
2. Jaminan mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan
memberikan kemudahan bagi perawat dalam
membantu menyelesaikan masalah klien. Untuk
mengetahui sejauh mana masalah klien dapat
teratasi dan seberapa jauh masalah dapat
diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang
akurat, akan membantu eningkatkan mutu yankep.
3. Komunikasi
Dokumentasi keadaan klien merupakan alat
perekam terhadap masalah yang berkaitan
dengan klien. Perawat atau tenaga kesehatan
lain akan bisa melihat catatan yang ada dan
sebagai alat komunikasi yang dijadikan
pedoman dalam memberikan asuhan
keperawatan.
4. Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum,
sedang, dan telah diberikan dicatat dengan
lengkap dan dapat digunakan sebagai acuan
atau pertimbangan dalam biaya keperawatan.
5. Pendidikan
Isi pendokumentasian menyangkut kronologis dari
kegiatan asuhan keperawatan yang dapat
dipergunakan sebagai bahan atau referensi
pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan
6. Penelitian
Data yang terdapat di dalam dokumentasi
keperawatan mengandung informasi yang dapat
dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan
pengembangan profesi keperawatan
7. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan dapat dilihat
sejauh mana peran dan fungsi keperawatan dalam
memberikan askep pada klien. Dengan demikian
dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan
pemberian askep yang diberikan, guna pembinaan
lebih lanjut
1. Isi:
 Informasi yang ditulis lengkap
 akurat.
 Jelas
 mengandung fakta (obyektif
 tidak menggunakan istilah atau singkatan yang
tidak umum
 Informasi mengenai klien dan tindakan yang
diberikan haruslah faktual.
 Catatan harus berisi deskripsi, informasi yang
objektif dari apa-apa yang perawat lihat,
dengar, rasa dan cium (Begerson, 1988)
2. Waktu:
 waktu setiap melakukan intervensi keperawatan.
 Up to Date, laporan yang terlambat merupakan suatu
kelalaian yang serius dan menyebab kelambatan untuk
memberikan suatu tindakan.
Misalnya kesalahan dalam melaporkan penurunan tekanan
darah pemberian obat yang diperlukan. Secara legal,
kelambatan dari pelaporan dapat diinterpretasikan sehagai
kelalaian
 kegiatan untuk mengkomunikasikan hal ini mencakup
a. vital sign
b. penatalaksanaan medis
c. persiapan dilakukan diagnostic test dan pembedahan
d. perubahan status
e. waktu masuk, pindah, pulang atau kematian klien
f. penatalaksanaan untuk perubahan status yang tiha-tiba.

3. Format
 Gunakan format yang telah ada sesuai dengan kebijaksanaan
institusi pelayanan kesehatan
4. Kerahasiaan.
Komunikasi yang rahasia adalah informasi yang
diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang
dipercaya dan merahasiakan bahwa beberapa
informasi itu tidak akan diungkapkan.
Pasien mempunyai hak moral dan legal untuk
memastikan bahwa informasi yang ada dalam
catatan kesehatannya terjaga kerahasiaannya.
5. Akontabilitas:
Berikan nama dan tanda tangan setiap melakukan
intervensi keperawatan.
Jangan menggunakan penghapus atau tip-ex bila
melakukan kesalahan dalam penulisan.
a) Kurangnya pemahaman dasar-dasar
dokumentasi keperawatan.
 latar belakang pendidikan yang sehingga
tidak adanya keseragaman pelaksanaan
dokumentasi keperawatan.
b) Kurangnya kesadaran akan pentingnya
dokumentasi keperawatan.
Penulisan dokumentasi keperawatan tidak
mengacu pada standar yang sudah
ditetapkan, sehingga terkadang tidak
lengkap dan akurat.
c) Dokumentasi keperawatan dianggap beban.
Banyaknya lembar format yang harus diisi untuk
mencatat data dan intervensi keperawatan pada
pasien membuat perawat terbebani.

d) Keterbatasan tenaga.
Kurangnya tenaga perawat yang ada dalam suatu
tatanan pelayanan kesehatan memungkinkan
perawat bekerja hanya berorientasi pada
tindakan saja. Tidak cukup waktu untuk
menuliskan setiap tindakan yang telah diberikan
pada lembar format dokumentasi keperawatan.
e) Ketiadaan pengadaan lembar format
dokumentasi keperawatan oleh institusi

f) Tidak semua tindakan keperawatan yang


diberikan kepada pasien dapat didokumentasikan
dengan baik. Karena lembar format yang ada
tidak menyediakan tempat (kolom untuk
menuliskannya).
Disamping hal tersebut di atas adalah sikap
perawat yang dalam melakukan dokumentasi saat
ini hanya berorientasi pada kepentingan pribadi
semata. Hal ini tidak hanya merugikan kepada
pasien sebagai penerima jasa pelayanan
keperawatan, tetapi juga perawat sebagai
pelaksana pelayanan keperawatan.
1. Komunikasi
Keterampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan
perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga
kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah,
sedang dan yang akan dikerjakan oleh perawat
2. Dokumentasi proses keperawatan
Pencatatan proses keperawatan merupakan metode yang
tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis.
problem solving, dan inset lebih lanjut.
Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian,
identifikasi masalah, perencanaan, dan tindakan. Perawat
kemudian Mengobservasi dan mengevaluasi respon
terhadap tindakan yang diberikan, dan
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga
kesehatan lainnya
3. Standar dokumentasi
Perawat memerlukan sesuatu keterampilan
untuk memenuhi standar dokumentasi.
Standar dokumentasi adalah suatu
pernyataan tentang kualitas dan kwantitas
dokumentasi yang dipertimbangkan secara
adekuat dalam suatu situasi tertentu.
Standar dokumentasi berguna untuk
memperkuat pola pencatatan dan sebagai
petunjuk atau pedoman praktek
pendokumentasian dalam memberikan
tindakan keperawatan
1. Komponen umum data menurut hukum.
a. Kondisi fisik, mental dan emosi.
b. Prilaku.
c. Program pengobatan perawatan.
d Respon pasien terhadap perawatan

2. Pedoman pencatatan data menurut hukum.


a. Memahami dasar hukum dari tuntunan mal praktek
bagi perawat yang terlibat
b. Memberikan informasi kondisi pasien secara tepat
c. Memperlihatkan fakta secara tepat dan akurat
mengenai penggunaan proses keperawatan
d. Perhatikan terhadap situasi perawatan pasien.
Misalnya Pasien dengan masalah yang komplek.
Situasi perawatan pasien yang membutuhkan
intervensi care. Perawatan klien penyakit akut
3. Metode pencatatan data.
a. Penggunaan tinta.
 Tinta hitam biru.
 Tidak dibenarkan memakai pensil -
mudah dihapus - mudah dimodifikasi.
b. Tanda tangan.
 masing-masing catatan pada setiap
kegiatan ditanda tangani oleh
pembuatannya nama jelas dan gelar).
c. Kesalahan.
 dicoret, lalu diatasnya ditulis salah
kemudian ditanda tangani.
 Tidak boleh dihapus dihilangkan.

d. Waktu.
 masing-masing catatan pad setiap kegiatan
harus mencatat waktu hari kapan tindakan
tersebut akan telah dilakukan.
4. Situasi yang memberikan kecendrungan pada
tuntunan pengadilan.
a. Kesalahan administrasi pengobatan.
b. Kelemahan dalam supervisi pasien secara dan
pengunaan alat.
c. kelainan dalam mengangkat / mengecek benda
asing setelah operasi.
d. Mengakibatkan pasien mengalami luka bakar.
e. Pemberhentian obat oleh perawat.
f. Tidak melakukan tekhnik antiseptik yang
diharuskan.
g. Tidak mengikuti peraturan dan prosedur yang
diharuskan.
h Kelalaian tugas.
5. Hubungan etika dalam legalitas dokumentasi
keperawatan
a. Menjaga kerahasian dan privacy catatan
pasien.
b. Kewajiban moral sehat dengan pencatatan
elemen-elemen informed concent.
c. Menjaga kerahasian pernyataan
keterangan saksi.
d. Menjaga kerahasian hak pilih pasien.
6. Penanggung jawab pelayanan kep melalui
dokumentasi keperawatan.
a. Berpegang pada kode etik.
b. Memberikan prioritas terhadap kebutuhan
masalah pasien.
c. Menggunakan standar dalam mencatat.
d. Menggunakan kebijaksanaan standar.
e. Melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan kerja perawat secara luas dan
prefesional.
a. Sebagai alat komunikasi
1. Meningkatkan koordinasi dan
kesinambungan pelayanan
2. Saling pelayanan
3. Menghindari, mengurangi kealpaan dan
tumpang tindih
4. Dapat mengetahui apa yang telah
dilakukan oleh anggota tim lain
b. Sebagai jaminan mutu
Pengorganisasian data klien yang lengkap
akan memberi kemudahan bagi perawat
dalam membantu menyelesaikan masalah
klien, disamping itu melalui sistem
pencatatan yang akurat dapat dimonitor
permasalahan klien yang teratasi serta
melacak masalah baru yang terjadi.
c. Aspek finansial
Dokumentasi dapat bernilai keuangan karena
isinya dapat dijalankan sebagai bahan dalam
menetapkan biaya terhadap jasa pelayanan.
d. Aspek pendidikan
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan karena
isinya menyangkut informasi kronologis dari
kegiatan asuhan keperawatan yang dapat
digunakan sebagai bahan atau referensi
pengajaran bagi profesi keperawatan.

e. Aspek akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan tercermin
sebagai banyak permasalahan klien yang berhasil
diatasi.
Dapat diambil kesimpulan tentang tingkat
keberhasilan pemberian asuhan, guna pembinaan
dan pengembangan lebih lanjut.
f. Aspek penelitian
Isinya menyangkut data informasi yang dapat
dijadikan sebagai bahan atau obyek penelitian dan
pengembangan profesi keperawatan

g. Aspek legal
Semua catatan informasi tentang klien merupakan
dokumentasi resmi dan berkekuatan bila
terjadi sesuatu permasalahan yang menyangkut
hubungan kepentingan profesi sebagai pemberi jasa
dan klien sebagai pengguna jasa, maka sewaktu-
waktu bila dibutuhkan catatan keperawatan dapat
dijadikan barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu
fakta-fakta harus diidentifikasi secara lengkap, jelas,
obyektif, ditandatangani dan diberi tanggal serta perlu
di hindari penulisan yang dapat menimbulkan
interpretasi yang berbeda.
a. Jangan menghapus menggukan tip-ex atau
mencatat tulisan yang salah ketika mencatat cara
yang benar menggunakan garis pada tulisan yang
salah, kata salah lalu di paraf kemudian tulis
catatan yang benar.
b. Jangan menulis komentar yang bersifat
mengkritik klien maupun tenaga kesehatan lain.
Karena bisa menunjukkan perilaku yang tidak
profesional atau asuhan keperawatan yang tidak
bermutu.
c. Koreksi semua kesalahan sesegera mungkin
karena kesalahan menulis diikuti kesalahan
tindakan.
d. Catatan harus akurat teliti dan reliabel,
pastikan apa yang ditulis adalah fakta,
jangan berspekulatif atau menulis perkiraan
saja.
e. Jangan biarkan bagian kosong pada akhir
catatan perawat, karena dapat menambahkan
informasi yang tidak benar pada bagian yang
kosong tadi, untuk itu buat garis horisontal
sepanjang area yang kosong dan bubuhkan
tanda tangan dibawahnya.
f. Semua catatan harus bisa dibaca dan ditulis
dengan tinta dan menggunakan bahasa yang
jelas
g. Jiku perawat mengatakan sesuatu instruksi. catat
bahwa perawat sedang melakukan tindakan di
luar batas kewenangannya dapat di tuntut.
h. Tulis hanya untuk diri sendiri karena perawat
bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas
informasi yang ditulisnya
i Hindari penggunaan tulisan yang bersifat umum
(kurang spesifik) karena informasi yang spesifik
tentang kondisi klien atas kasus bisa secara tidak
sengaja terhapus jika informasi bersifat terlalu
umum. Oleh karena itu tulisan harus lengkap,
singkat, padat dan obyektif.
j. Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar
dan ditandatangani setiap selesai menulis
dokumentasi. Dengan demikian dokumentasi
keperawatan harus obyektif, konfrehensif, akurat
dan menggambarkan keadaan klien serta apa
yang terjadi pada dirinya.
Dokumentasi secara lengkap tentang suatu masalah
penting yang bersifat klinis.
a. Lakukan penandatangan dalam setiap pencatatan
data.
b. Tulislah dengan jelas dan rapi.
c. Gunakan ejaan dan kata baku serta tata bahasa
medis yang tepat dan umum.
d. Gunakan alat tulis yang terlihat jelas serta tinta
untuk menghidari terhapusnya catatan
e. Gunakan singkatan resmi dalam pendokumentasian
f. Gunakan pencatatan dengan gratik untuk mencatat
tanda vital
h. Catat nama pasien disetiap halaman
i. Berhati-hati mencatat status pasien dengan
HIV/AIDS.
j. Hindari menerima informasi verbal dari darurat
melalui telepon, kecuali dalam kondisi darurat
k. Tanyakan apabila ditemukan instruksi yang tidak
tepat.
l. Dokunmentasi terhadap tindakan atau obat yang
tidak diberikan.
m. Mencatat informasi secara lengkap tentang obat
yang diberikan.
n. Catat keadaan alergi obat atau makan.
o. Catat daerah atau tempat pemberian injeksi atau
suntikan.
p. Catat laboratorium yang abnormal.
k. Syarat dokumentasi
 Kesederhanaan, penggunaan kata-kata yong
sederhana, mudah dibaca, mudah dimengerti,
mudah dibaca, dan menghindari istilah yang
sulit dipahami.
 Keakuratan, data yang diperoleh harus
benar-benar akurat berdasarkan informasi
yang telah dikumpulkan.
 Kesabaran, gunakan kesabaran dalam
membuat dokumentasi keperawatan dengan
meluangkan waktu untuk memeriksa
kebenaran terhadap data pasien yang telah
atau sedang di periksa.
 ketepatan, ketepatan dalam
pendokumentasian merupakan syarat mutlak
 Kelengkapan, pencatatan terhadap semua
pelayanan yang diberikan tanggapan
perawat/klien.
 Kejelasan dan keobjektifan dokumentasi
keperawatan memerlukan kejelasan dan dari
data-data yang ada bukan merupakan data
fiktif dan samar yang dapat menimbulkan
keracuhan.
 Pendokumentasian yang baik harus
menggambarkan tidak hanya kualitas dari
perawatan tetapi juga data dari setiap
pertanggung jawaban anggota tim kesehatan
lain dalam pemberian perawatan.
 Dokumentasi keperawatan adalah informasi
tertulis tentang status dan perkembangan
kondisi kesehatan pasien serta semua
kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh perawat (Fischbach, 1991)
 Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi
kelayakan yang mempermasalahkan
keabsahan suatu tindakan ditinjau dan
hukum yang berlaku di Indonesia.
 Aspek legal adalah Ilmu pengetahuan
mengenai hak dan tanggung jawab legal yang
terkaitdengan praktik keperawatan
merupakan hal yang penting bagi perawat
IMPLIKASI LEGAL HUKUM) PADA PENDOKuMENTASIAN
Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang
mempermasalahkan keabsahan suatu tindakan ditinjau dan
hukum yang berlaku di Indonesia. Implikasi hukum
dokumentasi keperawatan dikatakan mempunyai implikasi
hukum apabila dokumentasi keperawatan kesehatan pasien
diakui secara hukum dijadikan dalam persidangan.

IMPLIKASI ETIK PADA PENDOKUMENTASIAN


Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar atau salah,
baik dan buruk dalam hubungan dengan orang lain.
Etik Juga merupakan studi tentang perilaku, karakter dan
motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang
baik dan berharga bagi semua orang.
Manajemen resiko adalah sistem yang menjamin
pelayanan keperawatan yang tepat dan berusaha
mengenai potensi bahaya dan menghilangkannya
sebelum terjadi.

Langkah-langkah dalam manajemen resiko adalah


mengenali resiko yang mungkin, menganalisisnya,
melakukan tindakan untuk mengurangi resiko
tersebut, dan mengevaluasi langkah yang telah
diambil. Salah satu alat yang digunakan dalam
manajemen resiko adalah laporan insiden atau
laporan kejadian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai