Anda di halaman 1dari 32

Farmakognosi

2013-2014
Definisi Vitamin
• Merupakan senyawa organik yang tidak dapat disintesa oleh tubuh
tetapi sangat diperlukan untuk memelihara fungsi metabolisme dan
pertumbuhan normal  Esensial [1][3]
• Berperan sebagai: prekursor enzim dan hormon, koenzim dan
antioksidan [3]
• Memiliki variasi kimiawi dan fungsi metabolik [1]
• Dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit (mikro/miligram per hari) [1]
• Vitamin tidak menghasilkan energi dan bukan bahan pembangun
struktur sel.
VITAMIN (lanjutan)
• Sejarah nama “Vitamin”:
Awal abad ke-20  percobaan Hopkins  kajian nutrisi tikus 
terdapat “accessory growth factors” dalam susu yang ditambahkan
pada pakan tikus [1]
Tahun 1911 Casmir Funk menyembuhkan beri-beri dengan senyawa
amina, yaitu thiamine  “vital amine” = vitamin
• Struktur Kimia Bervariasi: dapat berupa molekul sederhana
ataupun molekul kompleks
• Digolongkan berdasarkan kelarutan dalam air atau lipid [1]
VITAMIN (lanjutan)
• Vitamin sebagai tambahan
untuk kebutuhan spesial,
dan tidak diperlukan pada
saat menetapkan pola
makan seimbang

• Vitamin digunakan untuk


mengobati kondisi defisiensi
vitamin atau untuk
mencegah penyakit
Penggolongan Vitamin
Vitamin A
• Komponen:
Retinoid (Retinol dan senyawa sejenis 
umumnya 20 C)
Carotenoid (β-caroten dan senyawa sejenis 
40 C)
• Struktur: Retinol (Alkohol/ROH) – Retinal
(Aldehid/RCHO)

Retinal aktivitasnya hampir sama dengan Retinol


β-caroten dapat berubah menjadi Retinol

Dikenal RE (Retinol Equivalent) : aktivitas vitamin


A yang sebanding dengan 1 μg retinol atau 6 μg β-
caroten
Vitamin A
Fungsi:
Penting untuk pemeliharaan sel kornea dan epitel dari
penglihatan.
Membantu pertumbuhan dan reproduksi tulang dan gigi.
Berperan dalam pembentukan dan pengaturan hormon
Membantu melindungi tubuh terhadap kanker
Berperan dalam diferensiasi jaringan selular
Sumber:
Retinol (hewani):
Minyak ikan, susu, keju mentega dan telur
β-caroten (nabati):
Wortel, ubi, labu kuning, bayam dan melon
Vitamin A
Hipovitaminosis:
Kebutaan di malam hari (gejala awal)
Xerophthalmia
Kebutaan
Gangguan pada gigi
Anemia
Mempengaruhi sistem tulang dan syaraf, dan dapat
mengakibatkan kelumpuhan
Gangguan pertumbuhan
Hipervitaminosis (toksik):
Mual, muntah, nyeri perut, diare dan kehilangan berat
badan
Sistem syaraf dan otot juga bisa dipengaruhi,
menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu makan,
sifat mudah marah, lelah, susah tidur, gelisah, sakit
kepala dan lemah otot
Vitamin D
Komponen:
Hewan: Cholecalciferol (Vit. D3)
Tanaman: Ergocalciferol (Vit. D2)

Struktur:
Vitamin D3 Vitamin D2

Fungsi:
Berperan dalam absorpsi dan metabolisme kalsium
Vitamin D
Sumber:
Hewan: telur, hati dan ikan, susu
Tumbuhan: sereal, roti, margarine yang diperkaya dengan vitamin D
Dapat diproduksi dengan adanya sinar matahari
Kebutuhan:
10 mikro-gram/hari = 400 unit per hari
(1 unit = 0,025 μg cholecalciferol atau ergocalciferol)
Pengobatan:
DOSIS:
• Untuk defisiensi: 1.000 – 4.000 unit per hari.
• Untuk ricketsia: 3.000 – 10.000 unit/hari
• Untuk hypophosphatemia: 50.000 – 100.000 unit per hari
• Untuk hypoparathyroidism: 50.000 – 200.000 unit /hari
PEMBERIAN:
• Vitamin D diberikan Oral
• Ergocalciferol diberikan Injeksi untuk kasus tertentu
BENTUK OBAT:
• Tablet, kapsul, larutan oral ataupun injeksi
= Calcifediol

= Calcitrol
Vitamin D
Hipovitaminosis:
Tulang tidak dapat mengeras (tulang lemah seperti tulang
bengkok akibat berat badan).
menyebabkan kelainan bentuk dan rasa nyeri pada lengan
dan tungkai, punggung, torax (rongga dada) dan panggul.
merusak sistem syaraf dan otot, yang menyebabkan
kekejangan otot.
Ricketsia (Anak) atau Osteomalacia (Dewasa)
Hipervitaminosis (toksik):
Peningkatan konsentrasi kalsium didalam darah.
Kalsium dapat membentuk batu ginjal juga dapat
menyebabkan pembuluh darah mengeras, yang sangat
berbahaya bagi arteri pada hati dan paru-paru dan dapat
berakibat fatal.
Kehilangan nafsu makan, sakit kepala, lemah, lelah, dahaga
yang berlebihan, sifat lekas marah dan lesu
Vitamin E
Komponen:
α-Tocopherol dan isomernya (tocotrienol, dll)
Struktur:

Fungsi:
Merupakan antioksidan.
Membantu menstabilkan membran sel, mengatur
reaksi oksidasi dan berfungsi sebagai kofaktor
beberapa enzim
Sumber:
Sayuran dan minyak biji-bijian, seperti:
Minyak kacang dan minyak kulit gandum mempunyai
konsentrasi vitamin E yang tertinggi
Minyak jagung dan minyak biji bunga matahari
Kuning telur dan daging; Lemak hewani seperti butter
dan susu hampir tidak mengandung vitamin E
Vitamin E
Hipovitaminosis:
Gangguan sistem syaraf dan otot yang dapat
menyebabkan kelemahan, kesulitan berjalan dan
nyeri pada otot betis

Hipervitaminosis:
> 800 unit per hari  meningkatkan perdarahan
Vitamin K
Komponen:
2-methyl-3-phytyl-1,4-naphthoquinone
Struktur:
Fungsi:
Berperan dalam sintesis beberapa protein dan juga dalam
proses pembekuan darah
Dibutuhkan juga untuk pembentukan tulang
Sumber:
Sumber utama didalam tubuh adalah hasil sintesis oleh
bakteri di dalam sistem pencernaan (mikroflora usus).
Sumber dari makanan adalah hati, sayur-sayuran berwarna
hijau yang berdaun banyak (bayam), sayuran sejenis kubis
(kol) dan susu
Sediaan farmasi:
Tablet (5 mg). Dosis umum 2,5 – 10 mg dan dapat diulang
setelah 12 – 48 jam jika diperlukan
Vitamin K
Hipovitaminosis:
Darah tidak dapat membeku
Jarang terjadi kecuali pada bayi karena sistem
pencernaan bayi yang baru lahir masih steril dan
tidak mengandung bakteri yang dapat
mensintesis vitamin K, air susu ibu mengandung
hanya sejumlah kecil vitamin K
Hipervitaminosis:
Gejalanya adalah hemolisis sel darah merah,
penyakit kuning dan kerusakan otak
Vitamin C
Komponen:
Asam Askorbat (2-oxogulonolactone)
Struktur:

Fungsi:
Berperan pada proses penyembuhan luka serta daya tahan
tubuh melawan infeksi dan stress
Berperan juga pada pembentukan kolagen dan jaringan-
jaringan intraseluler, terutama pada tulang, kulit dan gigi
Sumber:
Sayuran dan buah-buahan, terutama buah-buahan segar.
Buah mentah lebih banyak kandungan viamin C dibanding
buah yang tua
Buah-buahan: Jeruk mengandung vit C yang tinggi. Lainnya:
buah berries, tomat, nanas, dan jambu
Sayuran: bayam, brokoli, cabe hijau dan kubis
ASI juga mengandung vitamin C
Vitamin C
Hipovitaminosis:
Penyakit sariawan, perdarahan disekitar gusi dan
gigi
Anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar dan
kegagalan dalam menyembuhkan luka
Nyeri otot
Hipervitaminosis:
Mual, kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan
dan susah tidur
Dapat membentuk batu ginjal
Vitamin B
Vitamin B
Vitamin Kegunaan Sumber utama
Vitamin B1 (Tiamin) Mencegah beri-beri Kacang, daging
Vitamin B2 (Riboflavin) Mencegah bbrp penyakit kulit Ragi, telur, kacang, daging
Vitamin B3 (Niasin) Mencegah pelagra Daging tanpa lemak, ikan.
Vitamin B5 (Asam Komponen – CoA Organ hewan atau tanaman
pantotenat) serealia
Vitamin B6 (Piridoksin) Katalis enzim Daging, pisang, kacang,
kentang, sereal
Vitamin B7 (Biotin) Membantu katalisis Kacang, hati, kuning telur,
protein&karbohidrat, membantu pisang, jamur, semangka,
sintesis hormon juga diproduksi oleh flora
normal usus halus
Vitamin B9 (Asam folat) Mengatur transfer CH3 Sayuran hijau, hati
Vitamin B 12 Memperbaiki pertumbuhan sel Daging, seafood, telur,
(Sianokobalamin) makanan fermentasi
Vitamin B
Vit. Hipovitaminosis Hipervitaminosis
B1 Beriberi
B2 Retensi cairan tubuh, sakit tenggorokan, inflamasi lidah
dan mulut, bibir pecah2 dan berwarna merah
B3 Pellagra, aterosklerosis Kulit gatal, kering, eksim,
gangguan pencernaan,
keracunan hati, dll
B5 - Burning feet syndrome
B6 Gangguan iritabilitas, insomnia, rasa lemas, gangguan Numbness dan permasalahan
fungsi saraf, melemahnya sistem imun saraf lain
B7 Kerontokan rambut
B9 Gangguan sintesis nukleotida, fosfolipid, metabolisme
asam amino
B12 Gangguan pembentukan darah yang dikenal dengan
istilah pernicious anemia
• Zat yang dalam jumlah tertentu diperlukan oleh tubuh
untuk proses metabolisme normal yang diperoleh
melalui makanan sehari-hari
• Mineral Mayor
kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, klor and
sulfur/belerang
• Mineral Minor
besi, mangan, tembaga, iodium, zinc, kobal,
molybdenum, selenium, kromium, aluminum, nickel,
fluor, silicon, vanadium
Komposisi Garam Mineral Di Dalam
Cairan Tubuh (5)

Cairan Ekstraseluler Cairan Intraseluler


Natrium & Klorida (dalam Kalium (paling banyak)
jumlah besar)
Bikarbonat (tidak terlalu Fosfat organik (banyak)
banyak)
Kalium, Kalsium & Natrium, magnesium, dan
Magnesium (jumlah kecil bikarbonat (sejumlah kecil)
namun penting)
Klorida (sedikit)
Kalsium (sangat sedikit)
Mineral Mayor

Mineral Kegunaan Sumber Defisiensi


Mineral dalam tulang produk olahan pertumbuhan
dan gigi, kontraksi susu terhambat (pada
dan relaksasi otot, anak-anak),
pertahanan tubuh, osteoporosis
pengaturan
permeabilitas
membran
fosfolipid membran protein tinggi, hilang nafsu makan,
sel, transfer energi seperti daging, nyeri tulang, lemah
juga berperan pada unggas, ikan otot, pertumbuhan
pembentukan tulang dan telur tidak normal
& gigi
Mineral Mayor

Mineral Kegunaan Sumber


Kation penting dlm cairan Garam
ekstraseluler: mengatur (17,1 mmol/g)
osmolaritas Makanan alami
(0,1-3,0 mmol/100 g)
Konsentrasi normal= 150 Buah2an: 0,1 mmol/g
mmol/L (~ 9 g NaCl): Sayuran: 0,3 mmol/g
menstabilkan rasio Na/K Daging, ikan, telur: 3,0
utk potensial membran sel mmol/100 g
(konduksi sel saraf &
kontraksi sel otot) [5] Makanan olahan:
Roti: 20 mmol/100 g
Kebutuhan(5): Keju: 30 mmol/100 g
70-250 mmol/hari Mentega asin 40 mg/100 g
• Kekurangan natrium di dalam tubuh secara abnormal
dapat disebabkan oleh(5):
– Pengeluaran dari keringat: 15 L/hari dgn [Na] = 50 mmol/L
– Kehilangan cairan usus akibat diare atau kolera (18 L/hari)
– Pengeluaran berlebih melalui urine krn. Ginjal gagal
menyimpan natrium
• Kelebihan natrium dapat terjadi pada(5):
– Gagal jantung (congestive heart failure)
– Defisiensi albumin dlm plasma
– Kegagalan ginjal utk merespon hormon2 yg menstimulasi
pengeluaran Na dr dlm tubuh
Mineral Mayor

Mineral Kegunaan Sumber Defisiensi


Mirip dengan Na. bekatul, kopi, Dehidrasi,
K&Na membantu coklat, khamir pelunakan otot.
menjaga tekanan
osmotik dan Kebutuhan:
keseimbangan asam sekitar 4 – 7 g KCl
basa. Terutama pada
intraseluler
Mineral Minor
Mineral Kegunaan Sumber Defisiensi
(5) Membantuproses: Garam beriodium Penyakit gondok,
- pertumbuhan Seafood(5) Cretinism
- metabolisme Rumput laut(5)
Komponen dari Roti
hormon Thyroid(5)
Daging merah, telur, ikan(5) Lemas, sakit kepala,
Bagian dari Protein Biji-bijian(5), makanan yang Sering terkena
Hemoglobin dikeringkan infeksi
Membawa O2 pada Buah-buahan: jambu biji, Tidak dapat
darah lemon, jeruk, pepaya, konsentrasi,
Bagian dari Protein tomat(5) Toleransi terhadap
Myoglobin pada Otot dingin rendah,
Kontraksi otot Sayuran: brokoli, kol, Anemia(5)
kembang kol, labu besar(5)
ASI(5)
Membantu Air minum(5) Gigi keropos(5)
pembentukan tulang Tanaman (daun teh) (5)
dan gigi Ikan & Seafood
• Simplisia
• Hasil penelitian pd thn 1971(6):
– Air zam-zam memiliki karakter fisik khusus yg
membuatnya bermanfaat
– Kandungan garam kalsium & magnesium sedikit
lebih tinggi dari air ledeng
– Kandungan flouride yg memiliki efek germisida
(antibakteri) → kondisinya steril
• Di dalam sumur air zam-zam tidak
ditemukan pertumbuhan organisme(6)
TDS: Total Dissolve Alkalinity
1. Bender, D.A. 2003. Nutritional Biochemistry of The Vitamins 2nd edition.
Cambridge University Press. New York-USA.
2. Fox, P.F. and McSweeney, P.L.H. 1998. Dairy Chemistry and Biochemistry.
Blackie Academic & Professional. London
3. Koolman, J. and K.H. Roehm. 2005. Color Atlas of Biochemistry 2nd
edition, revised and enlarged. Thieme. Stuttgart
4. Reinhard, Tonia. 1998. The Vitamin Sourcebook. Contemporary Publishing
Group. Illinois-USA
5. Robinson, J. 2002. Water, Electrolytes and Acid-Base Balance. In Essentials
of Human Nutrition. Second edition. J. Mann & A. S. Ttruswell (editor).
Oxford University Press, New York.
6. Al Zuhair, N. and R. Khounganian. 2011. A comparative study between the
chemical composition of potable water and Zamzam water in Saudi Arabia.
http://faculty.ksu.edu.sa/khounganian/Interns%20Seminar/Zamzam-
waterpublicationarticle.pdf (180411)

Anda mungkin juga menyukai