PENDAHULUAN
Demam
Infeksi akut : Pyelonefritis akut, Prostatitis akut,
Infeksi kronis bisa tanpa demam
Malaise : rasa lemah & BB (kurus)
Pada keganasan, CRF, infeksi yang hebat, obstruksi
Gejala Cystitis
-Sakit suprapubis
- --Dysuria/ stranguri, rasa panas, urgency, tenesmi
vesicae
-Polakisuri, hematuri, pyuri
Banyak keadaan yang memberikan gejala cystitis :
Stranguri
Dysuri yang hebat
Tenesmi vesicae
Hasrat untuk miksi yang terus menerus
Akibat radang buli-buli atau sekitar buli-buli.
Urgency
Miksi yang tak dapat ditunda
Akibat perangsangan buli-buli atau bladder neck
Nocturi
Polyuri
Jumlah urin yang banyak per 24 jam (normal 50-70
cc/jam)
Akibat :
Diabetes mellitus
Diabetes insipidus
Acute renal failure : HORF (High output renal failure)
Oliguri
Pyuri
Urine bercampur nanah
3 glasses test:
-Initial pyuri: urethritis
-Terminal pyuri: Abses prostat, Divertikel buli-buli.
-Total pyuri: Cystitis, Pyelitis
Pneumaturi
Biasa pada:
Urine yang alkalis di mana terdapat precipitat fosfat
Chyluria: cairan lymfe dalam urine: Ada fistel antara sistem
pembuluh limfe
dengan traktus urinarius→filaria
Pus : Pyuria
Hematuria
: intermitten
-Ca. Buli-buli, Ca. Ginjal
Biasa pada:
-Striktur urethrae
-Valvula urethra posterior (anak laki-laki)
-Spasme otot peri-urethra pada wanita bayi/anak
-Urethritis
Incontinentia urinae
Pembagian
1. True incontinence
Kencing keluar tanpa terasa, mungkin terus
menerus atau periodik
Biasa pada:
-Ekstrofi buli-buli, epispadia
-Fistel vesicovaginalis, muara ureter ektopik
-Kerusakan sphincter urethra externum pada
operasi prostat.
Pancaran dan kaliber kencing berkurang
Akibat resistensi urethral yang makin meningkat
Terminal dribbling
Tetesan tambahan pada akhir/ sesudah miksi
Cystitis
Ada infeksi pada urine sisa → Gejala Cystitis
2. Stressincontinence
Kelemahan sphincter urethra externum sehingga
sedikit kegiatan fisik: batuk, ketawa, berdiri →
kencing keluar
3. Urgency incontinence
Biasa pada refleks miksi yang terus menerus mis:
Cystitis akuta terutama wanita, juga pada wanita
yang nervous
4. Paradoxic/overflow/false incontinence
Seperti stress incontinence
Pada : retensi urine kronis (buli-buli penuh),
obstruksi, neurogenik, myogenik bladder
Interuption of the urinary stream
Kencing terputus
Biasanya pada batu buli-buli, tumor buli-buli di mana pada
waktu miksi menutup orifisium urethra internum
Doubble mictie
Pada diverticulum vesicae yang besar
Bila divertikel buli-buli yang besarnya > 1/3 buli : operasi
Pada operasi lain mis: batu buli-buli, prostat ditemukan
divertikel → harus diangkat
HYPERTROPY PROSTAT
Arah pembesaran
Extravesical
-Menjauhi vesica urinaria
-Jelas teraba pada RT, gejala sedikit
Intravesical
-Ke arah vesica urinaria/urethra
-Tidak teraba, gejala hebat
Gejala klinik
Gejala obstruktif
Terjadi akibat penyempitan urethra karena desakan
prostat yang membesar dan kegagalan otot detrusor
berkontraksi dengan cukup kuat atau cukup lama
- Hesitency : menunggu saat permulaan miksi
- Poor stream : pancaran miksi lemah & kaliber
berkurang
-Intermittency : miksi terputus
-Terminal dribbling : menetes di akhir miksi
-Sensation of incomplete bladder emptying :
tdk puas setelah miksi, kencing tdk lampias
-Retensi urin
-Inkontinensia paradoks
Gejala iritasi
Diagnosis banding
Carcinoma prostat
Prostatitis kronik
Batu prostat
Penatalaksanaan
▪ Konservatif
Masase prostat, koitus teratur
Hindari beban vesica urinaria secara tiba-tiba
Antibiotik
Estrogen dosis kecil
Katerisasi, punksi, cystostomi
▪ Operasi
Indikasi operasi
Residual urine 100 cc terutama jika ada azotemia
ISK berulang dan persisten
Gross hematuri
Retensi urine akut/kronik
Kontraindikasi operasi
Absolut : DC, IM, koma, kahexia berat
Relatif : hipertensi (turunkan dulu)
Metode Operasi
1. TUR
2. Suprapubic prostatectomy
3. Retropubic prostatectomy
4. Perineal prostatectomy
Komplikasi Operasi
Hemorrhagic
Stricture post operative
Fistel
Incontinentia continue
Impotensi (terutama perineal approach)
TRAUMA TESTIS
Jarang cedera, sekalipun sering trauma akibat testis
yang mobil
Etiologi
Trauma tajam
Luka tembak, luka tusuk, luka iris
Trauma tumpul
Terjatuh, cedera olah raga, perkelahian
Gambaran klinik
-Riwayat trauma, disusul dengan mual, muntah,
kadang sinkop
terjadi pada tunika
albugenia di belakang tunika vaginalis
- Hematokel besar, bila arteriol di bawah tunika
albugenia robek
- Prdarahan meluas, hematom skrotum, bila ruptur
pada pertemuan tunika
albugenia dengan tunika vagPemeriksaan fisis
- Luka, ekimosis/hematom, pembesaran skrotum,
pembesaran testis dan nyeri, kadang testis tidak
teraba
-Tanda cairan/darah di dalam skrotum
- Ekimosis dan pembekakan testis minimal, bila
ruptur inalis dekat epididimis
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang : USG skrotum
Eksplorasi : Diagnosis pasti
Diagnosis banding
Torsio testis, Epididimitis
Tumor testis
Hematokel tanpa ruptur
Hidrokel
Penatalaksanaan
▪ Konservatif
Bila hematom dan nyeri minimal, USG : tidak ada
ruptur testis
Elevasi skrotum
Aplikasi kantong es
▪ Pembedahan
Eksplorasi berguna :
- Menyelamatkan testis
- Mengontrol perdarahan, mencegah infeksi
- Mengurangi konvalesens
Implantasi testis di jaringan subkutis paha, di
bawah kulit yang dipindahkan dari perineum
BATU TRAKTUS URINARIUS
Teori pembentukan batu :
5. Dehidrasi
- kurang minum
- suhu lingkungan tinggi
6. Benda asing
- fragmen kateter
- telur sistosoma
7. Jaringan mati (nekrosis papil)
8. Multifaktor
- anak dinegara berkembang
- multi trauma
Komposisi batu
- urat
- asam urat
- oksalat
- fosfat
- sistin
- xantin
BATU GINJAL
Gejala dan tanda-tandanya
- tidak ada gejala atau tanda
- nyeri pinggang atau sudut kostovertebral
- hematuri makroskopis (5-10%)&
mikroskopis (90%)
- pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing
- gangguan faal ginjal
- batu tampak pada gambaran pencitraan
(rontgen)
- mual, muntah disertai perut kembung
disebabkan ileus paralitik
BATU URETER
Diagnosa
1. Kolik
- serangan nyeri
- mual/muntah
- gelisah
2. Nyeri alih sampai keinguinal
- sampai kescrotum (pria)
- sampai kelabium mayus/vulva
(wanita)
3. Perut kembung (ileus paralitik)
4. Hematuri
5. Batu tampak pada pencitraan (rontgen
BATU BULI – BULI
Gejala dan tanda-tanda
1. Urine
- pH > 7,6 batu magnesium amonium fosfat
< 7,6 batu asam urat
- sel darah merah sel darah putih (infeksi)
- biakan urine
- creatine clereance test untuk melihat fungsi
ginjal
2. Darah
- Hb anemia pada gangguan fungsi ginjal
kronis
- Leukositosis infeksi
- Ureum / kreatinin melihat fungsi ginjal
- Kalsium fosfor dan asam urat
Radiologis
1. BNO-IVP :
- lokasi dan besar batu
- ada atau tidak bendungan
2. USG
Penanganan
1. Operasi terbuka
2. Litotripsi :
- mekanik
- elektronik
- hidroelektrik
- ultrasonik
- laser
3. ESWL (Extra corporal Shock WareLithotripsy)
litotripsi non invasif
T E R I M A K A S I H