Anda di halaman 1dari 23

Sri Wiyatiningsih

Mteri 2 Kuliah PHPT


Konsep Pengelolaan Kesehatan
Tanaman (PKT)
 Shokes dan Melouk, 19995:
Tanaman sehat hanya dapat tercapai bila berada pada kondisi
bebas patogen dan bebas tekanan lingkungan. Kesehatan tanaman
menunjukkan pada ketidak hadiran penyakit, kerusakan, atau
cacat pada tanaman.
 Cook, 20000:
PKT merupakan sbuah kerangka kerja yang teoritis dan praktis
untuk menempatkan secara ilmiah dan teknis seluruh batasan-
biotik dan abiotik-untuk hasil, kegunaan, penampilan atau
kualitas penggunaan akhir dari tanaman yang ditumbuhkan untuk
tujuan khusus bagi manusia.
Konsep Pengelolaan Kesehatan Tanaman (PKT)
 Definisi Pengelolaan Kesehatan Tanaman (Cook,2000):
Ilmu dan praktek pemahaman dan penanggulangan suatu
rangkaian dari faktor-faktor yang mebatasi tanaman dalam
mencapai potensi genetik penuhnya sebagai tanaman
pertanian, tanaman hias, tanaman penghasil kayu, atau
penggunaan lain.
 Pemahaman mengetahui mengapa tanaman yang kita
tumbuhkan (populasi atau individu) untuk beberapa
penggunaan khusus tidak mencapai potensi genetik
sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengajuan
diagnostik khusus, hasil pengujian dengan perlakuan empiris
yang diterapkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Konsep Pengelolaan Kesehatan Tanaman (PKT)

 Penanggulangan memiliki cara – cara menghilangkan


sebagian atau seluruh faktor – faktor yang menahan tanaman
mencapai potensi genetik penuhnya.
 Rangkaian faktor – faktor pembatas berarti bahawa
penghilangan satu faktor pembatas hanya akan memajukan
tanaman ke faktor pembatas selanjutnya untuk kesehatannya
yang juga harus di pahami dan di tanggulangi. Pengelolaan
Kesehatan Tanaman merupakan sebuah aplikasi dari hukum
Liebig tantang faktor – faktor pembatas.
Konsep Pengelolaan Kesehatan Tanaman (PKT)
 Potensi genetik penuh berarti bahwa kita mengetahui atau
dapat memperkirakan kapasitas penuh tanaman untuk
tumbuh, berkembang, dan berkembang biak tanpa faktor –
faktor yang membatasi kecuali potensi genetiknya sendiri.
 Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman
dipengaruhi oleh berbagai variable seperti sifat dan kondisi
tanah, cuaca, polutan, serangan hama dan penyakit, serta
praktek-praktek budidaya. Variabel – variabel tersebut dapat
menjadi serangkaian faktor pembatas yang menghalangi
tanaman mencapai potensi genetik penuhnya.
Hukum Minimum Liebig (Law of Minimum): uniess
the soil is in perfect balance, the yield/ qualiti potential
of a crop is like a barrel with staves of unequal length.
The crop will be limited by the shortest stave of the
barrel.
Dari hukum inilah Liebig menemukan pentingnya
unsur nitrogen untuk tanaman lewat senyawa amonia.
LANGKAH – LANGKAH SISTEMATIS
PELAKSANAAN PKT
 Tujuan produksi : tanaman sehat yaitu tanaman dapat mencapai
potensi genetik penuhnya
 PKT merupakan suatu konsep yang ideal untuk mencapai tujuan
“tanaman sehat”
 Aplikasi PKT dalam pengelolaan tanaman perlu dijabarkan
dalam langkah – langkah yang sistematik sehingga dapat di
laksanakan dengan runtut, teliti, dan berkesinambungan sehingga
dapat dievaluasi. Suatu kegiatan pengelolaan pada umumnya
dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu persiapan, pelaksanaan
dan evaluasi.
LANGKAH – LANGKAH SISTEMATIS PELAKSANAAN PKT
Cook (2000):
A. Persiapan, meliputi:
1. Pengambilan keputusan dan analisis usaha tani
2. Pengumpulan berbagai macam informasi, mengenai :
a. Potensi genetik tanaman
b. Faktor-faktor yang dapat membatasi tanaman mencapai potensi
genetik penuh
c. Metode yang tersedia untuk mangatasi faktor – faktor pembatas
d. Kondisi lahan yang dibutuhkan tanaman, meliputi: sifat dan
kondisi tanah, cuaca, intensitas sinar
3. Pemeliharaan lahan
4. Pemeliharaan kultivar tanaman
5. Pemeliharaan metode produksi
6. Pemilihan masukan yang diaplikasikan
LANGKAH – LANGKAH SISTEMATIS PELAKSANAAN PKT
B. Pelaksanaan, meliputi :
1. Penggunaan bibit atau bahan tanam yang bebas patogen
dan berkualitas tinggi
2. Pengoahan, sanitasi, dan pemupukan lahan
3. Penanaman bibit atau bahan tanam secara benar
4. Pengairan yang cukup dengan air yang bersih dan
berkualitas tinggi
5. Pengelolaan hama, penyakit, dan gulma secara terpadu
6. Pemanenan, penanganan, dan penyimpanan hasil secara
benar

C. Evaluasi
PERSIAPAN PELAKSANAAN PKT
1. Pengambilan keputusan dan analisis usaha tani
sebelum melaksanakan suatu sistem penanaman :
© Membuat keputusan ekonomik
→ suatu keuntungan harus dibuat untuk tetap berada dibidang
usaha pertanian.
© Perlu membuat catatan – catatan yang baik
→ memberikan informasi yang tepat untuk merencanakan dan
memonitor operasi
→ untuk menanggulangi resiko – resiko dan ketidak pastian
berhubungan dengan produksi pertanian.
© Harus membuat abalisis usaha tani mengangkut analisis BEP
(Break-Even Point) dan analisis biaya-keuntungan.
PERSIAPAN PELAKSANAAN PKT
2. Pengumpulan berbagai macam informasi, mengenai :
a. Potensi genetik penuh tanaman
@ perlu memahami bagaimana kondisi tanaman tersebut tumbuh & berkembang
pada setiap fasenya hingga memberikan hasil yang optimal sesuai potensi
genetiknya.; pengetahuan tentang fisiologi tumbuhan sangat penting.
b. Faktor – faktor yang membatasi tanaman mencapai potensi genetik
@ perlu memahami faktor pembatas pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
→ gangguan hama, penyakit, gulma
→ kondisi tanah dan cuaca yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman
→ kekurangan air dan zat hara
→ adanya polutan
→ praktek – praktek budidaya yang tidak tepat.
c. Metode yang tersedia untuk mengatasi faktor-faktor pembatas
d. Kondisi lahan yang dibutuhkan tanaman, meliputi : sifat dan kondisi tanah,
cuaca, intensitas sinar.
PERSIAPAN PELAKSANAAN PKT

3. Pemilihan lahan
@ perlu memilih lahan dengan tipe tanah drainase lahan, kandungan bahan
organik, sifat kimia dan fisika tanah yang cocok
→ mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
4. Pemilihan kultivar tanaman
@ perlu memilih dan mencari informasi mengenai kekuatan dan kelemahan
dari kultivar tersedia
→ mengevaluasi bagaimana kekuatan kultivar tersebut memenuhi
kebutuhan yang paling penting bagi produksi khusus setiap penanam dan
situasi pasar
5. Pemilihan merode produksi
@ perlu memilih metode mana yang akan dipakai
→ harus dipilih sesuai tanaman yang akan diproduksi dan tujuan produksi
6. Pemilihan masukan yang diaplikasikan
@ perlu memilih masukan – masukan yang akan diaplikasikan
PELAKSANAAN
Untuk mencapai tujuan memperoleh tanaman
sehat yaitu tanaman yang tumbuh dan berkempang
sesuai potensi genetiknya kita harus memahami semua
hal tantang tanaman dan masalah – masalah yang
dihadapi selama tanaman tumbuh dan berkembang,
kita juga harus siap dengan berbagai metode untuk
menanggulangi masalah – masalah tersebut. Dan tentu
saja, berbagai prisnsip dan aspek dalam menghasilkan
tanaman sehat harus dilaksanakan.
1. Penggunaan bibit atau bahan tanam yang
bebas patogen dan berkualitas tinggi
Teknologi seperti kultur meristem, terapi panas, indeksing
benih, ELISA, dan berbagai peralatan molekuler modern
untuk deteksi patogen pada bibit dan bahan tanam lain telah
diaplikasikan pada hampir semua tanaman di seluruh dunia

Keunggulan sifat pada bibit kadang – kadang dinyatakan pada


salah satu komponen hasil ataupun hasil akhir, kadang –
kadang pada mutu ataupun kandungan zat gizi, kegenjahan,
atau pada ketahanannya terhadap hama, penyakit, atau
kekeringan. Secara total keistimewaan suatu bibit unggul
adalah pada daya produksinya disuatu daerah tertentu.
Apabila suatu patogen dikeluarkan dari bahan perbanyakan
suatu tanaman, maka menjadi mungkin untuk
menumbuhkan tanaman bebas dari patogen tersebut selama
sisa waktu hidupnya. Setiap tanaman tumbuh dengan baik
dan memberikan hasil yang banyak jika bahan perbanykan
awal bebas dari patogen atau paling tidak bebas dari patogen
yang palin penting. Untuk alasan ini stieap usaha harus di
lakukan untuk memperoleh dan menggunakan bahan
perbanyakan yang bebas patgen,meskipun biayanya tentu
lebih tinggi dabanding bahan perbanyakn tanaman yang
kandungan patogennya tidak diketahui.
2. Pengolahan, sanitasi dan pemupukan
lahan
a) Pembajakan untuk mengendalikan penyakit dan gulma, dan
untuk menyiapkan persemaian,
b) Pmbalikan tanah dengan kedalaman yang cukup membuat
tanah menjadi gembur, bebas gulma, bebas sisa-sisa tanaman
serta mempercepat kematian hama dan patogen yang
terkandung di dalamnya
c) Santasi tanah juga dapat dilakukan dengan cara rotasi tanaman,
fumigasi tanah dengan metil bromida, solarisasi dengan panas
matahari, dan pengendalian biologis
d) Pemupukan yang tepat meningkatkan pertumbuhan tanaman
sehingga secara langsung atau tidak langsung memberikan
dampak pengendalian suatu penyakit tertentu
3. Penanaman bibit atau bahan
tanam secara benar
Perlu diperhatikan masalah waktu dan jarak tanam,
faktor yang menetukan waktu tanam adalah
ketersediaan air. Jarak tanam mempengaruhi populasi
tanaman dan kofesien penggunaan cahaya, kompetisi
antar tanaman dalam menggunakan air dan zat hara,
dengan demikian akan mempengaruhi kesehatan
tanaman.
4. Pengairan yang cukup dengan air
yang bersih danberkualitas tinggi
Banyak aktivitas tumbuhan di tentukan oleh sifat air dan bahan
yang larut dalam air. Seorang ahli membuat catatan yang teliti
tentang jumlah air yang dibutuhkan untuk menumbuhkan sebatang
tanaman bit gula dikebun. Sampai tanaman tersebut dewasa, air
setara 620 mm hujan perlu ditambahkan ke kebun itu, kira-kira
seperempat bagiannya diuapkan langsung dari tanah, tetapi 465
mm sisanya, sebagian besar lebih dahulu melewati tanaman baru
kemudian ke atmosfer. Perhitungan selanjutnya memperlihatkan
bahwa 465 kg air ditranspirasikan oleh tanaman bit gula untuk
setiap kilogram sukrosa yang dihasilkan, sedangkan untuk
menghasilkan 1 kg biomassa kering termasuk daun, batang, dan
akar, sebanyak 230 kg air ditranspirasikan.
Dua hal utama penghalang pada pengairan dengan air yang bersih
dan berkualitas tinggi adalah patogen dan garam.

Sistem dari teknik pengambangan kanal untuk sistem irigasi di


negara bagian Mashington, adalah mengumpulkan kembali
kelebihan air untuk digunakan oleh usaha tani di daerah hilir,
kondisi ini ideal untuk penyebaran nematoda parasitik tanaman
dari usaha tani satu ke usaha tani lain dan dari lahan ke lahan.

Teknologi transgentik menunjukkan potensi pengembangan


tanaman yang toleran terhadap garam, namun seperti pemulia
tanaman tradisional, menggabungkan gen yang tepat dengan gen
– gen lain pembawa sifat produksi dan kualitas dalam kultivar
yang cocok adalah proses yang sulit dan lama yang memerlukan
waktu tahunan bahkan puluhan tahun untuk menyelesaikannya.
5. Pengeolaan hama, penyakit, dan gulama
secara terpadu
Ditujukan untuk mengurangi populasi organisme pengganggu
tersebut ke taraf yang tidak merugikan, oleh karena itu harus di
tangani secara terus menerus sejak perencanaan.
Pada Pengelolaan Kesehatan Tanaman ini Konsep PHT menjadi
salah satu pendukung dan harus diaplikasikan karena banyak
hama yang diketahui juga berperan sebagai vektor penyakit.
Mengendalikan serangga hama dilakukan dengan menekan
populasinya sampai berada di bawah ambang ekonomi. Namun
pada serangga vektor virus pada tingkat populasi di bawah
ambang ekonomi telah mampu menyebabkan epidemi penyakit,
bila pada pertanaman tersedia sumber virus. Dalam kasus
demikian, maka pengambilan keputusan pengendalian hama
berdasarkan konsep PHT perlu ditambahkan pertimbangan lain
berupa komponen epidemi penyakit virus.
 Pengelolaan penyakit tumbuhan sebaiknya dilakukan dengan
menggabungkan teknik – teknik yang kompatibel. Beberapa
cara pengendalian tidak memberikan pengaruh yang kuat,
namun jika digabungkan dengan cara lain akan memberikan
pengaruh bersama cukup kuat untuk mengelola penyakit.
 Tujuan utama dari pengendalian penyakit yang terintegrasi
adalah menghilangkan atau mengurangi inokulum awal,
menurunkan keefektivan inokulum awal, meningkatkan
ketahanan tanaman, menunda munculnya penyakit, dan
memperlambat siklus penyakit sekunder. Secara
epidemiologi diusahakan agar populasi patogen pada
permulaan, laju infeksi, dan masa berkembangnya penyakit
ditekan sekecil – sekecilnya. Dengan sendirinya harus
dipilih langkah – langkah yang sesuai bagi penyakit –
penyakit yang bersangkutan.
6. pemanenan, penanganan, dan
penyimpanan hasil secara benar
Penanganan, dan penyimpanan hasil sangat mempengaruhi
kualitas hasil. Sementara, suatu hasil akan diterima konsumen
hanya apabila berkualitas baik. Selain dari itu, cara pemanenan
yang benar mempengaruhi kondisi lahan untuk pertanaman
berikutnya. Sisa – sisa tanaman setelah panen yang dibiarkan
tetap berada dilahan, dapat berkembang menjadi sumber
inokulum patogen bagi pertanaan berikutnya, apabila
mengandung propagul patogen.
EVALUASI
Evaluasi langkah-langkah pelasanaan Pengelolaan
Kesehatan Tanaman perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
kegiatan-kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan yang
direncanakan sehingga tujuan mencapai tanaman sehat telah
diperoleh. Dengan evaluasi kita dapat memperoleh data-data
mengenai sejauh mana kegiatan elah dilakukan, mengetahui
kesalahan-kesalahan apa yang telah dilakukan, kekurangan-
kekurangan apa yang didapat, atau malah kemajuan-
kemajuan apa yang diperoleh.
Kesemuanya itu dapat dijadikan sebagai pedoman bagi
kegiatan pengelolaan kesehatan tanaman di masa yang akan
datang

Anda mungkin juga menyukai