Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan


implikasi yang besar terutama bagi negara berkembang.
Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat
sekitar 0.3% dari seluruh populasi dan hampir 3%
mempunyai IQ dibawah 70. Sebagai sumber daya
manusia tentunya mereka akan sulit untuk dimanfaatkan
karena 0.1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan,
bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.
Retardasi mental masih merupakan dilema, sumber
kecemasan bagi keluarga dan masyarakat. Demikian pula
dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya masih
merupakan masalah yang besar.
PENGERTIAN
Retardasi mental adalah salah satu contoh yang
dapat ditemui berbagai tempat, dengan
karakteristik penderitanya yang memiliki tingkat
kecerdasan dibawah rata-rata (IQ kira-kira 70
atau lebih rendah) dan mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi, mengurus diri sendiri,
kemampuan untuk mengambil keputusan
sendiri, rekreasi, pekerjaan, kesehatan dan
keamanan (Prabowo. E, 2010)
Klasifikasi Retardasi Mental beberapa tingkatan
retardasi pada anak ada 4, yaitu:
• Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50- 69
• Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ
35-49
• Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-
34
• Profound retardation (retardasi mental sangat
berat), IQ <20
ETIOLOGI
Ditinjau dari penyebab secara langsung dapat digolongkan
atas penyebab biologis dan psikososial. Etiologi retardasi
mental tipe klinis atau biologikal dapat dibagi menjadi :
• 1. Penyebab pra-natal : dapat berupa kelainan
kromosom, kelainan genetik/ herediter, gangguan
metabolik, sindrom dismorfik, infeksi intrauterin,
intoksikasi
• 2. Penyebab perinatal : dapat meliputi prematuritas,
asfiksia, kernikterus, hipoglikemia, meningitis,
hidrosefalus, perdarahan intraventrikular
• 3. Penyebab post-natal : meliputi infeksi (meningitis,
ensefalitis), trauma, kejang lama, intoksikasi (timah
hitam, merkuri)
DIAGNOSIS
Diagnosis retardasi mental tidak hanya didasarkan
atas tes intelegensia saja, melainkan juga dari
riwayat penyakit, laporan dari orangtua, laporan
dari sekolah, pemeriksaan fisis, laboratorium,
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisis pada
anak retardasi mental biasanya lebih sulit
dibandingkan pada anak normal, karena anak
retardasi mental kurang kooperatif. Selain
pemeriksaan fisis secara umum (adanya tanda-
tanda dismorfik dari sindrom-sindrom tertentu)
perlu dilakukan pemeriksaan neurologis, serta
penilaian tingkat perkembangan. Pada anak yang
berumur diatas 3 tahun dilakukan tes intelegensia.
Jenis-jenis Latihan untuk Penderita
Retardasi Mental
1) Latihan di rumah: belajar makan
sendiri, membersihkan badan dan berpakaian
sendiri.
2) latihan di sekolah: belajar keterampilan untuk
sikap social.
3) Latihan teknis: latihan diberikan sesuai dengan
minat dan jenis kelamin penderita.
4) latihan moral: latihan berupa pengenalan dan
tindakan mengenai hal-hal yang baik dan buruk
secara moral.
TATALAKSANA
• Tatalaksana Medis
• Rumah Sakit/Panti Khusus
• Psikoterapi
• Konseling
• Pendidikan
• Pencegahan
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
• Neuroradiologi dapat menemukan kelainan dalam struktur
kranium, misalnya klasifikasi atau peningkatan tekanan
intrakranial.
• Ekoesefalografi dapat memperlihatkan tumor dan
hamatoma.
• Biopsi otak hanya berguna pada sejumlah kecil anak
retardasii mental. Juga tidak mudah bagi orang tua untuk
menerima pengambilan jaringan otak dalan jumlah kecil
sekalipun karena dianggap menambah kerusakan otak yang
memang tidak adekuat.
• Penelitian bio kimia menentukan tingkat dari berbagai
bahan metabolik yang diketahui mempengaruhi jaringan
otak jika tidak ditemukan dalam jumlah besar atau kecil,
misalnya hipeglekimia pada neonatus prematur,
penumpukan glikogen pada otot dan neuron, deposit lemak
dalam otak dan kadar fenilalanin yang tinggi.
DIAGONOSA KEPERAWATAN
• Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
berhubungn dengan kerusakan fungsi kognitf.
• Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
mempunyai anak yang menderita retardasi mental.
INTERVENSI
-DX 1 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi
kognitif.
- hasil yang diharapkan
• Anak dan keluarga aktif terlibat dalam program stimulai bayi.
• Keluarga menerapkan konsep-konsep dan melanjutkan aktivitas perawatan anak di rumah.
• Anak melakukan aktivitas hidup sehari-hari pada kapasitas optimal.
Keluarga mencari tahu tentang program pendidikan.

-Intervensi keperawatan
- Libatkan anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayii
Rasional : untuk membantu memaksimalkan perkembangan anak.Kaji kemajuan perkembangan
- anak dengan interval regular, buat catatan yang terperinci untuk membedakan perubahan
fungsi samar
Rasional : sehingga rencana perawatan dapat diperbaiki sesuai kebutuhan.
-Bantu keluarga menyusun tujuan yang realitas untuk anak.
Rasional : untuk mendorong keberhasilan pencapaian sasaran dan harga diri.
-Berikan penguatan positif / tugas-tugas khusus untuk perilaku anak
Rasional : karena hal ini dapat memperbaiki motivasi dan pembelajaran.
-Berikan pada remaja informasi praktik sosial dan kode prilaku yang kongkrit dan terdefinisi
dengan baik,
Rasional : karena kemudahan persuasi anak dan kurangnya penilaian dapat membuat anak
nerada pada resiko berbahaya.
Dx 2 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang
menderita retardasi mental.
-Hasil yang diharapkan
– Keluarga mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran mengenai kelahiran anak
dengan retardasi mental dan impikasinya.
– Anggota keluarga membuat keputusan yang realistik berdasarkan kebutuhan dan
kemampuan mereka.
– Anggota keluarga menunjukan penerimaan terhadap anak.
- Intervensi Keperawatan
Berikan informasi pada keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah kelahiran.
• Rasional ; Agar keluarga mampu menerima keadaan yang sesungguhnya.
Ajak kedua orang tua untuk hadir pada konferensi pemberian informasi.
• Rasional : Agar orang tua mendapatkan banyak informasi tentang retardasi
mental.
Diskusikan dengan anggota keluarga tentang manfaat dari perawatan dirumah, beri
kesempatan pada mereka untuk menyelidiki semua alternatif residensial sebelum
membuat keputusan.
• Rasional : Agar mereka dapat mengambil keputusan yang terbaik bagi mereka dan
anaknya.
Dorong keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang
sama
• Rasional : sehingga mereka dapat menerima dukungan tambahan..

Anda mungkin juga menyukai