Anda di halaman 1dari 8

Promotif, Vol.6 No.

1, Januari-Juli 2016 Hal 01-08 Artikel I

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DALAM


MENURUNKAN TINGKAT NYERI PASIEN GASTRITIS
DI RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PALU

Iwayan Supetran
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu

ABSTRAK

Nyeri merupakan salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada pasien gastritis. Nyeri
yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrium. Dalam riset tentang
intervensi keperawatan relaksasi otot progresif dapat membuat tubuh dan pikiran
terasa tenang, rileks ,dan lebih mudah untuk tidur (Davis, 2005).Penatalaksanaan
nonfarmakologis saat ini sangat dianjurkan, karena tidak menimbulkan efek samping,
dan dapat memandirikan pasien gastritis yang mengalami nyeri untuk dapat menjaga
kesehatannya. Salah satu pengobatan secara non farmakologis dalam mengatasi
nyeri menurut para ahli diantaranya adalah teknik relaksasi otot progresif. Tujuan
penelitian ini adalah diketahuinya efektifitas penggunaan teknik relaksasi otot progresif
dalam menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah
Madani.
Penelitian ini merupakan penelitian Preexperimental design dengan pendekatan
pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita gastritis
yang dirawat di Ruang Jambu pada tahun 2015.Sampel dalam penelitian ini sebanyak
12 orang, teknik pengambilan sampel purposive sampling. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat dengan Uji statistik yang
digunakan adalah uji wilcoxon.
Dari 12 respoden sebelum diberikan perlakuan diberikan relaksasi otot progresif pasien
gastritis yang mengalami nyeri sebanyak 12 respoden (100%). Setelah diberikan
perlakuan diberikan relaksasi otot progresif pasien gastritis yang mengalami nyeri
sebanyak 3 respoden (25%) dan yang tidak mengalami nyeri sebanyak 9 respoden
(75%). Hasil test statistik menunjukan hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai sig. 0,002 (P <
0,05), artinya “teknik relaksasi otot progresif sangat efektif dalam menurunkan tingkat
nyeri pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani”
Pasien gastritis sebelum diberikan relaksasi otot progresif semuanya mengalami nyeri,
sedangkan setelah diberikan relaksasi otot progresif sebagian besar tidak mengalami
nyeri, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat nyeri sebelum
dan sesudah dilakukan teknik relaksasi otot progresif dalam menurunkan tingkat nyeri
pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani.

Kata Kunci: Nyeri, gastritis, relaksasi otot progresif


Referensi : 18 (2005-2013)

PENDAHULUAN maka mereka akan langsung


Salah satu masalah kesehatan yang kita mengatasinya dengan makan nasi,
hadapi sekarang ini adalah penyakit kemudian nyerinya hilang. Penyakit
saluran pencernaan seperti gastitis. gastritis ini bila tidak di atasi dengan
Masyarakat pada umumnya mengenal cepat maka dapat menimbulkan
gastritis dengan sebutan penyakit maag perdarahan (hemorrhagic gastritis)
yaitu penyakit yang menurut mereka sehingga banyak darah yang keluar dan
bukan suatu masalah yang besar, berkumpul di lambung, selain itu juga
misalnya jika merasakan nyeri perut dapat menimbulkan tukak lambung,

1
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 01-08 Artikel I

kanker lambung sehingga dapat mengalami nyeri dapat tercermin dari


menyebabkan kematian (Hastuti, 2007). perilaku pasien misalnya suara
Badan penelitian kesehatan dunia WHO (menangis, merintih, menghembuskan
mengadakan tinjauan terhadap beberapa nafas), ekspresi wajah (meringis,
negara dunia dan mendapatkan hasil menggigit bibir), pergerakan tubuh
persentase dari angka kejadian gastritis (gelisah, otot tegang, mondar-mandir,
di dunia, diantaranya Inggris 22%, China dll), interaksi sosial (menghindari
31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan percakapan, disorientasi waktu) (Judha,
Perancis 29,5%. Di dunia, insiden 2012).
gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah Secara garis besar nyeri dibagi menjadi 2
penduduk setiap tahun. Insiden yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri
terjadinya gastritis di Asia Tenggara akut biasanya awitannya tiba-tiba dan
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk umumnya berkaitan dengan cedera
setiap tahunnya. Prevalensi gastritis spesifik, waktunya kurang dari enam
yang dikonfirmasi melalui endoskopi bulan dan biasanya kurang dari satu
pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% bulan. Nyeri kronik adalah nyeri konstan
yang secara substantial lebih tinggi atau intermiten yang menetap sepanjang
daripada populasi di barat yang berkisar suatu periode waktu. Nyeri kronis
4,1% dan bersifat asimptomatik. Gastritis berlangsung selama enam bulan atau
biasanya dianggap sebagai suatu hal lebih (Potter & Perry, 2006).
yang remeh namun gastritis merupakan Data dari medikal rekord Rumah Sakit
awal dari sebuah penyakit yang dapat Daerah Madani Proponsi Sulawesi
menyusahkan kita. Persentase dari Tengah pada tahun 2015 jumlah pasien
angka kejadian gastritis di Indonesia gastritis yang rawat jalan sebanyak 300
menurut WHO adalah 40,8%. Angka orang, jumlah pasien gastritis rawat inap
kejadian gastritis pada beberapa daerah sebanyak 230 orang, dari kasus tersebut
di Indonesia cukup tinggi dengan semuanya pasien merasakan nyeri ulu
prevalensi 274,396 kasus dari hati,selain tindakan pemberian therapi
238,452,952 jiwa penduduk (Kurnia dan medis sangat dimungkinkan untuk
Rahmi, 2014). Penatalaksanaan nonfarmakologis saat
Penyakit gastritis merupakan penyakit ini karena tidak menimbulkan efek
saluran pencernaan bagian atas yang samping, dan dapat memandirikan
banyak dikeluhkan dimasyarakat dan penderita gastritis untuk dapat menjaga
paling banyak ditemukan di bagian kesehatan mereka sendiri. Salah satu
gastroenterologi, diperkirakan hampir pengobatan secara non farmakologis
semua penderita gastritis mengalami dalam mengatasi nyeri adalah teknik
kekambuhan. Salah satu faktor yang relaksasi otot progresif. Latihan relaksasi
dapat menimbulkan munculnya gejala otot progresif dapat memberikan
gastritis adalah stres dan kebiasaan pemijitan halus pada berbagai kelenjer-
mengkonsumsi makanan yang bisa kelenjer pada tubuh, menurunkan
meningkatkan asam lambung (Maulidah, produksi kortisol dalam darah,
2006). mengembalikan pengeluaran hormon
Nyeri merupakan salah satu manifestasi yang secukupnya sehingga memberi
klinis yang terjadi pada pasien gastritis. keseimbangan emosi dan ketenangan
Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu pikiran (Purwoto, 2007). Penelitian ini
hati atau nyeri epigastrium. Nyeri adalah bertujuan untuk mengetahui efektifitas
pengalaman sensori dan emosional yang penggunaan teknik relaksasi otot
tidak menyenangkan akibat kerusakan progresif dalam menurunkan tingkat nyeri
jaringan yang aktual dan potensial (Price, pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah
2006). Secara umum tanda dan gejala Sakit Daerah Madani.
yang sering terjadi pada pasien yang

2
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 01-08 Artikel I

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data
Jenis penelitian yang digunakan yaitu 1. Data Primer
Preexperimental design dengan Data primer yaitu data yang
pendekatan pretest-posttest design. dikumpulkan melalui wawancara tidak
Pretest-posttest design adalah penelitian langsung dengan menggunakan
yang dilakukan dengan cara memberikan kuesioner. Penggunaan kuesioner
pengamatan awal terlebih dahulu merupakan salah satu metode
sebelum diberikan intervensi, setelah itu pengumpulan data yang digunakan
diberikan intervensi, kemudian dilakukan untuk memperoleh informasi dan juga
pengamatan akhir (Alimul. A. 2007). mengungkapkan hal-hal yang
Populasi dan Sampel diketahui responden (Riwidikdo,
1. Populasi 2009).
Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian atau yang diteliti Pada kuesioner nyeri menggunakan
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam skala analog deskritif, dengan kriteria:
penelitian ini adalah semua penderita 0 : Tidak nyeri
gastritis yang dirawat di Ruang Jambu 1-3 : Nyeri ringan : secara
Rumah Sakit Daerah Madani Palu obyektif klien dapat
pada tahun 2014. berkomunikasi dengan
2. Sampel baik.
Sampel adalah bagian dari jumlah 4-6 : Nyeri sedang : Secara
dan karakteristik yang dimiliki oleh obyektif klien mendesis,
populasi (Sugiyono, 2007). Sampel menyeringai, dapat
dalam penelitian ini adalah pasien menunjukkan lokasi nyeri,
yang dirawat di Ruang jambu Rumah dapat
Sakit Daerah Madani Palu pada saat mendeskripsikannya,
penelitian dilakukan. Besar sampel dapat mengikuti perintah
dalam penelitian ini diperoleh dari dengan baik.
hasil perhitungan dengan rumus 7-9 : Nyeri berat : secara
estimasi yang dimana populasi tidak obyektif klien terkadang
diketahui: tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon
terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri,
Keterangan : tidak dapat
n = jumlahsampel mendeskripsikannya, tidak
2
Z = nilai table Z = 0.05 adalah 1,96 dapat diatasi dengan alih
p = presisi = 0,5 posisi nafas panjang dan
d = Tingkat kesalahan 20%= 0,2 distraksi
10 : Nyeri sangat berat :
Teknik pengambilan sampel dalam Pasien sudah tidak
penelitian ini adalah non random mampu lagi
sampling dengan pendekatan berkomunikasi, memukul.
purposive sampling.
D. Hipotesis
ada pengaruh penggunaan teknik 2. Data Sekunder
relaksasi otot progresif dalam Data sekunder adalah data penderita
menurunkan tingkat nyeri pasien gastritis yang diperoleh dari Rumah
gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani, data
Sakit Daerah Madani. Kementrian Kesehatan Republik

3
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 01-08 Artikel I

Indonesia, data Word Health T = jumlah renking dari nilai selisih


Organization (WHO). yng negative (apabila banyaknya
selisih yang positif lebih banyak dari
F. Analisa Data banyaknya selisih negatif = jumlah
Dilakukan untuk mengetahui distribusi ranking dari nilai selisih yang positif
frekuensi dan proporsi masing-masing (apabila banyaknya selisih yang
yang diteliti, dan di analisi untuk negatif > banyaknya selisih yang
melihat pengaruh antara variabel positif)
bebas dengan terikat, dengan nilai HASIL
kemaknaan 0,05 dengan tingkat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
kepercayaan 95%. Adapun uji yang 05 Mei sampai 07 Juli 2015 di Ruang
digunakan pada penelitian ini adalah Jambu Rumah Sakit Daerah Madani
uji wilcoxon dengan rumus sebagai Propinsi Sulawesi Tengah.
berikut: Adapunjumlahsampelyaitu12 responden.
Analisa yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisa univariat dan analisa
bivariat.
1. Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan
Untuk memperoleh distribusi
karakteristik responden menurut
Keterangan : pendidikan dapat dilihat pada tabel
N = banyak data yang berubah berikut:
setelah diberi perlakuan berbeda
Tabel .1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Pasien Gastritis
di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani Tahun 2015

Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)


Pendidikan dasar (SD, SMP) 4 33,3
Pendidikan menengah (SMA) 5 41,7
Pendidikan tinggi 3 25
Jumlah 12 100
Sumber: Data primer
2. Karakteristik responden pekerjaan dapat dilihat pada tabel
berdasarkan pekerjaan berikut:
Untuk memperoleh distribusi
karakteristik responden menurut
Tabel.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Pasien Gastritis di
Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani Tahun 2015

Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%)


Bekerja 7 58,3
Tidak Bekerja 5 41,7
Jumlah 12 100
Sumber: Data primer

Berdasarkan Tabel 2, dari 38 orang (58,3%), yang tidak bekerja


respoden yang bekerja sebanyak 7 sebanyak 5 orang (41,6%).
3. Analisis Univariat

4
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 01-08 Artikel I

Tabel 3.
Distribusi Gambaran Nyeri Pasien Gastritis Sebelum dan Sesudah Diberikan
Relaksasi Otot Progresif Di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani
Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2015

Sebelum Diberikan Setelah Diberikan


Relaksasi Otot Progresif Relaksasi Otot Progresif
Kriteria
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
(f) (%) (f) (%)
Nyeri 12 100 3 25
Tidak
0 0 9 75
Nyeri
Jumlah 12 100 12 100
Sumber: Data primer

4. Analisisis Bivariat
Gambaran Nyeri Pasien Gastritis Sebelum dan Sesudah Diberikan Relaksasi Otot
Progresif
Tabel . 4
Efektifitas Penggunaan Teknik Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan Tingkat
Nyeri Pasien Gastritis di Ruang Jambu Rumah Sakit Daerah Madani Tahun 2015

Pre test-post test Mean Rank Nilai P


Nyeri Pasien Gastritis 6,50 0,002
Sumber: Data primer

Hasil test abdomen melalui saraf


statistikmenunjukanhasilujiwilcoxondi vagus. Persarafan simpatism elalui
perolehnilaiMean Rank 6,5 dan nilai saraf splanchnicus major dan ganglia
p 0,002 (P ≤ 0,05), siliaka. Serabut-serabut aferen
dengandemikiansecara statistik teknik menghantarkan impul snyeri yang
relaksasi otot progresif sangat efektif dirangsang oleh peregangan,
dalam menurunkan tingkat nyeri kontraksiotot, sertaperadangan,
pasien gastritis di Ruang Jambu dandirasakan di daerah epigastrium
Rumah Sakit Daerah Madani. abdomen. Serabut-serabut eferen
PEMBAHASAN simpatis menghambat motilitas dan
1. Gambaran nyeri pasien gastritis sekresi lambung. Pleksus saraf
sebelum diberikan tehnik relaksasi mienterikus (auerbach)
otot progresif dan submukosa (meissner)
Hasil penelitian menunjukkan membentuk persarafan intrinsic
sebelum diberikan tehnik relaksasi dinding lambung dan mengoordinasi
otot progresif semuanya pasien aktivitas motorik dan sekresi mukosa
mengalami nyeri. Rasa nyeri yang lambung.
ditunjukkan merupakan akibat respon Sejalan dengan pendapat Abraham
tubuh terhadap trauma atau akibat (2010), yang menyatakan pada
mukosa lambung mengalami penderita gastritis pertama kali yang
kerusakan. Persarafan lambung terjadi adalah membran mukosa
sepenuhnya berasal dari system lambung menjadi edema dan hipermik
sarafotonom. Suplai saraf (kongesti dengan jaringan, cairan dan
parasimpatis untuk lambung dan darah) dan mengalami erosi
duodenum dihantarkan ke dan dari superfisial, bagian ini mensekresi
5
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 01-08 Artikel I

sejumlah getah lambung yang akan tetap berlangsung meskipun


mengandung sangat sedikit asam dalam kondisi tidur. Kebiasaan makan
tetapi banyak mukus. Ulserasi yang teratur sangat penting bagi
superfisial dapat terjadi dan dapat sekresi asam lambung karena kondisi
menumbulkan hemoragi. Pasien tersebut memudahkan lambung
dapat mengalami ketidaknyamanan, mengenali waktu makan sehingga
sakit kepala, malas, mual dan produksi lambung terkontrol.
anoreksia, sering disertai mual dan
cegukan. 3. Efektifitas penggunaan teknik
relaksasi otot progresif dalam
2. Gambaran nyeri pasien gastritis menurunkan tingkat nyeri pasien
setelah diberikan tehnik relaksasi gastritis di Ruang Jambu Rumah
otot progresif Sakit Daerah Madani. Peneliti ini
Hasil penelitian menunjukkan setelah membuktikan sebelum diberikan
diberikan relaksasi otot progresif relaksasi otot progresif pasien
sebagian besar pasien sudah tidak gastritis yang mengalami nyeri
mengalami nyeri.setelah diberikan dikarenakan oleh perhatian pasien
relaksasi otot progresif pasien masih terfokus pada titik nyeri
merasakan nyerinya berkurang, sehingga pasien merasakan nyeri
karena gerakan-gerakan yang telah yang hebat. Sedangkan setelah
diberikan secara perlahan membantu diberikan relaksasi otot progresif
merilekskan sinap-sinap saraf baik pasien gastritis mengalami penurunan
yang simpatis maupun yang skala nyeri karena pasien sudah tidak
parasimpatis. Saraf yang rileks terfokus lagi pada rasa sakitnya itu.
menurunkan rasa nyeri secara Sehingga hipotalamus tidak
perlahan. mengaktifkan mediator nyeri.
Sejalan dengan pendapat Ganong Hasil penelitian ini sejalan dengan
(2010), yang menyataan sekresi penelitian Melisa (2013), tentang
asam lambung dipengaruhi oleh kerja efektivitas pemberian teknik relaksasi
saraf dan hormon. Sistem saraf yang progresif dalam penurunan nyeri
bekerja yaitu saraf pusat dan saraf pasien gastritis akut di RSUD Muara
otonom, yakni saraf simpatis dan Teweh 2013 dengan hasil dari 25
parasimpatis. Adapun hormon yang responden tingkat nyeri pada pasien
bekerja antara lain adalah hormon gastritis akut sebelum pemberian
gastrin, asetilkolin, dan histamin. teknik relaksasi progresif adalah nyeri
Terdapat tiga fase yang ringan sebanyak 4 orang (16%), nyeri
menyebabkan sekresi asam lambung. sedang yaitu sebanyak 16 orang (64
Pertama, fase sefalik, sekresi asam %), nyeri berat terkontrol sebanyak 5
lambung terjadi meskipun makanan orang (20%). Tingkat nyeri pada
belum masuk lambung, akibat pasien gastritis akut sesudah
memikirkan atau merasakan pemberian teknik relaksasi progresif
makanan. Kedua, fasegastrik, ketika adalah tidak ada nyeri sebanyak 1
makanan masuk lambung akan orang (4%), nyeri ringan sebanyak 12
merangsang mekanisme sekresi orang (48%), nyeri sedang yaitu
asam lambung yang berlangsung sebanyak 7 orang (28 %), nyeri berat
selama beberapa jam, selama terkontrol sebanyak 5 orang (20%).
makanan masih berada di dalam Nilai sum ranks menunjukkan bahwa
lambung. Ketiga, fase intestinal, nilai rank untuk tingkat nyeri pada
proses sekresi asam lambung terjadi sebelum pemberian teknik relaksasi
ketika makanan mengenai progresif adalah sebesar 71,50 pada
mukosausus. Produksi asam lambung saat sedangkan saat sesudah

6
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 01-08 Artikel I

pemberian teknik relaksasi progresif Berdasarkan hasil penelitian efektifitas


adalah sebesar 6,50. Nilai Z sebesar - penggunaan teknik relaksasi otot
2,887 dengan nilai signifikan sebesar progresif dalam menurunkan tingkat nyeri
0,004. pasien gastritis di Ruang Jambu Rumah
Pendapat Judha (2012), menyatakan Sakit Daerah Madani, maka dapat
nyeri merupakan salah satu disimpulkan:
manifestasi klinis yang terjadi pada 1. Gambaran nyeri pasien gastritis
pasien gastritis. Nyeri yang dirasakan sebelum diberikan tehnik relaksasi
adalah nyeri ulu hati atau nyeri otot progresif sebagian besar
epigastrium. Nyeri adalah mengalami nyeri
pengalaman sensori dan emosional 2. Gambaran nyeri pasien gastritis
yang tidak menyenangkan akibat setelah diberikan tehnik relaksasi otot
kerusakan jaringan yang aktual dan progresif sebagian besar tidak
potensial. Secara umum tanda dan mengalami nyeri
gejala yang sering terjadi pada pasien 3. Ada perbedaan tingkat nyeri sebelum
yang mengalami nyeri dapat dan sesudah dilakukan teknik
tercermin dari perilaku pasien relaksasi otot progresif dalam
misalnya suara (menangis, merintih, menurunkan tingkat nyeri pasien
menghembuskan nafas), ekspresi gastritis di Ruang Jambu Rumah
wajah (meringis, menggigit bibir), Sakit Daerah Madani palu.
pergerakan tubuh (gelisah, otot
tegang, mondar-mandir), interaksi DAFTAR PUSTAKA
sosial (menghindari percakapan,
disorientasi waktu). Abraham, 2010, Medical Nutrition
Pendapat Smeltzer dan Bare (2008) Therapy for Upper
relaksasi otot skeletal dipercaya dapat Gastrointestinal Tract
menurunkan nyeri dengan Disorders. Philadelphia:
merilekskan ketegangan otot yang Saunders
menunjang nyeri. Hampir semua Brunner, Lillian S & Suddarth, Doris S,
orang dengan nyeri kronis 2010, Keperawatan Medikal
mendapatkan manfaat dari metode Bedah Edisi 8 Vol 2. EGC.
relaksasi. Periode relaksasi yang Jakarta
teratur dapat membantu untuk Corwin, Elisabeth J, 2007, Buku Saku
melawan keletihan dan ketegangan Patofisiologi, EGC, Jakarta.
otot yang terjadi dengan nyeri kronis Ehrlich, 2011, Gangguan
dan yang meningkatkan nyeri. Gastrointestinal: Aplikasi
Pendapat Melzack dan Wall (1965), Asuhan Keperawatan Mediakl
teori gate control dari mengusulkan Bedah. Jakarta : Salemba
bahwa impuls nyeri dapat diatur atau Medika
dihambat oleh mekanisme Ganong, William F. 2010. Buku Ajar
pertahanan di sepanjang sistem saraf Fisiologi Kedokteran. EGC,
pusat. Teori ini mengatakan bahwa Jakarta.
impuls nyeri dihantarkan saat sebuah Guyton, 2009, Textbook of Medical
pertahanan dibuka dan impuls Physiology. 11th ed.
dihambat saat sebuah pertahanan Philadelphia, PA, USA: Elsevier
tertutup. Upaya menutup pertahanan Saunders.
tersebut merupakan dasar teori Hastuti, 2007, Faktor-Faktor Risiko Nyeri
menghilangkan nyeri. Epigastrium Pada Penderita
Gastritis. Tesis. Mahasiswa
KESIMPULAN Magister Epidemiologi
Universitas Diponegoro.

7
Promotif, Vol.6 No.1, Januari-Juli 2016 Hal 01-08 Artikel I

Jacobson, 2009, Methods For Teachy, Riwidikdo, H, 2009, Statistik Kesehatan,


Terjemah Ahmad Fawaid Dan Mitra Cendika Press,
Khoirul Anam, Newjersy USA: Yogyakarta
Preason Education. Soeparman, W 2009, Ilmu Penyakit
Judha, 2012, Teori Pengukuran Nyeri & Dalam jilid I, Edisi kedua, Balai
Nyeri. Persalinan, Nuha Penerbit FK UI, Jakarta.
Medika, Yogyakarta Sugiyono, 2007, Stastistik Untuk
Kozier, 2008, Fundamental Of Nursing; Penelitian. Alphabeta.
Consept, Process And Practice, Bandung.
(Fourth Edition), EGC, Jakarta. Tamsuri, A 2007, Konsep Dan
Murphy, 2006, How to Design Penatalaksanaan Nyeri, EGC,
Trademarks and Logos. Ohio : Jakarta
North Light Book. Tanra, H, 2007, Penanganan Nyeri
Potter, Patricia A & Perry, Anne G, 2005, Kanker, PT. Rineka Cipta,
Buku Ajar Fundamental Jakarta.
Keperawatan konse, EGC, Tjokronegoro dan Utomo, 2008, Buku
Jakarta Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai