Anda di halaman 1dari 35

Laporan Kasus

Space Occupying Lesion


Ni Made Yogaswari ,S.Ked

FAB 118 007

Pembimbing :
dr. Hygea Talita P Toemon, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/PSPD UNPAR
PALANGKA RAYA
OKTOBER
2018
Identitas

• Nama : Ny. MY
• Usia : 63 Tahun
• Alamat : Dusun Jati Agung
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
Anamnesis

• MRS : 15 Oktober 2018


• Kiriman dari : IGD RSUD dr. Doris Sylvanus
• Anamnesis : 20 Oktober 2018
• Keluhan utama : Nyeri kepala hebat
Anamnesis …....
Autoanamnesis dengan pasien
RPS :
• Os datang dengan keluhan nyeri kepala yang semakin memberat
sejak ±3 jam SMRS. Nyeri kepala dirasakan pada bagian depan
ditepi dahi pada kedua sisi seperti berdenyut. Nyeri kepala
dirasakan hampir setiap hari dan dirasakan selama ± 1 jam setiap
harinya terutama pada pagi hari. Nyeri kepala terkadang disertai
muntah (+), muntah berupa makanan, dan cairan, keluhan
adanya demam disangkal.
• Selama ini pasien hanya mengkonsumsi obat warung. Sekitar ±6
bulan SMRS nyeri kepala dirasakan semakin sering dan semakin
memberat, muntah (+), kejang (-). Obat warung yang selama ini
dikonsumsi sudah tidak meredakan nyeri kepala yang dirasakan
oleh pasien. Pasien lalu berobat kedokter dan diberi obat (nama
obat pasien lupa).
RPD :
• Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat DM (-) \

RPK :
• Hipertensi (-)
• DM (-)
• Keluhan yang sama dengan pasien (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Present Temuan
Keadaan umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos Mentis. GCS: E4V5M6
TTV TD: 110/70 mmHg, DN: 86x/m, RR: 20x/m, T: 36,50C
Cephal Normocephal, jejas (-)
Mata CA(-/-), SI (-/-), pupil isokor, RC (+/+)
Hidung NCH (-/-), rhinorea (-), deviasi (-/-)
Telinga Simetris, otorea (-/-)
Thorax Inspeksi : Simetris, bentuk normal
Pulmo Palpasi : fremitus normal
Perkusi : sonor
Auskultasi : Ves (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Thorax
Cor Ins : Ictus cordis tidak terlihat
Pal : Ictus cordis tidak teraba
Aus : S1S2 tunggal, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen Supel, BU (+) Normal, timpani, Nyeri tekan (-), hepar/


lien tidak teraba besar

Ekstremitas Akral hangat, CRT<2 detik, sianosis (-), edem


ekstremitas (-/-)
Status Neurologis
• GCS E4V5M6 (Kompos Mentis)
• Fungsi Luhur: Normal, Meningeal sign : kaku kuduk (-), kernig sign (-), Lasegue
(-), brudzinski I/II (-)
• Nervus Cranialis
–N. I : tidak dilakukan
–N II : Daya penglihatan (+/+)
–N III, IV, VI : ptosis-/-, pupil bulat isokor ø 3/3 mm, refleks cahaya (+/+), Diplopia
(-), pergerakan bola mata baik ke segala arah, nistagmus (-/-)
–N V : Motorik Normal. Sensorik Normal.
–N VII : mengedipkan mata (+/+), kerutan dahi (+/+) , menggembungkan pipi (+/+)
–N VIII : tidak dilakukan
–N IX, X : deviasi uvula (-), menelan masih baik (+/+)
–N XI : menoleh (baik/baik)
–N XII : simetris
..Status Neurologis

Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior


Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan 4 4 4 4
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Sensibilitas + + + +
Nyeri - - - -
Reflek + + + +
fisiologis
Reflek - - - -
patologis
Tremor - - - -
Pemeriksaan
Laboratorium
15 Oktober 2018

Hb 12,0 g/dL N
Ht 32,1 % 
Leukosit 8.310 /uL N
Trombosit 199.000 /uL N
GDS 99 mg/dL N
Ureum 36 mg/dL N
Creatinin 1.00 mg/dl N
Pemeriksaan Penunjang
CT-Scan Kepala
Non Kontras
• Lesi/ massa / SOL bentuk
bulat
• Hidrosepalus obstruktif
Kesan:
• Sol / lesi / massa
metastase ke intrakranial
+ Hidrosepalus
Pemeriksaan Penunjang
X- foto Thorak. AP

• Jantung Normal
DIAGNOSIS

• Diagnosis Klinis
Chefalgia
• Diagnosis Topis
Gangguan intracerebri
• Diagnosis Etiologi
Chefalgia e.c Space Occupying Lesion
TERAPI

• IVFD NaCl 0,9% 20 tpm


• Inj: Mecobalamin 2 x 500 mg (IV)
Dexametason 4 x 10 mg (IV)
Citicolin 2 x 500 mg (IV)
Ranitidin 2 x 50 mg (IV)
PO. Acetazolamid 2 x 1
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi SOL

Space occupying lesion intrakranial (lesi desak ruang


intrakranial)  neoplasma, jinak / ganas, primer /
sekunder, serta setiap inflamasi yang berada di dalam
rongga tengkorak yang menyebabkan peningkatan
tekanan intrakranial dan menempati ruang di dalam
otak. Space occupying lesion intrakranial meliputi tumor,
hematoma, dan abses
Pembentukan Cairan Serebrospinal
Skema Proses Desak Ruang Yang menimbulkan Kompresi
Pada Jaringan Otak dan Pergeseran Struktur Tengah.
Klasifikasi Space Occupying Lesion

• Tumor otak :
 Benigna (jinak)
 Maligna (Ganas)
• Hematoma Intrakranial
 Hematoma Epidural
 Hematoma Subdural
 Higroma Subdural
Tumor

Tumor otak atau tumor intrakranial adalah


neoplasma atau proses desak ruang (space
occupying lesion) yang timbul di dalam rongga
tengkorak baik di dalam kompartemen
supertentorial maupun infratentorial
ETIOLOGI
1. SOL yang meningkatkan volum jaringan :
a. Konstusio serebri
b. Hematoma
c. Infark
d. Abses
e. Tumor Intrakranial

2. Masalah serebral
a. Peningkatan produksi cairan serebrospinal
b. Bendungan sistem ventricular
c. Menurun absorbs cairan serebrospinal

3. Edema serebral
a. Penggunaan zat kontras yang merubah homestatis otak
b. Hidrsi yang berlebihan dengan menggunakan larutan hipertonik
c. Pengaruh trauma kepala

22
Klasifikasi
BENIGNA
Batas yang jelas, tidak infiltratif dan
hanya mendesak organ-organ sekitar
Secara histologis : struktur sel yang
reguler, pertumbuhan lama tanpa
mitosis

MALIGNA
Mikroskopis : infiltratif atau ekspansi
destruktur tanpa batas yang jelas,
tumbuh cepat serta cenderung
membentuk metastasis dan
rekurensi pasca pengangkatan total
• Klasifikasi tumor otak menurut WHO (modifikasi
dengan adaptasi dari Escourolle) :
• Tumor jaringan neuroepithel
• Tumor nervus kranial dan splinal
• Tumor meningen
• Neoplasma hematopoietic
• Germ cell tumor
• Kista dan tumor-like lesion
• Tumor regio sellar
• Ekstensi lokal dari tumor regional
• Tumor metastasis
Diagnosis

• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang:
• Elektroensefalografi (EEG)
• Foto polos kepala
• Arteriografi
• Computerized Tomografi (CT Scan)
• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Anamnesis
 Gejala TIK: nyeri kepala, muntah, papil oedema
Nyeri kepala: intermiten, tumpul, berdenyut, berlokasi di
frontal/oksipital.
( pada p↑ TIK : px bangun pagi dengan nyeri kepala, berkurang
dalam satu-dua jam)
Bayi&anak”: > lingkar Kepala yg progresif
Muntah : pada p↑ TIK timbul setelah bangun, sering bersama
dengan nyeri kepala saat pagi hari.

Kejang: khususnya di supratentorial  kejang umum, psikomotor,


atau kejang fokal
Gejala neurologis fokal
Perubahan tanda vital pada kasus space
occupying lesion intrakranial
Denyut nadi relatif stabil selama stadium awal dari peningkatan ICP
Pernapasan Perubahan pada pola pernafasan adalah hasil dari tekanan
langsung pada batang otak
Suhu tubuh peningktan suhu tubuh akan muncul akibat dari disfungsi
dari hipotalamus atau edema pada traktus yang
menghubungkannya
Tekanan darah terjadinya peningkatan ICP, tekanan darah akan meningkat
sebagai mekanisme kompensasi; Sebagai hasil dari respon
Cushing, dengan meningkatnya tekanan darah, akan terjadi
penurunan dari denyut nadi disertai dengan perubahan pada
pola pernafasan.
Reaksi pupil  Pemeriksaan fisik neurologis (ukuran pupil, funduskopi,
motorik dan sensibilitas)
Tanda patologis tumor

Tanda memegang (grasping


sign) adalah pola cabang-
cabang arteri yang seolah-
olah memegang tumor

Tanda yang dilukis sebagai


draping sign atau tanda
menudungi adalah perjalan
cabang arteri yang seolah-
olah menuduni tumor
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. MRI : Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan tumor didalam batang
otak dan daerah hiposisis, dimana tulang mengganggu dalam gambaran yang
menggunakan CT Scan.
2. CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran, kepadatan,
jejas tumor, dan meluasnya edema serebral sekunder serta memberi informasi
tentang sistem vaskuler.
3. Biopsy stereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan
untuk memberi dasar pengobatan serta informasi prognosis.
4. Rontgen tengkorak : Untuk diagnostic sekurang-kurangnya diambil dari 2 arah,
anteroposterior dan lateral.
Elektroensefalografi (EEG) : Mendeteksi gelombang otak abnormal

30
Penatalaksanaan

Terapi Definitif
Terapi Suportif • Pembedahan
 Antikonvulsan • Radiasi
 Kortikosteroid • Kemoterapi
• Imunoterapi
Penanganan tumor
Terapi Operatif
 Prinsip penangan adalah pengambilan tumor
total,sementara pada tumor ganas tujuanya dekompresi
untuk pengobatan selanjutnya
Tindakan terapi operasi tumor ini khusunya yang ganas
bertujuan untuk mendapatkan diagnosa pasti dan
dekompresi internal mengingat bahwa obat” antiedema tdk
dapat diberikan secara trus menerus.
.
Terapi Konservatif (non operasi)

Radioterapi
• Radioterapi ini untuk tumor kebanyakan mengunakan sinar X dan sinar
gamma
• Tujuan: menghancurkan tumor dengan dosis yang masih dapat
ditoleransi oleh jaringan normal yang ditembusnya.
• Menggunakan terapi megavolte

Immunoterapi
• tumbuhnya suatu tumor disebabkan oleh adanya gangguan fungsi
immunologi tubuh sehingga diharapkan dengan melakukan restorasi
sistem imun dapat menekan pertumbuhan tumor
• diterapkan untuk kasus-kasus tumor jenis glioma (dimana sistem
imunnya menurun)
• obat-obat yang sering digunakan sebagai immuno-modulator antara
lain adalah: BCG/Levamizole, Visivanil, dan PS/K
Prognosis

• Tergantung jenis tumor spesifik atau tipe tumor.


• Angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-
60% dan angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years survival)
berkisar 30-40%.
• Prognosis di Indonesia masih buruk.
Daftar Pustaka
1. Ropper AH, Brown RH, Adams RDI, Victor M. Adams and Victor's
principles of neurology. Edisi ke-8. New York: McGraw- Hill; 2014.
2. Satyanegara. Ilmu bedah saraf satyanegara. Edisi ke-5. Jakarta: PT
Gramedia; 2014. hlm. 265.
3. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Jakarta: PT dian
rakyat; 2007. hlm. 242.
4. Longmore M, Wilkinson IB, Baldwin A, Wallin E. Oxford handbook
of clinical medicine. Edisi ke-9. United States: Oxford University
Press; 2014. hlm. 460.
5. American Association of Neurological Surgeons (AANS). Brain
Tumors. Rolling meadows: AANS; 2012.
6. Harsono. Buku ajar neurologi klinis. Djogjakarta: Perimpunan
ddokter spesialis saraf Indonesia dengan Gadjah mada university
press; 2015.

Anda mungkin juga menyukai