Anda di halaman 1dari 92

DermatoVenereology

9 January 2015
EFLORESENSI
EFLORESENSI

Primer
• Makula, Papul, Plak, Urtika, Nodus, Vesikel, Bula,
Pustul, Kista

Sekunder
• Skuama, Krusta, Erosi, Ulkus, Sikatriks, Ekskoriasi
Kecil Besar

Penonjolan pada kulit Papul Nodul

Perubahan warna/tekstur kulit Makula Makula besar (patch)


tanpa peninggian

Gelembung berisi cairan Vesikel Bulla

Lesi berisi nanah Pustul Abses

Ekstravasasi darah ke permukaan Petekie, purpura Ekimosis, hematoma


kulit

Edema permukaan kulit Urtika Angioedema


Bentuk, Ukuran dan Susunan Kelainan
Ukuran
Miliar Seesar kepala jarum pentul
Lentikular Sebesar biji jagung
Numular Sebesar uang logam
Plakat Lebih besar dari numular
Bentuk
Susunan kelainan
Linear Seperti garis lurus
Sirsinar anular Seperti lingkaran
Arsinar Berbentuk bulan sabit
Polisiklik Bentuk pinggiran yang sambung menyambung
Korimbiformis Susunan seperti induk ayam yang dikelilingi anak-
anaknya
Penyebaran dan Lokalisasi
Sirkumskrip : berbatas tegas
Difus : tidak berbatas tegas
Generalisata : tersebar pada sebagian besar badan
Universalis : seluruh atau hampir seluruh badan
Soliter : hanya satu lesi
Herpetiformis : vesikel berkelompok seperti pada herpes zoster
Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu
Diskret : terpisah satu dengan yang lain
Serpiginosa : proses yang menjalar ke satu jurusan, diikuti oleh penyembuhan bagian yang ditinggalkan
Irisformis : eritema yang berbentuk bulat lonjong dengan vesikel yang berwarna lebih gelap di tengahnya
Simetrik : mengenal kedua sisi tubuh yang sama
Bilateral : mengenai kedua sisi tubuh
Unilateral : mengenai salah satu sisi tubuh
DERMATOTERAPI
DERMATOTERAPI
Cara pengobatan penyakit kulit :
a. Topikal
b. Sistemik
c. Intralesi
d. Radioterapi
e. Sinar ultraviolet
f. Pengobatan laser
g. Krioterapi
h. Bedah listrik
i. Bedah scalpel
Terapi Topikal
• Aplikasi diatas kulit yang sakit
• Bahan terapi topikal :
a. Bahan dasar (vehikulum)
b. Bahan aktif
• Dermatosis basah digunakan bahan dasar cair/basah, dermatosis
kering digunakan bahan dasar padat/kering
Bahan Dasar

cairan Bedak kocok bedak

krim Pasta pendingin Pasta berlemak

salep
Cairan
Cairan terdiri dari :
a. Solusio : larutan dalam air
Solusio terdiri dari : kompres, bath dan full bath
a. Tingtura : larutan dalam alkohol

Prinsip : membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, kusta dan
sebagainya) kulit menjadi kering, permukaan bersih sehingga
mikroorganisme tidak dapat tumbuh.
Bedak
• Penetrasi sedikit
• Bahan dasar adalah talcum venetum
• Indikasi :
a. Dermatosis yang kering dan superfisial
b. Mempertahankan vesikel/bula agar tidak pecah, misalnya pada
varisela dan herpes zoster
• Kontraindikasi : Dermatitis yang basah, terutama bila disertai dengan
infeksi sekunder
Salep
• Bahan dasar adalah vaselin, lanolin atau minyak
• Indikasi :
a. Dermatosis yang kering dan kronik
b. Dermatosisi yang dalam dan kronik, karena daya penetrasi salep
paling kuat jika dibandingkan dengan bahan dasar lainnya
c. Dermatosis yang bersisik dan berkrusta
• Kontraindikasi : dermatitis madidans. Jika kelainan kulit terdapat pada
bagian berambut
Bedak Kocok
• Campuran air dan bedak, biasa ditambah gliserin
• Indikasi :
a. Dermatosis yang kering, superfisial dan agak luas yang diinginkan
adalah sedikit penetrasi
b. Keadaan subakut
Kontraindikasi : dermatitis madidans dan daerah yang berambut
Krim
• Campuran air dan minyak serta emulgator (water and oil)
• Krim W/O : air merupakan fase dalam dan minyak fase luar
• Krim O/W : minyak merupakan fase dalam dan air fase luar
Indikasi :
a. Indikasi kosmetik
b. Dermatosis yang subakut dan luas yang dikehendaki adalah
penetrasi yang lebih besar daripada bedak kocok
c. Krim boleh digunakan pada daerah yang berambut
Kontraindikasi : dermatitis madidans
Pasta
• Campuran homogen bedak dan vaselin
• Bersifat protektif dan mengeringkan
• Indikasi : penggunaan pasta pada dermatosis yang agak basah
• Kontraindikasi : dermatosis yang eksudatif dan daerah yang
berambut, tidak dianjurkan untuk daerah genital eksterna dan lipatan
badan
Pasta Pendingin
• Campuran ketiga bahan dasar
• Indikasi : dermatosis subakut
• Kontraindikasi : dermatosis madidans
Bahan Aktif
• Aluminium asetat
• Asam : asetat , benzoate, borat, salisilat, undesilenat, retinoat
• Benzokain
• Benzil benzoate
• Kortikosteroid topical
• Mentol
• Podofilin
• Sulfur, selenium sulfide, ter, urea dan zat antiseptik
PENYAKIT
PIODERMA
• Pioderma adalah penyakit kulit akibat infeksi staphylococcus, streptococcus
atau keduanya
• Tatalaksana umum :
a. Sistemik :
- Ampisilin 4x500 mg/hari
- Amoksisilin 4x500 mg/hari
- Eritromisin 4x500 mg/hari
- Cefadroxyl 2x500 mg/hari
b. Topikal :
- basitrasin, neomisin, mupirosin 2%
Impetigo
• Streptococcus B hemolitikus
• Vesikel + krusta tebal berwarna kuning seperti madu
Krustosa • Predileksi di wajah, sering pada anak-anak

• Staphylococcus aureus
• Vesikel + bula
Bullosa • Predileksi pada ketiak, dada dan punggung
• Staphylococcus aureus
Folikulitis
• Papul eritematosa atau pustul dengan rambut di tengah

• Staphylococcus aureus
Furunkel
• Nodul eritematosa berbentuk kerucut dengan pustule di tengah

• Staphylococcus aureus
• Khas didahului trauma (mencabut rambut ketiak, memakai deodoran)
Hidraadenitis
supurativa • Nodus dengan tanda radang aku hingga abses
• Streptococcus B hemolitikus
• Krusta tebal melengket, bila diangkat ada ulkus superfisial
Ektima • Predileksi tungkai bawah (ada riwayat trauma)

• Streptococcus B hemolitikus
• Eritema berbatas tegas
Erisipelas • Predileksi tungkai bawah

• Streptococcus B hemolitikus
• Eritema berbatas tidak tegas
Selulitis • Predieksi tungkai bawah
Skrofuloderma
• Patogenesis : berasal dari penjalaran kelenjar getah bening, sendi
atau tulang
• Predileksi : leher, ketiak dan lipat paha
• Manifestasi klinis : limfadenitis tanpa tanda radang akut
• Diagnosis banding : hidraadenitis supurativa dan limfogranuloma
venereum
• Tatalaksana : sama dengan TB paru
Lepra
• Diagnosis lepra : klinis + bakteriologi + histopatologi
• Variasi gejala klinis ditentukan oleh sistem imunitas seluler, jika baik
mengarah ke tuberkuloid, jika buruk mengarah ke lepromatosa
Klasifikasi Zona Spektrum Luas
Ridley & TT BT BB BL LL
Jopling
Madrid Tuberkulodid Borderline Lepromatosa
WHO PB MB
Sifat LL BL BB I BT TT
Lesi
Bentuk Makula Makula Plakat Makula Makula ada Makula
infiltrat
Infiltrat difus Plakat Dome shaped
Papul Papul Punched out
Nodus
Jumlah Tidak Sukar dihitung Dapat dihitung Satu atau Beberapa atau Satu atau
terhitung beberapa satu dengan beberapa
satelit
Distribusi Simetris Hampir Asimetris Variasi Masih Asimetris
simetris asimetris
Permukaan Halus berkilat Halus berkilat Agak kasar Halus Kering bersisik Kering bersisik
Batas Tidak jelas Agak jelas Agak jelas Dapat jelas Jelas Jelas
Anestesia Tidak ada Tidak jelas Lebih jelas Tak ada Jelas Jelas
sampai tidak sampai tidak
jelas jelas
BTA
Lesi kulit Banyak Banyak Agak banyak Biasa negatif Negatif Negatif
Sekret hidung Banyak Biasa negatif Negatif
Lepromin Negatif negatif Negatif Positif lemah Positif lemah Positif kuat
WHO PB MB

Lesi kulit (macula datar, papul yang 1-5 lesi >5 lesi
meninggi, nodus)

Kerusakan saraf (menyebabkan Jelas hilang sensasi Tidak jelas kurangnya sensasi
hilangnya sensasi/kelemahan otot Hanya satu cabang saraf Banyak cabang saraf
yang dipersarafi oleh saraf terkena)
Indeks Bakteri
• +1 bila 1-10 BTA/100LP
• +2 bila 1-10 BTA/10LP
• +3 bila 1-10 BTA/LP
• +4 bila 11-100 BTA/LP
• +5 bila 101-1000 BTA/LP
• +6 bila >1000 BTA/LP
Penatalaksanaan Lepra
Reaksi Kusta
• Reaksi tipe 1 : reaksi reversal
• Reaksi tipe 2 : ENL (eritema nodosum leprosum)
Tatalaksana : Prednison
Minggu Dosis yang dianjurkan
1-2 40 mg
3-4 30 mg
5-6 20 mg
7-8 15 mg
9-10 10 mg
11-12 5 mg
Mikosis

Mikosis

Superficial Profunda

Non
Dermatofitosis
dermatofitosis
Dermatofitosis
• Infeksi oleh jamur dermatofita pada jaringan yang mengandung zat tanduk
• Etiologi : genus mikrosporum, tricophyton dan epidermophyton
• Klasifikasi : kapitis, barbae, kruris, pedis et manus, unguium dan korporis
• Manifestasi klinis : gatal, kelainan kulit berbatas tegas (papul dan vesikel
eritematosa) dengan tepi aktif (central healing)
• Penunjang : kerokan kulit dengan KOH 10% untuk rambut, KOH 20% untuk
kulit dan kuku hifa bersekat/bersepta atau spora
berderet/artrospora
• Kultur pada medium agar saboraud + kloramfenikol
Tatalaksana
• Griseofulvin :
a. Dewasa 0,5-1 gram/hari dibagi 4 dosis
b. Anak 0,25-0,5 gram/hari atau 10-25 mg/kgBB/hari
• Ketokonazol 200 mg/hari selama 10-14 hari
• Itrakonazol 2x100-200 mg/hari selama 3 hari
• Terbinafin 62,5 mg-250 mg/hari selama 2-3 minggu
Non Dermatofitosis
Pitiriasis versikolor
• Etiologi malasseizia furfur
• Makula hipopigmentasi, terasa gatal tertutama berkeringat, skuama tipis
• Wood lamp : kuning keemasan, KOH 20%: hifa pendek spora bergerombol
• Shampo selenium sulfide 1-2,5% dipakai 3x/minggu, sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20%, ketokonazole
krim 2%/oral 200 mg/hari

Piedra
• Piedra hortai/black piedra atau trichosporon beigelli/white piedra
• Krusta melekat pada rambut tampak seperti benjolan
• KOH 10% : anyaman hifa berseptum dan askus di dalamnya
• Memotong rambut atau cuci rambut dengan larutan sublimat 1/2000 tiap hari, golongan –azole masih bermanfaat
Kandidosis
• Infeksi jamur oleh genus candida, paling sering candida albicans
• Kandidosis :
a. Selaput lendir : oral, vulvovaginitis
b. Kutis : lokalisata, generalisata, paronikia dan onikomikosis
c. Sistemik : endokarditis, meningitis dan pielonefritis
• Manifestasi khas : lesi satelit
• Penunjang : kerokan kulit/mukokutan dengan KOH 10% ditemukan
blastospora atau pseudohifa
• Tatalaksana :
Topikal dan sistemik : nistatin, amfoterisin B, golongan –azole
Virus

Akibat virus :
• Herpes zoster
• Herpes simpleks
• Veruka vulgaris
• Kondiloma akuminata
• Moluskum kontagiosum
• Varisela
Herpes Zoster
• Etiologi : virus varisela zoster
• Manifestasi klinis :
a. Gejala prodromal
b. Vesikel berkelompok dengan dasar eritematosa dengan rasa nyeri,
bersifat unilateral dan dermatomal
c. Limfadenopati
• Diagnosis : anamnesis dan temuan kulit yang khas
• Penunjang : tes tzanck (sel datia berinti banyak)
• Terapi : asikolvir 5x800 mg/oral 7 hari, valasiklovir 3x1000 mg/oral 1 hari,
bila lesi baru muncul dapat diteruskan hingga 2 hari bebas lesi. Tambahkan
prednisone 3x20 mg per hari pada sindrom ramsay hunt, tapering off
setelah seminggu
Herpes Simpleks
• Etiologi : virus herpes simpleks tipe 1 dan 2
• Manifestasi klinis :
a. Gejala sistemik
b. Lesi kulit muncul vesikel berkelompok dengan dasar eritematosa, pecah
menjadi ulkus
c. Predileksi tipe 1 daerah pinggang keatas khususnya hidung dan mulut,
predileksi tipe 2 daerah pinggang kebawah terutama daerah genital
• Diagnosis : anamnesis dan temuan lesi kulit yang khas
• Penunjang : tes tzanck ditemukan sel datia berintin banyak
• Terapi : asiklovir 2x500 mg/oral selama 5 hari
Veruka Vulgaris
• Etiologi : human papilloma virus
• Manifestasi klinis : papul bulat berwarna keabu-abuan denan ukuran lenticular
hingga plakat dengan permukaan kasar. Predileksi utam pada ekstremitas area
ekstensor
• Diagnosis : pemeriksaan dermatopatologis akan tampak gambaran sel bervakuola
(koilositosis), sel parakeratotik dan granul keratohialin
• Terapi :
a. Kaustik : larutan perak nitrat 25%, TCA 50%
b. Bedah beku
c. Bedah scalpel
d. Bedah listrik
e. Bedah laser
Moluskum Kontagiosum
• Etiologi : virus pox
• Manifestasi klinis : papul milier berwarna putih dengan ukuran lentikuler,
berbentuk kubah dengan lekukan di tengahnya (umbilikasi/delle). Apabila
papul ditekan akan keluar massa putih seperti nasi. Predileksi di wajah,
badan, ekstremitas
• Penunjang : sediaan apus plug keratotik dengan pewarnaan giemsa akan
tampak badan moluskum
• Terapi : krim imiquimod 5% dioleskan 3 kali per minggu selama 1-3 bulan,
penggunaan ekstraktor komedo, jarum suntik atau kuret, bedah beku
• Preventif : cegah penularan melalui autoinokulasi dan hubungan seksual
Kondiloma Akuminata
• Etiologi : HPV tipe 6 dan 11
• Manifestasi klinis :
a. Bentuk akuminata : vegetasi bertangkai dan papilomatosa yang
awalnya kemerahan lalu lama-kelamaan menjadi kehitaman.
Beberapa kutil yang bersatu akan membuat KA tampak seperti
kembang kol
b. Bentuk papul : papul dengan permukaan halus dan licin, tersebar
diskret
c. Bentuk datar : makula atau tak tampak kelainan yang baru terlihat
dengan tes asam asetat
• Penunjang :
a. Tes asam asetat 5%
b. Kolposkopi
c. Histopatologi
Tatalaksana :
a. Kemoterapi : Tingtur podofilin 10-25% (kontraindikasi bagi ibu hamil),
Podofilotoksin 0,5%, Asam trikloroasetat 80-90% (boleh untuk ibu hamil),
5 fluorourasil 1-5%
b. Interferon : interferon alfa 5-6 mU IM
c. Imunoterapi : imiquimod krim
d. Bedah skalpel, listrik, cair dan laser
Varisela
• Etiologi : virus varisela zoster
• Manifestasi klinis :
a. Gejala prodromal
b. Lesi kulit : papul eritematosa yang berubah menjadi vesikel
berbentuk menyerupai tetesan embun (tear drops). Vesikel
menjalar secara sentrifugal. Vesikel dapat berkembang menjadi
pustule, kemudian pecah mongering berbentuk krusta
Penunjang : tes tzanck ditemukan sel datia berinti banyak
Tatalaksana : asiklovir 5x800 mg/oral selama 7 hari
Parasit

Infeksi Parasit
•Pedikulosis
•Skabies
•Creeping Eruption
Pedikulosis Kapitis
• Etiologi : pediculus humanus var.capitis
• Manifestasi klinis : gatal pada area oksipital dan temporal yang
kemudian meluas ke seluruh kepala. Lesi kulit yang ditemukan berupa
erosi, ekskoriasi, pus dan krusta
• Diagnosis : kutu atau telur pada rambut di daerah oksipital atau
temporal, warna telur abu-abu mengkilat
• Terapi :
a. Malathion 0,5-1% topical bentuk lotion / spray
b. Gameksan 1%
c. Benzil benzoate 25%
Pedikulosis Korporis
• Etiologi : pediculus humanus var.corporis
• Manifestasi klinis : rasa gatal, lesi kulit terjadi akibat garukan dan
terkadang dapat timbul limfadenopati
• Diagnosis : kutu dan telur pada serat pakaian
• Terapi :
a. Krim gameksan 1%
b. Benzil benzoate 25%
c. Bubuk malathion 2%
Pedikulosis Pubis
• Etiologi : phthirus pubis
• Manifestasi klinis : gatal pada area pubis dan dapat meluas hingga ke
dada dan abdomen. Kutu dapat terlihat, tetapi sulit dilepaskan karena
masuk ke dalam folikel rambut. Black dot pada celana dalam yang
ditemukan pada saat bangun tidur
• Diagnosis : menemukan telur atau kutu
• Terapi :
a. Gameksan 1%
b. Benzil benzoate 25%
Skabies
• Etiologi : sarcoptes scabiei
• Tanda cardinal :
a. Pruritus nocturnal
b. Menyerang sekelompok orang
c. Terdapat terowongan
d. Ditemukan tungau
• Diagnosis : temukan tungau, cara :
a. Temukan terowongan dan cari ujung terowongan yang berupa papul. Pada papul tersebut
lakukan pencongkelan dengan jarum dan letakkan di atas kaca objek. Hasil sediaan dilihat di
bawah mikroskop
b. Menyikat lesi dengan sikat, ditampung diatas kertas putih dan dilihat dengan lup
c. Membuat biopsi irisan dengan cara lesi dijepit dengan dua jari dan dibuat irisan tipis
d. Membuat biopsi eksisional dan diberikan pewarnaan H.E. (hematoxylin eosin)
• Terapi :
a. Sulfur presipitatum 4-20% (minimal 3 hari), dapat dipakai oleh bayi
usia <2 tahun
b. Emulsi benzil benzoate 20-25%, tiap malam selama 3 hari
c. Gameksan 1%, sekali pemberian, tidak boleh untuk anak usia <6
tahun dan ibu hamil
d. Permetrin 5%, aplikasi sekali dan dihapus setelah 10 jam, tidak
boleh untuk bayi <2 bulan
Creeping Eruption
• Etiologi : ancylostoma braziliense dan ancylostoma caninum
• Manifestasi klinis : lesi kulit berupa papul dan lesi linier berkelok-
kelok dan berwarna kemerahan pada tungkai, keluhan gatal yang
lebih berat pada malam hari dan panas
• Terapi :
a. Tiabendazol 50 mg/kgBB/hari oral, 2 dosis selama 2 hari
b. Albendazol 400 mg per oral, dosis tunggal, 3 hari berturut-turut
c. Krioterapi
Dermatitis

Dermatitis
• Kontak iritan
• Kontak alergi
• Atopi
• Numularis
• Neurodermatitis
Dermatitis Kontak Iritan
• Reaksi non imunologis tanpa sensitisasi, berkaitan dengan pekerjaan
• Etiologi : bahan iritan (pelarut, zat kimia, deterjen dan lain-lain)
• Manifestasi klinis :
a. Gejala akut : tergantung pada sifat bahan iritan, iritan kuat bersifat akut,
iritan lemah bersifat kronis. Lesi kulit terasa pedih, panas dan terbakar.
Efloresensi mulai dari eritema, edema, bula dan nekrosis, biasanya batas
tegas
b. Gejala kronik : kulit kering, eritema, skuama, penebalan kulit dan
likenifikasi serta fisura
• Penunjang : uji tempel (hasil decrescendo)
• Terapi : hindari bahan iritan, alat pelindung, kortikosteroid topikal, emolien,
antihistamin
Dermatitis Kontak Alergi
• Reaksi peradangan kulit yang didahului proses sensitisasi. DKA lebih
dihubungkan terhadap stigmata atopi
• Faktor yang berpengaruh lama : lama kontak, frekuensi
• Manifestasi klinis : keluhan utama adalah gatal, keluhan lain bergantung
derajat penyakit dan lokasi.
a. Lesi akut berbentuk eritematosa batas tegas, dengan edema, papul,
vesikel, bula, erosi dan eksudasi.
b. Lesi kronik berupa kulit kering, skuama, papul, likenifikasi, fisur dan batas
tidak tegas
• Penunjang : tes tempel (crescendo)
• Terapi : hindari kontak dengan alergen, kortikosteroid topical atau kompres
bila lesi basah
Dermatitis Atopi
• Peradangan kulit kronik dan residif, sering pada bayi dan anak
• Manifestasi klinis :
a. Kulit kering
b. Pruritus
c. Papul, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi dan krusta
• Klasifikasi :
a. Tipe infantil (2 bulan-2 tahun) : lesi di wajah, bagian ekstensor
b. Tipe anak (2 tahun-10 tahun) : lesi lipat siku, lipat lutut, bagian fleksor
tubuh
c. Remaja dan dewasa : plak papular eritematosa hingga plak likenifikasi di
lipat siku, lipat lutut
• Diagnosis dermatitis atopi, 3 kriteria mayor + 3 kriteria minor :
Mayor :
a. Pruritus
b. Dermatitis di wajah atau ekstensor pada bayi dan anak
c. Dermatitis di fleksor pada dewasa
d. Dermatitis kronis/residif
e. Riwayat atopi pada penderita/keluarga
• Minor :
a. Xerosis kutis
b. Infeksi kulit
c. Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki
d. Iktiosis/hiperlinier/palmaris/keratosis piliaris
e. Pitiriasis alba
f. Dermatitis di papilla mammae
g. White demographism
h. Cheilitis
i. Lipatan infraorbital dennie morgan
j. Konjungtivitis berulang
k. Keratokonus
l. Katarak subkapsular anterior
m. Orbita gelap
n. Muka pucat/eritema
o. Gatal bila berkeringat
p. Intolerans terhadap wol/pelarut lemak
q. Aksentuasi perifolikular
r. Hipersensitif terhadap makanan
s. Perjalanan penyakit terpengaruh faktor lingkungan/emosi
t. Tes kulit alergi tipe akut positif
u. Kadar IgE serum meningkat
v. Awitan usia dini
• Untuk bayi kriteria diagnosis dimodifikasi menjadi tiga kriteria mayor + tiga
kriteria minor :
Mayor :
-riwayat atopi dalam keluarga
-dermatitis di muka atau ekstensor
-pruritus
Minor :
-xerosis/iktiosis/hiperliniaris palmaris
-aksentuasi perifolikular
-fisura belakang telinga
-skuama di skalp kronis
Tatalaksana
Dermatitis
Atopi

Non
Farmakologi
Farmakologi

Topikal Sistemik

Kortikosteroid
krim, emolien, Antihistamin
kompres bila dan antibiotik
akut/basah
Neurodermatitis/Liken Simpleks Kronik
• Sering pada usia tua 30-50 tahun
• Manifestasi klinis : gatal hebat, timbul malam hari atau waktu senggang,
nyaman bila digaruk. Plak eritematosa menjadi tebal hingga likenifikasi
berskuama, ekskoriasi, hiperpigmentasi dan batas tidak jelas.
• Predileksi di punggung kaki, ekstensor lengan dan ventral pergelangan kaki
• Diagnosis secara klinis
• Terapi :
a. Edukasi
b. Antihistamin
c. Kortikosteroid topikal potensi kuat
d. Kortikosteroid intralesi
Dermatitis Numularis
• Gejala Klinis : keluhan utama adalah gatal hebat, vesikel/papulovesikel kemudian
berkonfluens sehingga membentuk koin, eritema, edema dan batas tegas
• Predileksi di tungkai bawah, badan, lengan dan punggung tangan
• Diagnosis secara klinis
• Terapi :
a. Emolien
b. Menghindari faktor pencetus
c. Kompres kalium permanganate untuk lesi basah 1:10000
d. Antibiotik sistemuk
e. Topikal pakai ter, glukokortikoid atau tacrolimus
f. Antihistamin
Eritroskuamosa

Dermatitis Eritroskuamosa
•Psoriasis
•Pitiriasis rosea
•Dermatitis seboroik
Psoriasis
• Manifestasi klinis :
a. Gatal ringan
b. Predileksi : kulit kepala, perbatasan kulit kepala wajah, ekstremitas
ekstensor (sikut atau lutut)
c. Plak eritematosa dengan skuama diatas, berbatas tegas
d. Skuama berlapis, kasar, putih seperti mika dan transparan
e. Besar lesi bervariasi dari lenticular hingga plakat
f. Fenomena tetesan lilin
g. Fenomena auspitz
h. Fenomena kobner
• Diagnosis : klinis + penunjang
• Penunjang : histopatologi (parakeratosis dan akantosis)
• Tatalaksana :
a. Tahap pengobatan : topical, fototerapi dan sistemik
b. Penanganan awal dengan obat topikal seperti emolien,
kortikosteroid topikal dan tar
c. Rujuk ke ahli kulit
Dermatitis Seboroik
• Manifestasi Klinis :
a. Eritema dan skuama berminyak, agak kekuningan batas difus
b. Bentuk ringan, skuama halus-kasar, bercak eritema di kepala, sering
pula disebut pitiriasis sika
c. Rambut mudah rontok
d. Bentuk berat : bercak berskuama, berminyak, eksudasi, krusta tebal
e. Sangat berat : krusta kotor menutupi seluruh kepala, bau tidak
sedap, pada bayi disebut cradle cap
• Diagnosis : klinis
• Terapi :
a. Bayi : pelepasan skuama dengan asam salisilat 3-5%, krim/lotion
hidrokortison 1%, bila lesi kering berikan krim kortikosteroid potensi
sedang/rendah, bila lesi basah kompres larutan asam asetilsalisilat
1% atau kalium permanganat 1:10000
b. Dewasa : sampo selenium sulfide 1-2,5%, lepaskan skuama dengan
krim asam asetilsalisilat/kortikosteroid pada malam hari
Pitiriasis Rosea
• Manifestasi Klinis :
a. Gatal ringan
b. Herald patch
c. Christmas tree pattern
• Diagnosis secara klinis
• Terapi : self limiting diseae, simptomatis, antihistamin, bedak asam
salisilat dengan mentol 0,5%
Eritrasma
• Etiologi : Corynebacterium minitussismum
• Gejala klinis : lesi kulit miliar sampai plakat, berskuama halus
berwarna merah kecoklatan, predileksi di daerah ketiak dan lipat paha
• Diagnosis : klinis + penunjang
• Penunjang : sediaan langsung lampu wood berwarna merah membara
(coral red)
• Terapi : eritromisin 4x250 mg untuk 2-3 minggu
Alergi Obat

Erupsi Obat
• Urtikaria dan Angioedema
• Fixed Drug Eruption
• Eritema Multiforme
• SSJ
• NET
Urtikaria dan Angioedema
• Kelainan kulit berupa urtika, gatal, rasa terbakar/tertusuk, bila
mengenai jaringan yang lebih dalam disebut angioedema
• Angioedema mengancam jiwa dapat menimbulkan asfiksia
• Etiologi : obat, makanan, gigitan serangga, inhalan, kontaktan,
trauma, genetik, sistemik, psikis dan infeksi
Fixed Drug Eruption
• Erupsi kulit berupa eritema dan vesikel berbentuk bulat atau lonjong
dan biasanya nummular.
• Bercak hiperpigmentasi, menetap pada tempat yang sama dan timbul
berkali-kali
• Predileksi di sekitar mulut, di daerah bibir dan daerah penis pada laki-
laki
• Etiologi : sulfonamide, barbiturate, trimetoprim dan analgetik
• Tatalaksana :
a. Sistemik : kortikosteroid (prednisone) 3x10 mg /hari, antihistamin
yang bersifat sedatif
b. Topikal : kering berikan bedak salisilat 2% ditambah dengan mentol
0,5%, bila basah kompres larutan asam salisilat 1%, krim
hidrokortison 1-2,5%
Eritema Multimorfe
• Manifestasi Klinis :
a. Tipe makula eritema
b. Tipe vesikobulosa
• Tatalaksana : Prednison 3x10 mg
SSJ
• Trias SSJ :
a. Kelainan kulit
b. Kelianan selaput lendir di orifisium
c. Kelainan mata
• Tatalaksana :
a. Hentikan obat yang diduga menjadi kausa
b. Prednison 30-40 mg/hari (lesi ringan)
c. Deksametason IV 4-6x5 mg/hari, tapering off 5 mg/hari, lalu ganti oral
d. Antibiotik : ciprofloxacin 2x400 mg/IV, gentamisin 80 mg/IV, klindamisin 2x600 mg/IV,
ceftriaxone 2 gram/IV
e. Diet rendah garam tinggi protein
f. Keseimbangan cairan dan elektrolit
NET
• Manifestasi yang lebih berat oleh SSJ
• Nikolsky sign positif
• Khas terjadi epidermolisis
• Tatalaksana sama dengan SSJ
Miliaria

Miliaria
•Kristalina
•Rubra
•Profunda
Acne Vulgaris
• Manifestasi Klinis :
a. Tempat predileksi untuk acne vulgaris adalah wajah, bahu, dada
bagian atas dan punggung bagian atas.
b. Erupsi polimorfik mulai dari komedo, papul, pustule yang tidak
meradang hingga nodus dan kista yang meradang
c. Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne berupa papul miliar
yang ditengahnya mengandung sumbatan sebum, bila hitam
mengandung unsur melanin disebut black komedo(open), bila putih
karena letaknya dalam sehingga tidak mengandung unsur melanin
disebut white komedo(closed)
• Tatalaksana :
a. Topikal : bahan peeling misal sulfur 4-8%, resorsinol 1-5%, asam
salisilat 2-5%, antibiotika topikal tetrasiklin 1%, eritromisin 1%,
klindamisin fosfat 1%, hidrokortison 1-2,5%
b. Sistemik : eritromisin 4x250 mg/hari, doksisiklin 50mg/hari,
tetrasiklin 250-1000 mg/hari, vitamin A 50.000-150.000 IU/hari,
isotretinoin 0,5-1 mg/kgBB/hari, NSAID ibuprofen 600 mg/hari
Sexual Transmited Disease

STD
• Uretritis gonore/non gonore
• Sifilis
• Limfagranuloma venereum
• Ulkus molle
Uretritis Gonore
• Manifestasi klinis :
a. Laki-laki : gatal dan panas sekitar OUE, dysuria, polakisuria, duh tubuh uretra kadang disertai
darah dan nyeri saat ereksi. OUE eritematosa, edematosa dan ektropion, didapatkan sekret
uretra mukopurulen serta pembesaran kelenjar getah bening inguinal
b. Perempuan : dysuria dan polyuria, OUE eritematosa, edematosa, sekret endoserviks
mukopurulen
• Penunjang : pewarnaan gram ditemukan diplokokus gram negatif, biakan agar thayer martin
• Tatalaksana :
a. Non farmakologi : konseling, periksa dan obati pasangan seksual, abstinensia, follow up hari ke-
3 dan ke-8
b. Farmakologi : ceftriaxone 250 mg IM atau cefixime 400 mg oral single dose
Pilihan lain : tiamfenikol 3,5 gram oral, levofloxacin 250 mg oral, ofloxacin 400 mg oral, ciprofloxacin
500 mg oral
Uretritis Non-Gonore
• Manifestasi klinis :
a. Laki-laki mengeluh disuria ringan, gatal di uretra, poliuria, duh tubuh jernih-
keruh, morning drops (mukous, seromukous), nokturia, pembesaran dan nyeri
kelenjar getah bening inguinal
b. Perempuan, asimptomatis atau gejala berupa duh tubuh vagina
mukous/seromukous, dysuria ringan, polyuria, dyspareunia
• Penunjang :
a. Sediaan basah, singkirkan trichomonas vaginalis
b. Pewarnaan gram, leukosit >5 pada sekret uretra, >30 pada sekret serviks,
diplokokus gram negatif (-)
c. Biakan medium McCoy
• Terapi : doksisiklin 2x100 mg oral 7 hari atau azitromisin 1 gram oral dosis tunggal
Sifilis
• Etiologi : Treponema pallidum
• Stadium dini
Sifilis primer : papul lentikular segera menjadi erosi hingga ulkus, ulkus bulat,
soliter, dasarnya adalah jaringan granulasi berwarna merah dan bersih,
hanya tampak serum, dinding tak bergaung, teraba indurasi (ulkus durum)
Sifilis sekunder : kelainan kulit tidak gatal, sering disertai limfadenitis
generalisata, lesi hingga telapak tangan dan kaki
• Stadium laten
Silifis laten lanjut
Sifilis tersier : kelainan khas adalah guma
Sifilis Pengobatan
Primer, sekunder dan sifilis laten dini < 2 tahun 1. Penisilin G benzatin dosis 2,4 juta unit IM dan
diberikan satu kali eminggu
2. Penisilin G prokain dalam akua IM 0,6 juta unit per
hari selama 10-14 hari
3. PAM (penisilin G prokain dan 2% almunium
monostrerat) dosis total 4,8 juta unit, 1,2 juta unit
perkali, 2 kali seminggu
Sifilis laten lanjut > 2 tahun atau masa infeksi tidak 1. Penisilin G benzatin dosis total 7,2 juta unit, 2,4
diketahui juta unit per minggu
2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 12 juta
unit, 0,6 juta unita per hari
3. PAM dosis total 7,2 juta unit, 1,2 juta unit per kali
sebanyak 2 kali seminggu selama 3 minggu
Sifilis tersier 1. Penisilin G benzatin dosis total 9,6 juta unit
2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 18 juta
unit, 0,6 juta unit per hari selama 30 hari
3. PAM dosis total 9,6 juta unit, 1,2 juta unit per kali
sebanyak 2 kali seminggu selama 4 minggu
LGV
• Etiologi : chlamydia trachomatis
• Manifestasi klinis :
1. Stadium dini 3-6 minggu
- Afek primer
- Sindrom inguinal
2. Stadium lanjut
- Sindrom genital
- Sindrom jersild
- Sindrom anorectal
- Sindrom uretral
• Diagnosis :
Anamnesis : koitus suspektus, tanda dan gejala LGV
Penunjang : tes frei (positif jika didapatkan papul eritematosa dikelilingi
infiltrate berdiameter > 5mm dan daerah kontrol negative setelah injeksi
antigen freu intrakutan 0,1 ml), pewarnaan giemsa dari pus untuk
menemukan badan inklusi chlamydia trachomatis
• Tatalaksana :
a. Non farmakalogi : tirah baring, konseling, periksa dan obati pasangan
seksual
b. Farmakologi : kotrimoksazol 2x480 mg (1-5 minggu), doksisiklin 2x100
mg (14-21 hari), eritromisin 4x500 mg (14 hari)
Ulkus Molle
• Etiologi : streptobacillus/haemophilus ducrey
• Manifestasi klinis : lesi multiple, daerah genital, awal papul, kemudian
menjadi vesiko-pustule dan pecah menjadi ulkus. Sifat ulkus kecil, lunak,
tidak ada indurasi, pinggir tidak rata, bergaung dan dikelilingi halo
eritematosa, tertutup jaringan nekrotik, dasar ulkus berupa jaringan
granulasi muda berdarah, terasa nyeri
• Penunjang :
a. Pemeriksaan sediaan hapus, pewarnaan gram, wright atau giemsa pada
30-50% kasus ditemukan basil berkelompok atau berderet seperti rantai
b. Biakan, medium mengandun gonococcal medium base
• Tatalaksana : kotrimoksazol 2x960 mg selama 10 hari, streptomisin 1 gram
IM selama 7-14 hari, eritromisin 4x500 mg selama 7 hari
Thank You
“Be a good doctor”

Anda mungkin juga menyukai