Anda di halaman 1dari 25

Referat

Klara Sinta, S.Ked


Reza Nurdesni, S.Ked
Nindy Lagundry Putry, S.Ked
Struktur dan Fungsi Tonsil
 Tonsil?
 Fungsi tonsil  Menangkap dan mengumpulkan bahan asing
serta sebagai organ produksi antibodi dan sensitisasi sel
limfosit T dengan antigen spesifik.

Tonsil faringeal
Tonsil tubal
Tonsil
Tonsil palatina
Tonsil lingual
Tonsil faringeal

Tonsil tubal

Tonsil palatina

Tonsil lingual

 Tonsil merupakan bagian dari struktur yang disebut


sebagai Cincin Waldeyer.
 Tonsil mulai berkembang pada trimester pertama
kehamilan.
 Bertumbuh & bertambah besar setelah anak dilahirkan.
 Puncak ukuran tonsil terjadi saat pubertas.
 Regresi seiring bertambahnya usia.
 Permukaan tonsil ditutupi epitel berlapis gepeng yang
disebut kripta tonsila.
 Tonsil palatina terletak di
dalam fosa tonsilaris pada
kedua sudut dinding lateral
orofaring.
 Tonsil berbentuk oval
dengan panjang 2-5 cm,
masing-masing tonsil
mempunyai 10-30 kriptus
yang meluas ke dalam
jaringan tonsil.
 Tonsil lingual merupakan
kumpulan folikel limfe
pada dasar lidah.
 Tonsil faringeal (adenoid)
terletak di bagian atas
nasofaring.
 Tonsil tubal terletak di
posterior pembukaan
tuba Eustachius pada
dinding lateral nasofaring.
Tonsilitis

 Tonsilitis  peradangan pada tonsil palatina yang ditandai


dengan pembesaran tonsil, sakit tenggorok, gangguan
menelan, dan pembesaran jaringan kelenjar limfe.
 Penyebaran infeksi dini ditransmisikan melalui udara (air
borne droplets), tangan, dan ciuman.
 Sebagian besar kasus tonsilitis terjadi pada anak-anak.
Tonsilitis
Viral
Tonsilitis
Akut
Tonsilitis
Bakterial

Klasifikasi Tonsilitis
Kronik
Tonsilitis
Difteri
Tonsilitis Angina Plaut-
Membranosa Vincent
(Stomatitis Ulser
Membranosa)
Tonsilitis Akut
Tonsilitis akut  inflamasi akut yang
terjadi pada tonsilla palatina, yang
terdapat pada daerah orofaring
disebabkan oleh adanya infeksi.

Tonsilitis Viral
 Menyerupai common cold yang
disertai nyeri tenggorok.
 Penyebab tersering virus Epstein
Barr (EBV).
Tonsilitis Bakterial
 Penyebab: Streptokokus beta
hemolitikus grup A, Streptokokus
viridan, dan Streptokokus
piogenes.
Patofisiologi Tonsilitis Akut

Patogen masuk
Transmisi patogen
melalui kripta

Reaksi peradangan Pelepasan sitokin-


lokal pada tonsil sitokin proinflamasi

Vasodilatasi
pembuluh darah Tonsil hiperemis
Penegakkan Diagnosis Tonsilitis Akut Penurunan nafsu
makan
 menyerupai common cold yang disertai nyeri tenggorokan.
lemas

Dari pemeriksaan dapat


Keluhan sistemik Sakit kepala
dijumpai:
• Tonsil dapat membesar bervariasi. Sakit pada sendi
• Dapat terlihat pus kekuningan pada dan otot
permukaan medial tonsil
Tonsilitis akut
• Kripta melebar demam
• Bila dilakukan penekanan pada
kripta dapat keluar detritus Gatal pada
• Warna kemerahan pada arkus tenggorokan
anterior atau posterior bila
dibanding dengan mukosa faring, Keluhan lokal
Nyeri
tenggorokan
• Pembesaran KGB submandibula
Rasa mengganjal
pada tenggorokan
Pembesaran
tonsil
dinyatakan
sebagai berikut:

T1 : Tonsil masih T2 : Tonsil melewati


pilar anterior, tetapi T3 : Tonsil melewati
terbatas dalam T4 : Tonsil melewati
belum melewati pilar posterior, tetapi
fossa tonsilaris garis median
pilar posterior belum melewati garis
(<25%) (>75%)
(25%-50%) median (50%-75%)
Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan suportif  istirahat yang cukup, pemberian
obat kumur, dan minum air yang cukup.
• Obat simptomatik  obat penurun panas seperti parasetamol.
• Antibiotik lini pertama  penisilin
Tonsilitis Membranosa

A.Tonsilitis Difteri
 Frekuensinya menurun seiring keberhasilan imunisasi aktif. Disebabkan oleh
bakteri Corynebacterium diphteriae. Paling sering ditemukan pada anak-anak
berusia 10 tahun.
Gambaran Klinis
 Gejala umum berupa demam subfebris, sakit kepala, penurunan nafsu makan,
tubuh melemah, nadi melambat, dan nyeri menelan. Bila sejumlah banyak toksin
masuk ke dalam aliran darah, pasien dapat hingga pucat, nadi cepat, koma,
hingga kematian.
 Gejala lokal berupa tonsil membengkak tertutup bercak putih keabu-abuan
kotor yang semakin meluas membentuk membran semu (pseudomembran)
yang dapat menyumbat saluran napas. Dalam perjalan penyakitnya akan teraba
kelenjar getah bening leher yang membesar sehingga menyerupai leher sapi atau
disebut Burgemeester’s hal (bull neck).
Diagnosis
 Diagnosis tonsilitis difteri ditegakkan berdasarkan gambaran klinis. Diagnosis
pasti didapatkan dari preparat kuman yang diambil dari apusan dibawah
pseudomembran.

Tata laksana
 Awasi tanda-tanda obstruksi jalan napas atas.
 Tanpa menunggu hasil kultur, dapat diberikan antitoksin (APS) difteria 200-
10.000 IU/kgBB injeksi intravena atau intramuskular (lakukan skin test terlebih
dahulu). 20.000-100.000 IU/kgBB.
 Antibiotik penisilin 300.000 IU/hari IM untuk BB <10 kg. 600.000 IU/hari
untuk BB>10kg (selama 14 hari) atau eritromisin 25-50 mg/kgBB dibagi dalam
3 dsis selama 14 hari. oral/injeksi 40-50 mg/hari dosis maksimal 2 g/hari
selama 14 hari.
 Kortikosteroid1-2 mg/hari KgBB perhari.
 Obat simtomatik lainya seperti antipiretik.
 Trakeostomi bila sudah ada sumbatan jalan napas atas.
Komplikasi
 Perluasan hingga laring dan menyumbat jalan napas atas
sehingga diperlukan trakesotomi.
 Miokarditis.
 Nefritis dengan gambaran albuminuria pada urinalisis.
 Kelumpuhan otot palatum mole, otot akomodasi mata, otot
faring hingga laring yang menyebabkan kesulitan menelan.
Angina Plaut-Vincent (Stomatitis Ulser Membranosa)
 Disebabkan oleh bakteri Spirocheta atau Treponema yang
tampak disfagia unilateral dengan napas berbau dan malaise.

 Tanda dan gejala


 Demam hingga 39oC, sakit kepala, kelemahan, nyeri mulut,
hipersalivasi, gigi dan gusi yang mudah berdarah hingga
gangguan pencernaaan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan mulut
berbau, KGB submandibula yang membesar, mukosa mulut dan
faring hiperemis dengan ulkus pada tonsil palatina unilateral
dan tertutup membran putih keabuan.

 Tata Laksana
 Antibiotik spektrum luas (penisilin) selama 1 minggu. Kauter
lokal dengan 10% AgNo3 atau asam kronik 5% juga dapat
dilakukan. Disertai dengan obat kumur untuk memperbaiki
higienitas mulut, vitamin C, dan vitamin B kompleks.
Tonsilitis Kronik

 Tonsilitis kronik adalah peradangan kronik pada tonsil sebagai


lanjutan peradangan akut atau sub akut yang mengakibatkan
kerusakan permanen tonsil.
 Organisme patogen dapat menetap untuk sementara waktu ataupun
untuk waktu yang lama pada tonsil dan mengakibatkan gejala-gejala
akut kembali ketika daya tahan tubuh penderita mengalami
penurunan (tonsilitis rekuren) dengan episode serangan beberapa
kali dalam 1 tahun.

Etiologi
 Bakteri penyebab tonsilitis akut yang paling sering adalah bakteri
gram positif, terutama Streptococcus β hemolyticus Group A. Selain itu
terdapat Streptokokus pyogenes, Streptokokus grup B, C, Adenovirus,
Epstein Barr, dan virus Herpes.
Patofisiologi

proses radang berulang

tonsil tidak dapat membunuh semua kuman

menginfeksi tonsil
fokal infeksi

kripta melebar

perlekatan dengan jaringan


di sekitar fosa tonsilaris
Penegakkan Diagnosis
Manifestasi klinik tonsilitis kronik adalah sebagai berikut:

Keluhan sistemik : Keluhan lokal :


 penurunan nafsu makan  rasa gatal pada tenggorokan
 badan lemas  nyeri tenggorokan berulang
 demam  nyeri menelan berulang
 sakit pada sendi dan otot  rasa mengganjal pada
 pegal-pegal pada seluruh tenggorokan
tubuh  hidung tersumbat
 sakit kepala  mendengkur
 batuk yang biasanya disertai
dahak
 bau mulut
Penatalaksanaan

Medikamentosa Operatif
obat kumur, analgetik- Tonsilektomi
antipiretik, antiinflamasi
dan antibiotik sesuai
hasil kultur
Komplikasi
 Abses peritonsil atau abses parafaring.
 Otitis media, mastoiditis, rhinitis, sinusitis, bronkitis dan
pneumonia.
 Endokarditis, artritis, miositis, dan glomerulonefritis.
 Obstructive sleep apnea.
 Tonsilolith

Prognosis
 Quo ad vitam = dubia ad bonam
 Quo ad functionam = dubia ad bonam
 Quo ad sanationam = dubia ad bonam
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai