Tonsil faringeal
Tonsil tubal
Tonsil
Tonsil palatina
Tonsil lingual
Tonsil faringeal
Tonsil tubal
Tonsil palatina
Tonsil lingual
Klasifikasi Tonsilitis
Kronik
Tonsilitis
Difteri
Tonsilitis Angina Plaut-
Membranosa Vincent
(Stomatitis Ulser
Membranosa)
Tonsilitis Akut
Tonsilitis akut inflamasi akut yang
terjadi pada tonsilla palatina, yang
terdapat pada daerah orofaring
disebabkan oleh adanya infeksi.
Tonsilitis Viral
Menyerupai common cold yang
disertai nyeri tenggorok.
Penyebab tersering virus Epstein
Barr (EBV).
Tonsilitis Bakterial
Penyebab: Streptokokus beta
hemolitikus grup A, Streptokokus
viridan, dan Streptokokus
piogenes.
Patofisiologi Tonsilitis Akut
Patogen masuk
Transmisi patogen
melalui kripta
Vasodilatasi
pembuluh darah Tonsil hiperemis
Penegakkan Diagnosis Tonsilitis Akut Penurunan nafsu
makan
menyerupai common cold yang disertai nyeri tenggorokan.
lemas
A.Tonsilitis Difteri
Frekuensinya menurun seiring keberhasilan imunisasi aktif. Disebabkan oleh
bakteri Corynebacterium diphteriae. Paling sering ditemukan pada anak-anak
berusia 10 tahun.
Gambaran Klinis
Gejala umum berupa demam subfebris, sakit kepala, penurunan nafsu makan,
tubuh melemah, nadi melambat, dan nyeri menelan. Bila sejumlah banyak toksin
masuk ke dalam aliran darah, pasien dapat hingga pucat, nadi cepat, koma,
hingga kematian.
Gejala lokal berupa tonsil membengkak tertutup bercak putih keabu-abuan
kotor yang semakin meluas membentuk membran semu (pseudomembran)
yang dapat menyumbat saluran napas. Dalam perjalan penyakitnya akan teraba
kelenjar getah bening leher yang membesar sehingga menyerupai leher sapi atau
disebut Burgemeester’s hal (bull neck).
Diagnosis
Diagnosis tonsilitis difteri ditegakkan berdasarkan gambaran klinis. Diagnosis
pasti didapatkan dari preparat kuman yang diambil dari apusan dibawah
pseudomembran.
Tata laksana
Awasi tanda-tanda obstruksi jalan napas atas.
Tanpa menunggu hasil kultur, dapat diberikan antitoksin (APS) difteria 200-
10.000 IU/kgBB injeksi intravena atau intramuskular (lakukan skin test terlebih
dahulu). 20.000-100.000 IU/kgBB.
Antibiotik penisilin 300.000 IU/hari IM untuk BB <10 kg. 600.000 IU/hari
untuk BB>10kg (selama 14 hari) atau eritromisin 25-50 mg/kgBB dibagi dalam
3 dsis selama 14 hari. oral/injeksi 40-50 mg/hari dosis maksimal 2 g/hari
selama 14 hari.
Kortikosteroid1-2 mg/hari KgBB perhari.
Obat simtomatik lainya seperti antipiretik.
Trakeostomi bila sudah ada sumbatan jalan napas atas.
Komplikasi
Perluasan hingga laring dan menyumbat jalan napas atas
sehingga diperlukan trakesotomi.
Miokarditis.
Nefritis dengan gambaran albuminuria pada urinalisis.
Kelumpuhan otot palatum mole, otot akomodasi mata, otot
faring hingga laring yang menyebabkan kesulitan menelan.
Angina Plaut-Vincent (Stomatitis Ulser Membranosa)
Disebabkan oleh bakteri Spirocheta atau Treponema yang
tampak disfagia unilateral dengan napas berbau dan malaise.
Tata Laksana
Antibiotik spektrum luas (penisilin) selama 1 minggu. Kauter
lokal dengan 10% AgNo3 atau asam kronik 5% juga dapat
dilakukan. Disertai dengan obat kumur untuk memperbaiki
higienitas mulut, vitamin C, dan vitamin B kompleks.
Tonsilitis Kronik
Etiologi
Bakteri penyebab tonsilitis akut yang paling sering adalah bakteri
gram positif, terutama Streptococcus β hemolyticus Group A. Selain itu
terdapat Streptokokus pyogenes, Streptokokus grup B, C, Adenovirus,
Epstein Barr, dan virus Herpes.
Patofisiologi
menginfeksi tonsil
fokal infeksi
kripta melebar
Medikamentosa Operatif
obat kumur, analgetik- Tonsilektomi
antipiretik, antiinflamasi
dan antibiotik sesuai
hasil kultur
Komplikasi
Abses peritonsil atau abses parafaring.
Otitis media, mastoiditis, rhinitis, sinusitis, bronkitis dan
pneumonia.
Endokarditis, artritis, miositis, dan glomerulonefritis.
Obstructive sleep apnea.
Tonsilolith
Prognosis
Quo ad vitam = dubia ad bonam
Quo ad functionam = dubia ad bonam
Quo ad sanationam = dubia ad bonam
TERIMA KASIH