Anda di halaman 1dari 35

 PerbedaanEkonomi Makro dan

Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro merupakan kegiatan
perekonomian yang mempelajari hanya pada
bagian kecilnya, seperti perilaku konsumen
dan perusahaan serta penentuan harga-
harga pasar dan kuantitas faktor input,
barang, dan jasa yang diperjualbelikan.
Dalam perkembangan ekonomi mikro yang
kini telah melahirkan beragam teori dan
konsep mengenai ekonomi regional, ekonomi
manajerial, ekonomi lingkungan, dan ekonomi
sumber daya alam.
Hubungan Ekonomi Makro dan Ekonomi
Mikro

Ekonomi makro dan ekonomi mikro saling terkait


menurut Gregory Mankew, karena perubahan
ekonomi yang secara makro (menyeluruh), tentu
saja dampak/hasilnya pada perubahan ada pada
individu-individu yang berjuta-juta akan
merasakan dan melakukan kegiatan ekonomi,
Dengan demikian, perubahan yang ada pada
ekonomi makro, merupakan hasil dari perubahan
yang terjadi dalam ekonomi mikro.
Fungsi teori ekonomi mikro adalah
hanya bersifat menerangkan dan
dapat digunakan sebagai dasar untuk
peramalan, dimana kita dimungkinkan
untuk membut suatu peramalan yang
bersifat kondisional atau ramalan
yang besyarat, dimana syaratnya
adalah adanya suatu ASUMSI.
Suatu model yang paling sempurna
dalam teori ekonomi mikro adalah
model penawaran dan model
permintaan, dimana melalui
penggunaan model ini maka ramalan
yang bersifat kondisional dapat dibuat
 Misalnya, dapat dikatakan bahwa bila
kurva permintaan mempunyai
kemiringan yang negatif dan kurva
penawaran mempunyai kemiringan
yang positif, maka dengan naiknya
harga di atas harga keseimbangan
akan menciptakan adanya kelebihan
barang di pasar, dan sebaliknya.
Teori ekonomi mikro dapat juga
diterapkan pada kebijaksanaan
perekonomian, yakni dengan
menggunakan teori harga untuk
menganalisa tindakan-tindakan yang
dilakukan untuk mempengaruhi
perekonomian.
Asumsi teori ekonomi mikro
 Asumsi Rasionalitas.
Asumsi ini berlaku untuk semua teori
ekonomi.Pelaku ekonomi yang diasumsikan bersikap
rasional biasa disebut juga homo ekonomikus atau
economic man.Penggunaan asumsi ini pada teori
konsumen terwujud dalam bentuk asumsi bahwa
rumah tangga keluarga senantiasa berusaha
memaksimumkan kepuasan; yaitu yang dalam
literatur terbiasa dengan sebutan utility maximization
assumption. Sebaliknya dalam teori rumah tangga
perusahaan, asumsi yang sama terjelma dalam
bentuk asumsi bahwa rumah tangga perusahaan
senantiasa berusaha memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya. Asumsi ini dala literatur dikenal
sebagai profit maximization assumption.
 Asumsi Ceteris Paribus.
Sebutan lain untuk asumsi ini ialah asumsi
other things being equal atau lain-lain hal
tetap sama atau lain-lain hal tidak berubah.
Yang dikehendaki oleh asumsi ini ialah bahwa
yang mengalami perubahan hanyalah
variabel yang secara eksplisit dinyatakan
berubah, sedangkan variabel-variabel lain
yang tidak disebutkan berubah, sepanjang
dalam model analisa tidak diasumsikan
sebagai variabel yang nilainya ditentukan oleh
variabel lain harus dianggap tidak berubah.
Contoh harga kebutuhan pokok yang
berubah dalamtempo 3bulan adalah beras
dan sayuran, yang tidak mengalami
perubahan kebutuhan bahan pokok lainnya
seperti, gula telur,minyak dll.
 Asumsi Penyederhanaan.
Meskipun abstraksi sudah banyak
sekali mengurangi kompleksnya
permasalahan, agar supaya permasalahan
nya lebih mudah dianalisa dan difahami,
sering-sering kita perlu menyederhanakan
persoalan lebih lanjut.Misalnya saja
menurut kenyataan jumlah macam barang
dan jasa yang dihadapi rumah tangga
keluarga tidak terhitung banyaknya
menerangkan teori permintaan, jumlah
macam barang yang bisa termuat dalam
grafik paling banyak hanya dua. Ini
memaksa kita menggunakan asumsi
bahwa konsumen hanya menghadapi dua
macam barang atau jasa.
 Asumsi Khusus Ekonomi Mikro :
 Asumsi ekuilibrium parsial. Untuk sebagian besar
model-model analisa ekonomi mikro, seperti juga
halnya dengan seluruh isi buku ini, didasarkan
kepada asumsi berlakunya ekuilibrium parsial, yang
mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal-
balik antara perbuatan-perbuatan ekonomi yang
dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan
perekonomian di mana pelaku-pelaku ekonomi
tersebut berada. Misalnya saja, sebagai akibat
berubahnya cita rasa, para konsumen tiba-tiba
mengurangi pengeluaran konsumsinya. Kalau tidak
dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial, maka dalam
kita membuat analisa kita harus memperhitungkan
pengaruh penurunan pengeluaran konsumsi tersebut
terhadap pendapatan nasional, yang seterusnya
juga terhadap pendapatan mereka, dan yang
selanjutnya akan berpengaruh juga terhadap pola
pengeluaran para konsumen tersebut.
 Asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian.

 Kelak kita akan menyaksikan misalnya, apabila
harga suatu barang mengalami perubahan, maka berapapun
kecilnya perubahan tersebut, selalu diasumsikan bahwa
konsumen melaksanakan penyesuaian atau adjustment.
Menurut kenyataan banyak hambatan-hambatan yang
menyulitkan pelaksanaan penyesuaian tersebut.Faktor-faktor,
seperti misalnya faktor psikologi, sosiologi, politik dan
sebagainya, dapat merupakan penghambat terhadap
penyesuaian tersebut. Misalnya, meskipun kita tahu bahwa
dengan menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan
meningkat dengan cara mengurangi kortsumsi barang Y dan
meningkatkan konsumsi barang Z, namun tidak dapat dijamin
bahwa kita akan melaksanakan penyesuaian tersebut. Misalnya
saja dikarenakan toko langganan kita tidak menjual barang Z,
mungkin kita enggan untuk mengadakan
penyesuaiantersebut.Dalam teori ekonomi mikro kita
mengasumsikan bahwa hambatan hambatan terhadap
penyesuaian tersebut tidak ada.
 ALAT-ALAT ANALISIS DALAM ILMU EKONOMI
 Ilmu ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untu
k menerangkan teori-teorinya dan untuk menguji
kebenaran teori=teori tersebut .yaitu :

 Peranan grafik dalam analisis ekonomi
 Teori dan penjelasan ilmiah memerlukan alat-alat
agar dapat dengan mudah di mengerti. Dalam ilmu
ekonomi usaha untuk memberikan penerangan yang
lebih jelas mengenai teori-teori ekonomi dilakukan
dengan bantuan grafik dan kurva .

 Sifat-sifat grafik
 Suatu grafik mempunyai dua sumbu: sumbu datar dan
sumbu tegak.Sumbu datar adalah sumbu yang letaknya
horizontal,sedangkan Sumbu tegak adalah sumbu yang
tegak lurus pada sumbu horizontal.pertemuan di antara
sumbu tersebut di namakan origin atau titik asal.
 . MASALAH EKONOMI
 a. Kelangkaan sebagai sumber masalah
 Kelangkaan Sumber Ekonomi
 Inti masalah ekonomi adalah keinginan yang tidak
terbatas namun dengan alat pemenuh kebutuhan
yang terbatas. Alat pemuas kebutuhan berupa
barang atau jasa dengan sumber daya yang sudah
tersedia. Sumber daya yang tersedia
bersifat terbatas dan langka. Jadi, kebutuhan
manusia yang tidak terbatas dihadapkan dengan
sumber-sumber yang bersifat terbatas akan
menimbulkan kelangkaasn sumber daya tersebut.
 Contoh kelangkaan ekonomi:
 1). Kelangkaan sumber makanan
pokok masyarakat seperti padi, gandum, dan
sumber makanan pokok lainnya.
 2). Kelangkaan BBM (bahan bakar minyak) seperti
bensin, solar, dan lain-lain.
 Kelangkaan sumber ekonomi manusia dibagi
menjadi 3 (tiga):
 1). Kebutuhan manusia yang tidak terbatas
 Kebutuhan manusia memiliki 2 (dua) sifat yaitu
sifat keberanekaan ragam dan tidak dapat di
puaskan dengan barang
atau jasa.Hal tersebut yang membuat
kebutuhan manusia tidak terbatas.
 Contoh kebutuhan manusia yang tidak
terbatas: 1). sesorang ingin memiliki sepeda
untuk mendukung ia melakukan aktifitasnya
sehari-hari namun sesudah memiliki sepeda Ia
akan menginginkan sepeda motor untuk
mendukung aktifitasnya sehari-hari. Dan
kemudian setelah memiliki sepeda motor Ia
akan menginginkan yang lebih seperti motor
yang lebih bagus ataupun Mobil.
 3 masalah pokok ekonomi
 Masalah pokok ekonomi dapat ditinjau dari
2 sudut pandang:

 1. PRODUKSI
 Produksi adalah segala tindakan yang
ditujukan untuk meningkatkan nilai guna /
manfaat dari suatu barang.
 Karena sifat manusia yang tidak pernah
mengalami tingkat kepuasan yang hakiki,
maka berapapun yang diproduksi selalu
tidak pernah mencukupi kebutuhan
manusia; sehingga selama itu pula produksi
menjadi masalah pokok ekonomi.
 2. DISTRIBUSI
 Distribusi adalah segala kegiatan yang ditujukan
untuk menyampaikan atau menyalurkan barang
hasil produksi dari produsen hingga sampai ke
tangan konsumen akhir/pemakai.
 Yang termasuk kegiatan distribusi diantaranya :
Pengemasan, pensortiran/pemilahan, pengepakan,
penyimpanan/pergudangan, pengangkutan, dll
 Distribusi dapat dibedakan menjadi 2 cara :
 1. Distribusi langsung, dimana barang hasil produksi
langsung disalurkan ke konsumen akhir/pemakai.
 2. Distribusi tidak langsung, dimana dalam
penyalurannya melalui beberapa perantara, seperti :
agen, grosir, eksportir, importir, komisioner, makelar,
pedagang eceran, dll. Semakin panjang mata rantai
penyaluran sangat dimungkinkan harga yang
ditanggung konsumen akhir lebih mahal.
 3. KONSUMSI
 Konsumsi adalah segala tindakan yang
tujuannya menghabiskan atau mengurangi
nilai guna suatu barang.
 Kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh 2
faktor :
 1. Faktor Internal, seperti : pendapatan,
selera karakter, kepribadian, motivasi.
 2. Faktor Eksternal, seperti : kebudayaan,
peradaban, lingkungan, status sosial,
kebijakan pemerintah, dll.

 Menurut Teori Modern
 Menurut Paul A Samuelson, seorang pakar
ekonomi, membedakan masalah pokok
yang dihadapi oleh perekonomian, yaitu :
 1. Apa yang akan diproduksi (What) Karena
keterbatasan sumber daya faktor produksi,
maka harus hal yang tidak mungkin akan
memproduksi sebanyak-banyaknya, maka
harus dilakukan pemilihan barfang apa
yang harus diproduksi serta berapa
jumlahnya.
 2. Bagaimana proses produksinya (How)
Hal ini sangat tergantung dari
ketersediaan sumber daya faktor
produksi dari setiap wilayah/negara.
Bagi negara maju akan menggunakan
faktor produksi padat modal dengan
teknologi majunya, sementara bagi
negara yang berkembang akan
menerapkan teknologi menengah
tanpa mengesampingkan
pendayagunaan sumber daya manusia
yang ada sehingga tidak terjadi
pengangguran yang tinggi.
 3. Untuk siapa hasil produksi ditujukan
(for Whom) Untuk masalah yang satu ini,
pertimbangan ditujukan bagaimana
caranya agar hasil produksi dapat
memenuhi kebutuhan utama
masyarakat serta dengan tingkat harga
yang terjangkau oleh masyarakat yang
menjadi pangsa pasarnya.
 . FAKTOR PRODUKSI

 Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang
dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut
faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan
dalam proses produksi terdiri atas sumberdaya alam,
tenaga kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.

 a. Alam
 Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang
disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia
untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini
meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
 – Tanah, tumbuhan, hewan.
 – Udara, sinar matahari, hujan.
 – Bahan tambang, dan lain sebagainya.
 Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor
produksi asli karena telah tersedia di alam langsung.
 b. Tenaga kerja
 Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia
baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah
suatu barang.
 Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut
tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:
 a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja
yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.
 Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
 b). Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja
yang memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan
pengalaman.
 Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
 c) Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and
untrained labour), adalah tenaga kerja yang mengandalkan
kekuatan jasmani daripada rohani.
 Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani
 c. Distribusi
 Yaitu kegiatan menyalurkan atau menjual
barangb sampai ke tangan konsumen
 @ Macam-macam :
 1. Distribusi pendek/ distribusi langsung
(produsen-konsumen)
 2. Distribusi semi langsung, dimana
penyaluran barang hasil produksi dari
produsen ke konsumen melalui badan
perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
 3. Distribusi panjang/ distribusi tidak
langsung (produsen-distribusi-konsumen)
 Lembaga distribusi Adalah orang / badan
usaha yang menjadi perantara antara
produsen dan konsumen.
 @ Lembaga distribusi dapat digolongkan
menjadi :
 1. Pedagang, adalah lembaga distribusi
yang melakukan pekerjaan membeli
hasil produksi untuk dijual kembali atas
tanggung jawab sendiri. Pedagang
dapat dibedakan menjadi :
 (a) Pedagang besar atau grosir
(whoseller) yaitu pedagang yang
membeli barang dalam jumlah besar
dan menjualnya kembali ke para
pengecer
 (b) Pedagang kecil / eceran (retailer)
 2. Perantara khusus, adalah lembaga
yang menyalurkan barang dari
produsen ke konsumen namun tidak
bertanggung jawab apabila barang
yang disalurkan tersebut tidak
laku. Perantara khusus terbagi dari :
 (a) Agen,
 (b) Lembaga
 (c) Komisioner
 (d) Importir
 (e) Eksportir
 d. Konsumsi
KONSUMEN/KONSUMSI :
Kegiatan manusia yang secara langsung
menggunakan barang dan jasa (baik
mengurangi ataupun menghabiskan
nilai guna suatu barang/jasa) untuk
memenuhi kebutuhan dan memperoleh
kepuasan.
 Contoh kegiatan konsumsi antara lain :
makan,naik kendaraan umum,
menonton tv, membaca buku, dll
 . Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola
Konsumen/ Konsumsi
 · Tingkat pendapatan masyarakat
 · Selera konsumen
 · Harga barang, baik harga barang itu
sendiri, barang substitusi maupun barang
komplemeter (barangyg bisa digunakan
dlm hubungan dg orang lain,contoh
celana jen, bajunya jen (cocok).
 · Tingkat pendidikan masyarakat
 · Jumlah keluarga
 · Lingkungan alam
 . PERMINTAAN DAN PENAWARAN
 5.1 pengertian permintaan dan
penawaran
 ~Permintaan adalah sejumlah barang
yang dibeli atau diminta pada suatu
harga dan waktu tertentu.
 ~Penawaran adalah jumlah keseluruhan
barang atau jasa yang dijual atau jasa
yang akan dijual atau
 ditawarkan oleh produsen pada
berbagai macam tingkat harga.
 2 hukum permintaan dan penawaran
 ~ Hukum permintaan berbunyi, “Jumlah
barang yang diminta akan selalu berbanding
terbalik dengan harganya, artinya jika harga
barang naik, maka jumlah barang yang
diminta akan berkurang, dan jika harga
barang turun, maka jumlah barang yang
diminta akan bertambah.
 ~ Hukum penawaran mengatakan bahwa
jumlah barang yang ditawarkan akan selalu
terbanding lurus dengan harganya / artinya
jika harga barang naik, maka jumlah barang
yang ditawarkan bertambah, sebaliknya jika
harga turun, maka jumlah barang yang
ditawarkan berkurang.

 ~ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Permintaan
 1. Perilaku konsumen / selera konsumen
 Saat ini handphone blackberry sedang
trend dan banyak yang beli, tetapi
beberapa tahun mendatang mungkin
blackberry sudah dianggap kuno.
 2. Ketersediaan dan harga barang
sejenis pengganti dan pelengkap
 Jika roti tawar tidak ada atau harganya
sangat mahal maka meises, selai dan
margarin akan turun permintaannya.
 3. Pendapatan / penghasilan konsumen
 Orang yang punya gaji dan tunjangan
besar dia dapat membeli banyak barang
yang dia inginkan, tetapi jika
pendapatannya rendah maka seseorang
mungkin akan mengirit pemakaian barang
yang dibelinya agar jarang beli.
 4. Perkiraan harga dimasa depan
 Barang yang harganya diperkirakan akan
naik, maka orang akan menimbun atau
membeli ketika harganya masih rendah
misalnya seperti bbm/bensin.
 5. Banyaknya/intensitas kebutuhan
konsumen
 Ketika flu burung dan flu babi sedang
menggila, produk masker pelindung
akan sangat laris. Pada bulan puasa
(ramadhan) permintaan belewah, timun
suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan
lain sebagainya akan sangat tinggi
dibandingkan bulan lainnya.
 ~ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Penawaran
 1. Biaya produksi dan teknologi yang
digunakan
 Jika biaya pembuatan/produksi suatu
produk sangat tinggi maka produsen akan
membuat produk lebih sedikit dengan
harga jual yang mahal karena takut tidak
mampu bersaing dengan produk sejenis
dan produk tidak laku terjual. Dengan
adanya teknologi canggih bisa
menyebabkan pemangkasan biaya
produksi sehingga memicu penurunan
harga.
 2. Tujuan perusahaan
 Perusahaan yang bertujuan mencari
keuntungan sebesar-besarnya (profit
oriented) akan menjual produknya
dengan marjin keuntungan yang besar
sehingga harga jual jadi tinggi. Jika
perusahaan ingin produknya laris dan
menguasai pasar maka perusahaan
menetapkan harga yang rendah
dengan tingkat keuntungan yang
rendah sehingga harga jual akan
rendah untuk menarik minat konsumen.
 3. Pajak Pajak yang naik akan
menyebabkan harga jual jadi lebih
tinggi sehingga perusahan menawarkan
lebih sedikit produk akibat permintaan
konsumen yang turun.
 4. Ketersediaan dan harga barang
pengganti / pelengkap
 Jika ada produk pesaing sejenis di pasar
dengan harga yang murah maka
konsumen akan ada yang beralih ke
produk yang lebih murah sehingga
terjadi penurunan permintaan, akhirnya
penawaran pun dikurangi.
 5. Prediksi / perkiraan harga dimasa
depan
 Ketika harga jual akan naik di masa
mendatang perusahaan akan
mempersiapkan diri dengan
memperbanyak output produksi dengan
harapan bisa menawarkan/menjual
lebih banyak ketika harga naik akibat
berbagai faktor.

Anda mungkin juga menyukai