Anda di halaman 1dari 26

STATUS PASIEN ICCU

Oleh:
Indah Puspita Putri
0807101010047

Pembimbing: dr. Nurkhalis, Sp. JP FIHA


Identitas Pasien
Penyakit kardiovaskuar saat ini merupakan penyebab banyak kematian di negara
berkembang dan diperkirakan menjadi semakin banyak pada tahun 2020. Pada saat
ini coronary artery disease (CAD) merupakani prevalensi paling banyak dan
berhubungan dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Presentasi klinis
CAD termasuk silent iskemia, agina pektoris stabil, angina tidak stabil, infark miokard,
gagal jantung dan kematian tiba-tiba. Pasien dengan nyeri dada merupaka presentasi
paling banyak dari semua hospitalisasi akut di Eropa.

Sindrom Koroner Akut (SKA) atau Acute Coronary Syndrome (ACS) dibedakan
menjadi ST-segmentelevation myocardial infarction (STEMI), Non ST-segment
elevation myocardial infarction (NSTEMI), serta unstable angina.1 Dari ketiga varian
ACS di atas, STEMI memiliki angka mortalitas di rumah sakit dan angka morbiditas
yang lebih tinggi dibandingkan NSTEMI
Identitas Pasien

• Nama : Tn. MAA


• Umur : 57 tahun
• No. CM : 0-97-59-49
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Desa Kajhue, Darul
Imarah Aceh Besar
• Suku : Aceh
• Agama : Islam
• Status : Kawin
• Pekerjaan : Swasta
Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri dada sebelah kiri sejak ± 6
jam sebelum masuk rumahsakit
Keluhan Tambahan : Mual, Muntah, keringat dingin
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri yang dirasakan
sejak ± 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan sperti
ditimpa benda berat dan menjalar hingga ke bahu kiri dan tembus ke
bagian belakang. Awalnya pasien merasa pusing dan terjatuh dirumah
ketika beraktivitas, kemudian myeri nmuncul tiba-tiba dan semakin
memberat serta dirqasakan terus menerus disertai keringat dingin
sekujur tubuh. Pasien juga mengeluh mual-mual dan muntah sebanyak
2 kali di rumah pada saat nyeri dada. Sebelumnya selama 1 minggu
belakangan pasien sering merasa nyeri di dada kiri tiba-tiba, nyeri
selama beberapa detik dan kemudian hilang dengan istirahat.
• Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi disangkal
DM disangkal

• Riwayat Penyakit Keluarga: keluarga pasien memiliki riwayat sakit


jantung dan hipertensi

• Riwayat kebiasaan sosial:


pasien merupakan seorang perokok selama 40 tahun dan
menghabiskan kurang lebih tiga bungkus rokok perhari
Status Present

• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


• Kesadaran : Compos Mentis
• Tekanan darah : 100/60 mmHg
• Frekuensi Jantung : 64 x/menit, reguler, t/v cukup
• Frekuensi Nafas : 23 x/menit
• Temperatur : 36,7oC
Status General

Kulit
• Warna : Sawo matang
• Turgor : Kembali cepat
• Ikterus : (-)
• Sianosis : (-)
Kepala

• Bentuk : Kesan Normal


• Rambut : Berwarna hitam
• Wajah : Pucat (-)
• Mata : Cekung (-) refleks cahaya (+/+),
sklera ikterik (-/-),
konj.palpebra inf. anemis (-/-)
• Telinga : Sekret (-/-), perdarahan (-/-)
• Hidung : Sekret (-/-), perdarahan (-/-),NCH (-/-)
• Mulut
• Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)
• Gigi geligi : Karies (-)
• Lidah : Tremor (-)
• Mukosa : Basah (+)
• Tenggorokan : Tonsil T1/T1, hiperemis (-)
Leher

• Bentuk : Kesan simetris


• Kel. Getah Bening : Kesan simetris, Pembesaran KGB (-)
• Peningkatan TVJ : negatif

Axilla : Pembesaran KGB (-)


Thorax

• Inspeksi : Kesan simetris


• Tipe pernafasan : Abdomino-torakal
• Retraksi : (-)
• Palpasi : Stem Fremitus, kanan = kiri, kesan normal
Paru : Tidak ditemukan kelainan pada penilaian dengan inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.

Jantung
• Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi :Ictus cordis teraba ICS V Línea midclavicula sinistra
• Perkusi : Batas atas : ICS III Linea mid clavicula sinistra
Batas kanan : ICS IV Linea parasternalis kanan
Batas Kiri : ICS V Línea midclavicula sinistra
• Auskultasi : BJ I > BJ II, HR 67 x/menit, reguler, bising (-)
Abdomen : Tidak ditemukan kelainan pada penilaian
dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi.
Genetalia : Tidak diperiksa
Anus : Tidak diperiksa
Ekstremitas : Pulsasi 70 x/menit, reguler, t/v cukup, akral
hangat,
CRT < 3’
udem (-/-)
Hasil pemeriksaan EKG
Hasil pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil
Hemoglobin 14,5 g/dl
Leukosit 12.300 /ul
trombosit 210.000/ul
hematokrit 42 %
Glukosa darah sewaktu 126 mg/dl
ureum 39 mg/dl
creatinin 1,6 mg/dl
Na 147 meq/L
K 3,3 meq/L
Cl 101 meq/L
Hasil pemeriksaan
Laboratorium
Laboratory Profile Result Normal Range
Haemoglobin 10,4 gr/dl 13-17 gr/dl
Leukocyte 8,4 x103 /ul 4,1-10 x 103/ul
Thrombocyte 191 x103 //ul 150-400 x 103/ul
LED 40 mm/jam 0-15 mm/jam
Eosinophil 1 1-3
Basophil 0 0-1
Rod Netrophil 2 2-6
Segment Netrophil 67 50-70
Lyhmphocyte 23 25-40
Monocyte 7 2-8
Ureum 22 25-40 mg/dl
Creatinine 1,0 mg/dl 0,6-1,1 mg/dl
SGOT 21 U/l 0-31 U/l
SGPT 41 0-37 U/l
Alkaline Phospatase 161 U/l 42-98 U/l
Albumin 3.9 3,2-5,2 d/dl
Globulin 3.0 1,3-3,2 g/dl
Random Plasma Glucose 96 60-110 mg/dl
HbSAg Negatif Negatif
Na/K/Cl 145 /3,8/107 meq/l
Hasil pemeriksaan Foto thorax

Hasil:

Kesan cor dan pulmo


normal
DIAGNOSIS

STEMI inferior onset 6 jam Killip 1 TIMI risk


score 5 Grace score 95.
TERAPI
Umum
• Bed rest semi fowler
• Diet Jantung II 1400 Kkal/24 jam

Khusus
• O2 2-4 L/i
• IVFD RL 20 gtt/i
• Drip dopamin 5 mg/kg/i
• Injeksi Lovenox 0,6 mL/12 jam (selama 5 hari) → SC
• Injeksi omeprazol 1 vial/12 jam
• Aspilet 1 x 80 mg
• Plavix 1 x 75 mg
• Simvastatin 1 x 40 mg
• Concor 1 x 1,25 mg
• KSR tablet 2x1
PLANNING

• Pemeriksaan enzim jantung


• Pemeriksaaan lipid profile
• Pemeriksaan EKG serial
• Pemeriksaan Ekokardiografi
• Cor Angiography
ANALISA KASUS
MASALAH ANALISA
•Pasien datang dengan keluhan nyeri dada Keluhan nyeri dada yang dialami pasien sangat
sebelah kiri yang dirasakan sejak ± 6 jam khas untuk nyeri dada tipikal (angina) yang
sebelum masuk rumah sakit. merupakan gejala cardinal pasien Infark Miokard
•Nyeri dirasakan seperti ditimpa benda berat dan Akut (IMA) yang berhubungan dengan Sindrom
menjalar hingga ke bahu kiri dan tembus ke Koroner Akut (SKA).
bagian belakang. Adapun sifat nyeri dada angina meliputi :
•Pasien juga mengeluh mual-mual dan muntah • Lokasi: substernal, retrosternal, dan prekordial.
sebanyak 2 kali di rumah pada saat nyeri dada. • Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, rasa
•Sebelumnya selama 1 minggu belakangan terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk,
pasien sering merasa nyeri di dada kiri tiba-tiba, rasa diperas dan terpelintir.
nyeri selama beberapa detik dan kemudian • Penjalaran: biasanya kelengan kiri, dapat juga
hilang dengan istirahat. menjalar ke leher, rahang bawah, gigi,
punggung/interskapula, perut hingga lengan
kanan.
• Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat
atau obat nitrat.
• Faktor pencetus: latihan fisik, stress, emosi,
udara dingin, dan sesudah makan
• Gejala yang menyertai: mual, muntah, sulit
bernafas, keringat dingin, cemas dan lemas
ANALISA KASUS
MASALAH ANALISA
FAKTOR RESIKO
Temuan ini sesuai dengan faktor risiko terjadinya
•riwayat penyakit keluarga yaitu serangan infark miokard akut yaitu:
jantung dan hipertensi • sering mengkonsumsi makanan berlemak yang
meningkatkan resiko terjadinya hiperlipidemia.
•riwayat kebiasaan sosial berupa merokok, •Selain itu pasien juga jarang berolahraga yang
jarang berolahraga, dan sering mengkonsumsi merupakan faktor resiko terkena penyakit jantung
makanan tinggi lemak. koroner.
•Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi untuk terjadinya penyakit jantung
pada pasien adalah usia pasien (>40 tahun) dan
berjenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa lelaki lebih
beresiko menderita IMA di bandingkan wanita
ANALISA KASUS
MASALAH ANALISA
Pada pasien ini terjadi keadaan hipotensi, pucat hal ini sesuai dengan teori bahwa pasien dengan
berkeringan dingin dan bradikardi, gejala khas AMI daerah inferior dapat mengalami
gejala seperti yang disebutkan (pucat, keluar
keringat, bradikardi, hipotensi) dan syok
kardiogenik
Pada pasien ini diberikan terapi reperfusi dengan telah terbukti bermakna menghambat perluasan
streptokinase 1,5 juta unit intravena, infark, menurunkan mortalitas dan memperbaiki
fungsi ventrikel kiri
Heparinisasi juga dilakukan pada kasus ini yaitu Heparin mempunyai efek antikoagulasi yaitu
dengan penyuntikan Lovenox. Dosis lazim yang dengan meningkatkan aktivitas antitrombin,
digunakan pada bolus intravena diikuti 15 menit sebaliknya menurunkan aktivitas thrombin dan
kemudian oleh 1 mg/kg subkutan setiap 12 jam faktor-faktor koagulasi seperti faktor VIIa, IX, X,
selama maksimal 8 hari. XI. Selain itu, heparin juga berikatan dengan sel-
sel darah dan plasma protein sehingga dapat
digunakan pada infark miokard.
ANALISA KASUS
MASALAH ANALISA
Pada pasien ini terjadi keadaan hipotensi, pucat hal ini sesuai dengan teori bahwa pasien dengan
berkeringan dingin dan bradikardi, gejala khas AMI daerah inferior dapat mengalami
gejala seperti yang disebutkan (pucat, keluar
keringat, bradikardi, hipotensi) dan syok
kardiogenik
Pada pasien ini diberikan terapi reperfusi dengan telah terbukti bermakna menghambat perluasan
streptokinase 1,5 juta unit intravena, infark, menurunkan mortalitas dan memperbaiki
fungsi ventrikel kiri
Heparinisasi juga dilakukan pada kasus ini yaitu Heparin mempunyai efek antikoagulasi yaitu
dengan penyuntikan Lovenox. Dosis lazim yang dengan meningkatkan aktivitas antitrombin,
digunakan pada bolus intravena diikuti 15 menit sebaliknya menurunkan aktivitas thrombin dan
kemudian oleh 1 mg/kg subkutan setiap 12 jam faktor-faktor koagulasi seperti faktor VIIa, IX, X,
selama maksimal 8 hari. XI. Selain itu, heparin juga berikatan dengan sel-
sel darah dan plasma protein sehingga dapat
digunakan pada infark miokard.
Bisoprolol juga diberikan pada pasien ini dengan Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
dosis 1 x 2,5 mg bahwa β-blockers mempunyai efek mengurangi
kebutuhan O2 miokard dan meningkatkan aliran
darah koroner.
ANALISA KASUS
MASALAH ANALISA
Pada pasien ini untuk menstabilkan plaq Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
diberikan Simvastatin 1x40 mg bahwa golongan statin dapat menghambat
biosintesis kolesterol serta meningkatkan eksresi
LDL (Low density lipoprotein) di hepar,
meningkatkan kolesterol HDL (High density
lipoprotein)
PENCEGAHAN

Pencegahan sekunder pasien iskemia miokard yaitu:

•Merokok, target  berhenti merokok


•Kontrol tekanan darah, target  < 140/90 mmHg atau < 130/80 mmHg (penderita DM
atau gagal ginjal kronik)
•Menejemen lipid, target  LDL <100 mg/dl, trigliseria <150 mg/dl, HDL > 40 mg/dl
•Aktivitas fisik, target minimal 30 menit/hari selang 3-4 x/minggu
•Menejemen berat badan, target IMT 18,5 -24,9 kg/m2, lingkar pinggang < 35 inci
(perempuan), laki-laki < 40 inci
•Manajemen diabetes, target HbA1C < 7%
•Antiplatelet/antikoagulan dengan pemberian aspirin 75-162 mg/hr seumur hidup atau
clopidogrel 75 mg/hr selama 9-12 bulan terutama setelah pemasangan drug eluting stent,
serta sebagai alternatif bila terdapat kontraindikasi aspirin. Alternatif platelet lain adalah
warfarin (INR 2,5-3,5) bila terdapat indikasi atau kontraindikasi terhadap aspirin atau
clopidogrel
•Beta blocker diberikan pada semua pasien seumur hidup dan tidak terdapat kontraindikasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai