OLEH:
RUDI HARTONO, S.Gz
Seminar Nasional-Singkawang, 08 Juli 2017
KASUS MALNUTRISI
94
2016 2017
Dinkes Prov Kalbar, 2017
Lanjutan…
DIFINISI
Asupan protein dan atau energi yang tidak
adekuat dalam jangka waktu yang lama dan
menyebabkan hilangnya cadangan lemak tubuh dan
atau pengerutan otot termasuk malnutrisi yang
berkaitan dengan kelaparan, malnutrisi terkait
penyakit kronis dan malnutrisi terkait penyakit akut
atau injury. (PAGT, 2014)
PENYEBAB MALNUTRISI
• Kondisi fisiologis akibat penyakit akut atau kronis atau injury/ trauma
yang menyebabkan peningkatakan kebutuhan gizi;
• Perubahan dalam struktur dan atau fungsi saluran cerna;
• Kurangnya atau terbatasnya akses terhadap makanan, misalnya
keterbatasan ekonomi, pembatasan makanan yang diberikan kepada
manula dan atau anak-anak, orang-orang terlantar;
• Agama dan budaya yang mempengaruhi kemampuan untuk
mengakses makanan;
• Kurangnya Pengetahuan tentang makanan dan zat gizi terutama
mengenai jumlah energi dan jumlah serta jenis protein
• Penyebab psikologis, misalnya depresi atau gangguan makan
(PAGT, 2014)
BEBERAPA PENYEBAB TERJADINYA MALNUTRISI DI RUMAH SAKIT
(Kusumayanti, et all, JICN 2004); (O Daly (2010)
anoreksia
penyakit saluran cerna disertai mual, muntah,
dan diare
Asupan Energi yang tidak adekuat
infeksi berat
gangguan menelan
kemoterapi.
Pasien kritis seringkali mengalami stress akibat trauma, cedera, pembedahan, sepsis dan
penyakitnya sehingga mengakibatkan peningkatan metabolisme dan katabolisme
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
• Malnutrisi yang dapat dilihat dari berat badan
• BMI/IMT
• IMT <18,5 menunjukkan underweight, IMT untuk lansia (> 65
tahun) <22,IMT anak-anak IMT <5 persentil
• Gagal tumbuh misalnya kegagalan percepatan pertumbuhan atau
keterlambatan perkembangan.
• Pertambahan berat badan ibu hamil yang tidak adekuat
Kehilangan berat badan, dewasa> 20% dalam 1 tahun,> 10% dalam
6 bulan,> 7,5% dalam 3 bulan, >5% dalam 1 bulan,> 1 sampai 2%
dalam 1 minggu
• Pertumbuhan anak-anak, tidak mencapai berat badan yang
diharapkan dan atau penurunan kurva pertumbuhan, melewati dua
atau lebih persentil pada grafik pertumbuhan
• Underweight dengan kehilangan lemak tubuh dan atau otot.
TANDA MALNUTRISI-2
RIWAYAT NUTRISI
• Perkiraan asupan energi< 50%-75% dari perkiraan RMR atau
RMR yang terukur
• Tidak dapat atau tidak mau mangonsumsi energi
• / protein yang cukup untuk mempertahankan berat badan
yang ideal
• Menghindari makanan dan atau tidak tertarik untuk makan
• Konsumsi alkohol yang berlebihan atau obat obatan lain yang
mengurangi nafsu makan
• Perubahan indikator fungsional, misalnya kekuatan
menggenggamatau ukuran lain dari aktivitas fisik dan atau
kekuatan
TANDA MALNUTRISI-3
TANDA FISIK
• Hilang lemak subkutan misalnya. Orbitall, trisep, lemak diatas
tulang rusuk.
• Kehilangan otot seperti Pengecilan otot teporalis, klavikula
(pectoralis dan punggung), bahu (punggung), otot interoseus,
tulang belikat (latissimus dorsi, trapezious, deltoids), paha
(paha depan) dan betis (gastrocnemius).
• akumulasi cairan general atau terlokalisir ( ekstremitas,
vulvar/scrotal, asites)
• Perubahan indikator fungsional misalnya kekuatan
menggenggam
TANDA MALNUTRISI-4
RIWAYAT PERSONAL
• Infeksi mayor seperti, sepsis, pneumonia, peritonitis,
dan infeksi akibat luka, luka bakar berat, trauma,
cedera kepala tertutup, cedera paru akut, sindrom
gangguan pernapasan pada orang dewasa, dan operasi
mayor yang
• berhubungan dengan malnutrisi pada penyakit atau
cedera akut
• • Diagnosis medis dari malnutrisi termasuk malnutrisi
pada penyakit atau cedera akut, malnutrisi pada
penyakit atau kondisi kronis dan malnutrisi akibat
kondisi sosial dan lingkungan
PENYAKIT PENYERTA PADA PASIEN BALITA
MALNUTRISI BERAT
• Meningkatkan kematian;
• Komplikasi;
• Memperlama lama rawat;
• Meningkatkan biaya dan
• memperpanjang waktu penyembuhan
DUKUNGAN NUTRISI ENTERAL DAN
PARENTERAL
• Pada kondisi tertentu seringkali mulut dan
saluran cerna tidak dapat berfungsi secara
optimal, misalnya pada penurunan kesadaran,
gangguan neuromuscular, kelainan bedah
traktus gastrointestinal, penyakit peradangan
saluran cerna, gangguan malabsorbsi berat, dan
lain-lain. Untuk itu diperlukan alternatif lain
dalam memberikan nutrisi pada anak sesuai
masalahnya, yaitu nutrisi enteral dan parenteral
(Pendidikan Ilmu Kesehatan Anak Berkelanjutan
(PIKAB) VIII, 2010)
KETEPATAN DALAM DUKUNGAN PEMBERIAN NUTRISI
ENTERAL DAN PARENTERAL
INADEKUAT;NUTRISI
COMPROMISED FORMULA SPESIAL
NORMAL PARENTERRAL
NUTRISI
STANDAR
ADEKUAT;PERSIAPAN
NUTRISI ENTERAL
ADEKUAT; PERTIMBANGAN DIET KOMPLEKS
INADEKUAT NUTRISI ORAL
NUTRISI ORAL
MONITORING DAN
EVALUASI
1 ASUPAN SETIAP
Membandingkan daya terima HARI
makanan dengan yang disajikan
(target)
2 ANTROPOMET Perubahan berat badan 1
RI MINGGU
3 FISIK Perubahan fisik (otot, lemak 1
subkutan) MINGGU
NUTRISI ENTERAL
DEFINISI
Nutrisi enteral/ Enteral Nutrition (EN) adalah
nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui
rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube
ke dalam lambung (gastric tube), nasogastrik
tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual
maupun dengan bantuan pompa mesin
gastrostomy dan jejunum percutaneous)
(Yuliana, 2009).
LANJUTAN…
• Formula Polimerik
• Formula Semi Elemental
• Formula Elemental
Syarat Formula Enteral
Kandungan nutrisi sesuai Kebutuhan
• Ideal : 1 kkal dalam 1 cc cairan
• 2. Kandungan nutrisi seimbang Kebutuhan
energi sebagian besar diambil dari KH dengan
komposisi
• umum untuk Indonesia yaitu :
• KH : 60 – 70 %
• - Protein : 15 – 20 %
• - Lemak : 20 – 30 %
LANJUTAN..