Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH : KEPERAWATAN GADAR I

DOSEN : SUDARMAN, S.KEP.,NS.,M.KES

GAGAL JANTUNG
KELOMPOK II
SAFITRI ULANDARI [14220160007]
EKA RIFTA YUNIARSIH ARIF [14220160009]
ELVI NOVIANTI [14220160012]
KHALIFAH MAULDINI [14220160013]
FEIGI F. MOKOGINTA [14220160014]
DELVI RAHMAYANTI [14220160015]
DEFINISI

Menurut Muttaqin (2009) gagal


jantung adalah suatu keadaan ketika jantung
tidak mampu mempertahankan sirkulasi
yang cukup bagi kebutuhan tubuh,
meskipun tekanan pengisian darah pada
vena normal. (Ardiansyah, 2012)
ETIOLOGI
1. Kelainan Otot Jantung 2. Aterosklerosis Koroner
Gagal jantung paling sering Kelainan ini mengakibatkan
terjadipada penderita kelainan disfungsi miokardium karena
otot jantung, yang berdampak terganggunya aliran darah ke otot
pada menurunnya kontraktilitas jantung.
jantung.
3. Hipertensi sistemik atau 4. Peradangan Dan Penyakit
Hipertensi pulmonal Miokardium Degeneratif
Gangguan ini menyebabkan Gangguan kesehatan ini
meningkatnya beban kerja berhubungan dengan gagal
jantung dan pada gilirannya jantung karena kondisi ini secara
juga turut mengakibatkan langsung dapat merusak serabut
hipertrofi serabut otot jantung. jantung dan menyebabkan
kontraktilitas menurun.
PATOFISIOLOGI
Bila kekuatan jantung untuk merespons stres
tidak mencukupi dalam memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh, jantung akan gagal untuk
melakukan tugasnya sebagai organ pemompa,
sehingga terjadilah yang namanya gagal jantung.
Pada tingkat awal, disfungsi komponen pompa dapat
mengakibatkan kegagalan jika cadangan jantung
normal mengalami kepayahan dan kegagalan
respons fisiologis tertentu pada penurunan curah
jantung adalah penting. Semua respons ini
menunjukkan upaya tubuh untuk mempertahankan
perfusi organ vital normal. (Ardiansyah, 2012)
MANIFESTASI KLINIS
Tanda: Gejala :
1. Meningkatnya volume 1. Dispnea,
intravaskuker. 2. Ortopnea, yakni kesulitan
2. Kongestif jaringan bernapas saat penderita berbaring.
3. Edema paru 3. Paroximal, yakni noktura dispnea
4. Batuk
4. Edema perifer umum dan
penambahan berat badan 5. Mudah lelah
5. Turunnya curah jantung 6. Kegelisahan
7. Gagal jantung kanan, dengan
6. Tekanan perfusi ginjal
tanda dan gejala berikut: Edema
menurun
ekstremitas bawah, Hepatomegali
7. Tempat kongestif tergantung dan nyeri tekan pada kuadran
dari ventrikel yang terlibat kanan batas abdomen, Anoreksia
dan mual, Rasa ingin kencing
pada malam hari, lemah
KOMPLIKASI
1. Syok kardiogenik, ditandai dengan
adanya gangguan fungsi ventrikel kiri.
2. Edema paru, terjadi dengan cara yang
sama seperti edema yang muncul di
bagian tubuh mana saja, termasuk faktor
apapun yang menyebabkan cairan
interstitial paru-paru meningkat dari
batas negatif menjadi batas positif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Ekokardiografi
Sifatnya tidak invasif dan dapat segera memberikan
diagnosis tentang disfungsi jantung serta informasi
yang berkaitan dengan penyebabnya.
 Rontgen Dada
Foto sinar X-dada posterior-anterior dapat
menunjukkan adanya hipertensi vena, edema paru, atau
kardiomegali.
 Elektrokardiografi
Left bundle branch block atau kelainan ST/T,
Indikasi penyakit jantung jika pemeriksaan gelombang
Q menunjukkan infark sebelumnya, Hipertrofi ventrikel
kiri dan gelombang T terbalik serta Aritmia
PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian oksigen
b. Terapi nitrat dan vasodilator
c. Diuretik
2. Penatalaksanaan Diet
Pembatasan natrium ditujukan untuk
mencegah, mengatur, atau mengurangi edema,
seperti pada hipertensi atau gagal jantung.
PENGKAJIAN (PRIMER)
1. Airway: Batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan
bantuan otot pernafasan, suara tambahan.
2. Breathing: Dispnea saat aktifitas ataupun pada saat
beristirahat.
3. Circulation : Riwayat hipertensi, IM akut, PJK
sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok dll.
Tekanan darah, frekuensi nadi, irama jantung, nadi
perifer berkurang, peningkatan vena juguralis, warna
kulit, kuku pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran,
edema
PENGKAJIAN (PRIMER)
4. Disability : Kaji tingkat kesadaran, GCS,
apakah ada fraktur, kondisi klien lesu,
lemah atau tidak mampu bergerak serta
pupil klien.
5. Exposure: Buka baju pasien untuk
melakukan pemeriksaan apakah ada
cedera pada klien. Setelah dilakukan
pemeriksaan tutup kembali tubuh klien
dengan selimut hangat.
PENGKAJIAN (SEKUNDER)
1. Anamnesis : keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, dan penyakit terdahulu.
2. Keluhan Utama : dispnea, kelemahan fisik,
edema sistemik
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat keluarga
6. Psikososial
7. Pemeriksaan fisik: B1 (Breathing), B2
(Bleeding), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5
(Bowel), B6 (Bone)
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan kontraktilitas.
Intervensi :
a. Monitor TTV klien.
b. Identifikasi kulit sekiranya kulit klien
menunjukkan rona pucat dan sianosis.
c. Auskultasi nadi apikal, irama jantung.
d. Palpasi nadi perifer.
e. Kolaborasi pemberian oksigen tambahan
dengan kanula nasal/masker.
f. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
Intervensi :
a. Monitor TTV sebelum dan segera setelah
aktivitas, khususnya bila pasien menggunakan
vasodilator, diuretik dan penyekat beta
b. Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas,
catat takikardi, disritmia, dispnea berkeringat
dan pucat.
c. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas
d. Kolaborasi program rehabilitas jantung dan
aktivitas.
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulasi.
Intervensi:
a. Monitor pengeluaran urine, catat jumlah dan
warna saat diuresis terjadi.
b. Catat atau hitung keseimbangan pemasukan
dan pengeluaran 24 jam.
c. Monitor TD dan CVP (bila ada)
d. Pertahankan posisi duduk atau tirah baring
dengan posisi semifowler selama fase akut.
e. Kolaborasi dengan ahli gizi.
f. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.
THANK YOU FOR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai