Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIK KOMPREHENSIF PELAYANAN

KEFARMASIAN
PROBLEM BASED LEARNING PERTEMUAN 2:
SKRINING RESEP DAN PATIENT ASSESMENT
MEMBER OF SQUAD
NI NYOMAN KRISNA TRI SUPUTRI 1808611045
NI KOMANG SASIANI 1808611046
NI WAYAN MUSDWIYUNI 1808611047
NI KETUT AYU SUKSMAWATI 1808611048
NI KETUT PUTRI AYU PURWANINGSIH 1808611049
KOMANG PUJA LAKSANA 1808611050
JUWITA SUSIARNI 1808611051
PROBLEM BASED LEARNING PERTEMUAN 2:
SKRINING RESEP DAN PATIENT ASESSMENT

A. PEMAPARAN MASALAH
Apotek Anda sudah berdiri dan sudah dilakukan acara “Grand Opening”. Saat ini Anda siap bertugas sebagai Apoteker di Apotek
tersebut. Hari ini Anda didatangi oleh seorang pasien yang membawa resep asli, seperti berikut:

Gambar 1. Resep Asli yang dibawa ke Apotek oleh Ibu Pasien.


Case study:

Pasien, perempuan, usia 3 tahun, BB 15 kg, datang ke


apotek dengan membawa resep, ditemani ibunya. Pasien
mengeluh pilek (+), hidung tersumbat (+), meler (+), batuk
berdahak (+) sejak 2 hari yang lalu. Pasien rewel pada malam
hari karena sulit tidur. Pasien tidak demam, tidak mengigigil.
Nafsu makan pasien menurun, BAK/BAB lancar. Pasien terlihat
pucat dan lesu. Keluhan muncul setelah terpapar debu.
Pemeriksaan lab tidak diketahui. Riwayat penyakit tidak
diketahui
Apoteker melakukan pelayanan terhadap penerimaan
resep, kemudian melakukan skrining resep secara
menyeluruh dengan hasil yang dijelaskan lebih lanjut.
Menyatakan bahwa kegiatan pengkajian Resep
meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik
dan pertimbangan klinis. Jika ditemukan adanya
ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka
Apoteker harus menghubungi dokter penulis
Resep.
PEMBACAAN RESEP

Dari hasil pembacaan resep diperoleh, pasien


Anak Uttaran (perempuan) berusia 3 tahun
diresepkan dua jenis sediaan sirop pada tanggal
11 Maret 2016 oleh dr. Thapki. Adapun kedua
sediaan yang diresepkan adalah:
 Ambroxol Sirop sebanyak satu botol.
Diberikan tiga kali sehari dengan cara
diminum sebanyak setengah sendok makan
 Cetrizine Sirop sebanyak satu botol.
Diberikan tiga kali sehari dengan cara
diminum sebanyak setengah sendok makan.
SKRINING ADMINISTRASI
Kelengkapan Resep Ada Tidak

Nama √
SIP √ Adapun masalah yang terdapat
Identitas Dokter Alamat Praktek √
pada skrining administrasi yaitu pada resep
No. Telepon √
Hari dan Jam Praktek √ tidak terdapat data tinggi badan pasien, nomor
Simbol R/ √ Surat Izin Praktik (SIP) dokter, paraf, cap
Superscriptio Nama Kota √
Tanggal Resep √
penulis resep, nomor telepon dokter, alamat
Nama Obat √ tempat praktik dokter serta hari dan jam kerja.
Inscriptio Kekuatan/Potensi Obat √
Hal ini penting untuk dikonfirmasi berkaitan
Jumlah Obat √
Subscriptio Bentuk Sediaan Obat √ dengan validitas resep yang dibawa oleh
Frekuensi Pemberian √
pasien. Data tinggi badan pasien diperlukan
Jumlah Pemberian Obat √
Signatura
Waktu/Cara Minum obat √ untuk memastikan bahwa obat yang diberikan
Informasi Lain √
kepada pasien telah sesuai sehingga perlu
Paraf √
Penutup
Cap Penulis Resep √ dilakukan penggalian informasi pasien (dari
Nama √
pembawa resep ataupun dari pasien).
Alamat √
Umur √
Identitas Pasien
SKRINING ADMINISTRASI

Skrining Masalah Tindakan


Tidak terdapat data tinggi Menanyakan langsung kepada
badan pasien pasien atau kepada ibu pasien
berapa tinggi badan pasien
tersebut
Pada resep tidak terdapat SIP Menghubungi pihak puskemas
Administratif
dokter, paraf, cap penulis untuk mengkonfirmasi apakah
resep,jam praktik dokter, nomor benar terdapat praktik Dokter
telepon dokter dan alamat Thapki di Puskesmas II Denpasar
praktik dokter (alamat Utara
puskesmas)
SKRINING FARMASETIS

Kriteria Ambroxol Cetirizine


Dosis ½ cth 3 kali sehari ½ cth 3 kali sehari
Bentuk sediaan Sirup Sirup
Potensi/Kekuata
- -
n
Inkompaktibilita
- -
s
Rute pemberian Oral Oral
Lama
- -
Pemberian
SKRINNING FARMASETIS

Kesesuai antara Potensi Inkompatibilitas


dan Dosis Obat Resep yang diterima, diketahui tidak terdapat pencampuran antar masing-
masing komponen, selain itu belum ditemukan pustaka yang menyebutkan
bahwa adanya inkompatibilitas antara ambroxol dan Cetirizine selama
pemberian sediaan kepada pasien. Hal tersebut menunjukkan komponen
pada resep bersidat kompatibel.

Kesuaian bentuk sediaan dan


stabilitas obat
Bentuk sediaan anak yang diresepkan adalah sediaan cair Cara dan lama pemberian
oral seperti larutan, sirup, suspense, dan emulsi. Pada kasus
ini, pasien berusia 3 tahun dan bentuk sediaan yang Ambroxol Sirup Cetirizine
diperoleh adalah sirup. Hal tersebut menunjukkan bahwa Cara Diberikan secara oral, diberikan Diberikan secara oral, diberikan pada
bentuk sediaan yang diperoleh pasien telah sesuai. Stabilitas Pemberian bersamaan dengan makanan pagi dan malam hari, sebelum atau
penyimpanan baik baik sediaan sirup ambroxol dan
Obat atau sesaat setelah makan setelah makan (ISO, 2014; Lacy et al.,
Cetirizine adalah disimpan pada suhu ruang dan terhindar
dari cahaya matahari langsung. (MIMS, 2015). 2009)
Lama Penggunaan sirup ambroxol Penggunaan sirup Cetirizine dapat
pemberian dapat dihentikan, apabila dihentikan, apabila keluhan yang
keluhan yang dirasakan sudah dirasakan sudah membaik
membaik
SKRINNING KLINIS

Dosis Pada
Nama Obat Dosis Pada Pustaka Keterangan
Resep
Dosis pada anak usia 2-6 tahun: 2-5
2,5 mL 3 kali
Ambroxol Sirup tahun adalah 3 kali sehari 2,5 mL Dosis sesuai
sehari
atau 3 kali sehari 7,5 mL (MIMS, 2015).
Dosis pada anak usia 2-6 tahun: 2,5
mg sekali sehari (1/2 sendok teh),
2,5 mL 3 kali
Cetirizine Sirup dapat dinaikan menjadi 2,5 mg dua Dosis belum sesuai
sehari
kali sehari, atau 5 mg sehari
(Medscape, 2018)
Tabel 1. Perbandingan Dosis Pada Resep Dengan Dosis Pustaka

Keterangan: Terdapat aturan pemakaian yang belum sesuai pada resep yaitu dari sirup Cetirizine, yang mana pada pustaka
disebutkan aturan pemakaian 2,5 mg sekali sehari (1/2 sendok teh), dapat dinaikan menjadi 2,5 mg dua kali sehari, namun
pada resep diberikan 3 kali sehari, sehingga menyebabkan dosis untuk pemakaian sehari Cetirizine melebihi dari dosis pada
pustaka.
SKRINNING KLINIS

Nama Obat Indikasi Efek Samping


Ambroxol Sebagai sekretolitik yang dapat Gangguan saluran cerna,
mempermudah pengeluaran secret perasaan pusing dan
yang kental dan lengket didalam berkeringat, tetapi jarang
saluran pernafasan (ISO, 2014) terjadi (Rivai, dkk., ).
Cetirizine Alergi rhinitis yang kronik, perineal, Sakit kepala, pusing, rasa
dan musiman mengantuk, agitasi, mulut
Utikaria kronik idiopati (ISO, 2014) kering, dan rasa tidak enak
pada lambung. Pada
beberapa individu
menyebabkan hipersensitifitas
(ISO, 2014)
Tabel 2. Indikasi dan Efek Samping Obat
Skrining Resep berdasarkan Daftar Tilik Skrining Resep (DTSR)
DAFTAR TILIK SKRINING RESEP (DTSR)
Skrining Resep berdasarkan Daftar Tilik Skrining Resep (DTSR)
DAFTAR TILIK SKRINING RESEP (DTSR)
KESIMPULAN SKRINNING RESEP
Pada skrining administrasi terdapat beberapa permaslahan yang harus
ditanyakan ke ibu dari pasien dan juga menghubungi pihak puskemas untuk
mengkonfirmasi apakah benar terdapat praktik Dokter Thapki di Puskesmas II Denpasar
Utara. Pada skrining farmasetis dan klinis terdapat beberapa hal yang perlu disesuaikan
seperti potensi atau kekuatan resep mengacu pada pustaka. Pada resep tersebut dosis
Cetirizine yang diberikan belum sesuai dengan pustaka, sehingga perlu di konfirmasi dan
didiskusikan kembali dengan dokter. Selain itu, untuk mengetahui tujuan peresepan obat
tersebut, maka apoteker perlu melakukan tahap patient assessment, yaitu apoteker
melakukan penggalian informasi kepada pasien sebagai dasar pertimbangan dalam
memutuskan terapi yang diberikan.
PATIENT ASSESMENT
Patient Asssessment merupakan suatu tahapan pelayanan kefarmasian untuk
melakukan penelusuran atau penggalian informasi kesehatan (anamnesa) dari Apoteker
kepada pasien, baik pasien yang menerima resep atau melakukan pengobatan sendiri. Dalam
penggalian informasi pada kasus digunakan metode allo anamnesa.
Berdasarkan penggalian informasi data subjektif dan
objektif pasien, dapat diketahui data subjektif dan objektif
pasien anak Uttaran sebagai berikut:
KESIMPULAN Patient Asssessment
Berdasarkan hasil skrining resep dan dari hasil
Patient Asssessment yang dilakukan oleh Apoteker
kepada ibu/keluarga pasien dan resep juga
dikonfirmasi kepada dokter sehingga diperoleh
kesepakatan mengenai dosis cetirizine yang
diberikan kepada pasien, maka resep pada kasus ini
dinyatakan valid dan siap untuk dilayani oleh
Apoteker.

Anda mungkin juga menyukai