Week 7
Prototyping
1
Introduction
Prototyping adalah teknik desain yang
melibatkan user untuk memberikan ide-
ide dengan mencoba program.
Prototype dikembangkan dengan proses
iterative yaitu dengan mencoba dan
mengambil feedback, kemudian didesain
lagi, coba lagi dan ambil feedback dan
seterusnya.
2
Paper-based Prototyping
Paper-based prototyping menghasilkan
sketsa di kertas, storyboards dan
scripts.
Paper-based prototypes: cepat, murah
tetapi tidak dapat dicoba langsung.
3
Computer-based Prototyping
Computer-based prototyping: pemakai
bisa coba langsung di komputer.
4
Software Prototypes
Bisa dieksekusi (dijalankan).
Ada 2 jenis yaitu thrown away dan
evolve into final system.
Bisa dipakai untuk berbagai tujuan
Bisa dibuat dengan cepat dan murah
Prosesnya iterative.
5
Prototyping Functions
Menghilangkan ketidak pastian.
Membantu desainer untuk
memutuskan:
kepentingan fungsionaliti sistem
Urutan operasi
Kebutuhan yang mendukung user
Bentuk dan tampilannya bisa
dipresentasikan
6
Prototyping Methods
Ada banyak metode prototyping:
Requirements Animation
Rapid (throw-it-away) prototyping
Evolutionary Prototyping
Incremental Prototyping
Masing-masing metode mempunyai
keunggulan.
Harus digunakan pada tahap yang tepat
Biasanya pakai beberapa metode
(gabungan)
7
Requirements Animation
Menampilkan semua kebutuhan atau
fungsionaliti yang ada pada sistem dan
didiskusikan dengan user.
Bisa menggunakan paper based
maupun computer based prototyping.
8
Rapid (throw-it-away)
Prototyping
Tujuannya untuk mengumpulkan
informasi tentang kebutuhan dan jenis-
jenis yang mungkin.
Biasanya tidak cocok untuk tahap
pertama.
Secepat mungkin dan semurah
mungkin.
9
Evolutionary Prototyping
Kompromi antara produksi dan
prototyping (misal: tidak terlalu yakin
karena belum berpengalaman).
Membuat prototype dengan kaidah
yang benar (tidak terus menerus di
evolusionary)
10
Incremental Prototyping
Sistem dibangun secara bertahap
(permodul)
selesai satu modul, baru dilanjutkan ke
modul berikutnya.
11
Other Prototyping Techniques
(1)
Full Prototype fungsionalitinya
lengkap tetapi performansinya lemah.
Horizontal Prototype menampilkan
semua prototype tetapi belum
berfungsi.
Vertical Prototype fungsionalitinya
baru jalan sebagian (untuk test
sebagian fungsi).
12
Other Prototyping Techniques
(2)
High Fidelity Prototyping melebih-
lebihkan sehingga lebih menonjol dari
aslinya (biasanya untuk komersial).
Low Fidelity Prototyping
menggunakan materi yang lebih rendah
dan lebih murah dari pada finalnya.
13
Other Prototyping Techniques
(3)
Chauffeured Prototyping desainer
mendemokan kepada user. (user tidak
mencoba sendiri, biasanya untuk sistem
yang berbahaya bila salah pencet)
Wizard of Oz Prototyping user
mencoba dan desainer menjawab online
dari tempat lain. (tujuannya untuk
mengetahui kebiasaan user)
14
Two-phase view of iterative
design:
Fase pertama:
desainer berusaha mengeksplor
alternatif-alternatif yang ada.
Hasilnya: usulan desain terbaik.
Sifatnya: devergent
Prosesnya: cepat
15
Two-phase view of iterative
design:
Fase kedua:
Sudah dipilih dan dievolutionary
Sifatnya: convergent
Prosesnya: lambat
16
Prototyping to support design
Prototyping sangat berguna pada tahap
desain yang berbeda:
Product conceptualization
Task level
Screen design
17
Product Conceptualization
Cocok pada awal desain
Cocok dengan metode animation
requirement
Paper based (berupa sketsa)
18
Task Level Prototyping
Fungsionaliti yang dibuat apa saja
Fungsionaliti harus berjalan dengan
baik
Fungsionaliti pada urutan yang benar
Biasanya vertical prototyping
19
Screen Design Prototyping
Layout pertama paper based.
Biasanya high fidelity
(meskipun produk asli tidak sebagus
prototypenya)
20
Prototyping Tools
Production tools: bisa pakai
programming language tetapi kadang-
kadang tidak bisa memenuhi semua
metode.
Prototyping tools: biasanya dipakai
beberapa metode kecuali evolusionary.
(karena prototype kalau dievolusi terus
akan menjadi produk sesungguhnya)
21
Further Reading
Preece, chapter 27
22