Anda di halaman 1dari 28

Kheny 406152092

Pembimbing
Dr. Eddy Mulyono SpPD, FINASIM
 Hepatitis
adalah peradangan yang terjadi pada organ hati.
Peradangan tersebut dapat membaik sendiri (self limiting)
atau dapat menjadi jaringan fibrosis, sirosis, bahkan kanker
hati.
Gambar 1. Prevalensi hepatitis menurut provinsi tahun 2007 dan 2013
Sumber: Riskesdas tahun 2007 dan Riskesdas tahun 2013, Balitbangkes, Kemenkes
Tabel 1. Prevalensi hepatitis menurut karakteristik di Indonesia tahun 2013

Sumber: Riskesdas tahun 2013, Balitbangkes, Kemenkes


 HepatitisB kronis merupakan adanya persistensi virus
hepatitis B (VHB) yang berlangsung lebih dari 6 bulan
Hepatitis virus : peradangan pada hati yang disebabkan oleh
virus.
1. Immune tolerant: kadar DNA VHB yang tinggi dengan kadar
alanin aminotransferase (ALT) yang normal.
2. Immune clearance:sistem imun berusaha melawan virus
fluktuasi level ALT serta DNA VHB
3. Pengidap inaktif: DNA VHB yang rendah (<2000 IU/ml), ALT
normal, dan kerusakan hati minimal
4. Reaktivasi adalah dimana DNA VHB kembali mencapai >2000
IU/ml dan inflamasi hati kembali terjadi.
Fase HBeAg Kadar ALT Kadar DNA VHB Histologis hati Inisiasi
terapi
Imunotoleransi Positif Normal > 20.000 IU/mL Normal Tidak

Imunoaktif Positif / negatif Meningkat > 2.000 IU/mL Inflamasi atau Ya


fibrosis derajat
sedang

Pengidap Negatif Normal < 2.000 IU/mL Perbaikan Tidak


inaktif
Reaktivasi Positif/negatif Meningkat >2.000 IU/mL Inflamasi kembali Ya
terjadi
 Pasangan dan anggota kerja yang kontak dengan pasien
HBsAg (+)
 Pekerja kesehatan atau terpapar darah
 IVDU
 Homoseksual atau biseksual
 Individu dengan banyak pasangan seksual
 Resipien transfusi darah
 Pasien hemodialisa
Hepatitis Akut Hepatitis Kronis SIROSIS

 Demam subfebris  Hepatomegali  Asites


 Ikterus (10 hari setelah  Splenomegali  Ikterus
munculnya gejala  Riwayat varises
 Muscle wasting
konstitusional, esofagus
berlangsung ±1-3 bulan)  Palmar erythema
 Edem perifer
 Hepatomegali (membesar  Spider angioma
 Ginekomastia
ringan, permukaan licin)  Vaskulitis (jarang)
 Atrofi testis
 Splenomegali (5-15%)
 Vena kolateral
 Palmar erythema (jarang)
abdominal (caput
 Spider nevi (jarang)
medusa)
 Penyakit hati akibat oleh karena obat dan toksin
 Hepatitis iskemik
 Hepatitis autoimun
 Hepatitis alkoholik
 Obstruksi akut traktus biliaris
 Memakai kondom saat berhubungan
 Tidak berbagi jarum
 Tidak berbagi gosok gigi atau pisau cukur
 Memakai latex atau sarung tangan sebelum kontak dengan cairan
tubuh pasien
 Tidak menggunakan tatoo
 Imunoprofilaksis vaksin hepatitis B sebelum paparan
 Vaksin rekombinan ragi
 Mengandung HBsAg  proteksi >95% (komplit 3 dosis)
 Efek samping: nyeri lokal dan demam ringan
 Booster : hanya imunokompromise dengan titer < 10 mU/mL
 IM (deltoid) untuk dewasa
 Indikasi
 Imunisasi universal untuk bayi baru lahir
 Vaksinasi catch up untuk anak sampai dengan usia 19 tahun (bila belum
divaksinasi)
 Grup risiko tinggi
 imunoprofilaksis paska paparan vaksin hepatitis B dan
(HBIG)
Indikasi:
 Kontak seksual dengan HBsAg (+)
 Dosis 0,04-0,07 mL/kg HBIG sesegera mungkin setelah terpapar
 Vaksin HBV 1: saat yang sama pada deltoid sisi lain
 Vaksin 2 dan 3: 1 dan 6 bulan kemudian
 Neonatus dari ibu yang diketahui mengidap HBsAg positif
½ mL HBIG diberi pada waktu 12 jam setelah lahir dibagian
anterolateral otot paha atas
 Vaksin VHB dengan dosis 5-10 ug, diberi pada waktu 12 jam
pada sisi lain, diulang 1 dan 6 bulan
2 jenis obat hepatitis B:
 Golongan interferon (baik interferon konvensional, pegylated
interferon α-2a, maupun pegylated interferon α-2b)
 Golongan analog nukleos(t)ida: lamivudin, adefovir,
entecavir, telbivudin, dan tenofovir (tenofovir hanya untuk
pasien HIV)
Transplantasi hati
 Sirosis
 Karsinoma hepatoselular (KHS)
 Ad vitam : dubia ad malam
 Ad sanationam : malam
 Ad fungsionam : dubia
 Aru W, Bambang S, Idrus A, et all. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta;
InternaPublishing.
 Buggs, A.M. 2014. Viral Hepatitis. (diperbaharui 16 Desember 2016; dikunjungi 7 November 2016).
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/775507-overview
 Cleveland Clinic. 2010. Hepatitis B. (Updated Agustus 2010; cited 05 April 2016). Available at:
http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/hepatology/hepatitis-B/
 Juffrie, M. 2010. Buku Ajar IDAI Gasteroenterologi-Hepatologi: Hepatitis Ikterus. Jilid ke-1. Jakarta;
Badan Penerbit IDAI.
 Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis Hepatitis. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI.
 Longo DL, Fauci AS. Harrison’s Gastroenterology and Hepatology. 17th ed. Philadelphia: McGraw-
Hill; 2013.
 Perhimpunan Penelitian Hati Indonesia. 2012. Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B.
Jakarta; PPHI.
 Pyrsopoulos T. 2014. Hepatitis B Clinical Presentation. (Updated October 2016; cited 05 April 2016).
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/177632-clinical#b3
 WHO. 2016. What Is Hepatitis?. ( Update Juli 2016 ; cited 28 Oktober 2016). Available at:
http://www.who.int/features/qa/76/en/

Anda mungkin juga menyukai