Anda di halaman 1dari 18

Ejaan

yang
Disempurnakan
- Oleh: Muhammad Ramzy Almas Dlafin
- Nadhifatu Zulfa
- Nyemas Aulian Attathira
- Pimandika Putra Patu Sama
- Ricky Kusuma Bachti
- Salsabila Vida Syawali
- Sultan Ahmad Dzakwan
- Wednis Dwi Dianik
- Yentian Noval Agave
Pengertian

• Ejaan ialah keseluruhan sistem dan peraturan penulisan bunyi bahasa untuk
mencapai keseragaman.
• EjaanYang Disempurnakan adalah ejaan yang dihasilkan dari
penyempurnaan atas ejaan-ejaan sebelumnya.
• EjaanYang Disempurnakan (disingkat EYD), adalah Ejaan Bahasa
Indonesia yang berlaku dari tahun 1972 hingga tahun 2015. Ejaan ini
menggantikan Ejaan van Ophuysen dan Ejaan Soewandi.
• EYD digantikan oleh ejaan Ejaan Bahasa Indonesia (disingkat EBI), sejak
tahun 2015
Sejarah Ejaan yang Disempurnakan

1967 1972
1967

• Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, atau disingkat LBK mengeluarkan Ejaan Baru
• Ejaan Baru, dibuat dari Panitia Ejaan LBK, dan juga panitia Panitia Ejaan dari Malaysia
• Panitia tersebut bekerja atas dasar surat keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan no. 062/67, pada tanggal 19 September 1967

Kembali ke
Slide Sejarah
1972

• Pada tanggal 23 Mei 1972, sebuah Pernyataan Bersama ditandatangani oleh Menteri
Pelajaran Malaysia dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang mengandung
persetujuan untuk melakukan asas yang telah disepakati oleh ahli dari kedua negara
tentang Ejaan Baru dan Ejaan yang Disempurnakan.
• Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden nomor 57 tahun 1972,
berlakulah sistem Ejaan Latin bagi Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. di Malaysia ejaan
yang baru ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).
• Pada tanggal 17 Agustus 1972, Presiden RI meresmikan ejaan baru untuk Bahasa Indonesia
saat pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-
27. Dengan Keputusan Presiden nomor 57 tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama
Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
• Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan”, kemudian perevisian EYD terjadi pada tahun 1987 dan
2009.

Slide selanjutnya
Ejaan yang Disempurnakan

• Ejaan yang disempurnakan mengatur:


• 1. Pemakaian huruf
• 2. Pemakaian huruf kapital dan huruf miring
• 3. Penulisan kata
• 4. Pemakaian Tanda Baca
1. Pemakaian Huruf
• a. Huruf Abjad
Huruf abjad yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y dan Z.
• b. Huruf Vokal
Huruf vokal di dalam bahasa Indonesia adalah : a, i, u, e dan o
• c. Huruf Konsonan
Huruf konsonan yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah :
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y dan z.
• d. Huruf Diftong
Didalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi.
• e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu:
kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
• f. Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan dengan cara:
 Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Contoh:
aula menjadi au-la bukan a-u-l-a
 Jika di tengah kata ada konsonan termasuk gabungan huruf konsonan, pemenggalan itu dilakukan sebelum huruf
konsonan. Contoh: bapak menjadi ba-pak
 Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf itu.
Contoh : mandi menjadi man-di
 Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan, pemenggalan itu dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama
dan kedua. Contoh : ultra menjadi ul-tra.
2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
• a. Huruf Kapital atau Huruf Besar
Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat, petikan langsung,
ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama gelar kehormatan, unsur nama
jabatan, nama orang, nama bangsa, suku, tahun, bulan, nama geografi, singkatan gelar.
Contohnya:
• Seekor rubah tenggelam
• Saya berkata, “Berlarilah !”
• Islam, Allah
• Haji Agus Salim, Nabi Muhammad
• Presiden Soekarno, Menteri Kelautan
• Uzumaki Sasuke
• Saya berasal dari suku Jawa
• Hari ini adalah hari Senin, bulan September, tahun Masehi
• Danau Toba, Desa Konoha, Gunung Semeru
• Prof. Dr. Ir. H. Paijo, M.T., Ph.D.
2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

• b. Huruf Miring
Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
surat kabar, yang dikutip dalam tulisan, nama ilmiah atau ungkapan asing,
dan untuk menegaskan huruf, bagian kata, atau kelompok kata. Contohnya:
• Surat kabar Jawa Pos
• Nama ilmiah harimau adalah Panthera Tigris
• Dia bukan menabrak, melainkan ditabrak
3. Penulisan Kata

A.Kata Dasar = ditulis sebagai satu kesatuan


B.Kata Turunan
• Imbuhan (awalah, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya
• Jika bentuk kata dasar berupa gabungan kata, awalah atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya
• Jika bentuk dasar mendapatkan awalan sekaligus akhiran, unsur gabungan kata itu
ditulis serangkai
3. Penulisan Kata
• C. Bentuk Ulang
• Contohnya: kami sedang berjalan-jalan di taman, anak-anak itu sedang bermain di
pantai.
• D. Gabungan Kata
• 1. Gabungan lazim, tanpa timbulnya salah pengertian
• Contohnya: duta besar, orang tua, mata kuliah
• 2. Gabungan yang menimbulkan salah pengertian
• Contohnya: orang-tua muda (orang tua yang masih muda), kaki-tangan penguasa
(alat penguasa)
• 3. Gabungan yang sudah sangat padu, sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua
kata
• Contohnya: apabila, bagaimana, daripada, kacamata, olahraga
3. Penulisan Kata

• 4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kiombinasi,
gabungan kata dtulis serangkai. (contoh : antarkota, mancanegara,
narapidana, dsb).
• 5. Jika bentuk terikan diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, diantara
kedua unsur kata tersebut dituliskan tanda hubung. (contoh : non-Asia, neo-
Nazi, dsb).
6. Kata Ganti ku, kau,mu, dan nya
kata ganti ku dan kau sebagai bentuk singkat kata ganti aku dan
engkau, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
7. Kata Depan di, ke, dan dari
Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
8. Kata Sandang si dan sang
Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
9. Partikel
• Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang menshuluinya
• Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
• Partikel per- ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
4. Pemakaian Tanda Baca
1. Titik
• Pada akhir kalimat
• Dibelakang angka atau huruf pengkodean suatu judul bab dan subbab
• Memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu dan
jangka waktu
• Tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatanya yang
tidak menunjukkan jumlah
• Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda tanya dan tanda seru dan temoat terbit dalam daftar pustaka
• Memisahkan bilangan ribuan dan kelipatanya yang menunjukkan jumlah
• Tidak dipakai pada akhir judul, misalnya judul buku, karangan dan lain – lain
• Tidak dipakai di belakang alamat pengirim atau tanggal surat atau nama
dan alamat penerima surat
2. Tanda Koma
• Dipakai diantara unsur – unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
• Untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan
• Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk
kalimat
• Dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada
awal kalimat
• Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
• Diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
• Untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi
• Untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat
3. Tanda Titik Koma
• Untuk memisahkan bagian – bagian kalimat yang sejenis dan setara
• Sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang
setara dalam kalimat majemuk
• Memisahkan unsur – unsur dalam kalimat kompleks yang tidak cukup
dipisahkan dengan tanda koma demi memperjelas arti kalimat secara
keseluruhan
Daftar Pustaka
• https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_yang_Disempurnakan
• http://abasawatawalla01.blogspot.com/2013/02/ejaan-yang-
disempurnakan-eyd-pengertian.html
• https://yudhapasca.blogspot.com/2015/06/pengertian-eyd-ejaan-yang-
disempurnakan.html
• https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/EYD
• http://www.markijar.com/2017/05/pedoman-ejaan-yang-disempurnakan-
eyd.html

Anda mungkin juga menyukai