Anda di halaman 1dari 41

Terapi-Insulin

Diabetes Melitus
(IDDM & NIDDM)
Oleh :
KELOMPOK 8
Definisi
Menurut America Diabetes Association (ADA) 2003,
diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya.

Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu


penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan
multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi
fungsi insulin.
Faktor Resiko Diabetes
Melitus
1. Faktor keturunan
2. Kadar kolesterol yang tinggi
3. Stress Berat
4. Kerusakan pada sel pankreas
5. Gaya hidup tidak sehat
Gejala Umum Penyakit Diabetes
Umumnya, ada tujuh gejala yang sering dialami oleh
penderita diabetes, haik diabetes dengan tipe IDDM
maupun NIDDM.

1. Mudah haus dan banyak minum (polidipsia)


2. Mudah lapar dan banyak makan (polifagia)
3. Suka buang air kecil saat tidur malam (poliuria)
4. Sistis (infeksi saluran kencing)
5. Penurunan berat badan
6. Badan lelah dan lemas
7. Penglihatan kabur akibat dehidrasi pada lensa mata
8. Koordinasi gerak anggota tubuh terganggu
9. Bila ada luka, sukar sembuh
10. Sering pusing dan mual
Obat-obat anti diabetes
Golongan Nama Generik Nama Dagang Dosis

sulfonylurea chlorpropamide diabenese 250-500 mg

glibenclamide daonil,euglucon 2,5-15 mg


gliquidone glurenorm 30-120 mg
gliclazide diamicron 20-320 mg
glipizide minidiab,glicotrol 2,5-20 mg
glipmepride amaryl 1-8 mg

biguanides metformin glucophage,diabex 0,5-3 mg

alpha glucosidase
acarbose glucobay 50-600 mg
inhibitor
meglitinides nateglinides starlix 180-540 mg
repaglinides novonorm 0,5-16 mg
tiazolidinediones pioglitazone actos 15-30 mg
rosiglitazone avandia 4-8 mg
Contoh Obat :

Glucobay (akarbose) 50mg, 100mg

• Indikasi : terapi penambah untuk diet, penderita diabetesmelitus


• Kontra Indikasi: hipersensitif, gangguan intenstinal kronis
berkaitan
dengan absorbsi dan pencernaan, gangguan ginjal berat dan
kehamilan.
• Efek Samping: gangguan pencernaan seperti kembung, diare,
nyeri saluran cerna.
• Dosis : awali dengan 50mg, kemudian ditingkatkan hingga 100-
200mg 3X sehari. Dosis dapat ditingkatkan setelah 4-8 minggu.

2. Clamega (glibenklamid) 5mg


• I : diabetes melitus ringan atau sedang.
• KI: diabetes militus dengan komplikasi dan ginjal parah.
• ES : reaksi hipoglikemia, reaksi alergi kulit
• DS : ½ tablet perhari bersama makan pagi, dosis dapat di tingkatkan
hingga 1 tablet, maksimum 3 tablet per hari
Insulin adalah hormon yang terdiri
dari rangkaian asam amino,
dihasilkan oleh sel beta kelenjar
pankreas.

Insulin merupakan protein kecil yang


terdiri dari dua rantai asam amino.

Insulin merupakan polipeptida


heteroodimer, yaitu polipeptida yang
terdiri atas dua rantai yaitu rantai A dan B,
yang saling dihubungkan oleh dua
jembatan disulfida antar rantai yang
menghubungkan A7 ke B7 dan A20 ke
B19.
Tipe - Jenis Insulin
Insulin dapat dibedakan atas dasar:

1. Waktu kerja insulin (onset), yaitu waktu mulai


timbulnya efek insulin sejak disuntikan.

2. Puncak kerja insulin, yaitu waktu tercapainya


puncak kerja insulin.

3. Lama kerja insulin (durasi), yaitu waktu dari


timbulnya efek insulin sampai hilangnya efek
insulin.
1. Insulin Eksogen kerja cepat.

• Bentuknya berupa larutan jernih, mempunyai


onset cepat dan durasi pendek.

• Yang termasuk di sini adalah insulin regular


(Crystal Zinc Insulin / CZI ). Saat ini dikenal 2
macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam
dan netral. Preparat yang ada antara lain :
Actrapid, Velosulin, Semilente. Insulin jenis ini
diberikan 30 menit sebelum makan, mencapai
puncak setelah 1– 3 macam dan efeknya dapat
bertahan samapai 8 jam.
2. Insulin Eksogen kerja
sedang.
• Bentuknya terlihat keruh karena berbentuk hablur-
hablur kecil, dibuat dengan menambahkan bahan
yang dapat memperlama kerja obat dengan cara
memperlambat penyerapan insulin kedalam
darah.

• Yang dipakai saat ini adalah Netral Protamine


Hegedorn ( NPH ),MonotardÒ, InsulatardÒ. Jenis
ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya
tercapai dalam 4 – 15 jam dan efeknya dapat
bertahan sampai dengan 24 jam.
3. Insulin Eksogen campur antara kerja cepat &
kerja sedang (Insulin premix)
Yaitu insulin yang mengandung insulin kerja
cepat dan insulin kerja sedang. Insulin ini
mempunyai onset cepat dan durasi sedang (24
jam). Preparatnya: Mixtard 30 / 40

4. Insulin Eksogen kerja panjang (lebih dari 24


jam). Merupakan campuran dari insulin dan
protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat
penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup
lam, yaitu sekitar 24 – 36 jam. Preparat:
Protamine Zinc Insulin ( PZI ), Ultratard
Cara Pemberian
Insulin
A. Insulin kerja singkat :
• IV, IM, SC
• Infus ( AA / Glukosa / elektrolit )
• Jangan bersama darah ( mengandung enzim merusak
insulin )

B. Insulin kerja menengah / panjang :


• Jangan IV karena bahaya emboli.
• Pemberian insulin secara sliding scale dimaksudkan
agar pemberiannya lebih efisien dan tepat karena
didasarkan pada kadar gula darah pasien pada waktu
itu. Gula darah diperiksa setiap 6 jam sekali.
Dosis pemberian insulin
tergantung pada kadar gula
darah, yaitu :
Gula darah
< 60 mg % = 0 unit
< 200 mg % = 5 – 8 unit
200 – 250 mg% = 10 – 12 unit
250 - 300 mg% = 15 – 16 unit
300 – 350 mg% = 20 unit
> 350 mg% = 20 – 24 unit
Perlu diperhatikan daerah mana saja
yang dapat dijadikan tempat
menyuntikkan insulin.
• Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya
disuntikkan di daerah perut dimana penyerapan
akan lebih cepat.
• Namun bila kondisi kadar glukosa pada darah
rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah
perut.
• Secara urutan, area proses penyerapan paling
cepat adalah dari perut, lengan atas dan paha.
Insulin akan lebih cepat diserap apabila daerah
suntikkan digerak-gerakkan. Penyuntikkan
• Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang
sama dapat merangsang terjadinya perlemakan
dan menyebabkan gangguan penyerapan
insulin. Daerah suntikkan sebaiknya berjarak
1inchi (+ 2,5cm) dari daerah sebelumnya.

• Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama


satu minggu, lalu baru pindah ke daerah yang
lain.
Fungsi Insulin dalam Tubuh
Fungsi insulin adalah untuk membuat sel-sel sari
gula dari darah. Karena itu, hanya insulin yang bisa
menurunkan gula darah dengan tiga cara:

1. Dengan melakukan peningkatkan jumlah gula yang


disimpan di dalam hati dengan bentuk glikogen
2. Dengan melakukan pencegahan hati mengeluarkan
terlalu banyak gula
3. Dengan melaukan perangsangan sel-sel tubuh agar
menyerap banyak gula.

Singkatnya, insulin adalah salah satunya zat di


dalam tubuh manusia yang dapat menurunkan tingkat gula
darah, sehingga jika suplainya berkurang, seluruh sistem
Jenis Penyakit Diabetes
Menurut ilmu kedokteran, penyakit diabetes terbagi
kepada dua jenis

1. Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (IDDM).


Diabetes ini berhubungan dengan insulin. Ini terjadi
di usia muda. Makanya perlu disuntikan insulin
dengan teratur agar penderita diabetes tetap selalu
sehat

2. Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).


Diabetes kebalikan dari diabetes sebelumnya.
Diabetes ini bergantung dengan insulin dan
berkaitan dengan usia, baik menengah maupun
Insulin-Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM)
Diabetes Melitus Tipe 1
Yaitu tipe dari diabetes melitus dimana terjadi kekurangan
insulin secara total atau hampir total dan apabila tidak diberikan
insulin kepada penderita dapat menyebabkan kematian dalam
beberapa hari yang disebabkan ketoasidosis.

Penyakit diabetes 1 ini berkaitan dengan kurangnya fungsi


pangkreas yang menghasilkan insulin. Diabetes militus ini juga
berkaitan langsung dengan kerusakan organ pangkreas. Sehingga
pangreas tidak menghasilkan insulin yang mampu membantu
penyerapan kadar gula dalam darah.
Penyebab diabetes tipe 1 yang dikarenakan
kurangnya fungsi kerja pankreas

Penyebab kurangnya fungsi kerja pankreas diantaranya


adalah :

1. Penyebab virus atau zat kimia yang merusak pulau sel


pada pankreas tempat insulin dibuat. Apabila pulau sel
banyak yang rusak, maka besar kemungkinan seseorang
menderita penyakit diabetes tipe 1.
2. Penyebab faktor keturunan atau genetika. Apabila salah
satu orang tua ada yang menderita penyakit diabetes tipe 1
maka anak-anaknya akan ada yang menuruni penyakit ini.
3. Penyebab Autominitas, Autominitas adalah adanya alergi
pada salah satu jaringan atau jenis selnya sendiri, yang
ada dalam pankreas. Hilangnya kemampuan tubuh untuk
membentuk insulin karena system kekebalan tubuh
Mekanisme IDDM
ETIOLOGI IDDM
Hampir semua (95%) kasus IDDM terjadi karena kombinasi
genetik dan faktor lingkungan. Interaksi ini menyebabkan terjadinya
destruksi autoimun pada sel beta pulau-pulau Langerhans. Defisiensi
insulin baru terjadi saat 90% sel beta sudah mengalami destruksi.
Senyawa kimia yang dapat menyebabkan IDDM ialah
Streptozocin dan RH-787, racun tikus yang spesifik menghancurkan sel-
sel beta sehingga menyebabkan IDDM. Penyebab lainnya ialah tidak ada-
nya pankreas atau sel beta kongenital sejak lahir, telah dilakukan
pankreatektomi, atau telah terjadi disfungsi pankreas akibat penyakit
lain, seperti fibrosis kistik, pankreatitis kronik, talasemia mayor,
hemokromatosis, serta sindrom uremia hemolitik.

Penyakit lainnya ialah sindrom Wolfram (diabetes insipidus,


diabetes mellitus, atrofi optik, dan tuli) serta kelainan kromosom
(sindrom Down, sindrom Klinefelter, sindrom Turner, atau sindrom
Prader-Willi).
Terapi Sulih Insulin

Terapi IDDM
Dosis yang diberikan pada suntikan insulin jenis ini adalah sekitar
0,6 s.d 0,9 UI/kg/ hari. Penderita diabetes tipe 1 memang sangat
tidak anjurkan untuk meminum antidiabetika oral.

Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga


harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat
dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung
sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan).

Bentuk insulin yang baru (semprot hidung) sedang dalam penelitian.


Pada saat ini, bentuk insulin yang baru ini belum dapat bekerja dengan
baik karena laju penyerapannya yang berbeda menimbulkan masalah
dalam penentuan dosisnya.

Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di


lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar
tidak terasa terlalu nyeri.
Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki
kecepatan dan lama kerja yang berbeda:

1. Insulin kerja cepat.


Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar.
Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit,
mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam.
Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa
kali suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan.
Contoh obat insulin ini berupa Lispro, Actrapid, Novorapid, dan Velosulin.

2. Insulin kerja sedang.


Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan.
Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam waktu 6-10
jam dan bekerja selama 18-26 jam.
Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama
sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan
sepanjang malam. contohnya Humulin m3, Hypurin, dan Insuman.

3. Insulin kerja lambat.


Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan.
Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam.
Jenis Insulin Aturan Pengaturan
Waktu
Gula Darah

Onset : 15-30 menit Digunakan bersamaan


Rapid-acting Peak : 30-90 menit makan.
Duration : 1-5 jam

Onset : ½-1 jam


Digunakan setelah
Short-acting Peak : 2-5 jam
makan 30-60 menit
Duration 2-8 jam

Onset : 1- 2½ jam Digunakan untuk


Intermediate-acting Peak : 3-12 jam mencukupi insulin
Duration : 18-24 jam selama setengah hari

Onset : ½-3 jam Digunakan untuk


Long-acting Peak : 6-20 jam mencukupi insulin
Duration : 20-36 jam seharian
Onset : 10-30 menit
Peak : ½-12 jam Digunakan biasanya 2x
Pre-mixied
Duration : 14-24 jam sehari sebelum makan
lebih
Non-Insulin-Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM).
Diabetes Melitus Tipe 2

Berbeda dengan DM Tipe 1, pada penderita DM Tipe 2, terutama yang


berada pada tahap awal, umumnya dapat dideteksi jumlah insulin yang
cukup di dalam darahnya, disamping kadar glukosa yang juga tinggi.

Jadi, awal patofisiologis DM Tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya


sekresi insulin, tetapi karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu
merespon insulin secara normal.
Keadaan ini lazim disebut sebagai “Resistensi Insulin”.

Pada penderita DM tipe II, terjadi gangguan dalam tiga hal, yaitu :

1. adanya resistensi jaringan terhadap ransangan hormone insulin,


terutama terjadi pada sel otot.
2. Terjadinya peningkatan produksi glukosa didalam hati
3. Gangguan dalam sekresi hormone insulin
(Silverman et al 2002).
Penyebab diabetes tipe 2 yang dikarenakan kurangnya
insulin pada tubuh.
Penyebab penyakit ini dikarenakan kurangnya insulin pada tubuh,fungsi organ
pankreas yang menghasilkan insulin tidak mencukupi untuk menyerap kadar
gula dalam darah dikarenakan gaya hidup yang tidak baik. Adapun dua
penyebab utama terjadinya penyakit diabetes tipe 2. Penyebabnya adalah :

1. Factor keturunan, untuk factor keturunan ini terjadi apabila ada salah satu
orang tua atau saudara kandung
2. Pola makan atu gaya hidup yang tidak sehat. Sebagian orang banyak yang
membeli makanan cepat saji atau fast food yang mengandung banyak
lemak dan tidak sehat.

Penyebab lain dari penyakit ini adalah :


1. Adanya obesitas atau kelebihan berat badan
2. Adanya kolesterol yang tinggi
3. Disebabkan karena olahraga atau jarang bergejak.
Patofisiologis Insulin Pada DM tipe II

Gangguan produksi dan sekresi insulin akan merubah pengaturan


glukosa dalam darah. Jika produksi isulin menurun, pemasukan glukosa
kedalam sel dijaringan akan terhambat. Hal ini akan memicu terjadinya kondisi
hiperglikemia. Efek yang sama akan terjadi pada saat menurunnya sensitivitas
jaringan terhadap ransangan insulin. Apabila sekresi insulin mengalami
peningkatan, kadar glukosa dalam darah akan menurun atau hipoglikemia. Hal
ini dapat meminimalkan jumlah glukosa yang dapat masuk kedalam sel.
(Silverman et al 2002).

Karbohidrat yang masuk dibutuhkan oleh sel dalam bentuk glukosa.


Glukosa yang berlebih akan disimpan didalam hati dalam bentuk glikogen,
yang dapat digunakan sebagai cadangan energi. Ketika energi berkurang maka
glikogen yang ada dalam hati akan dirubah kedalam bentuk glukosa melalui
reaksi glukogenolisis. Hati juga memproduksi glukosa yang berasal dari lemak
dan protein melalui proses glukoneogenesis. Kedua proses tersebut
menyebabkan penigkatan kadar glukosa dalam darah. Insulin adalah satu-
satunya hormon yang berfungsi dalam menurunkan kadar glukosa dalam
darah.
Mekanisme NIDDM
Terapi NIDDM
golongan nama generik nama dagang dosis

Sulfonylurea chlorpropamide diabenese 250-500 mg

glibenclamide daonil,euglucon 2,5-15 mg


gliquidone glurenorm 30-120 mg
gliclazide diamicron 20-320 mg
glipizide minidiab,glicotrol 2,5-20 mg
glipmepride amaryl 1-8 mg

biguanides metformin glucophage,diabex 0,5-3 mg

tiazolidinediones pioglitazone actos 15-30 mg


rosiglitazone avandia 4-8 mg
Contoh obat :
1. Diabenese (klorpropamid) 250mg.
Indikasi : diabetes melitus tanpa komplikasi tipe nonketotik ringan,
sedang atau parah.
• Kontra Indikasi: diabetes melitus tipe remaja dan pertumbuhan,
diabetes parah atau tidak stabil, diabetes terkomplikasi dengan
ketosis dan asidosis, koma diabetik.
• Efek Samping: erupsi kulit, eritema

2. Daonil (glibenklamid) 5mg


• Indkasi : diabetes melitus pada orang dewasa.
• Kontra Indikasi: diabetes melitus Tipe I, diabetes penguraian
metabolik, koma diabetik, gangguan ginjal parah, kehamilan
dan menyusui.
• Dosis : awal, sehari 2,5mg, dinaikan 2,5mg dengan interval 3-5
hari sampai metabolik tercapai.
3. Clamega (glibenklamid) 5mg

• I : diabetes melitus ringan atau sedang.


• KI: diabetes militus dengan komplikasi dan ginjal
parah.
• ES : reaksi hipoglikemia, reaksi alergi kulit
• DS : ½ tablet perhari bersama makan pagi, dosis dapat
di tingkatkan hingga 1 tablet, maksimum 3 tablet
per hari
1. SULFONYLUREA

Obat Golongan ini digunakan Untuk menurunkan glukosa darah,


obat ini merangsang sel beta dari pankreas untuk memproduksi
lebih banyak insulin. Jadi syarat pemakaian obat ini adalah
apabila pankreas masih baik untuk membentuk insulin,
sehingga obat ini hanya bisa dipakai pada diabetes tipe 2.

Efek Samping :
Sulfonylurea bisa menyebabkan hipoglikemia, terutama bila
dipakai dalam 3 – 4 bulan pertama pengobatan akibat perubahan
diet dan pasien mulai sadar berolahraga serta minum obat.
Apabila ada gangguan fungsi ginjal atau hati, dosis perlu
diperhatikan karena lebih mudah timbul hipoglikemia. Namun
secara umum obat ini baik untuk menurunkan glukosa darah.
2. BIGUANIDES

Obat biguanides memperbaiki kerja insulin dalam tubuh,


dengan cara mengurangi resistensi insulin. Pada diabetes tipe
2, terjadi pembentukan glukosa oleh hati yang melebihi
normal. Biguanides menghambat proses ini, sehingga
kebutuhan insulin untuk mengangkut glukosa dari darah masuk
ke sel berkurang, dan glukosa darah menjadi turun.

Efek Samping
Metformin biasanya jarang memberikan efek samping. Tetapi
pada beberapa orang bisa timbul keluhan terutama pada
saluran cerna, misalnya :
* Gangguan pengecapan
* Nafsu makan menurun
* Mual, muntah
3. THIAZOLIDINEDIONES

Obat ini baik bagi penderita diabetes tipe 2 dengan resistensi


insulin, karena bekerja dengan merangsang jaringan tubuh
menjadi lebih sensitif terhadap insulin, sehingga insulin bisa
bekerja dengan lebih baik, glukosa darahpun akan lebih banyak
diangkut masuk ke dalam sel, dan kadar glukosa darah akan
turun. Selain itu, obat thiazolidinediones juga menjaga hati
agar tidak banyak memproduksi glukosa. Efek menguntungkan
lainnya adalah obat ini biasa menurunkan trigliserida darah.

Efek Samping
Beberapa efek merugikan yang mungkin timbul adalah
bengkak, berat badan naik, dan rasa capai. Efek serius yang
jarang terjadi adalah gangguan hati.
DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta:
EGC.

Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudy, Rianto. Nafrialdi. Elysabeth. 2007.


Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: FKUI.

Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC.

Murray, Robert K. Granner, Daryl K. Mayes, Peter A. Rodwell, Victor W. 2003.


Harper’s Illustrated Biochemistry, Twenty-Sixth Edition. New York:
Mc. Graw Hill.

Deglin, Judith H. 2005. pedoman obat untuk perawat. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai