Anda di halaman 1dari 40

Case Report Session

TUMOR MAMMAE
Muhammad Faikar Rasyif K U 130112160618
Janan Shofiyah 130112160535
Vanessa Putri Hapsari Permadi 130112160694
Lidya Ekawati 130112160698

Preseptor: Kiki Achmad Rizky, dr., Sp.B (K)-Onk., MMR


Identitas Pasien

 Nama : Ny. Z (No. RM : 1079397)


 Umur : 57 tahun
 Jenis kelamin : Wanita
 Pekerjaan : PNS
 Pendidikan : Universitas
 Alamat : Bandung
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Tanggal pemeriksaan: 10 Agustus 2017
Anamnesis

 Keluhan utama : Benjolan di payudara kanan


 Anamnesa khusus :
Sejak sepuluh tahun sebelum masuk rumah sakit, penderita
mengetahui adanya benjolan di payudara kanan, benjolan tersebut mula-
mula sebesar kelereng dan dirasakan makin membesar sehingga sampai
sebesar telur ayam. Benjolan disertai rasa nyeri dan perubahan pada
kulit dan puting disangkal oleh pasien. Keluarnya cairan dari puting susu
dan timbul luka disangkal oleh penderita. Riwayat adanya benjolan di
ketiak, leher, dan tempat lain disangkal oleh penderita. Keluhan nyeri
tulang, rasa penuh di ulu hati, batuk, sesak nafas, maupun sakit kepala
hebat disangkal.
Penderita belum pernah mengobati keluhannya. mempunyai 3 orang
anak dengan memberikan ASI masing-masing anak kurang lebih selama 2
tahun. Pertama kali menstruasi saat usia 13 tahun. Penderita menopouse
pada saat berusia 53 tahun. Penderita memakai KB suntik sejak kelahiran
anak pertama sampai menopouse. Riwayat penyakit yang sama pada
keluarga disangkal.
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda vital :
Tekanan darah: 140/90 mmHg
Nadi : 84x/ menit
HR : 80x/menit
Respirasi : 20x / menit
Suhu : 36 ˚C
 Status generalis:
 Kepala :
 Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
 Eksoftalmus (-), retraksi palpebra (-)
 Leher :
 Tekanan vena jugularis tidak meningkat
 KGB tidak teraba membesar
 Thorax : Bentuk dan gerak simetris
 Vocal fremitus normal kanan = kiri, sonor, vesicular breath sound normal kanan=kiri,
ronkhi (-)
 Bunyi jantung murni reguler
 Abdomen : Datar lembut, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+) normal
 Ekstremitas: edema (-/-), siaosis (-/-)
 Kulit teraba lembab dan hangat
 Tremor (-/-)
 Status Lokalis: a/r mammae dekstra
 Massa tumor
 Lokasi : bagian tengah
 Ukuran : 4X5X3 cm
 Konsistensi : Keras
 Permukaan : Rata
 Bentuk dan batas tumor : tidak teratur, batas tegas
 Massa terfiksir ke M. Pectoralis, Nyeri tekan (-)
 Perubahan kulit :
 Kemerahan (-)
 Dimpling (-)
 Edema (-)
 Nodul satelite (-)
 Gambaran kulit jeruk (-)
 Ulserasi (-)
 Puting susu :
 Tertarik (-)
 Erosi (-)
 Krusta (-)
 Discharge (-)
 Status KGB :
 KGB aksila (+) single mobile dektra
 KGB infraclavikula (-)
 KGB supraclavikula (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Lab: (tanggal 9 agustus 2017)


 Hb : 13,8 mg/dl
 L : 6500/mm3
 Ht : 41%
 Tr : 293.00/mm3
 SGOT/SGPT : 24/15
 Ureum/Kreatinin : 29/0,7
 Na/K : 143/4,7
 D-Dimer : 0,55
 Foto Rongent Thorax :(tanggal 9 agustus 2017)
 -tidak tampak metastasis intrapulmonal
 -tidak tampak kardiomegali
 - Pemeriksaan spirometri: Normal
 DIAGNOSIS BANDING
 Yang paling mungkin Tumor Mammae dekstra bagian tengah, dengan infiltrasi
ke kulit dan dinding dada, belum metastase ke kelenjar getah bening aksila
dekstra dan belum metastase jauh suspek karsinoma mammae duktal
infiltratif.
 DIAGNOSIS KERJA
 Yang paling mungkin Tumor Mammae dekstra bagian tengah, dengan infiltrasi
ke kulit dan dinding dada, belum metastase ke kelenjar getah bening aksila
dekstra dan belum metastase jauh suspek karsinoma mammae duktal
infiltratif.
 PENATALAKSANAAN
 Biopsi Insisi
 Rencana mastektomi radikal

 PROGNOSIS
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
 Pada pasien ini dari anamnesis didapatkan adanya benjolan di payudara kanan
bagian tengah, diketahui sejak 10 tahun yang lalu SMRS, membesar ± 8 x,
nyeri (-), kemerahan (-), keluar cairan dari puting susu (-), luka (-), benjolan
di tempat lain (-), tanda-tanda metastase tumor (-). Riwayat kelainan serupa
di keluarga (-).
 Faktor resiko pada penderita ini adalah wanita, usia 57 tahun.
 Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya massa yang cenderung ganas
terlihat dari bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, nyeri tekan (-). Invasif
ke kulit dan dinding dada ditandai terfiksir ke M. Pectoralis, kemerahan (+),
dimpling (+), puting susu tertarik (+). Metastase ke KGB aksila dekstra single
mobile , infraklavikula dan supraklavikula (-).
 Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditarik kesimpulan bahwa
didapatkan benjolan di payudara kiri yang di cenderung ganas, invasif, belum
metastase ke KGB, belum metastase jauh.
 Diagosis histopatologi lebih mengarah ke karsinoma mammae duktal infiltratif
karena sifatnya yang invasif dan merupakan jenis kanker yang terbanyak
adalah tipe duktal. Tumor filoides dapat disingkarkan karena tidak didapatkan
adanya pertumbuhan tumor yang sangat cepat.
 Penegakan Diagnosis Kanker Payudara
 Berdasarkan Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, diagnosis kanker
payudara dapat ditegakkan melalui tahapan-tahapan berikut:
 Pemeriksaan Klinis
 Anamnesis, hal-hal yang perlu dicari adalah informasi mengenai:
 Keluhan pada payudara atau ketiak beserta perjalanan penyakitnya:
 Benjolan
 Kecepatan tumbuh
 Rasa sakit
 Nipple discharge
 Nipple retraction (ditanyakan pula mengenai onsetnya)
 Krusta di areola
 Kelainan pada kulit, misalnya dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi
 Perubahan warna kulit
 Benjolan di ketiak
 Edema lengan bawah
 Keluhan di tempat lain (berhubungan dengan metastasis), antara lain:
 Nyeri tulang (vertebra, femur)
 Rasa penuh di ulu hati
 Batuk
 Sesak
 Sakit kepala hebat

 Pemeriksaan Fisik
 Status generalis, cantumkan perform status
 Status lokalis :
 Pemeriksaan terhadap kedua payudara
 Massa tumor
 Lokasi
 Ukuran
 Konsistensi
 Permukaan
 Bentuk dan batas tumur
 Jumlah tumor
 Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m. Pectoralis, dan dinding dada
 Perubahan kulit
 Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit
 Peau d’orange, ulserasi
 Nipple
 Tertarik
 Erosi
 Krusta
 Discharge
 Status KGB (jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau jaringan sekitar)
 KGB aksila
 KGB infraklavikula
 KGB supraklavikula
 Lokasi organ
 Pemeriksaan radiodiagnostik/imaging
 Recommended (diharuskan)
 USG payudara dan mamografi untuk tumor > 3 cm
 Foto thorax
 USG abdomen (hepar)
 Optional (atas indikasi)
 Bone scanning/Bone survey (bilaman sitologi atau klinis sangat mencurigai pada lesi > 5 cm)
 CT-scan
 Pemeriksaan sitologi (FNAB = Fine Needle Aspiration Biopsy)
 Dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologis curiga ganas
 Pemeriksaan histopatologi
 Dilakukan potong beku dan atau parafin, bahan pemeriksaan diambil melalui :
 Core biopsy
 Biopsi eksisional
 Biopsi insisional
 Spesimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan KGB
 Pemeriksaan imunohistokimia : ER, PR, P53, dll

 Laboratorium
 Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan kimia darah
yang sesuai dengan perkiraan metastasis.
Faktor Risiko Kanker Payudara

 Hal-hal yang dianggap merupakan faktor risiko kanker payudara antara lain:

Usia
 Risiko terjadinya kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya
usia. Kebanyakan kasus kanker timbul pada wanita yang berusia lebih dari 60
tahun.
 Secara anatomi dan fingsional, payudara akan mengalami atrofi dengan
bertambahnya usia. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa
sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi
sebelum terjadinya perubahan klinis,
Faktor reproduksi
 Karakteristik reproduksi yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
payudara adalah nulliparitas, menarche pada usia muda, keteraturan siklus
menstruasi, menopause pada umur lebih tua dan kehamilan pertama pada
usia tua.
 Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat
kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker
payudara. Wanita dengan riwayat kehamilan cukup bulan pada usia di bawah
18 tahun memiliki risiko terkena kanker payudara sepertiga dibandingkan
dengan wanita yang baru memiliki anak di usia 30 tahun.
Penggunaan hormon
 Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan
dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat penigkatan
kanker payudara yang bermakna pada penggunaan terapi estrogen
replacement.
 Suatu analisa mengatakan walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara
pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk
waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini
sebelum menopause.
Riwayat tumor jinak payudara
 Wanita dengan riwayat tumor jinak payudara, dapat terjadi peningkatan
risiko terjadinya kanker payudara sebanyak empat kali dan risiko ini akan
terus meningkat hingga 30 tahun setelah didiagnosa tumor jinak payudara.
 Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap keganasan ini.
Konsumsi lemak
 Konsumsi lemak diperkirakan sebagai faktor risiko terjadinya kanker
payudara.
ObesitasRiwayat radiasi dinding dada
 Paparan dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari bebrapa penelitian yang dilakukan
disimpulkan bahwa risiko akibat radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan
umur saat terjadinya pemaparan.
Riwayat keluarga dan faktor genetik
 Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang
akan dilaksanakan untuk skrining kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko
keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara.
 Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan erat dengan gen
tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen susceptibilitas kanker payudara,
probabilitas untuk terjadinya kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan
sebesar 85% pada umur 70 tahun.
Klasifikasi payudara
 Pengklasifikasian kanker payudara secara histoligi menurut WHO/ Japenese Breast
Cancer Society ) dapat dibedakan melalui pendekatan, yaitu :
 Non invasive carcinoma
 Non- invasive ductal carcinoma
 B. Lobular carcinoma in situ
 Invasive carcinoma
 a. Invasive ductal carcinoma
- Papillobulor carcinoma
- Solid tubular carcinoma
-Schirrhous carcinoma
 b. Special types
- Mucinous carcinoma
- Medullary carcinoma
 Klasifikasi stadium TNM (UICC/AJCC 2002)
 T (ukuran tumor primer)
 Tx : tumor primer tidak dapat dinilai
 To : tidak terdapat tumor primer
 Tis : karsinoma in situ
 T1 : tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau kurang
 T1mic : adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang
 T1a: tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm
 T1b: tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm
 T1c : tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm
 T2 : tumor dengan ukuran terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm
 T3 : tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm
 T4 : ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit
 T4a: ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot pektoralis)
 T4b: edema (termsuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang terbatas pada satu
payudara
 T4c: mencakup kedua hal di atas
 T4d: mastitis karsinomatosa
 N (kelenjar getah bening regional )
 Nx : kelenjar getah bening regional tidak bisa dinilai (karena telah diangkat
sebelumnya)
 No : tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening
 N1 : metastasis ke KGB axilla ipsilateral yang mobile
 N2 : metastasis ke KGB axilla ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya
pembesaran KGB mamaria interna ipsilateral tanpa adanya metastasis ke KGB axilla
 N2a : metastasis ke KGB axilla terfiksir atau melekat ke struktur lain
 N2b : metastasis hanya pada KGB mamaria interna ipsilateral secara klinis dan tidak
terdapat metastasis ke KGB axilla
 N3 : metastasis ke KGB infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa adanya
metastasis KGB axilla atau klinis terdapat metastasis pada KGB mamaria interna
ipsilateral klinis dan metastasis pada KGB axilla
 N3a : metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral
 N3b: metastasis ke KGB mamaria interna dan KGB axilla
 N3c : metastasis ke KGB supraklavikula
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium 1 T1 N0 M0
Stadium 2a T0 N1 M0
  T1 N1 M0
  T2 N0 M0

 M (metastasis jauh) Stadium 2b T2 N1 M0


T3 N0 M0
 Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai
Stadium 3a T0 N2 M0
 Mo : tidak terdapat metastasis jauh T1 N2 M0
T2 N2 M0
 M1 : terdapat metastasis jauh T3 N1 M0
T3 N2 M0

Stadium 3b T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0

Stadium 3c Tiap T N3 M0
Stadium 4 Tiap T Tiap N M1
ALGORITMA EVALUASI MASSA
PAYUDARA
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

 Bagaimana penegakan diagnosis pada pasien ini ?


 Bagaimana rencana penatalaksanaan pada pasien ini ?
 Bagaimana deteksi dini kanker payudara?
 Penegakan diagnosis :
 Dari keterangan umum didapatkan pasien berusia 45 tahun. Dari anamnesa
khusus didapatkan adanya keluhan utama borok bernanah pada payudara
kanan yang dimulai sejak 1,5 tahun sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
borok tersebut didahului dengan adanya benjolan yang terasa nyeri dan keras
pada payudara kanan sekitar 2 tahun SMRS, benjolan awalnya sebesar kemiri,
semakin bertambah besar sehingga sekarang sebesar telur ayam. Keluhan
disertai dengan penurunan berat badan. Keluhan tidak disertai dengan
demam, batuk, sesak, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati, nyeri pada
tulang.
 Dari anamnesa tambahan didapatkan bahwa penderita haid pertama pada
usia 13 tahun, siklus 28 hari, teratur. Riwayat benjolan di payudara
sebelumnya ada yaitu 3 tahun SMRS, dioperasi di RS Cirebon. Penderita
memakai kontrasepsi oral selama 25 tahun.
 Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditarik beberapa kemungkinan
diagnosis yaitu :
Carcinoma mammae a/r mammae dextra (T4cN2aMx)
 Kemungkinan diagnosis carcinoma mammae (T4cN2aMx) adalah :
 Wanita, usia 45 tahun
 Riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal (+)
 Riwayat benjolan di payudara (+) konsistensi keras, terfiksir, nyeri (+), ukuran
sebesar telor ayam dengan Ø + 5 cm. Yang kemudian disertai ulserasi. Sehingga
dapat diklasifikasikan ke dalam T4c.
 Tumor doubling time : 8 – 200 hari. Pada pasien ini awal pembesaran benjolan
sejak 2 tahun SMRS berukuran sebesar kelereng, kemudian menjadi sebesar telor
ayam dalam ½ tahun kemudian. Sehingga tumor doubling timenya adalah 45 hari
yang mengarah keganasan
 Ditemukan juga benjolan di tempat lain, yaitu KGB axilla yang keras, terfiksir,
maka diklasifikasikan ke dalam N2a
 Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik mengenai adanya metastase belum dapat
dipastikan maka diklasifikan ke dalam Mx
Paget’s Disease
 Kemungkinan diagnosis Paget’s Disease pada pasien ini adalah :
 Sering terjadi pada wanita diatas dekade kelima, namun dapat mengenai
lebih muda
 Riwayat tumor mammae (+)
 Adanya benjolan pada mammae disertai kelainan kulit awalnya dapat berupa
kemerahan hingga ulserasi. Pada pasien tidak diperhatikan.
 Paling sering mengenai nipple atau areola mammae. Pada pasien ini ulserasi
tampak meluas mengenai nipple dan areola.
 Riwayat menarche lebih awal (+)
 Maka untuk menyingkirkan diagnosis banding pada pasien ini direncanakan
pemeriksaan secara histopatologis sebagai diagnosis pastinya.
 Rencana penatalaksanaan pada pasien ini :
 Modalitas terapi pada kanker payudara terdiri atas:
1. Operasi
Jenis operasi yang dapat digunakan untuk terapi kanker payudara adalah:
 BCS (Breast Conserving Surgery)
Merupakan tindakan operasi yang dapat dilakukan apabila penderita masih ingin
mempertahankan payudaranya. BCS merupakan pilihan apabila tumor tidak multipel,tidak terletak di
sentral, mamografi tidak memperlihatkan adanya tanda keganasan lain yang difus : penderita belum
pernah mendapatkan terapi radiasi di dada, dapat kontrol teratur, dan tersedia sarana radio terapi
yang memadai.
 Mastektomi Simpel
Merupakan tindakan operasi yang bertujuan mengangkat seluruh jaringan payudara, termasuk
juga seluruh axillary tail dan fascia m. Pectoralis.
 Mastektomi radikal modifikasi
Adalah tindakan pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat seluruh jaringan payudara dan
KGB axila, namun hanya mengikutsertakan fascia m. Pectoralis dan meninggalkan m. Pectoralis
mayor dan minor.
 Mastektomi radikal
Jenis operasi ini bertujuan untuk mengangkat seluruh jaringan payudara, KGB axila, dan juga
m. Pectoralis.
2. Radiasi
 Tindakan radiasi dapat berupa terapi yang bersifat primer, adjuvant, maupun
paliatif.

3. Kemoterapi
 Kenoterapi dalam penatalaksanaan kanker payudara haruslah kombinasi.
Adapun kombinasi yang sering dipakai antara lain:
 CMF (Cyclophospamide, Adriamycin, 5 Fluoro Uracil)
 CEF (Cyclophospamide, Epirubicin, 5 Fluoro Uracil)
 CAF (Cyclophospamide, Adriamycin , 5 Fluoro Uracil)
 Taxane + Doxorubicin
 Capecetabin
4. Hormonal
 Terapi hormonal dapat terdiri dari :
 Ablative : bilateral ovarektomi
 Additive: Tamoxifen
 Optional: aromatase inhibitor, GnRH

5. Terapi Biologis ( Molecular targetting therapy)


 Adapun terapi yang dilakukan terbagi atas :
 Kanker payudara stadium 0
 Dilakukan BCS atau mastektomi simpel
 Kanker payudara stadium dini atau operabel
 Dilakukan tindakan pembedahan ( BCS, mastektomi radikal, atau mastektomi radikal modifikasi), yang disertai dengan
pemberian terapi adjuvant (baik berupa radiasi, kemoterapi, maupun terapi hormonal)
 Kanker Payudara lokal lanjut
 Operabel : Mastektomi simpel + radiasi kuratif + kemoterapi adjuvant + terapi hormonal
 Inoperabel:
 Radiasi kuratif + Terapi hormonal
 Radiasi + operasi + kemoterapi + terapi hormonal
 Kemoterapi Neoadjuvant + Operasi + Kemoterapi + Radiasi + Terapi hormonal
 Kanker Payudara Lanjut metastase Jauh
 Terapi primer berupa terapi sistemik (kenoterapi dan terapi hormonal)
 Terapi Tokoregional (radiasi dan pembedahan) apabila diperlukan.
 Skrining kanker payudara
 American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan Breast Self
Examination secara rutin setiap bulan mulai usia 20 tahun, clinical breast
examination oleh seorang tenaga kesehatan professional setiap 3 tahun untuk
wanita usia antara 20-39 tahun serta setiap tahunnya setelah usia 40 tahun,
mamografi dilakukan setiap tahunnya untuk usia 40 tahun ke atas. Untuk
wanita yang termasuk risiko tinggi, disarankan untuk melakukan mamografi
saat usia 35 atau 40 tahun, kemudian tiap 2-3 tahun sampai usia 50 tahun.
Untuk wanita usia 50-69 tahun, mamografi dan CBE dianjurkan setiap1-2
tahun. Setelah usia 70 tahun,keuntungan mamografi sedikit sekali dilaporkan.
 Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk membedakan apakah benjolan
merupakan lesi nodular atau kistik.
 Teknik pemeriksaan
 Inspeksi
 Inspeksi payudara dan nipple dengan posisi pasien duduk sambil tolak
pinggang. Yang dinilai adalah perubahan kulit, simetris,kontur, retraksi.
Begitu pula dilakukan dengan posisi lengan di samping, di atas kepala,
menekan panggul dan membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap aksila,
apakah ada kemerahan, pigmentasi, infeksi.
 Palpasi
 Pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk setiap payudara.
Dengan menggunakan jari ke-2, 3 dan 4. Diperlukan pemeriksaan sistematis,
dengan cara pemeriksaan secara melingkar atau pun sejajar dan berikan
tekanan, mulai dari tekanan yang ringan hingga dalam. Pemeriksaan harus
mencakup seluruh payudara. Yang dinilai ialah konsistensi jaringan, rasa
nyeri, adanya nodul. Bila terdapat nodul, tentukan lokasi, ukuran, bentuk,
konsistensi, batas, nyeri tekan, mobilitas. Palpasi juga daerah aksila, seperti
gambar di bawah ini. Raba apakah ada pembesaran KGB aksila.
Teknik Pemeriksaan Payudara oleh
Dokter
 Breast Self Examination (BSE)
 Dilakukan dalam 2 posisi yaitu posisi berbaring dan berdiri.
 Posisi berbaring
 Penderita berbaring dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan, dan letakkan
tangan kanan di belakang kepala.
 Dengan menggunakan bantalan ketiga jari tengah kiri untuk merasakan apakah ada
benjolan pada payudara kanan.
 Tekan daerah payudara dengan arah naik turun atau melingkar (Gambar 1).
 Ulangi untuk payudara sebelahnya.
 Posisi berdiri
 Ulangi pemeriksaan di atas dengan posisi berdiri.
 Untuk lebih amannya, periksa payudara anda dengan berdiri di depan kaca dan
perhatikan apakah adanya perubahan pada bentuk, warna, pembengkakan
payudara, perubahan pada puting payudara.
Langkah-langkah Dalam Pemeriksaan Payudara
Sendiri (Sadari)
Masa teraba saat palpasi
Usia Lesi yang biasa Karakteristik
dijumpai
15-25 Fibroadenoma Bulat, mobile,
25-50 Kista tidak nyeri
    Lunak hingga
  Fibrocystic keras, bulat,
  changes mobile, kadang
  Kanker nyeri
> 50   Noduler,
  Kanker (kecuali ropelike
Kehamilan/menyusui jika tidak dapat Irregular,
dibuktikan) stelate, keras,
Lactating batas tidak
adenoma, kista, tegas
mastitis, kanker Irregular,
stelate, keras,
batas tidak
tegas
Irregular,
stelate, keras,
batas tidak
tegas

Anda mungkin juga menyukai