Anda di halaman 1dari 24

ANGIOEDEMA

Pembimbing : dr. A. Haykal Sp.KK, M.Kes


Oleh: Zakirah B F Alkatiri

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Universitas Yarsi – RSUD Cilegon
Periode 20 November – 23 Desember 2017
Definisi
Epidemiologi
Etiologi dan Klasifikasi
Etiologi dan Klasifikasi
Etiologi dan Klasifikasi
Angioedema yang Disebabkan oleh
 Histamin dan Bradikinin
Etiologi dan Klasifikasi
Histamine­mediated angioedema

Sumber utama histamine


• Sel mast dan basofil

Pelepasan histamin oleh basofil ataupun sel mast


• IgE mediated
• Non IgE mediated
Etiologi dan Klasifikasi
Histamine­mediated angioedema

IgE mediated histamine release


• Reaksi alergi  urtikaria + angioedema
• Hipersensitifitas tipe 1 (makanan atau obat)

Non IgE mediated histamine release


• Autoimun mediated angioedema
• Idiopatik mediated angioedema
• C3a dan C5a
• IgG antibody – IgE reseptor
• Injeksi kontras secara intravena
Etiologi dan Klasifikasi
Bradikinin­mediated angioedema

Angiotensin
Hereditary converting enzyme Idiopathic
angioedema (HEA) (ACE) Inhibitir angioedema
induced angioedema
Etiologi dan Klasifikasi
Mediator lain

Selain sel mast, banyak komponen seluler lainnya (misalnya


makrofag, sel dendritik, limfosit, monosit, eosinofil, dan sel
endotel) terlibat dalam patogenesis angioedema.

Sel-sel tersebut berkontribusi pada pematangan dan pengaktifan


sel mast dan basofil sehingga memberi pengaruh pada pelepasan
histamin.

Pelepasan zat vasoaktif menyebabkan vasodilatasi sel endotel, serta


kontraksi otot polos usus, yang pada akhirnya bermanifestasi dalam
presentasi klinis umum penyakit ini.
Etiologi dan 
Klasifikasi
Patogenesis

Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler


• Akibat pelebasan mediator (IgE–Mediated)

Peningkatan
permeabilitas
vascular udem

Terjadinya plasma
ekstravasasi ke
dalam intersisial
Manifestasi Klinik
Edema terjadi pada retikular dermis dan subkutan

Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri yang tidak selalu


disertai gejala pruritic
• karena serat saraf tipe c lebih sedikit jumlahnya pada
dermis bagian dalam. Rasa nyeri dan terbakar yang
lebih nyata

Angioedema sering terjadi pada

• Wajah (kelopak mata, bibir, dan lidah), lidah  sulit


berbicara
• Faring  sulit menelan
• Laring  sulit bernapas
• Ekstremitas  nyeri
Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinik
DIAGNOSIS
Tatalaksana

Oedem laring
• Epinefrin
• Menjaga patensi jalan napas  intubasi

Identifikasi factor pemicu, untuk dihindari dikemudian hari


• Alergi makanan
• Obat-obatan
• Faktor fisik (eg, vibrations, cold or heat, or pressure)
• Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
• Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors
Tatalaksana 

Hindari pemakaian ace inhibitor

Gunakan asam treneksamat untuk angioedema yang resisten


terhadap antihistamin

Pemberian kortikosteroid oral jangka pendek

Pemberian anti histamine jangka panjang jika urtikaria nya tidak


dominan
Tatalaksana 
urtikaria/angioedema 
Antihistamin
• H1 blocker : hidroksizin, terfenadin, loratadin, cetirizine,
fexofenadine
Mengontrol kebanyakan urtikaria kronik
• Fexofenadine 180 mg/ hari atau loratadin 10-20 mg/hari
• Jika gagal  berikan kombinasi H1 dan H2 blocker
(cimetidine/ranitidine) dapat disertai ataupun digunakan pemakaian
tunggal mast cell stabilizing agent (ketotifen)

Urtikaria berat disertai kecemasan dan depresi


• Antidepresan trisiklik, ex Doxepin
Tatalaksana

Prednison
• urtikaria akut yang disertai angioedema
• angioedema–urticaria–eosinophilia syndrome.

Danazol atau Stanozolol


• Terapi jangka panjang untuk HEA
• Efek samping: hirsutisme, gangguan menstruasi

Siklosporin
• chronic idiopathic atau autoimmune urticaria yang tidak respon dengan
antihistamin
• Jika terdapat kontraindikasi kortikosteroid (hipertensi, diabetes, dll)
• Jika terdapat efek samping
Tatalaksana
Prognosis

Prognosis angioedema tergantung kepada


etiologinya
• Jika penyebabnya dapat diidentifikasi dan
dihindari maka angioedema dapat dicegah
• Angioedema dengan penyebab yang tidak dapat
diidentifikasi memiliki gejala klinis yang bervariasi
mulai dari ringan hingga berat, beberapa hari
hingga tahunan, serta responnya terhadap terapi
kurang dapat diprediksi
• HEA membutuhkan terapi jangka panjang
• AAE, prognosis tergantung terhadapt respon
terapi dan penyakit dasarnya
Daftar Pustaka

Wolff K, Johnson RA, and Saavedra AP. 2013. Fitzpatrick’s Color Atlas and
Synopsis Of Clinical Dermatology, Seventh Edition. McGraw-Hill: New York

Kaplan AP. 2012. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, Eighth


Edition; Chapter 38: Urticaria and Angioedema. McGraw-Hill: New York

Henry H. 2017. Angioedema. Available at:


https://emedicine.medscape.com/article/135208-overview#a6

Powell RJ. BSACI guideline for the management of chronic urticaria and
angioedema. Clinical & Experimental Allergy, 2015 (45) 547–565.

Anda mungkin juga menyukai