1. DM tipe 1
2. Diabetes tipe 2
3. Maturity onset diabetes of the young (
MODY)
Etiologi
1. Faktor Genetik.
2. Faktor autoimune
Patofisiologi
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Glukosa darah : meningkat 100 – 200 mg/dl
atau lebih.
b. Aseton plasma : positif secara menyolok.
c. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol
meningkat.
d. Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya
kurang dari 330 m osm/l.
e. Elektrolit
Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun.
Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya
akan menurun.
Fosfor : lebih sering menurun
f. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama
hidup SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan DKA
dengan control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan
insiden ( mis, ISK baru)
g. Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 ( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
h. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis :
hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
i. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan
fungsi ginjal)
j
j. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan
adanya pancreatitis akut sebagai penyebab dari DKA.
k. Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai
tidak ada ( pada tipe 1) atau normal sampai tinggi ( pada
tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/
gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen).
Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap
pembentukan antibody . ( autoantibody)
l. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone
tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan
akan insulin.
m. Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas
mungkin meningkat.
n. Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada
saluran kemih, infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis meningkat,
hiperglikemia, diare, muntah, poliuria, evaporasi.
2.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
defisiensi insulin/penurunan intake oral : anoreksia, mual,
muntah, abnominal pain, gangguan kesadaran/hipermetabolik
akibat pelepasan hormone stress, epinefrin, kortisol, GH atau
karena proses luka.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka (
trauma ).
4. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi leukosit/
gangguan sirkulasi.
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
energi, perubahan kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan
kebutuhan energi, infeksi, hipermetabolik.
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.
7. Kurang pengetahuan mengenai penyakitnya, prognosis penyakit
dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kesalahan
interprestasi (Doengoes, 2001)
KASUS
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dirawat di Bangsal Anak
Rs baru saja didiagnosis Diabetes Melitus tipe 1. Hasil anamnesis
kurang lebih 1 bulan ini anak mengeluh badan sering lemas,
merasa banyak makan, banyak minum, banyak kencing, tetapi
berat badannya turun . Ia juga mudah tersinggung, kurang fokus
ketika mengikuti pelajaran sekolah, merasa lelah, penglihatan
kabur, sakit kepala. Tanggal 15 April 2014 anak dibawa oleh
keluarga ke poli Umum RS X dan dilakukan pemeriksaan. Dari
hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB: 25 kg, berat badan
sebelumnya 1 bln yang lalu 28 kg saat di timbang di sekolahnya,
PB: 135 cm, suhu: 37,4oC, nadi: 88x/menit. Respirasi: 20x/menit,
TD: 110/70 mmHg. Turgor kulit kembali segara, kulit kering,
membrane mukosa lembab. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan: Hb: 11,2gr/dl, Hematokrit: 30%, eritrosit:
4,0(x106/uL), trombosit: 210000/mm3, leukosit: 9.500/uL,
glukosa darah 300mg/dl, Hba 1 c 6,5 % Kalium : 3,50 meq,
natrium : 133 meq, klor : 100 meq.
Dari dokter dikonsulkan ke dokter internis dan mendapat
terapi/instruksi medis yang diberikan saat ini : cek gula darah
2x/hari, insulin 3x4 unit sebelum makan disarankan untuk MRS.
Orang tua mengatakan bahwa mereka sangat terkejut
dan tidak percaya ketika anaknya didiagnosa Diabetes
Melitus tipe 1, padahal tidak ada anggota keluarga
yang menderita Diabetes Melitus. Mereka mengatakan
tidak paham tentang Diabetes Melitus tipe 1 dan cara
perawatannya terutama setelah pulang dari Rumah
Sakit. Orang tua khawatir memikirkan masa depan
anaknya. Keluarga setuju untuk dirawat di RS X Jam
18.00 pasien di pindahkan di ruang bangsal.
PENGKAJIAN
Tanggal MRS : 15 April 2014 jam MRS :15.00 WIB
Tanggal pengkajian : 15 April 2014 jam :18.00 WIB
Diagnosa masuk : Diabetes Melitus tipe 1
No Reg/RM : 1234xxx
1. Identitas
Nama : An. T
Umur : 10 tahun.
Jenis kelamin : Laki- lak
Status : Pelajar
Suku : Jawa
Agama : Islam.
Alamat : Jl. H.
Pendidikan : SD
Penanggungjawab : Askes
BB : 25 kg.
TB : 135 cm.
Identitas Orang tua :
Ayah Ibu
Nama : Tn. A Nama : Ny. B
Usia : 38 th Usia : 34 th
Alamat : Surabaya Alamat : Surabaya
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : ibu
rumah tangga
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Sumber Data : orang tua
Keluhan Utama
Anak mengatakan merasa badan lemas,haus, dan sering kencing.