Anda di halaman 1dari 44

OLEH

ANITA G BAUNSELE ( 201402058 )


INDARTI DWI NINGSIH ( 201402069)
Definisi
1. Diabetes Melitus adalah penyakit kronis umum yang di
temukan pada anak da remaja (Kyle, T., Carmen, S:2015)

2. Diabetes merupakan gangguan metabolik yang di tandai


oleh hyperglikemia (Kenaikan kadar glukosa serum)akibat
kurangnya hormon insulin, menurunnya efek insulin atau
keduanya ( Mayer, 2013 )
Ada 3 jenis Diabetes melitus yang di kenal
menurut (American Diabetes Association,
1998 )

1. DM tipe 1
2. Diabetes tipe 2
3. Maturity onset diabetes of the young (
MODY)
Etiologi
1. Faktor Genetik.
2. Faktor autoimune
Patofisiologi

Insulin di perlukan untuk menunjang metabolisme karbohidrat, lemak, dan


protein, terutama dengan memfasilitasi masuknya zat ini ke dalam sel, dengan
pengecualian sel syaraf dan jaringan pembuluh darah. Karena terjadi defisiensi
insulin, glukosa tidak mampu memasuki sel, dan konsentrasinya di dalam
darah meningkat (hyperglikemi). Peningkatan konsentrasi glukosa
menghasilkan gradian osmotik yang menyebabkan pergerakan cairan tubuh
dari ruang intra seluler menuju ruang extra seluler, dari ruang extra seluler
cairan tubuh di keluarkan /di eksekresikan oleh ginjal. Apabila kadar glucosa
serum melebihi ambang ginjal (kurang lebih 180 mg/dl ) glucosa meluap ke
dalam urine ( glikosuria ), di sertai dengan perpindahan air secara osmotik (
poliuria) suatu tanda khas utama diabetes. Kehilangan cairan melalui urine
menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsia) yang di amati pada
diabetes. Pengeluaran cairan akan menyebabkan deplesi zat kimia essensial
lainnya. Protein juga di buang selama defesiensi insulin. Karena glukosa tidak
mampu memasuki sel, protein di pecah dan dikonversi menjadi glukosa oleh
hati ( glukogenesis)glukosa ini kemudian berkontribusi terhadap terjadinya
giperglikemia. Karena kerbohidrat tidak di gunakan untuk menghasilkan
energi, tubuh menggunakan simpanan lemak dan protein untuk memenuhi
kebutuhan energinya. Mekanisme lapar di cetuskan , tetapi asupan makanan
yang mengikat ( polifagia ) memperberat masalah dengan semakin
meningkatkan kadar glucosa darah.
Mempersiapkan dan Menyuntikkan Insulin
Mempersiapkan insulin dosis tunggal
1. Cucilah tangan anda sampai benar-benar bersih.
2. Insulin diguling-gulingkan di antara kedua tangan,
agar larutan obat merata. Jangan sekali-kali mengocok
vial insulin tersebut.

3. Bila vial insulin ini masih baru, buka tutup berwarna,


tapi jangan angkat karet dan logam dibawahnya.
4. Bersihkan karet penutup vial insulin dengan alcohol
swab, atau kapas pembersih
yang telah dibasahi dengan air
hangat yang matang.

5. Buka penutup jarum suntik. Tariklah gagang semprit


alat suntik sampai ke garis yang menunjukkan ___ (X)
unit dosis anda.
6. Tusuk jarum suntik ke dalam vial dengan posisi tegak.
Tekan gagang semprit alat suntik perlahan agar udara
masuk ke dalam vial untuk memudahkan
mengeluarkan insulinnya.

7.Baliklah vial dan alat suntik secara perlahan, tariklah


gagang semprit alat suntik hingga ujungnya segaris
dengan ___ (X) unit.
8. Lihatlah insulin di dalam alat suntik tersebut. Apakah
ada gelembung-gelembung udara? Jika ada
gelembung-gelembung udara, doronglah gagang
semprit alat suntik untuk mengembalikan insulin ke
dalam vial. Kemudian tariklah lagi gagang semprit alat
suntik secara perlahan hingga segaris dengan dosis
anda. Ulangi tahap ini hingga tak ada lagi gelembung-
gelembung udara yang besar di dalam alat suntik.
9.Keluarkanlah alat suntik dari vial insulin. Pastikan
bahwa ujung gagang semprit alat suntik segaris
dengan ___ (X) unit. Bila perlu, anda dapat
menggunakan kaca pembesar untuk membantu anda
melihat garis-garis pada alat suntik dengan lebih jelas.
10.Tutup kembali jarum suntik bila insulin tidak segera
disuntikkan, agar jarum suntik tetap steril.
11. Sekarang insulin anda siap untuk disuntikkan
LOKASI PENYUNTIKAN INSULIN
Jaringan subkutis terdapat di semua bagian tubuh,
tetapi bagian-bagian berikut ini sangat baik untuk
tempat penyuntikan insulin karena terletak jauh dari
sendi-sendi, sistem urat syaraf dan pembuluh darah
besar:
1.Bagian luar lengan atas
2.Bagian samping dan depan paha
3. Punggung
4.Di atas pinggang bagian belakang
5. Di perut, kecuali daerah sekitar pusar dan pinggang
Komplikasi
1. Penyakit mikrovaskuler (Retinopati, nefropati, dan
neuropati)
2. Penyakit makrovaskuler.
3. Ketoasidosis diabetik
4. Kenaikan berat badan berlebihan
5. Ulserasi kulit
6. Gagal ginjal kronik
NILAI NORMAL GULA DARAH PADA ANAK
Nilai Gula Darah Normal
1. Gula darah puasa 70 – 100 mg/dl
2. Gula darah 2 jam post prondial < 140 mg/dl
3. Gula darah sewaktu < 140 mg/dl.
Prinsip pengobatan DM
1. Tujuan pengobatan adalah mencegah komplikasi akut dan
kronis selain itu meningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Penanganan meliputi tim layanan kesehatan multi
disiplin, dengan anak dan keluarga sebagai bagian utama
untuk manejemen terapeutik.
3. Menciptakan kontrol glukosa sangat penting dalam
mengurangi resiko komplikasi jangka panjang yang
berkaitan dengan Diabetes.
4. Melakukan edukasi pada anak dan keluarga sehingga
mereka dapat menangani kondisi kronis secara mandiri.
5. Penanganan meliputi pemantauan glukosa darah:
penyuntikan insulin harian , dan /obat hipoglikemi, diet
yang realitik, progam latian,dan penanganan secara
mandiri dan ketrampilan pengambilan keputusan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas.
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, suku/bangsa.
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
Polifagia, Poliuria, Polidipsi, penurunan berat badan, frekuensi
minum dan berkemih. Peningkatan nafsu makan, penururan
tingkat kesadaran, perubahan perilaku.
b. Riwayat penyakit sekarang.
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya,
mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum
obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien
untuk menanggulangi penyakitnya.
c. Riwayat penyakit dahulu.
Diduga diabetes tipe 1 disebabkan oleh infeksi atau toksin
lingkungan seperti oleh virus penyakit gondok dan virus, oleh
agen kimia yang bersifat toksik, atau oleh sitotoksin perusak dan
antibodi.
d. Riwayat kesehatan keluarga.
Terutama yang berkaitan dengan anggota keluarga lain
yang menderita diabetes melitus. Riwayat kehamilan
karena stress saat kehamilan dapat mencetuskan
timbulnya diabetes melitus. Tingkat pengetahuan keluarga
tentang penyakit diabetes melitus. Pengalaman keluarga
dalam menangani penyakit diabetes melitus.
Kesiapan/kemauan keluarga untuk belajar merawat
anaknya.Koping keluarga dan tingkat kecemasan.
e. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
Usia, tingkat perkembangan, toleransi / kemampuan
memahami tindakan, koping, pengalaman berpisah dari
keluarga / orang tua, pengalaman infeksi saluran
pernafasan sebelumnya.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : Meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan,
tingkat kesadaran kualitatif atau GCS dan respon verbal klien.
b. Pemeriksaan Head to toe:
- Kepala : Kaji bentuk kepala, keadaan rambut bersih atau kotor, wajah adakah
luka atau lesi.
- Mata : Mata simetris atau tidak , kaji adakah pandangan kabur, mata ikterus
atau tidak.
- Telinga : Telinga kadang-kadang berdenging, adakah polip, serumen, adakah
gangguan pendengaran.
- Hidung : simetris atau tidak, adakah polip, nyeri tekan atau tidak.
- Mulut : Bibir pucat, membrane mukosa kering, dehidrasi, gigi karies atau tidak,
gigi mudah goyah, lidah bersih atau kotor, adakah stomatitis, gusi mudah
bengkak adakah perdarahan atau tidak.
- Thorak : Bentuk dada simetris, bunyi jantung normal teratur dan terdengar
dimana ics 4-5, tidak ada ronkhi, wheezing ataupun mur- mur.
- Abdomen : ada atau tidaknya benjolan / massa, adakah mual, muntah,
anoreksia, atau juga kesulitan saat menelan, adakah distended pada abdomen
atau tidak, bising usus 5- 35x/menit.
- Getalia : BAB ada/ tidaknya konstipasi, BAK ada/tidaknya inkontinensia urin ,
ada/ tidaknya rasa panas atau sakit saat berkemih.
- Ektrimitas atas dan ekstrimitas bawah : Simetris, tidak/ ada gangguan
pergerakan, tidak/ ada oedema atau luka.
5. Psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan
emosi yang dialami penderita sehubungan dengan
penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap
penyakit penderita.

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Glukosa darah : meningkat 100 – 200 mg/dl
atau lebih.
b. Aseton plasma : positif secara menyolok.
c. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol
meningkat.
d. Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya
kurang dari 330 m osm/l.
e. Elektrolit
Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun.
Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya
akan menurun.
Fosfor : lebih sering menurun
f. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama
hidup SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan DKA
dengan control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan
insiden ( mis, ISK baru)
g. Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3 ( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
h. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis :
hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
i. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan
fungsi ginjal)
j
j. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan
adanya pancreatitis akut sebagai penyebab dari DKA.
k. Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai
tidak ada ( pada tipe 1) atau normal sampai tinggi ( pada
tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/
gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen).
Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap
pembentukan antibody . ( autoantibody)
l. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone
tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan
akan insulin.
m. Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas
mungkin meningkat.
n. Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada
saluran kemih, infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis meningkat,
hiperglikemia, diare, muntah, poliuria, evaporasi.
2.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
defisiensi insulin/penurunan intake oral : anoreksia, mual,
muntah, abnominal pain, gangguan kesadaran/hipermetabolik
akibat pelepasan hormone stress, epinefrin, kortisol, GH atau
karena proses luka.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka (
trauma ).
4. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan fungsi leukosit/
gangguan sirkulasi.
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
energi, perubahan kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan
kebutuhan energi, infeksi, hipermetabolik.
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan.
7. Kurang pengetahuan mengenai penyakitnya, prognosis penyakit
dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kesalahan
interprestasi (Doengoes, 2001)
KASUS
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dirawat di Bangsal Anak
Rs baru saja didiagnosis Diabetes Melitus tipe 1. Hasil anamnesis
kurang lebih 1 bulan ini anak mengeluh badan sering lemas,
merasa banyak makan, banyak minum, banyak kencing, tetapi
berat badannya turun . Ia juga mudah tersinggung, kurang fokus
ketika mengikuti pelajaran sekolah, merasa lelah, penglihatan
kabur, sakit kepala. Tanggal 15 April 2014 anak dibawa oleh
keluarga ke poli Umum RS X dan dilakukan pemeriksaan. Dari
hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB: 25 kg, berat badan
sebelumnya 1 bln yang lalu 28 kg saat di timbang di sekolahnya,
PB: 135 cm, suhu: 37,4oC, nadi: 88x/menit. Respirasi: 20x/menit,
TD: 110/70 mmHg. Turgor kulit kembali segara, kulit kering,
membrane mukosa lembab. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan: Hb: 11,2gr/dl, Hematokrit: 30%, eritrosit:
4,0(x106/uL), trombosit: 210000/mm3, leukosit: 9.500/uL,
glukosa darah 300mg/dl, Hba 1 c 6,5 % Kalium : 3,50 meq,
natrium : 133 meq, klor : 100 meq.
Dari dokter dikonsulkan ke dokter internis dan mendapat
terapi/instruksi medis yang diberikan saat ini : cek gula darah
2x/hari, insulin 3x4 unit sebelum makan disarankan untuk MRS.
Orang tua mengatakan bahwa mereka sangat terkejut
dan tidak percaya ketika anaknya didiagnosa Diabetes
Melitus tipe 1, padahal tidak ada anggota keluarga
yang menderita Diabetes Melitus. Mereka mengatakan
tidak paham tentang Diabetes Melitus tipe 1 dan cara
perawatannya terutama setelah pulang dari Rumah
Sakit. Orang tua khawatir memikirkan masa depan
anaknya. Keluarga setuju untuk dirawat di RS X Jam
18.00 pasien di pindahkan di ruang bangsal.
PENGKAJIAN
Tanggal MRS : 15 April 2014 jam MRS :15.00 WIB
Tanggal pengkajian : 15 April 2014 jam :18.00 WIB
Diagnosa masuk : Diabetes Melitus tipe 1
No Reg/RM : 1234xxx
1. Identitas
Nama : An. T
Umur : 10 tahun.
Jenis kelamin : Laki- lak
Status : Pelajar
Suku : Jawa
Agama : Islam.
Alamat : Jl. H.
Pendidikan : SD
Penanggungjawab : Askes
BB : 25 kg.
TB : 135 cm.
Identitas Orang tua :
Ayah Ibu
Nama : Tn. A Nama : Ny. B
Usia : 38 th Usia : 34 th
Alamat : Surabaya Alamat : Surabaya
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : ibu
rumah tangga
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Sumber Data : orang tua
Keluhan Utama
Anak mengatakan merasa badan lemas,haus, dan sering kencing.

Riwayat Kesehatan Sekarang


Kurang lebih 1 bulan ini anak mengeluh badan sering lemas,
merasa banyak makan, banyak minum, banyak kencing, tetapi
berat badannya turun . Ia juga mudah tersinggung, kurang fokus
ketika mengikuti pelajaran sekolah, merasa lelah, penglihatan
kabur, sakit kepala. Tanggal 15 April 2014 anak dibawa oleh
keluarga ke poli Umum RS X dan dilakukan pemeriksaan. Dari
hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB: 25 kg 1 bln sebelumnya
BB 28 kg, PB: 135 cm, suhu: 37,4oC, nadi: 88x/menit. Respirasi:
20x/menit, TD: 110/70 mmHg, kulit kering, membrane mukosa
pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb:
11,2gr/dl, Hematokrit: 30%, eritrosit: 4,0(x106/uL), trombosit:
210000/mm3, leukosit: 9.500/uL, glukosa darah 300mg/dl. Dari
dokter dikonsulkan ke dokter internis dan mendapat
terapi/instruksi medis yang diberikan saat ini : cek gula darah
2x/hari, insulin 3x4 unit sebelum makan dan disarankan untuk
MRS.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengungkapkan anak hanya sakit panas, batuk pilek
biasa dan akan membaik setelah diberikan obat panas
batuk pilek di toko obat dekat rumah.
5. Riwayat keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang
menderita Diabetes Melitus.
6. Data psikososial : Anak. T tinggal bersama dengan orang
tuanya. Kegiatan di rumah anak saat, berkumpul dengan
teman sebayanya mudah tersinggung. Anak kurang
konsentrasi dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Orang
tua mengatakan bahwa mereka sangat terkejut dan tidak
percaya ketika anaknya menderita Diabetes Melitus tipe 1.
Orang tua khawatir memikirkan masa depan anaknya.
1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Anak lemas dan terbaring di tempat tidur.
2. Pemeriksaan Head to toe :
- Kepala : Bentuk kepala baik, kulit kepala bersih, rambut bersih,
tidak ada lesi, wajah simetris.
- Mata : Mata simetris, pandangan kabur, mata tidak ikterus.
- Telinga : Telinga tidak ada polip, lesi, atau serumen
- Hidung : simetri, tidak ada polip,tidaka ada lesi, tidak nyeri
tekan
- Mulut : Bibir pucat, membran mukosa kering, dehidrasi, gigi
tidak karies atau tidak mudah goyah, lidah bersih, tidak
stomatitis, gusi tidak bengkak , tidak ada perdarahan
- Thorak : Bentuk dada simetris, bunyi jantung normal teratur
dan terdengar dimana ics 4-5, tidak ada ronkhi, wheezing
ataupun mur- mur.
- Abdomen : tidak ada benjolan / massa, mual, muntah,
anoreksia, juga kesulitan saat menelan, tidak distended pada
abdomen, bising usus 30x/menit.
- Getalia : Tidak ada kelainan.
- BAB lancar tidak ada konstipasi, frekuensi di rumah 1
kali/ hari, dirumah sakit belum terkaji.
BAK dirumah terus- menerus, frekuensi 10- 15 kali,
produksi banyak.
Dirumah sakit saat dikaji sudah kencing 3 kali,
produksi tiap kencing 200 cc, tidak ada rasa panas atau
sakit saat berkemih.
- Ektrimitas atas dan ekstrimitas bawah : Simetris, tidak
ada gangguan pergerakan, tidak ada oedema atau luka.
5 5
5 5
Pemeriksaan Diagnostik
1. Glukosa 300 mg/dl
2. Hba 1 c 6,5 %
3. Kalium : 3,50 meq
4. Natrium : 133 meq
5. Klor : 100 meq
6. Hb: 11,2gr/dl,
Terapi yang di berikan :
1. Infus NaCl 0,9% 1000 ml/24 jam
2. Injeksi insulin 3 x 4unit SC tiap sebelum
makan
3. Diet DM
4. Cek gula darah 2x/ hari , pagi dan sore
1.docx
2.docx

Anda mungkin juga menyukai